Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NO : 23
TRITURA
Tri Tuntunan Hati Nurani Rakyat yang lebih dikenal dengan sebutan Tritura (Tri
Tuntutan Rakyat) berisi aspirasi rakyat yang berisi tiga tuntutan yang kemudian diikuti oleh aksi
aksi serta gerakan gerakan. Bunyi dari Tri Tuntunan Hati Nurani Rakyat yang lebih dikenal
dengan sebutan Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) , meliputi :
Munculnya Tri Tuntunan Hati Nurani Rakyat atau Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) ini
disebabkan karena di Indonesia dirasa masih ada bibit bibit Komunisme yang merupakan sisa
Partai Komunis Indonesia yang merajalela dan meresahkan rakyat.Keresahan masyarakat,
terutama para mahasiswa dan para pelajar ini terjadi karena pembesar pembesar sisa dari Partai
Komunis Indonesia masih banyak yang menjabat dalam pemerintahan yang saat itu dipimpin
oleh Ir. Soekarno.
Inisiatif dan gerakan gerakan yang menyuarakan dan mengawal Tri Tuntunan Hati
Nurani Rakyat atau Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) dipelopori oleh para mahasiswa yang
kemudian bergabung dalam KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan para pelajar yang
kemudian bergabung dalam KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia).
KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda
Pelajar Indonesia) terus melakukan pergerakan guna memastikan Tri Tuntunan Hati Nurani
Rakyat atau Tritura (Tri Tuntutan Rakyat) dipenuhi dan Komunisme hilang dari Indonesia,
sampai akhirnya puncak gerakan para mahasiswa dan para pelajar ini sampai pada keluarnya
Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).
Peran mahasiswa dan pelajar pada saat Aksi Tritura 1966 yaitu,sebagai perwakilan
masyarakat untuk meminta pemerinta lebih bertanggung jawab terhadap rakyat. Aksi mahasiswa
pada saat itu adalah meneriaki aspirasi dari rakyat terhadap keadaan politik, sosial, ekonomi,
masyarakat dan pemerintahan waktu itu yang telah mengarah kepada kehancuran dan konflik di
antara para elite politik yang berkuasa dalam pemerintahan. Sehingga timbul kecemasan rakyat
di seluruh tanah air terhadap kelangsungan hidup negara. Ekonomi yang sangat kacau pada saat
itu,salah satunya karena pemerintah menerapkan politik sebagai panglima tanpa memperhatikan
kesejahteraan rakyat. Akibatnya, harga yang tinggi mengakibatkan antrian pembeli kebutuhan
pokok.
Aksi mahasiswa akibat sikap pemerintah yang hanya memperkaya diri tanpa memikirkan
nasib rakyat,membuat rakyat tergoyah hatinya untuk ikut berpartisipasi dalam demonstrasi
tersebut. Seluruh rakyat berdemonstrasi termasuk di Jakarta,yang membuat pemblokiran jalan
akibat para demonstran yang menuntut haknya dan menuntut pembubaran PKI. Keadaan negara
Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Angkatan 1966 ini
melahirkan sekelompok pemuda yang kritis terhadap keadaan pemerintahan. Organisasi Pemuda
dan Mahasiswa ikut masuk kedala politik dan melahirkan TRITURA yang merupakan salah satu
bentuk peringanan penderitaan rakyat.
Semua rakyat menuntut agar TRITURA segera dilaksanakan. Pada 8 Januari 1966, para
demonstran mahasiswa itu pun bergerak setelah rapat umum, menuju gedung Sekretariat Negara,
di Jalan Veteran untuk berdemonstrasi di pekarangan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
kampus Salemba. Setelah itu bentrokan antara kelompok pro dan anti pemerintah terjadi. Adanya
susunan kabinet baru, mengecewakan mahasiswa. Sehingga kemudian terjadilah peristiwa 24
Februari 1966, dimana mahasiswa Fakultas Kedokteran UI Arief Rahman Hakim tewas
tertembak sewaktu berdemonstrasi di depan Istana.
Dengan kejadian tersebut diakhiri dengan kemenangan dipihak Mahasiswa yang tuntutan
mereka terkabul dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966. Berakhirnya Orde lama dan
digantikan oleh Orde Baru. Sebuah tahap baru sejarah panjang bangsa pun dimulai. Semua
merupakan hasil perjuangan dari Mahasiswa dan Pemuda yang dengan gigih berdemo selama 60
hari dengan membawa aspirasi masyarakat tentang penderitaan Rakyat. melalui Surat Perintah
11 Maret 1966 (Supersemar) yang menunjuk Soeharto, Panglima Komando Operasi Keamanan
dan Ketertiban (Pangkopkamtib) saat itu, untuk mengendalikan keamanan dan ketertiban negara.
Supersemar justru dimanfaatkan oleh Soeharto untuk merebut kekuasaan hingga akhirnya
berkuasa sebagai Presiden RI ke-2 hingga 32 tahun lamanya. Oleh rezim Orde Baru pimpinan
Soeharto, Sukarno dijadikan sebagai tahanan rumah hingga wafat pada 1970.
Kisah Aksi Tritura mengingatkan kita pada peristiwa 1998,perbedaan peristiwa 1996 dan
1998 adalah menjatuhkan pemerintah yang sedang berkuasa waktu itu, Mahasiswa dan militer
TNI bekerja sama untuk merutuntuhkan suatu kubu Komunis bernama Partai Komunis Indonsia.
Sedangkan pada tahun 1998, Mahasiswa tidak mendapat bantuan militer dari TNI ( dikarenakan
pemerintah yang ingin dilengserkan waktu itu, Presiden Soeharto, merupakan Mayor Jenderal
dari TNI). Persamaan Aksi pada tahun 1966 dan 1998 adalah sama - sama berhasil melengserkan
kekuatan pemerintah yang sedang berkuasa waktu itu. Kedua gerakan sama - sama terjadi dalam
skala nasional.
perbandingan antara gerakan mahasiswa 1966 dengan 1998 adalah ketika aksi 1966
mahasiswa menyelenggarakan aksi hanya untuk mengajukan tuntutan rakyat kepada pemerintah,
agar pemerintah bisa secepatnya membenahi dan memperbaiki masalah² negara yang terjadi pada
saat itu, dan didalam aksi 1966 tidak ada tindak anarkis ataupun kekerasan yang dilakukan oleh
pihak mahasiswa sendiri ataupun dari pihak pemerintah.
sedangkan pada saat aksi 1998, saat itu banyak sekali terjadi tindak anarkisme dan
kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa dan pemerintah, karena tujuan mereka selain ingin
mendesak pemerintah untuk membenahi krisis moneter 1998, mereka juga memiliki tujuan untuk
melengserkan dan menurunkan presiden Soeharto.
Dan Persamaannya adalah , sama - sama dipelopori oleh amarah mahasiswa akan situasi
nasional saaat itu, Pergerakan sama - sama terjadi secara serentak dalam skala nasional dan Sama
sama mendapat dukungan oleh rakyat pada saat itu.