485 598 1 SM
485 598 1 SM
Abstract
The aim of this research is to know the student's degree of satisfaction toward
lecture processes. The study was conducted in the odd semester at the Faculty of
Mathematics and Science in 2008. The subjects of the research were students of nine
majors of four departments in the faculty. The research subjects, numbering 540
students were selected proportionally depending on the number of students in each
major. The data of the students' satisfaction were collected with a questioner. The
study showed that 74% students felt satisfied with the lectures at the faculty. Three
things which need improvement are: written information of the lesson objective at
the beginning of every session, the compliance of number of hours in each meeting
with the existing regulations, and the return of students' corrected work.
132
Novi Ratna Dewi dan Moh. Asikin, Kepuasan Mahasiswa Kuliah di FMIPA UNNES 133
perhatian serius. Dalam proses perkuliahan, RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
kinerja mahasiswa dalam perkuliahan Dosen. Undang-undang tersebut menuntut
menjadi salah satu bagian yang masih perlu penyesuaian penyelenggaraan pendidikan
diupayakan peningkatannya. Beberapa cara dan pembinaan dosen menjadi profesional.
yang telah dilakukan FMIPA Unnes untuk Di satu pihak, pekerjaan sebagai dosen akan
mengetahui tingkat keberhasilan per- memperoleh penghargaan yang lebih tinggi,
kuliahan, diantaranya: rekap nilai setiap tetapi dipihak lain pengakuan tersebut
akhir semester, frekuensi kehadiran dosen, mengharuskan dosen memenuhi sejumlah
dan mahasiswa melalui presensi, serta persyaratan agar mencapai standar minimal
monitoring materi perkuliahan melalui jurnal dosen yang profesional.
perkuliahan. agar kestabilan dan peningkatan Pengakuan terhadap dosen sebagai
layanan perkuliahan dapat terus ditingkatkan tenaga profesional akan diberikan manakala
maka cara-cara tersebut masih perlu dosen telah memiliki antara lain kualifikasi
dimonitoring dari waktu ke waktu. akademik, kompetensi, dan sertifikat pen-
Penelitian ini difokuskan pada didik yang dipersyaratkan satuan pendidikan
mengukur tingkat keberhasilan proses tinggi tempat bertugas, serta memiliki
perkuliahan. Dalam penelitian ini akan dicari kemampuan untuk mewujudkan tujuan
jawaban tentang “Apakah mahasiswa merasa pendidikan nasional (Pasal 45). Kualifikasi
puas dengan proses perkuliahan yang telah akademik tersebut harus diperoleh melalui
dilaksanakan? Berapa tingkat kepuasan pendidikan tinggi program pascasarjana
mahasiswa? Serta untuk mengetahui hal-hal (Pasal 46). Sertifikat pendidik diperoleh
apa saja yang masih perlu dioptimalkan dosen setelah mengikuti pendidikan profesi
dalam proses perkuliahan? (Pasal 47 ayat 1). Jenis-jenis kompetensi
Latar belakang terbitnya Peraturan yang dimaksud dalam Undang-undang
Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tersebut meliputi: kompetensi pedagogik,
tentang Standar Nasional Pendidikan me- kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
rupakan usaha pemerintah untuk meningkat- dan kompetensi profesional. Kompetensi
kan mutu pendidikan di Indonesia. Pasal 19 pedagogik yaitu kemampuan mengelola
dari peraturan pemerintah tersebut berbunyi perkuliahan yang meliputi pemahaman
“Setiap satuan pendidikan melakukan terhadap mahasiswa, perancangan dan
perencanaan proses pembelajaran, pe- pelaksanaan perkuliahan, evaluasi per-
laksanaan proses pembelajaran, penilaian kuliahan, dan pengembangan mahasiswa
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
pembelajaran untuk terlaksananya proses yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian
pembelajaran yang efektif dan efisien.” yaitu memiliki kepribadian yang mantap,
Tantangan bagi perguruan tinggi saat ini stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi
adalah bagaimana mengimplementasikan teladan bagi mahasiswa dan berakhlak mulia.
Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Kompetensi sosial yaitu kemampuan
Dosen dan Dosen serta PP 19 tahun 2005 berkomunikasi secara efektif dengan peserta
tentang Standar Nasional Pendidikan. didik, sesama pendidik, tenaga kepen-
Dalam rangka meningkatkan mutu didikan, orang tua/wali mahasiswa, dan
pendidikan, pada tahun 2005 pemerintah dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional
DPR RI telah mensahkan Undang-Undang yaitu kemampuan penguasaan materi
134 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO. 2, DESEMBER 2009
perkuliahan secara luas dan mendalam yang kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
memungkinkannya membimbing mahasiswa fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip
memenuhi standar kompetensi. saja tetapi juga merupakan suatu proses
Dengan memperhatikan penjabaran penemuan. Pendidikan MIPA diharapkan
dari indikator dosen profesional dalam dapat menjadi wahana bagi mahasiswa untuk
undang-undang tersebut, maka dosen FMIPA mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
UNNES diharapkan dapat melaksanakan serta prospek pengembangan lebih lanjut
proses perkuliahan dengan memahami dan dalam menerapkannya di dalam kehidupan
melaksanakan sesuai dengan empat sehari-hari. Proses pembelajaran MIPA
kompetensi yang dimaksud. Bila keempat menekankan pada pemberian pengalaman
kompetensi tersebut dapat dipenuhi oleh langsung untuk mengembangkan kom-
dosen, maka sudah barang tentu kualitas petensi agar menjelajahi dan memahami
perkuliahan dan mutu lulusan semakin baik. alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran
Perkuliahan adalah suatu proses sains dengan pendekatan inkuiri, menurut
pengubahan tingkah laku mahasiswa yang Joice et al (1992), adalah untuk membantu
dirancang dengan tujuan tertentu dalam siswa mengembangkan kemampuan yang
situasi yang interaktif antara berbagai diperlukan untuk membangkitkan per-
komponen. Perubahan paradigma pen- tanyaan yang muncul dari rasa keingin-
didikan dari mengajar (teaching) menjadi tahuannya dan upaya mencari jawabnya.
belajar (learning), memaksa kita untuk Konsep-konsep MIPA diperlukan
mengubah pola pembelajaran di kelas. dalam kehidupan sehari-hari untuk me-
Berdasarkan paradigma baru ini maka baik menuhi kebutuhan manusia melalui
mahasiswa maupun dosen keduanya sama- pemecahan masalah-masalah yang dapat
sama belajar. Setiap kegiatan pembelajaran diidentifikasi. Penerapan ilmu MIPA perlu
yang sudah berlangsung hendaknya dilakukan secara bijaksana agar tidak
memberikan suatu pelajaran baik bagi dosen berdampak buruk terhadap lingkungan.
maupun mahasiswa. Dosen dalam konteks Sehingga pembelajaran MIPA diharapkan
paradigma baru juga mengalami proses ada penekanan pembelajaran yang meng-
belajar. Bila hal ini dapat berlangsung maka hubungkaitkan unsur SaLingTeMas (Sains,
akan tercipta masyarakat belajar (learning Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat)
society) di lingkungan kampus. Perubahan yang diarahkan pada pengalaman belajar
paradigma belajar juga tampak pada empat untuk merancang dan membuat suatu karya
visi pendidikan menuju abad ke 21 versi melalui penerapan konsep MIPA dan
UNESCO : learning to know, learning to do, kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana
learning to be dan learning to live together (Binadja, 2000).
(UNESCO, 1996). Dengan demikian, bisa Sebenarnya konsep kepuasan pelang-
dikatakan bahwa paradigma pendidikan ini gan masih bersifat abstrak. Pencapaian
mengarah pada “ belajar bagaimana belajar kepuasan dapat merupakan proses yang
('learning how to learn')”. sederhana, komplek ataupun rumit. Dalam
Matematika dan Ilmu Pengetahuan hal ini peranan setiap individu dalam service
Alam (MIPA) berhubungan dengan cara encounter sangatlah penting dan ber-
mencari tahu tentang alam secara sistematis, pengaruh terhadap kepuasan yang dibentuk.
sehingga MIPA bukan hanya penguasaan Untuk dapat memahami tingkat kepuasan
Novi Ratna Dewi dan Moh. Asikin, Kepuasan Mahasiswa Kuliah di FMIPA UNNES 135
pelanggan secara baik, maka perlu dipahami Tujuan TQM di pendidikan tinggi
pula sebab-sebab kepuasan. adalah memberikan layanan mutu
Banyak pakar yang memberikan pendidikan untuk menjamin kepuasan pada
definisi terhadap konsep kepuasan pe- mahasiswa. Kepuasan mahasiswa berkaitan
langgan. Pakar Day (Tjiptono 2004:146) dengan kepuasan dosen menyampaikan
menyatakan bahwa kepuasan atau ketidak- perkuliahan, interaksi antara dosen dan
puasan adalah respon pelanggan ter- mahasiswa dan dengan layanan-layanan
hadapevaluasi ketidaksesuaian/diskonfir- pendukung. Kepuasan mahasiswa akan
masi yang dirasakan antara harapan terlihat seperti penilain layanan-layanan
sebelumnya dan kinerja aktual produk yang yang diberikan oleh universitas atau
dirasakan setelah pemakaiannya. perguruan tinggi; survey kepuasan pe-
Sementara itu Kotler (2002 : 38) langgan seharusnya dapat melayani dua
mendefinisikan bahwa nilai yang diterima tujuan dalam tahun-tahun mendatang.
pelanggan adalah selisih antara jumlah nilai Pertama sebagai alat pendidikan tinggi yang
yang diterima dan biaya total pelanggan. lebih komprehensif dan meningkatkan
Jumlah nilai bagi pelanggan adalah pengalaman pembelajaran mahasiswa secara
kumpulan manfaat yang diharapkan umum. Kedua sebagai instrumen manajerial
diperoleh dari produk atau jasa tertentu. untuk menyesuaikan dan mengadopsi
Biaya total pelanggan adalah kumpulan lembaga-lembaga pendidikan tinggi ke
pengorbanan yang diperkirakan akan terjadi perubahan dan realitas ekonomi yang lebih
dalam mengevaluasi, memperoleh, dan maju.
menggunakan produk atau jasa tersebut. Itu
berarti konsumen akan membeli jasa dari METODE PENELITIAN
perusahaan yang dianggap menawarkan nilai Penelitian ini menggunakan pen-
tertinggi yang diterima pelanggan (customer dekatan deskriptif kuantitatif. Peneliti
delivered value). berusaha menggambarkan tingkat kepuasan
Buttle (1996 dalam Sakthivel 2005) mahasiswa terhadap proses penyelenggaraan
mengemukakan kepuasaan pelanggan atas perkuliahan di FMIPA Unnes. Subjek
dasar model gap (kinerja aktual layanan yang penelitian ini adalah mahasiswa di sembilan
dirasakan “preceived service perfoemence” prodi dan 4 jurusan yaitu Jurusan Biologi,
pelanggan dengan layanan yang diharapkan Jurusan Fisika, Jurusan Kimia dan Jurusan
“expected service“). Model gap ini meliputi Matematika di FMIPA Unnes. Penelitian
3 bentuk hubungan, yaitu: (a) jika kinerja dilakukan pada semester gasal tahun 2008.
melebihi harapan, maka mutu layanan Sampel dipilih dengan menggunakan
dipersepsikan mahasiswa sebagai sangat teknik stratified random sampling. Data
baik atau unggul (excellence), (b) jika kinerja dikumpulkan melalui angket yang dibagikan
sesuai harapan, maka mutu layanan kepada responden. Sampel ditentukan
dipersepsikan mahasiswa sebagai baik, dan berdasarkan rasio jumlah mahasiswa di
(c) jika kinerja berada di bawah harapan, sembilan prodi yang ada di empat jurusan di
maka mutu layanan dipersepsikan maha- FMIPA Unnes. Dari perhitungan rasio
siswa sebagai buruk. Oleh karena itu, kunci jumlah mahasiswa disetiap jurusan, maka
untuk mencapai mutu layanan (excellence) sampel dalam penelitian berjumlah 540
bersifat konsisten. orang mahasiswa dengan distribusi masing-
136 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO. 2, DESEMBER 2009
satunya adalah penilaian sehingga data tidak mengajar dengan media slide powerpoint
berbeda jauh dengan pertanyaan no. 1, atau transparansi karena keterbatasan
responden yang menjawab ”ya” berjumlah fasilitas penunjang sehingga tujuan
479 orang atau 88,7%. Responden yang perkuliahan tidak ditulis di papan tulis,
memilih jawaban ”tidak” berjumlah 53 orang melainkan disampaikan lisan.
atau 9,81%. Perbedaan jumlah responden Banyaknya jumlah responden yang
yang memilih jawaban ”ya” untuk kontrak menjawab dosen telah menyampaikan
perkuliahan dengan jawaban ”ya” untuk kontrak perkuliahan tidak sesuai dengan
penilaian, diduga karena masih ada sebagian jawaban atas pertanyaan berikutnya yaitu
dosen yang mungkin dalam kontrak ”Apakah proses perkuliahan sudah sesuai
perkuliahan belum mencantumkan kriteria dengan kontrak perkuliahan yang telah
penilaian. Dengan demikian, walaupun disepakati diawal pertemuan perkuliahan?”
persentasenya kecil karena kurang dari 10% Terjadi penurunan 18,9% antara menyampai-
dosen di FMIPA UNNES yang oleh kan kontrak perkuliahan dengan kesesuaian
responden dianggap belum menyampaikan proses perkuliahannya. Secara normatif,
cara penilaian, namun dalam rangka dosen akan melaksanakan perkuliahan sesuai
peningkatan layanan perlu dilakukan dengan yang telah disepakati dengan
pembinaan lebih lanjut untuk menyamakan mahasiswa dalam dokumen kontrak
persepsi tentang aturan penilaian dalam perkuliahan, namun kenyataannya masih
perkuliahan. ada, meskipun kurang dari 20% dosen yang
Data berikutnya menunjukkan bahwa mengajar dianggap oleh mahasiswa tidak
responden dengan jumlah 374 orang atau sesuai kesepakatan. Penelitian ini belum
69,3% menjawab bahwa dosen di FMIPA pada tahapan melakukan pengumpulan data
UNNES telah menyampaikan tujuan di setiap uji silang pendapat dosen, karena sebagian
awal pertemuan perkuliahan. Tujuan yang besar dosen mengampu perkuliahan dalam
dimaksud yaitu dosen sebelum menjelaskan bentuk team teaching, yaitu tim pengajar satu
materi menyampaikan tujuan materi mata kuliah yang terdiri dari 2 atau 3 orang.
perkuliahan terlebih dahulu. Setiap per- Dengan metode team teacing, bila diawal
temuan perkuliahan tentu ada tujuan, hal ini perkuliahan ketika menyepakati kontrak
penting karena mahasiswa akan memahami perkuliahan tim tidak masuk bersama-sama,
pengetahuan apa yang akan diperoleh. maka tidak menutup kemungkinan akan
Dengan demikian setiap pertemuan, dosen terjadi perbedaan kesepakatan antar dosen
menyampaikan tujuan dari materi per- satu tim itu sendiri atau dengan mahasiswa.
kuliahan yang akan disampaikan. Ber- Dengan demikian, bila mengajar dalam tim
dasarkan Tabel 2, berjumlah 155 orang maka sebaiknya dosen hadir bersama-sama
responden atau 28,7% menyatakan bahwa pada saat pertemuan pertama perkuliahan.
dosen belum menyampaikan tujuan disetiap Materi perkuliahan disampaikan
awal perkuliahan. Diduga 28,7% dosen di dengan memanfaatkan jurnal, artikel, atau
FMIPA UNNES setiap pertemuan langsung sumber lain dari media cetak dan elektronik
menyampaikan materi perkuliahan, atau atau internet di jawab 'ya” oleh 459 orang
tujuan sudah disampaikan tetapi secara lisan responden atau 85%. FMIPA terkenal salah
tidak tertulis. Dugaan kedua ini sangat satunya karena memiliki dosen-dosen yang
mungkin terjadi karena tidak semua dosen telah memanfaatkan jaringan teknologi
Novi Ratna Dewi dan Moh. Asikin, Kepuasan Mahasiswa Kuliah di FMIPA UNNES 139
informasi dalam proses perkuliahan. Hal ini nyampaian tujuan perkuliahan secara
tidak terlepas dari kebijakan lembaga, dalam tertulis pada setiap awal pertemuan,
hal ini universitas yang memberikan fasilitas kesesuaian jumlah jam untuk setiap
bagi dosen untuk mengakses internet di pertemuan dengan aturan yang berlaku,
sekitar wilayah kampus. Namun demikian, dan pengembalian berkas pekerjaan
masih ada sekitar 25% dosen yang dalam mahasiswa yang telah dikoreksi.
proses perkuliahan belum memanfaatkan 3. Dengan mengukur tingkat kepuasan
jurnal dan artikel dalam perkuliahan. layanan perkuliahan bagi mahasiswa
Pertanyaan berikutnya adalah ”Apakah hasilnya dapat digunakan untuk meleng-
dosen memberikan tugas sesuai dengan kapi instrumen yang lebih komprehensif
materi perkuliahan?” dijawab ”ya” oleh 470 dalam meningkatkan kepuasan maha-
orang responden atau 87%. Hal ini berbeda siswa dan kinerja lembaga.
signifikan dengan pertanyaan ”Apakah hasil
penugasan yang telah dikumpulkan, Saran
dikembalikan, dikoreksi dan diberi nilai?” 1. Diperlukan pengukuran tingkat ke-
dijawab ”tidak” oleh 357 orang responden puasan layanan perkuliahan di FMIPA
atau 66,1%. Artinya, dosen telah memberi- Universitas Negeri Semarang secara
kan tugas yang sesuai dengan materi periodik dan hasilnya ditindaklanjuti.
perkuliahan namun sebagian besar belum 2. Pembinaan terhadap dosen, terutama
dikembalikan pada mahasiswa sehingga dosen-dosen muda sangat diperlukan
mahasiswa tidak mengetahui nilai dari tugas sehingga di masa mendatang kualitas
yang telah dikumpulkan. perkuliahan akan menjadi lebih baik,
Memperhatikan hasil penelitian yang bermutu, dan terukur.
telah dilakukan, dari 8 butir pertanyaan
tentang layanan kepuasan perkuliahan,
diperoleh data bahwa 74% mahasiswa DAFTAR PUSTAKA
sebagai responden menjawab ”ya” ini berarti
Binadja, A. 2000. Pembelajaran IPA Bervisi
74% mahasiswa di FMIPA UNNES me-
SALINGTEMAS. Semarang: UNNES.
nyatakan puas dengan layanan yang
diberikan dosen selama mengikuti Indonesia. 2005. Undang-Undang RI Nomor
perkuliahan. Namun demikian, masih sekitar 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
26% dari mahasiswa total responden yang Dosen.
menyatakan belum puas.
Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah RI
Nomor 19 Tahun 2005.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan Joice, B., Weil, M. and Showers, B. 1992.
1. Sejumlah 74% Mahasiswa sebagai Models of Teaching. Fourth Edition.
penerima layanan perkuliahan di FMIPA Boston:Allyn and Bacon.
Universitas Negeri Semarang yang telah Kotler, P. 2002. Manajemen Pemasaran.
merasa puas terhadap layanan per- Edisi Millennium (Terjemahan).
kuliahan yang mereka terima. Jakarta: Prenhallindo.
2. Tiga hal yang masih perlu dioptimalkan
dalam proses perkuliahan yaitu: pe-
140 LEMBARAN ILMU KEPENDIDIKAN JILID 39, NO. 2, DESEMBER 2009