Anda di halaman 1dari 8

FORMATUR SAP

Mata Kuliah : Promosi Kesehatan

Topik/Bahasan : pencegahan covid

Sub Topik/ Bahasan : cara memakai masker dan mencuci tangan

Sasaran : pengunjung puskesmas

Tempat : depan poli umum

Waktu : 25 Menit

Pemateri : Zenalidia Ermilda

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah diberikan pendidikan kesehatan penanganan korban bullying selama 1 x 25
menit, diharapkan mahasiswi dapat menangani korban bully.
.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1 x 25 menit, mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan Pengertian bullying
2. Menyebutkan Kategori bullying
3. Menyebutkan Faktor penyebab bullying
4. Menyebutkan Tanda dan gejala bullying
5. Menyebutkan dampak dari bullying
6. Menyebutkan penanganan korban bullying
7. Menyebutkan cara pencegahan dari bullying

C. MATERI
1. Pengertian bullying
2. Kategori bullying
3. Faktor penyebab bullying
4. Tanda dan gejala bullying
5. Dampak dari bullying
6. Penanganan korban bullying
7. Cara pencegahan dari bullying

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

E. MEDIA
1. Leafleat
2. LCD
3. Power point
4. Laptop
5. MIC & Speaker

F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (KBM)

No Tahap Kegiatan Respon yang waktu


diharapkan
1 Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam 3. menit
mengucapkan salam 2. Mendengarkan dan
2. Memperkenalkan diri memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan 3. Mendengarkan dan
4. Kontrak waktu memperhatikan
5. Apersepsi 4. Menyetujui
kesepakatan waktu
pelaksanaan penkes
5. Menjawab dan
memperhatikan
2 Penyampaian 1. Menjelaskan Pengertian 1. Mendengarkan dan 20 menit
Isi bullying memperhatikan
2. Menjelaskan Kategori 2. Mendengarkan dan
bullying memperhatikan
3. Menjelaskan Faktor 3. Mendengarkan dan
penyebab bullying memperhatikan
4. Menjelaskan Tanda dan 4. Mendengarkan dan
gejala bullying memperhatikan
5. Menjelaskan Dampak 5. Mendengarkan dan
dari bullying memperhatikan
6. Menjelaskan Cara 6. Mendengarkan dan
pencegahan dari memperhatikan
bullying 7. Bertanya,
7. Memberikan memperhatikan
kesempatan
mahasiswa/mahasiswi
untuk bertanya
3 Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menjawab 2 menit
2. Menyimpulkan materi pertanyaan
penyuluhan yang telah 2. Memperhatikan dan
disampaikan mendengarkan
3. Mengucapkan salam serta kesimpulan
terima kasih kepada 3. Menjawab salam
sasaran

G. EVALUASI
1. Memberikan pertanyaan dalam bentuk lisan :
a. Sebutkan 3 dari 5 faktor penyebab bullying ?
b. Sebutkan cara penanganan bullying ?

Jawaban :

a. Faktor penyebab bullying


 Adanya rasa ingin berkuasa
 Akibat kurang perhatian dari orang sekitar
 Perilaku pernah menjadi korban kekerasan
 Akibat sering berkelahi
 Akibat meniru tindakan kekerasan di film atau game
b. Cara penanganan bullying
1) Program anti-bullying
2) Peran orang tua, guru dan teman-teman

I. DAFTAR PUSTAKA
Nusantara, ariobimo. 2008. Bullying. Jakarta : Yayasan semai jiwa Amini
Priyatna, andri. 2010. Let’s end bullying : memahami, mencegah, dan mengatasi
bullying. Jakarta : PT gramedia
Wibowo, Antonius p. s. 2019. Penerapan hukum pidana dalam penanganan
bullying di sekolah. Jakarta : universitas katolik Indonesia atma jaya
J. LAMPIRAN
1. Pengertian
Berdasarkan literature, dengan merujuk pada the American psychological
association bullying diberi penjelasan sebagai berikut : bullying atau intimidasi
melibatkan perilaku agresif yang dimaksudkan untuk menyebabkan orang lain
menderita luka atau ketidaknyamanan.
Menurut riauskina, djuwita, dan soesetio ( 2005 ) sebagaimana dikutip oleh
PPH – BPHN ( pusat penyuluha hukum, badan pembinaan hukum nasional ),
bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang – ulang oleh
sesorang / sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa / siswi lain
yanglebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
2. Kategori bullying
Adapun 5 kategori bullying, sebagai berikut:
a. Fisik: memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mengunci
seseorang dalam ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan
merusak barang-barang yang dimiliki orang lain.
b. Verbal: mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi
panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs),
mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip.
c. Perilaku Non-Verbal Langsung: menempelkan ekspresi muka yang
merendahkan, mengejek, atau mengancam (biasanva disertai oleh bullying fisik
atau verbal).
d. Perilaku Non-Verbal Tidak Langsung: mendiamkan seseorang, memanipulasi
persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan,
mengirimkan surat kaleng.
e. Pelecehan Seksual: kadang dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal.
3. Faktor Penyebab Bullying
a. Adanya rasa ingin berkuasa
b. Akibat kurang perhatian dari orang sekitar
c. Perilaku pernah menjadi korban kekerasan
d. Akibat sering berkelahi
e. Akibat meniru tindakan kekerasan di film atau game
4. Tanda dan gejala bullying
Di bawah ini adalah gejala-gejala bullying.
- Mengurung diri (school phobia)
- Menangis
- Minta pindah sekolah Konsentrasi anak berkurang
- Prestasi belajar menurun
- Tidak mau bermain/bersosialisasi
- Suka membawa barang-barang tertentu (sesuai yang diminta "bully") . Anak jadi
penakut
- Marah-marah/uring-uringan
- Gelisah
- Menangis
- Berbohong Melakukan perilaku bullying terhadap orang lain Memar/lebam-
lebam
- Tidak bersemangat
- Menjadi pendiam
Tanda anak telah menjadi korban bullying di antaranya:
- Depresi Cemas
- Selalu khawatir pada masalah keselamatan diri
- Menjadi pemurung
- Agresi
- Timbul isu-isu akademik
- Tampak rendah diri dan menjadi pemalu Menarik diri dari pergaulan Yang
terparah, penyalahgunaan substansi (obat atau al- kohol)
- Ogah-ogahan pada saat mau berangkat ke sekolah atau tampak sengaja ingin tiba
di sekolah pas bel masuk berbunyi dengan cara sengaja melambatkan diri pergi
ke sekolah.
- Senang menyendiri. Tidur terlalu sedikit atau sebaliknya tidur melulu. Keluhan-
keluhan somatik (misal, sakit kepala, sakit perut, dan lain-lain.)
5. Dampak Bullying
a. Dampak negatif
1) Munculnya berbagai masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan maslah
tidur dan akan terbawa hingga korban dewasa
2) Keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan
otot.
3) Dalam kasus yang cukup langka, korban bullying mungkin akan
menunjukkan sifat kekerasan.
b. Dampak positif
1) Lebih kuat dan tegar menghadapi masalah
2) Termotivasi untuk menunjukkan potensinya agar tidak direndahkan lagi
3) Termotivasi untuk berorientasi diri sendiri
6. Cara Pencegahan Bullying
Ada 3 model pencegahan bullying yang mampu mengatasi bullying
1. Model Transteori dipandang efektif untuk mengenal masalah bullying, mulai dari
pengertian bullying sampai upaya mencegah dan pengujiannya. Seperti disebutkan
dalam bab Pendahuluan, banyak teori atau model untuk menjalankannya, antara
lain pembinaan kelompok, penyuluhan, mediasi, jejaring, dsb. Model Transteori
(TTM, Transtheoretical Model) ditemukan oleh W.F. Prochaska" merupakan
gabungan pemikiran dari beberapa teori lain secara terintegrasi yang dipakai
sebagai salah satu model intervensi sosial;
Model Transteori merupakan salah satu metode penyadaran bahaya bullying yang
bersifat ajakan, mudah dipahami, bertahap namun relatif cepat dan aman, bagi
orang tua, guru ataupun anak, korban maupun pelaku. Dalam setiap tahapannya
selalu muncul rasa keingintahuan, hasrat dan upaya yang lebih besar untuk
mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Setiap peserta akan
mendapatkepuasansetiapkaliamenyadariataudisadarkan akan bahaya bullying.
Para peserta akan menyediakan diri atau bertanya untuk melakukan persiapan
selanjutnya dari setiap tahap yang dilaluinya.

2. Support network berfungsi untuk membantu jalannya tahapan Transteori. Support


network adalah program untuk melakukan upaya komunikasi antara pihak sekolah
dan komunitasnya. Dalam upaya pencegahan bullying, support network perlu
dilakukan terlebih dahulu, yakni dengan menggalang berkumpulnya seluruh
komunitas sekolah untuk disatukan pemahaman dan keterlibatan mereka secara
bersama mengenai bullying;
3. Program SAHABAT dengan dasar-dasar nilai kasih sayang, harmoni, baik budi,
dan tanggung jawab adalah contoh program yang mengandung nilai sosial paling
mendasar yang memudahkan kedua model di atas dapat dilaksanakan secara
nyata, terkontrol, individual maupun berkelompok/bersama- sama, terorganisasi
dan efektif dalam mencegah bullying melalui pelatihan perbaikan perilaku anak-
anak. Jadi, Program SAHABAT melalui penyelenggaraan jaringan dan
pengenalan etika ini membantu pelaksanaan model Transteori. Ini karena
pembentukan jaringan dan pengenalan etika dari Program SAHABAT
memberikan contoh perilaku yang bersahabat. Contoh ini dilakukan misalnya
dengan menyelenggarakan kesenian bersama, kerja bakti, diskusi, yang pada
dasarnya menunjukkan semangat kebersamaan, toleransi, bersahabat, dan
bertanggung jawab terhadap sesama dan pekerjaannya.
7. Penanganan korban bullying
a. Peran orang tua, guru, dan teman – teman
Paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang
melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai
orangtua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin
rasa aman bagi korban.
b. Program anti-bullying
Program anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara menggiatkan
pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan
kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi bullying ke dalam
pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid.

Anda mungkin juga menyukai