Anda di halaman 1dari 5

KONSUMSI BUAH PEPAYA DALAM MENURUNKAN DEBRIS INDEKS PADA SISWA

KELAS V DAN VI DI SDI BONTORAMBA

Jumriani, Ira Liasari

ABSTRAK
Buah pepaya merupakan salah satu buah yang banyak mengandung nutrisi, vitamin,
mineral,serat dan air. Selain dapat berguna untuk pencernaan dan kesehatan tubuh, pepaya juga
sangat berguna dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut karena pepaya memiliki kandungan serat dan
air yang dapat membantu membersihkan gigi secara alami, sehingga luas permukaan debris yang
terbentuk pada permukaan gigi dapat dikurangi dan pada akhirnya kerusakan gigi seperti karies bisa
dicegah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah buah pepaya dalam
menurunkan debris indeks pada siswa kelas V dan VI di SDI Bonto Ramba. Metode penelitian yang
dilakukan adalah eksperimental semu dengan pendekatan sebelum (pre) dan sesudah (post-test)
perlakuan tanpa melakukan intervensi pada objek yang akan diteliti. Populasi adalah siswa kelas V dan
VI di SDI Bontoramba. Dan sambel sebesar 40 siswa dengan menggunakan purposive sampling. Hasil
penelitian ini menunjukkan adanya penurunan rata-rata debris indeks sebelum dan sesudah konsumsi
buah papaya. (p value= 0,0001). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa konsumsi buah papaya
efektif dalam menurunkan debris indeks pada siswa kelas IV dan V di SDI Bonto Ramba

Kata kunci: Buah Pepaya, Debris Indeks

PENDAHULUAN (Herijulianti,dkk 2001). Hasil Riset Kesehatan


Kesehatan gigi dan mulut merupakan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013,
bagian kesehatan tubuh yang tidak dapat menyatakan bahwa 25,9% masyarakat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Masalah Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut
tingginya angka penyakit gigi dan mulut saat ini dengan kelompok usia 10 – 14 tahun berkisar
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor 25,2% dan untuk tingkat sekolah mencapai
antara lain faktor perilaku masyarakat. 27,0%. (Riskesdas, 2013).
Kesadaran masyarakat untuk datang berobat Salah satu faktor pendukung yang
ke fasilitas pelayanan kesehatan masih menyebabkan terjadinya karies gigi yaitu
rendah. Selain itu pemilihan pola makan yang debris atau sisa-sisa makanan yang terdapat di
salah dan pengaruh gaya hidup modern yang sekitar gigi. Debris adalah material lunak yang
menyebabkan perubahan konsumsi pola terdapat pada permukaan gigi yang terdiri dari
makan dari makanan yang berserat menjadi lapisan biofilm, material alba, dan sisa
makanan yang tidak berserat diperkirakan makanan. Debris mempunyai pengaruh yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang, cukup besar terhadap proses terjadinya karies.
sehingga mengakibatkan gigi tetap akan Luas permukaan debris dapat diukur dengan
tumbuh berjejal. Dari hasil penelitian ada indeks debris.Indeks debris adalah skor debris
beberapa tempat yang kadar flournya nol yang menempel pada permukaan gigi penentu.
seperti di Kalimantan, Sulawesi, dan Jambi Pengukuran indeks debris ini dilakukan untuk
sehingga prevalensi kariesnya tinggi.

Vol. 18 No. 2 Tahun 2019 32


mengukur permukaan gigi yang ditutupi oleh rata-rata kategori sedang. Tujuan penelitian ini
debris. adalah untuk mengetahui pengaruh
Konsumsi buah yang segar dan kaya mengunyah buah pepaya dalam menurunkan
akan vitamin, mineral, serat dan air dapat debris indeks pada siswa kelas V dan VI di SDI
melancarkan pembersihan sendiri pada gigi, Bonto Ramba Kabupaten Gowa.
sehingga luas permukaan debris dapat
dikurangi dan pada akhirnya karies gigi dapat METODE PENELITIAN
dicegah. Pepaya merupakan tanaman sumber Penelitian yang dilakukan bersifat
vitamin, mineral, serat, karbohidrat dan eksperimental yaitu suatu rancangan
mengandung enzim yang berguna untuk eksperimental semu dengan pendekatan
pencernaan. Berdasarkan hasil penelitian sebelum (pre) dan sesudah (post-test)
sebelumnya menunjukkan bahwa indeks perlakuan tanpa melakukan intervensi pada
debris siswa kelas V dan VI mengalami objek yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan
perubahan setelah mengonsumsi buah di SDI Bonto Ramba Kab. Gowa dilaksanakan
pepaya, yaitu terjadi perubahan indeks debris pada bulan Agustus 2018. Populasi pada
dari 24 orang (60,0%) dengan kategori sedang penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas V dan
menjadi 2 orang (5,0%) dengan kategori VI SDI Bonto Ramba Kab. Gowa. Subjek
sedang. (Chidhy MW, 2014). dalam penelitian ini adalah siswa kelas V dan
Peneliti memilih buah pepaya sebagai VI sebanyak 40 siswa. Cara pengambilan
bahan penelitian karena selain kandungan subjek penelitian dilakukan dengan teknik total
nutrisi, vitamin, dan serat yang terkandung di sampling dimana jumlah subjek penelitian
dalam buah pepaya sangat tinggi, juga karena sama dengan populasi.
harga yang murah, serta banyaknya Alat yang digunakan dalam penelitian
masyarakat di Indonesia, khususnya di Gowa, ini adalah kaca mulut, sonde, senter
yang menjadikan tanaman pepaya sebagai (penerang), sarung tangan, nier bekken,
tanaman pekarangan. Buah pepaya yang kantung sampah, handuk putih, alat tulis dan
digunakan peneliti yaitu buah pepaya masak kartu status. Bahan yang digunakan alkohol
yang berwarna merah dan segar. 70%, betadine, tissue, kapas, pepaya masak.
Pemilihan anak kelas V dan VI yang Pemeriksaan debris indeks pada subjek
berumur 10-12 tahun sebagai populasi karena penelitian dilakukan sebelum diberi buah
pada kelompok usia ini minat belajar anak papaya. Pemeriksaan debris indeks
tinggi didukung oleh ingatan anak yang kuat menggunakan pengukuran debris indeks
serta kemampuan dalam menangkap dan menurut Green dan Vermillion, yaitu dengan
memahami materi, dan informasi yang memeriksa tiga gigi rahang atas dan tiga gigi
diberikan. Selain itu, pada pemeriksaan awal di rahang bawah. Tiga gigi rahang atas yang
SDI Bonto Ramba Kabupaten Gowa, diperiksa terdiri dari permukaan bukal molar
didapatkan tingkat kebersihan gigi dan mulut pertama kanan dan kiri, serta permukaan labial

Vol. 18 No. 2 Tahun 2019 33


gigi insisivus pertama kanan. Sedangkan untuk Setelah pemeriksaan debris indeks,
rahang bawah, yang diperiksa adalah subjek diberi buah papaya 100 gram dengan
permukaan lingual gigi molar pertama kiri dan cara dikunyah sampai habis lalu diperiksa
kanan, serta permukaan labial gigi insisivus kembali debrisnya agar dapat dibandingkan
pertama kiri. Skor 0 diberikan jika tidak ada perubahannya antara sebelum dan sesudah
debris pada sonde setelah digoreskan ke perlakuan. Semua data dikumpulkan lalu
permukaan 1/3 servikal, skor 1 jika terdapat diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
debris pada sepertiga permukaan gigi, skor 2 kemudian dianalisis menggunakan uji T.
jika terdapat debris lebih dari 1/3 tetapi tidak
lebih dari 2/3 permukaan gigi, dan skor 3 jika HASIL PENELITIAN
terdapat debris di lebih dari dua pertiga Subjek penelitian ini terdiri dari 16
permukaan gigi. Hasil dari pemeriksaan debris (40%) orang siswa laki-laki dan 24 (60%)
dikatan baik jika skor 0,0-0,6, sedang jika skor orang siswa perempuan. Rentang usia subjek
0,7-1,8, dan buruk jika skor 1,9-3,0. penelitian adalah 10 – 12 tahun.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sebelum Mengunyah Buah Pepaya


Debris indeks Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 5 12,5
Sedang 32 80,0
Buruk 3 7,5
Total 40 100

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Sesudah Mengunyah Buah Pepaya


Kategori Frekuensi (n) Persentase (%)
Baik 32 80,0
Sedang 8 20,0
Buruk 0 0
Total 40 100

Tabel 3. Hasil Uji Beda Debris Indeks Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Pepaya
Sebelum Sesudah Selisih P. Value
Mean ± SD Mean ± SD Mean ± SD
0,870 ± 0,4274 0,375 ± 0,2133 0,495 ± 0.2141 0,001

Berdasarkan tabel 1, 2, dan 3 terlihat 0,001 yang artinya terdapat perbedaan


adanya penurunan debris indeks sebelum dan bermakna antara debris indeks sebelum dan
sesudah mengunyah buah papaya. Setelah sesudah mengunyah buah papaya.
dilakukan uji T berpasangan didapat p-value

Vol. 18 No. 2 Tahun 2019 34


PEMBAHASAN melainkan berperan sebagai pengendali secara
Sikap dan perilaku anak mempunyai alamiah.
peran yang sangat besar terhadap status Buah pepaya yang mengandung serat
kesehatan anak tersebut. Anak-anak harus dan air akan bersifat membersihkan karena
lebih rajin dan teliti dalam melakukan harus dikunyah terlebih dahulu dan dapat
pembersihan gigi dan mulut, karena merangsang sekresi saliva. Di dalam saliva
kebersihan gigi dan mulut yang tidak terjaga terdapat berbagai komponen yang dapat
dapat menyebabkan terjadinya karies gigi. mencegah terjadinya karies gigi, yaitu dengan
Salah satu sikap positif terhadap upaya-upaya meng-hambat kolonisasi dan metabolisme
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut bakteri serta membunuh bakteri. (Sitorus E,
adalah dengan mengkonsumsi buah papaya. 2014)
(Purba TR, 2011) Mengkonsumsi buah pepaya dengan
Hasil penelitian ini menunjukkan kadar air dan serat yang mencukupi akan
bahwa buah pepaya berpengaruh terhadap membantu pada orang yang memiliki kadar
penurunan indeks debris. Hal ini dipengaruhi saliva yang sangat pekat dan sedikit karena
oleh serat yang terkandung di dalam buah akan lebih mudah untuk terjadinya lubang pada
pepaya. Serat adalah polisakarida nonpati yaitu gigi dibandingkan dengan karakteristik orang
karbohidrat kompleks yang terbentuk dari yang memiliki kadar saliva lebih banyak. Pada
gugusan gula sederhana yang bergabung dasarnya seseorang dengan kadar saliva pekat
menjadi satu serta tidak dapat dicerna. Serat dan sedikit maka sisa makanan akan lebih
yang terkandung di dalam buah pepaya mudah menempel pada permukaan gigi. Hasil
merupakan pembersih alamiah pada penelitian ini juga sejalan dengan teori yang
permukaan gigi geligi, dan juga dapat menyebutkan bahwa buah pepaya baik untuk
membantu menyingkirkan partikel-partikel dikonsumsi karena memiliki daya
makanan dan gula selama proses membersihkan gigi sendiri atau sering disebut
pengunyahan. Serat berperan untuk dengan istilah self cleaning effect. (Cahyati
meningkatkan intensitas pengunyahan dalam W,2013)
mulut, sehingga proses pengunyahan makanan Pada penelitian ini nilai debris
berserat ini akan merangsang dan mengalami penurunan sehingga dapat
meningkatkan produksi saliva. (Irene, 2009) dikatakan mengunyah buah pepaya efektif
Serat makanan termasuk kategori zat menurunkan debris indeks. Hasil penelitian ini
non-gizi. Buah merupakan kandungan serat sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
yang baik. Kandungan serat makanan pada Wanda Cindhy Mandalika (2014) tentang
buah 0,5-5 gram dalam 100 gram berat buah. pengaruh konsumsi pepaya (Carica papaya)
Kebiasaan makan-makanan berserat tidak dalam menurunkan indeks debris pada anak
bersifat merangsang pembentukan debris, usia 10-12 tahun di SDN 103 Manado yang
menunjukkan bahwa ada penurunan indeks

Vol. 18 No. 2 Tahun 2019 35


sebelum dan sesudah mengonsumsi buah Hamrun N, 2010. Perbandingan Status Gizi dan
karies Gigi pada murid SD Islam
pepaya. Hal ini berarti bahwa mengunyah buah
Athirah dan SD Bangkala III Makassar,
pepaya untuk menurunkan debris indeks dapat Jurnal.
Handayani HF, 2010. Sifat Kariogenik pada
dipraktekkan dalam keseharian murid-murid ini.
Makanan Anak-anak Jurnal
Dentofasial Kedokteran Gigi.
Hongini Yundali Siti, dan Aditiawarman, S.H.,
KESIMPULAN
Hum. (2012). Kesehatan Gigi dan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Mulut; Buku Lanjutan Dental
Terminology. Bandung: Pustaka Reka
pengaruh mengunyah buah pepaya dalam
Cipta
menurunkan debris indeks pada siswa kelas V Irma,I.& Intan A.S. 2013.Penyakit Gigi, Mulut
dan THT Penyakit Gigi, Mulut dan THT
dan VI di SDI Bonto Ramba, dapat ditarik
Yogyakarta: Nuha Medika.
kesimpulan bahwa mengkonsumsi buah Kidd, Edwina dan Joyston Sally, 2013. Dasar-
Dasar Karies Penyakit dan
pepaya dapat menurunkan debris indeks pada
Penanggulangan. Penerbit Buku
siswa kelas V dan VI di SDI Bonto Ramba. Kedokteran EGC, Jakarta
Koesoemahardja H,2008. Tumbuh Kembang
Dentofasia Manusia, Penerbit
SARAN Universitas Trisakti, Jakarta
Malik. 2008. Kesehatan Gigi danMulut :
Pengetahuan tentang pentingnya
Laporan Kesehatan Badan
kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut Pengembangan Sistem Informasi dan
Telematika Daerah (Bapesitelda)
sebaiknya diberikan sejak usia dini, demikian
Provinsi Jawa Barat. Departemen
juga pengetahuan tentang manfaat dan Ortodonti Universitas Padjajaran:
Bandung
kandungan gizi buah-buahan. Diharapkan pihak
Mumpuni, Y., &Pratiwi, E. Masalah dan Solusi
sekolah melalui program UKGS dapat Penyakit Gigi dan Mulut, Rapha
Publishing, Yogyakarta, 2013.
memanfaatkan buah pepaya untuk dikonsumsi
NarlanS, 2011. Dasar-Dasar Karies Penyakit
untuk menurunkan debris indeks sehingga dan Penanggulangannya, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
dapat mencegah terjadinya karies gigi
Reilly Bo,2010. Socioeconomic Status and Oral
Health, Journalod Australian Dental
Association.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan Rasinta. (2013) Karies Gigi, Edisi 2.
Achmad H,2010. Trauma Gigi Anterior pada
Jakarta: EGC.
Anak, Penerbit Bimer, Makassar
Wangsarahardja K,2007. Kebutuhan Pelayanan
Africa CWJ, Reddy J, 2013.The Association
Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Mulut
Between Gender and Tooth Loss in
Pada Masyarakat Berpenghasilan
Small Rural Population of South Africa.
Rendah, Scientific Journal In Dentistry.
Astoeti TE, Boesro S,2011. Pengaruh Tingkat
WHO. 2012. The World Oral Health Report.
Pengetahuan terhadap kebersihan
http://www.who.int/mediacentre/factsh
Gigi dan Mulut.Dentika Dental Journal.
eets/fs318/en/ (Akses 26 Maret, 2016)
Beal JF, 1996.Social Factor and Preventif
Dentistry.St.Louis Mosby.

Vol. 18 No. 2 Tahun 2019 36

Anda mungkin juga menyukai