Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN

STRUKTUR EKONOMI”

Dosen : Nandang Bekti, SE,MM

Kelompok 2 :

1. Ella Sita D (173004)

2. Nurul Kaesarani (173008)

3. Yoana (173011)

Sekolah tinggi ilmu ekonomi muhammadiyah


Cilacap
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah

PEREKONOMIAN INDONESIA tentang “ Pertumbuhan dan Perubahan Struktur

Ekonomi Indonesia”.

Kami, selaku penulis ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan

oleh dosen pengampu matakuliah Perekonomian Indonesia Ibu Nandang Bekti, SE,

MM

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuannya kepada penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat

diperlukan dari rekan-rekan yang membaca, demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membaca dan khususnya bagi penulis.

Cilacap , 20 Oktober
2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Didalam garis besar haluan negara (GBHN) dinyatakan secara eksplisit bahwa

pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan

nasional dengan tujuan utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan ekonomi yang lebih serius dan terencana baik di indonesia baru di

mulai sejak pelaksanaan rencana pembangunan 5 tshun pertama tahun 1969,dan

proses berjalan mulus hingga krisis ekonomi menerjang indoensia tahun

1997/1998.

Baru pada krisis ekonomi terjadi pembangunan ekonomi di Indonesia terhenti

bahkan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)mengalami negatif tahun 1998

(tambunan,2011a).

Walaupun bukan suatu indikator yang bagus tingkat kesejahteraan masyarakat

dilihat dari aspek ekonominya, dapat diukur dengan pendapatan nasional (PN)

perkapita. Untuk dapat meningkatkan PN pertumbuhan PDB dan menjadi salah

satu target penting yang harus dicapai dalam pertumbuhan ekonomi.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana konsep pertumbuhan ekonomi ?

b. Bagaimana struktur ekonomi di indonesia ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pertumbuhan Ekonomin

1. Konsep dan cara penghitungan

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi

utama atau suatu kehursan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan. Jumlah penduduk bertambah setiap tahun,sehingga

dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun,

maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.

Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran ,pertumbuhan

penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber

pendapatan).

Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanyabisa

dicapai dengan peningkatan output agregat ( barang dan jasa) atau PDB yang terus

menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah

penambahan PDB yang berarti peningkatan PN.

Ada dua arti dari PN yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.

Dalam arti sempit PN adalah PN sedangkan dalam arti luas PN dapat merujuk

PDB atau merujuk ke produk nasional bruto(PNB), atau ke produk nasional netto

(PNN).

Standar perhitungan PN diawalin dengan perhitungan PDB.hubungan PDB san

PN dapat dijelaskan melalui beberapa persamaan sederhana sebagai berikut.


PNB = PDB + F (3.1)

PNN= PNB – D (3.2)

PN = PNN – Ttl (3.3)

Dimana :

F = pendapatan netto atas faktor luar negri

D = penyusutan

Ttl =pajak tak langsung netto (variabel-variabel lainnya telah dijelaskan

didalam teks)

2. Sumber – sumber Pertumbuhan

Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat

atau pertumbuhan penawaran agregat. Dari sisi permintaan agregat

peningkatannya didalam ekonomi bisa terjadi karena PN yang terjadi atas

permintaan masyarakat(konsumen), perusahaan, dan pemerintah, meningkat.

Sisi permintaan agregat didalam suatu ekonomi bisnis bisa digambarkandalam

suatumodel ekonomi makro sederhana sebagai berikut:

Y = C+I+G+X-M (3.8)

C= Cy + Ca (3.9)

I= -ir + la (3.10)

G= Ga (3.11)

X= Xa (3.12)

M = My + Ma (3.13)

Persamaan (3.8) menggambarkan keseimbangan antara penawaran agregat (total

output/PDB) dan permintaan agregat yang terdiri atas empat komponen tersebut.

Persamaan (3.9) adalah besarnya konsumsi rumah tangga yang ditentukan oleh

tingkat pendapatan dan faktor otonom (tidak bergantung pada tingkat / perubahaan
pendapatan),c adalah koefisiensi konsumsi(marginal propensity to

comsume;MPC) dengan nilai positif anatara 0 dan 1 yang artinya semakin tinggi

pendapatan semakin besar pengeluaran konsumsi rumah tangga. Persamaan (3.10)

menunjukka nilai atau jumlah investasi ( misalnya dalam jumlah proyek) sangat

ditentukan oleh tingkat suku bunga (i) di dalam negri selain itu sejumlah faktor

lain yang bersifat otonom (Ia). Persamaan (3.11) adalah pengeluran pemerintah

yang sifatnya otonom: besar-kecilnya pengeluaran pemerintah ditentukan oleh

faktor-faktor lain ( diantarnya faktor politik) diluar model tersebut.

Persamaan (3.12) adalah negara kecil dilihat dari pangsa dagangan luar negerinya

di dalam jumlah volume perdagangan dunia, maka pertumbuhan ekspor indonesia

lebih ditentukan oleh faktor-faktor eksternal diluar pengaruh Indonesia seperti

permintaan dinegara-negara tujuan ekspor. Persamaan (3.13) menggambarkan

bahwa impor ditentukan oleh tingkat pendapatan di dalam negeri, selain juga oleh

faktor otonom.

3. Analisi empiris.

a. Era Orde Baru: Indonesia Calon ‘ Macan Asia ‘ Baru ?

Melihat kondisi pembangunan ekonomi indonesia selama

pemerintahan orde baru (sebelum terjadi krisis keuangan asia 1997/1998),

dapat dikatakan bahwa indonesia telah mengalami proses pembangunan

ekonomi yang spektakuler, paling tidak pada tingkat makro (agregat).

Keberhasilan ini dianggap banyak kalangan sebagai pestasi paling besar dan

pemerintah orde baru dibawah kepemimpinan Presien Soeharto. Bahkan

pencapaian yang cermelang ini sampai membuat Bank Dunia menobatkan

Indonesia bersama-sama dengan Malaysia ,Thailand sebagai “Macan Asia”

baru.
Macam Asia yang sudah ada waktu itu diluar Jepangadalah, Korea

Selatan, Hongkong (sekarang menjadi HK-Cina, karena sudah masuk menjadi

bagian dari negara Cina), Taiwan( atau Cina-Taipe, karena Cina menggapnya

sebagai salah satu provisinya), dan singapura. Keberhasilan ini dapat diukur

dengan sejumlah indikator ekonomi makro.

Dua diantaranya yang umum digunakan adalah laju pertumbuhan PDB

per tahun dan tingkat PN per kapita. Laju PDB Indonesia rata-rata per tahun

sekitar 7 persen hingga 8 persen.prestasi ini membuat indonesia sebagai salah

satu negara di ASEAN dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.

b. Era Reformasi Hingga Kabinet Kerja Jokowi

Sejak berakhirnya krisis keuangan asia 1997-1998 hingga tahun 2014

indonesia masih dilanda krisis dua kali yang semuanya bersumber dari luar

yakni krisis ekonomi global pada periode 2008-2009 yang berasal dari krisis

keuangan AS, dan krisis zona Euro pada periode 2010-2012 yang

disebabkanoleh krisis utang luar negeri (ULN) disejumlah negara anggota Uno

Eropa (UE).

Walaupun indonesia terus dilanda banyak masalah baik sumber dari

dalam negeri seperti korupsi yang cenderung semakin dasyat, goncang-

gancing politik dan sosial, demostrasiburuh yangmenuntut kenaikan upah dan

banyak tuntutan lainnyaterkait dengan kesejahteraan buruh yang dalam

beberapa tahun belakangan sejak tumbangnya era orde baru cenderung

semakin milion, isu teroris yang tidak pernah hilang, banyaknya kebijakan

ekonomi yang kontroversial atau yang kelihatan tidak ‘pro rakyat’ atau ‘pro

miskin’ seperti kebijakan subsidi BBM dan penenaan pajak 1 persen terhadap

omset UMKM , serta tidak adanya penegakan hukum tegas dalam banyak
aspek kehidupan masyarakat sehari-hari (misalnya terhadap perusahaan-

perusahaan yang tidak patut terhadap peraturan upah minimum).

c. Prospek 2014 ke depan

Ditentukan secara simultan oleh dua kelompok faktor yakni faktor

global dan faktor dalam negeri .

Kelompok faktor dalam negeri selanjutnya bisa dibagidalam dua sub

kelompok yakni kebijakan (kebikan fiskal, kebijakan moneter,kebijakan

investasi, kebijakan pengupahan,kebijakan harga, dan kebijakan-kebijakan

lainnya yang memperngaruhi secara langsung maupun tidak langsung kinerja

dari perusahaan-perusahaan didalam negeri) dan sub kelompok non kebijakan.

Yang terakhir ini terdiri atas sub kelompok faktor-faktor internal peusahaan

yang menentukan kapasitas produksi dan kemampuanbersaingnya dan sub

kelompok faktor-faktor eksternal perusahaan (diluar pengaruh dari

perusahaan) ,seperti infrastruktur,logistik,kualitas SDM, akses ke modal,

teknologi dan informasi, stabilitas politik dan sosial, dll.

Hubungan antara dua keelompok gblobal dengan faktir dalam negeri

bersifat komplementer, bukan substitusi. Artinya walaupun faktor-faktor

dalam negri kondusif misalnya kebijakan ekonomi pro bisnis atau pro

pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat namun kelompok faktor-faktor global

tidak kondusif misalnya perekonomian global mengalami resesi yang

mengakibatkan permintan global terhadap eskpor indonesia merosot,

perekonomi indosneia tidak akan tumbuh, sperti yang diharapkan/dtargetkan.

B. Perubahan Struktur Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan PDB akan


membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi

tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang

didominasi oleh sektor-sektor non primer, khususnya industri manufaktur dengan

increasing return to sale (relasi positif antara pertumbuhan output dan pertumbuhan

produktivitas)yang dinamis sebagai motor utama penggerak pertumbuhan

ekonomi(weiss 1998).

1. Sumber-sumber perubahan

Menurut chenery (1992) proses transformasi struktural akan mencapai

tarafnya yang paling cepat bila pergeseran pola permintaan domestik ke arah

output industri manufaktur diperkuat oleh perubahanyang serupa dalam komposisi

perdagangan luar negeri atau exspor sebagaimana yang terjadi dikelompok NICs

seperti korea selatan, taiwan, singapura, dan hongkong-cina.

Berdasarkan model ini , kenaikan produksi sektor industri manufaktur dintayakan

sama besarnya dengan jumlah dari empat faktor berikut:

a. Kenaikan permintaan domestikyang memuat permintaan langsung untuk

produk industri manufaktur plus efek tidak langsung dari kenaikan permintaan

domestik untuk produk sektor-sektorlainya terhadap sektor industri

manufaktur.

b. Peluasan ekspor (pertumbuhan dan diverisifikasi) atau efek total dari kenaikan

jumlah ekspor terhadap produk industri manufaktur.

c. Substitusi impor, atau efek total dari kenaikan proporsi permintaan ditiap

sektor yang dipenuhi lewat produksi domestik terhadap output industri

manufaktur
d. Perubahaan teknologi atau efek total dari perubahaan koefisien input-output(a)

di dalam perekonomian akibat kenaikan upah dan tingkat pendapatan terhadap

sektor industri manufaktur.

Transformasi strukturan dapat dilihat pada perubahaan pangsa nilai output

atau NTB dari setiap sektor didalam pembentukan PDB atau PN. Berdasarkan

hasil studi dari chenery dan syrquin tersebut, perubahan struktur ekonomi

periode jangka panjang meningkatkan ciri-ciri kontribusi output dari pertanian

terhadap pembetukan PDB mengecil, sedangkan pangsa PDB dari industri

manufaktur dan jasa mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan PDB

atau PN per kapita.

Didalam kelompok NSB banyak negara yang juga mengalami transisi

ekonomi yang pesat dalam tiga dekade terakhir ini, walaupun pola dan

prosesnya berbeda antarnegara. Variasi ini disebabkan oleh perbedaanantar

negara dalam sejumlah faktor-faktor internal berikut ini.

a. Kondisi dan struktur awal ekonom dalam negeri. (basis ekonomi). Suatu

negara pada awal pembangunan ekonomi/ industrialisasinya sudah

memiliki industri-industri dasar, seperti mesin,besi,dan baja yang relatif

kuat akan mengalami proses industrialilasasiyang lebih pesat/cepat

dibandingkan negara yang hanya memiliki industri-industri ringan, seperti

tekstil,pakaianjadi, alas kaki, makanan dan minuman.

b. Besarnya pasar dalam negeri. Biasanya pasr domestik ditentukan oleh

kombinasi antara jumlah populasi dan tingkat pendapatan rill per kapita.

c. Pola distribusi pendapatan. Faktor ini sangat mendukung faktor pasar

diatas . walaupun tingkat pendapatan rata-rata per kapita naik pesat, tetapi

kalau distribusinya sangat pincang kenaikan pendapatan tersebut tidak


terlalu berarti bagi pertumbuhan industri-industri selain industri-industri

barang sederhana,seperti makanan dan minuman,sepatu dan pakaian jadi

(tekstil).

d. Karakteristik dari industrialisasi, misalnya cara pelaksanaan atau strategi

pengembangan industri yang diterapkan, jenis industri yang di

unggulkan ,pola pembangunanindustri, dan insentif yang diberikan.

e. Keberadaan SDA. Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya SDA

mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat

melakukan industrialisasi, atau tidak berhasil melakukan diversifikasi

ekonomi (perubahan struktur) daripada negara yang miskin SDA.

f. Kebijakan perdagangan luar negeri .fakta menunjukan bahw dinegara yang

menerapkan kebijakan ekonomi tertutup (inword looking), pola dan hasil

industrialisasinya berbeda dibandingkan dinegara-negara yang

menerapkan kebijakan ekonomi terbuka (outward looking).

2. Analisis Empiris

Kalau dilihat sejak awal era pemerintahan orde baru hingga sekarang dapat

dikatakan proses perubahan struktur ekonomi indonesia cukup pesat. Pada tahun

1970 nilai output atau nilai tambah bruto (NTB) dari sektor pertanian, peternakan,

kehutanan dan perikanan menyumbang sekitar 45 persen terhadap pembentukan

PDB pada dekade 1990-an sudah dibawah 20 persen. Sedangkan sumbangan

output dari industri pengolahan terhadap pembentukan PDB terus mengalami

peningkatan setiap tahun yang pada tahun 2006 tercatat sekitar 28 persen.

Perkembangan ini jelas mencerminkan ekonomi nasional telah mengalami suatu

perubahan secara struktural dalam 3 dekate belakangan ini yang cenderung akan

berlangsung terus.
Namun dalam beberapa tahun belakangan ini sumbangan output disketor

pertanian,pertenakan, kehutanan, dan perikanan terhadap pembentukan PDB

cenderung meningkat.

Bab III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Pembangunan ekonomi yang menekankan pertumbuhan dapat berjalan relatif degan

adanya kebijakan politik yang otoriter .

 SARAN

Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan

penjelasan sebagai berikut :

Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan sosial, politik,

dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi pertumbuhan ekonomi.

Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin terciptanya keamanan

dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian di dalam negeri. Ini
sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan

motor pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

 Tambunan, T.H Tulus . 2016 Perekonomian Indonesia . Bogor . Ghalia Indonesia

Anda mungkin juga menyukai