Oleh :
Sri Almunawarah
2015302193
19.C
Puji dan syukur penulis ucapkan karena atas berkat rahmat serta karunia-Nya penulis
dapat meyelesaikan makalah tugas mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi yang
berjudul “Nilai Dan Prinsip Anti Korupsi Dalam Mencegah Dan Mengatasi Terjadinya
Korupsi”.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada ibuk Drg.
Rahmi Fadhillah Putri,MH, selaku dosen mata kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan untuk menyelesaikan makalah ini. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
dikarenakan keterbatasan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Nilai-nilai Anti Korupsi..........................................................
B. Prinsip-prinsip Anti Korupsi...................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit
sudah sulit untuk disembuhkan. Korupsi dalam berbagai tingkatan sudah terjadi pada
hampir seluruh sendi kehidupan dan dilakukan oleh hampir semua golongan
masyarakat. Dengan kata lain korupsi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita
sehari-hari yang sudah dianggap biasa. Oleh karena itu, sebagian masyarakat
menganggap korupsi bukan lagi merupakan kejahatan besar. Jika kondisi ini tetap
dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat korupsi akan
menghancurkan negeri ini. Oleh karena itu, sudah semestinya kita menempatkan
korupsi sebagai musuh bersama (common enemy) yang harus kita perangi bersama-
sama dengan sungguh-sungguh.
Korupsi disebabkan oleh adanya 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi dari faktor individu,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Upaya pencegahan
korupsi pada dasarnya dapat dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan faktor
penyebab korupsi.
Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dari perbaikan faktor internal antara
lain, dengan menanamkan nilai-nilai yang mendukung terciptanya perilaku
antikoruptif. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian,
kemandirian, kedisiplinan, tanggung jawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian,
dan keadilan. Sementara itu untuk mencegah faktor eksternal setiap individu juga
harus memahami dengan mendalam prinsip-prinsip anti korupsi yang meliputi
akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan dalam
organisasi/individu/masyarakat. Oleh sebab itu, hubungan antara prinsip-prinsip dan
nilai-nilai anti korupsi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa saja nilai-nilai anti korupsi?
2. Apa saja prinsif-prinsif anti korupsi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai anti korupsi.
2. Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip anti korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
4. Kedisiplinan
Definisi kata disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan.
Dalam mengatur kehidupan baik akademik maupun sosial, diperlukan hidup
disiplin. Hidup disiplin bagi seorang siswa atau mahasiswa adalah dapat mengatur
dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan dengan sebaik- baiknya untuk
menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik maupun sosial.
Manfaat dari hidup disiplin adalah dapat mencapai tujuan hidup dengan
waktu yang lebih efisien. Disiplin juga membuat orang lain percaya dalam
mengelola suatu kepercayaan. Disiplin adalah kunci kesuksesan seorang
pemimpin. Disiplin bukanlah hal yang mudah namun dengan latihan yang terus
menerus dan komitmen dari diri sendiri terhadap perencanaan yang dibuat, maka
akan menimbulkan kebiasaan agar konsisten mengikuti perencanaan yang telah
dibuat. Contohnya dapat dimulai dari hal – hal yang sederhana yaitu mentaati
jadwal ibadah. Nilai kedisiplinan dapa diwujudkan antara lain dalam bentuk
kemampuan mengtur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan
ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung Jawab
Menurut kamus besar bahasa Indonesia bertanggung jawab adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh
dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan, dan sebagainya). Tanggung jawab
adalah menerima segala sesuatu dari sebuah perbuatan yang salah, baik itu
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang
telah di lakukan. Tanggung jawab juga merupakan suatu pengabdian dan
pengorbanan. Maksudnya pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang,
norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Untuk melatih tanggung jawab seorang individu harus berlatih untuk
melakukan hal- hal kecil seperti:
1. Patuh, patuhilah segala aturan yang diterapkan di di rumah di tempat umum
yang tertulis maupun yang tak tertulis, seperti jangan buang sampah sembarangan,
dan berikutnya patuhilah nasihat orang tua atau guru jika melakukan kesalahan.
2. Mengerjakan setiap tugas yang diberikan orang tua, guru, ataupun tugas dari
teman- teman yang dipercayakan kepada diri kita, jangan menunda pekerjaan dan
mencari kambing hitam jika melakukan kesalahan dalam mengerjakan tugas,
karena inti dari tanggung jawab yang sebenarnya yaitu harus bersifat amanah.
3. Amanah terhadap jabatan yang diberikan, misalnya kepada ketua Osis ketua
kelas, bahkan ketua DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) memiliki kewajiban yang
sama yaitu menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, dan bertanggung jawab
atas bawahannya dan tentunya tugasnya sendiri.
Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk
belajar sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai yang baik, mengerjakan
tugas akademik dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.
6. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Kata ”kemauan”
menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya
kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan, dan pantang mundur. Bekerja keras merupakan hal yang penting guna
tercapainya hasil yang sesuai dengan target. Akan tetapi bekerja keras tidak
berguna jika tanpa adanya pengetahuan. Di dalam kampus, para mahasiswa
diperlengkapi dengan berbagai ilmu pengetahuan. Di situlah para pengajar
memiliki peran yang penting agar setiap usaha kerja keras mahasiswa dan juga
arahan-arahan kepada mahasiswa tidak menjadi sia-sia.
Kerja keras dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak
melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas dengan sungguh-
sungguh.
7. Kesederhanaan
Sederhana berarti tidak berlebihan dalam menjalani hidup. Gaya hidup
sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mengenyam masa pendidikannya,
dengan gaya hidup sederhana setiap siswa dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuan dan dapat memenuhi semua kebutuhannya.
Kerap kali kebutuhan diidentikkan dengan keinginan semata, padahal tidak selalu
kebutuhan sesuai dengan keinginan dan sebaliknya.
Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk
memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup sederhana ini
merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama mahasiswa
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki,
tamak, egois, dan yang sikap- sikap negatif lainnya lainnya. Prinsip ini dapat
menghindari seseorang dari keinginan yang berlebihan.
Nilai kesederhanaan dapat diterapkan oleh mahasiswa dalam kehidupan
sehari-hari, baik di kehidupan kampus maupun di luar kampus. Misalnya hidup
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, tidak pamer kekayaan dan sebagainya.
8. Keberanian
Orang yang berani adalah orang yang berhasil mengelolah ketakutannya
akan kegagalan dan hal lainnya. Rasa takut akan memotivasi kita agar berusaha
keras dalam berlatih dan belajar sebaik mungkin. Setelah berusaha keras jangan
takut untuk salah, karena usaha keras tidak akan menghianati. Walaupun tidak
menjadi nomor satu tapi kita telah berhasil mengalahkan rasa takut, dan itulah
yang terpenting, termasuk dalam menegakan antikorupsi, jika melihat adanya
tindakan korupsi di atau lingkungan tempat tinggal kita harus berani melapor ke
pihak terkait agar keadilan dapat ditegakkan.
Nilai keberanian dapat dikembangkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di
dalam kampus dan di luar kampus, antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk
berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani
bertanggung jawab, dan sebagainya.
9. Keadilan
Berdasarkan arti katanya, adil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak. Bagi mahasiswa karakter adil ini perlu sekali dibina sejak masa
perkuliahannya agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil
keputusan secara adil dan benar. Di dalam kehidupan sehari-hari, pemikiran-
pemikiran sebagai dasar pertimbangan untuk menghasilkan keputusan akan terus
berkembang seiring dengan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Dalam masa perkuliahan setiap mahasiswa perlu didorong untuk mencari
pengalaman dan pengetahuan melalui interaksinya dengan sesama mahasiswa
lainnya. Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat semakin bijaksana dalam
mengambil keputusan di mana permasalahannya semakin lama semakin kompleks
atau rumit untuk diselesaikan.
Nilai keadilan dapat dikembangkan oleh mahasiswa antara lain dapat
diwujudkan dalam bentuk selalu memberikan pujian tulus pada teman yang
berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial, dll.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi disebabkan oleh adanya dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi dari faktor individu,
sedangkan faktor eksternal berasal dari lingkungan atau sistem. Ada Sembilan
nilai-nilai antikorupsi yang penting untuk ditanamkan pada semua individu,
kesembilan nilai antikorupsi tersebut terdiri ; kejujuran, kedisiplinan, tanggung
jawab, keadilan, keberanian, kepedulian, kerja keras, kesederhanaan, dan
kemandirian.
Dalam penerapan prinsip-prinsip anti korupsi dituntut adanya integritas,
objektivitas, kejujuran, keterbukaan, tanggung gugat, dan meletakkan kepentingan
publik di atas kepentingan individu. Prinsip yang harus ditegakkan untuk
mencegah faktor eksternal penyebab terjadinya korupsi, yaitu; akuntabilitas,
transparansi, kewajaran (fainess), adanya kebijakan atau aturan main, serta kontrol
terhadap kebijakan.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dan khususnya kita sebagai
mahasiswa dapat menerapkan nilai dan prinsip anti korupsi terhadap diri sendiri
dalam upaya mencegah dan mengatasi terjadinya korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/PBAK-
Komprehensif.pdf Diakses pada tanggal 18 Januari 2021
https://aepnurulhidayat-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/aepmurulhidayatwordpress.com/2015/10/15/nilai-prinsip-anti-
korupsi/ Diakses 19 Januari 2021