Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AKSI TRITURA
Tri Tuntutan Rakyat (disingkat Tritura) adalah tiga tuntutan kepada pemerintah
yang diserukan para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia (KAMI). Selanjutnya diikuti oleh kesatuan-kesatuan aksi yang lainnya
seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar
Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI), Kesatuan Aksi Sarjana
Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan Kesatuan Aksi Guru
Indonesia (KAGI), serta didukung penuh oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Adanya peristiwa G-30 S/PKI telah menimbulkan kemarahan rakyat. Keadaan politik
dan keamanan Negara menjadi kacau, perekonomian memburuk dan inflasi
mencapao 600%. Upaya pemerintah dalam melakukan devaluasi rupiah dan
kenaikan menyebabkan timbulnya keresahan masyarakat. Keadaan
negara Indonesia sudah sangat parah, baik dari segi ekonomi maupun politik. Harga
barang naik sangat tinggi terutama Bahan bakar minyak (BBM).
Dengan keadaan tersebut, muncul aksi-aksi tuntutan penyelesaian yang seadil-
adilnya terhadap pelaku G-30 S/PKI semakin meningkat. Gerakan tersebut
dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda-pemuda, mahasiswa, dan pelajar (KAPPI,
KAMI, KAPI). Ketika gelombang demonstrasi menuntut pembubaran PKI semakin
keras, pemerintah tidak segera mengambil tindakan. Oleh karenanya, pada
tanggal 12 Januari 1966, KAMI dan KAPPI memelopori kesatuan aksi yang
tergabung dalam Front Pancasila mendatangi DPR-GR menuntut Tritura. Isi Tritura
adalah:
Baik gerakan mahasiswa di tahun 1966 dengan 1998 memiliki kesaman, dimana
aksi demonstrasi yang dilakukan dipelopori oleh mahasiswa. Dimana keadaan
Indonesia saat itu pun sedang mengalami Krisismoneter yang cukup lama. Selain
itu, berkat aksi demonstrasi yang dilakukan mampu menurunkan presiden Soekarno
dan Soeharto dari kursi kepresidenan.
Gerakan mahasiswa tahun 1966 dan gerakan mahasiswa tahun 1998 ternyata
memiliki persamaan dalam hal sekutu gerakan yang bersifat saling memanfaatkan
dan saling menguntungkan serta dalam hal menggunakan aksi-aksi massa serta
aksi simbolik. Sedangkan perbedaan dari kedua gerakan mahasiswa tersebut dapat
dilihat pada model organisasi termasuk di dalam nya perbedaan pada kesolidan
gerakan, kepemimpinan, dan spektrum atau haluan. Jika kita kritisi lagi kedua
gerakan mahasiswa diatas maka kita akan menemukan bahwa gerakan mahasiswa
tersebut tidak memiliki visi yang jelas serta selalu dikhianati oleh sekutu-sekutunya
sendiri. Oleh karena itu bisi yang jelas, adanya organisasi penghimpun,
meminimalisir mengandalkan sekutu gerakan, penguatan propaganda serta
pendirian partai politik mahasiswa merupakan salah satu solusi dari permasalahan
gerakan mahasiswa dewasa ini.