Anda di halaman 1dari 11

KISI-KISI SOAL PAS KELAS XII MIPA

Materi : Pertumbuhan dan Perkembangan


1. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
 Nutrisi dan air : Nutrien atau zat makanan diperlukan sebagai sumber energi dan
sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama
pertumbuhan.
Hewan mendapatkan nutrien dari tumbuhan dan hewan lain.
Tumbuhan mendapatkan nutrien dari dalam tanah.
Nutrien dibedakan menjadi dua yaitu
1. makronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak) dan
2. mikronutrien (unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit).
Tumbuhan yang kekurangan nutrien pertumbuhannya terhambat.
 Air : sangat penting bagi kehidupan karena air merupakan bahan pelarut di dalam
tubuh.
1. Tumbuhan yang kekurangan air akan meningkatkan sintesis hormon absisin yang
dapat menghambat pertumbuhan.
2. Air mempengaruhi kadar enzim dan substrat sehingga secara tidak langsung air
mempengaruhi laju reaksi metabolisme.
3. Tumbuhan yang kekurangan air, biasanya justru mempercepat pembentukan
bunga dan biji untuk mempersingkat siklus hidupnya.
 Cahaya : diperlukan oleh semua makhluk hidup.
1. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk fotosintesis dan pertumbuhan.
2. Dalam keadaan gelap, auksin merangsang pemanjangan sel sehingga tumbuhan
akan tumbuh lebih cepat. Tetapi tumbuhan tersebut mengalami etiolasi yaitu
tampak kuning pucat dan kurus.
3. Cahaya dibutuhkan tumbuhan dalam intensitas sedang karena jika intensitas
cahaya terlalu tinggi, klorofil akan rusak.
4. Hewan juga memerlukan cahaya matahari untuk mengaktifkan provitamin D di
dalam kulit menjadi vitamin D untuk kekuatan tulang.
 Suhu
1. Semua organisme memerlukan suhu tertentu untuk bertahan hidup.
2. Suhu berpengaruh terhadap kerja enzim dan fisiologi organisme.
3. Suhu optimum yang paling baik untuk pertumbuhan adalah 10-38 oC.
 Oksigen
1. Oksigen diperlukan organisme untuk pernafasan.
2. Oksigen digunakan untuk membakar zat makanan agar menghasilkan energi.
3. Energi tersebut digunakan untuk beraktivitas.
 Kelembapan
1. Pada tumbuhan, kelembaban udara mempengaruhi proses penguapan air.
2. Jika kelembapan udara rendah, maka penguapan air meningkat sehingga
penyerapan air dan garam-garam mineral oleh akar semakin banyak. Keadaan ini
akan memacu pertumbuhan.
3. Kelembapan tanah mempengaruhi kandungan zat organik di dalam tanah.
4. Jika kelembapan tanah tinggi, maka kandungan air dan bahan organik dalam
tanah semakin banyak.
2. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan

a) Pertumbuhan
a. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran dan berat, tetapi tidak dapat
balik (irreversible). Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif.
b. Bersifat kuantitatif  dapat diukur dengan alat ukur : pertumbuhan batang
tumbuhan diukur dengan auksanometer (busur pertumbuhan)
c. Bersifat irreversibel  tidak dapat kembali ke keadaan semula
d. Reproduksi secara mitosis.

b) Perkembangan
a. Perkembangan adalah proses perubahan dalam bentuk (morfogenesis).
b. Perkembangan dapat diartikan sebagai proses menuju tercapainya kedewasaan
atau tingkat yang lebih sempurna pada makhluk hidup.
c. Bersifat kualitatif  tidak dapat diukur dengan alat ukur, dinyatakan dengan
perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan
d. Bersifat reversibel  dapat kembali ke keadaan semula
e. Reproduksi secara meiosis.

3. Hormon-hormon pertumbuhan dan fungsinya.


Hormon pada tumbuhan disebut fitohormon contohnya auksin, giberelin, sitokinin, asam
absisat, etilen, asam traumatin dan kalin.
Auksin : Auksin alami yang dihasilkan oleh tanaman adalah asam indol asetat (IAA). Fungsi
auksin adalah:
 mengatur pembesaran sel,
 memacu perpanjangan sel di daerah belakang meristem ujung.
 merangsang pembelahan sel-sel kambium,
 meningkatkan perkembangan bunga dan buah,
 merangsang perkembangan akar lateral.
Auksin rusak jika terkena cahaya sehingga batang yang terkena sinar memiliki kadar
auksin yang rendah dan membengkok menuju arah datangnya sinar.
Giberelin : Giberelin ditemukan pada semua bagian tanaman misalnya pucuk batang, ujung
akar, bunga, buah dan terutama pada biji.
Peranan giberelin adalah:
1. Merangsang pembelahan sel dan mengatur perkecambahan.
2. Merangsang aktivitas enzim amilase dan proteinase dalam perkecambahan,
3. Merangsang pembentukan tunas,
4. Menghilangkan dormansi biji,
5. Merangsang munculnya bunga sebelum waktunya
6. Merangsang pertumbuhan buah secara partenokarpi.
Giberelin dapat mengubah tanaman kerdil menjadi 3-5 kali lebih tinggi.
Sitokinin : Sitokinin banyak terdapat pada organ muda (biji, buah dan daun) dan di ujung
akar.
Sitokinin dibuat di akar lalu diangkut melalui xilem menuju daun dan buah.
Peranan sitokinin adalah:
• merangsang pembelahan sel,
• merangsang pembentukan tunas,
• menghambat efek dominasi apikal oleh auksin dan mempercepat pertumbuhan
memanjang.
• Sitokinin menunda penuaan dan mempertahankan kesegaran jaringan supaya tetap
hijau.
Asam Absisat : Nama asam absisat berasal dari kemampuan zat ini untuk mendorong
absisi
Asam absisat ditenemukan oleh F.T. Addicott (1963).
Peranan asam absisat adalah:
1. menghambat pembelahan dan pemanjangan sel,
2. menunda pertumbuhan,
3. membantu dormansi.
Gas Etilen : Gas etilen ditemukan pada tahun 1934 oleh R. Gane.
 Gas etilen berperan dalam mempercepat pematangan buah.
 Nama perdagangan etilen adalah karbit.
 Etilen juga menyebabkan pertumbuhan batang menjadi tebal yang berguna untuk
menahan pengaruh angin.
 Kombinasi etilen dengan hormon lain dapat menguntungkan. Misalnya etilen dengan
auksin dapat memacu pembungaan pada mangga dan nanas.
 Kombinasi etilen dengan giberelin dapat mengatur tumbuhnya bunga jantan dan
bunga betina.
Asam Traumatin : Asam traumatin (hormon luka), berperan merangsang pembelahan sel-
sel di bagian tumbuhan yang luka supaya tertutup.
Kalin : Hormon kalin dibedakan atas:
– rizokalin untuk merangsang pembentukan akar;
– kaulokalin merangsang pembentukan batang;
– filokalin merangsang pembentukan daun; dan
antokalin atau florigen merangsang pembentukan bunga.

4. Tipe-tipe perkecambahan.
Perkecambahan Epigeal :Perkecambahan di atas
tanah (Epigeal) Perkecambahan epigeal adalah bila
terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun
lembaga (hipokotil) sehingga mengakibatkan daun
lembaga (plumula) dan kotiledon terangkat ke atas
tanah, misalnya pada kacang kapri (Pisum sativum),
jagung (Zea mays).

Perkecambahan di bawah tanah (Hipogeal) :


Perkecambahan hypogeal adalah bila terjadi
pembentangan ruas batang teratas (epikotil)
sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah
tetapi kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada
biji jagung (Zea mays)
5. Fase embrionik pada hewan dan ciri masing-masing fase.
1. Pembelahan (Cleavage)
• Zigot berupa satu sel yang memiliki satu inti.
• Zigot mengalami pembelahan mitosis dari satu menjadi dua
sel, kemudian empat sel, delapan sel, enambelas sel dan
seterusnya.
• Pembelahan zigot berlanjut memberbentuk morula
(zigot membelah secara meiosis(2 sel, 4 sel, 8 sel dan
32 sel)pembelahan zigot tersebut akan membentuk suatu wujud yang
menyerupai buah anggur yang disebut dengan morula dengan memiliki banyak
sel). Selanjutnya dari morula membentuk
blastula(morula akan terus melakukan
pembelahan mitosis sampai terbentuk suatu
rongga pada bagian tengahnyayang disebut
dengan blastosol).
• Gastrulasi
• Blastula berkembang membentuk gastrula. GASTRULASI
• Pada tahap gastrulasi terjadi pengaturan sel-sel blastula menjadi tiga lapisan yaitu
ektoderm, mesoderm dan endoderm.

6. Tahap-tahap proses perkecambahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi.

• Pembelahan sel  mitosis membentuk jaringan embrional


• Morfogenesis  perkembangan akar dan tunas rudimeter pada kotiledon setelah
perkecambahan membentuk sistem akar dan tunas tumbuhan
• Diferensiasi seluler  proses yang menjadikan sel memiliki fungsi-fungsi biokimia dan
morfologi khusus yang sebelumnya tidak dimiliki.
Tumbuhan bertambah tinggi dan besar disebabkan 2 hal :
1. Pertambahan jumlah sel sebagai hasil pembelahan mitosis dan meristem di titik tumbuh
primer dan sekunder
2. Pertambahan komponen seluler dan adanya diferensiasi sel
Perkecambahan  munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji)
Proses perkecambahan melibatkan proses fisika dan kimiawi :
1. Proses fisika : terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat potensial air yang rendah
pada biji kering.
2. Proses kimia : ketika kulit biji pecah, air yang masuk akan mengaktifkan embrio untuk
melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon akan
mendorong aleuron (lapisan tipis diluar
endosperma) mensintesis dan mengeluarkan
enzim.
Enzim bekerja menghidrolisis
cadangan makanan dalam
kotiledon dan endosperma.
7. Daerah pertumbuhan pada akar dan peranannya masing-masing.
Pada penampang membujur akar dapat diamati 4 daerah pertumbuhan :

o Tudung akar  mensekresikan cairan polisakarida untuk melunakkan tanah di sekitar titik
tumbuh akar, sehingga mudah ditembus akar.
o Daerah pembelahan sel (meristem)  daerah pusat pembelahan sel, yang menghasilkan
sel-sel meristem primer untuk menggantikan sel-sel tudung akar yang rusak.
o Daerah pemanjangan sel  terletak di belakang daerah meristem. Pembelahan sel nya lebih
lambat dari sel di daerah meristem. Sel-sel di daerah ini berfungsi sebagai penyimpan
cadangan makanan.
o Daerah diferensiasi  memiliki 3 sistem jaringan yang dihasilkan dari sel-sel meristem:
1. protoderma : lapisan terluar yang akan menjadi epidermis
2. meristem dasar : mengisi daerah korteks akar
3. prokambium : lapisan pusat (dalam) yang akan menjadi xilem dan floem

Materi : Metabolisme
1. Teori cara kerja enzim
 Teori kunci/gembok dan anak kunci (Lock and key)  Emil Fischer (1894)
Hanya anak kunci (substrat) yang ukurannya sesuai yang dapat masuk ke lubang
gembok (sisi aktif enzim), membentuk ikatan kompleks enzim ssubstrat kompleks Hal
ini menjadikan Enzim bekerja secara spesifik.
 Teori cocok terinduksi (Induced Fit Theory) : Daniel Koshland
Substrat berperan dalam menentukan bentuk akhir enzim, jadi sisi aktif enzim
bersifat fleksibel

2. Inhibitor kerja enzim dan pengaruhnya


Ada beberapa senyawa kimia yang dapat menghambat (menginhibisi) kerja enzim spesifik.
Berdasar sifat ikatannya, inhibitor dibedakan menjadi 2:
1. Inhibitor irreversible, jika inhibitor berikatan dengan sisi aktif enzim secara kovalen sehingga
ikatannya kuat dan tidak dapat terlepas, dan menyebabkan enzim menjadi tidak aktif.
2. Inhibitor reversible, dibedakan menjadi :
a. Inhibitor reversible kompetitif : menempati sisi aktif enzim dengan cara bersaing dengan
substrat. Penghambatan dapat dihilangkan dengan menambahkan jumlah substrat.
b. Inhibitor reversible nonkompetitif : menempati bagian lain dari enzim dan tidak bersaing
dengan substat untuk menempati sisi aktif enzim, menyebabkan molekul enzim mengubah
bentuknya sehingga sisi aktif enzim menjadi tidak reseptif (tidak bisa menerima substrat.

3. Pengertian metabolisme, penjelasannya masing-masing proses baik anabolisme maupun


katabolisme
 Metabolisme merupakan seluruh proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi
segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel tersebut mampu untuk tetap bertahan hidup,
tumbuh, dan melakukan reproduksi.
 Metabolisme hanya dapat berlangsung jika ada enzim yang bekerja
 Sel-sel menyimpan energi kimia dalam bentuk makanan kemudian mengubahnya dalam
bentuk energi lain pada proses metabolisme.
 Anabolisme adalah pembentukan molekul-molekul besar dan kompleks dari molekul-
molekul kecil dan sederhana. Misalnya pembentukan senyawa-senyawa seperti pati,
selulosa, lemak, protein dan asam nukleat. Pada peristiwa anabolisme memerlukan
masukan energi.
 Katabolisme adalah penguraian /pemecahan molekul-molekul besar dan kompleks
menjadi molekul-molekul kecil, dan prosesnya melepaskan energi. Contoh : respirasi, yaitu
proses oksidasi gula menjadi H2O dan CO2

4. Pengertian glikolisis :
 Berlangsung di sitoplasma
 Berlangsung secara anaerob
 Mengubah/penguraian glukosa (6C) menjadi 2 asam piruvat (3C).
 Untuk setiap molekul glukosa dihasilkan energi 2 ATP dan 2 NADH
 Dikenal sebagai Reaksi Embden dan Meyerhoff

5. Tahap-tahap pada siklus Krebs (gambar ada di LKS hal 43)( Siklus Krebs : berlangsung
dalam 8 tahap rekasi dengan hasil akhir 6 NADH, 2FADH2, 2 ATP dan 4 CO2)

1. Pembentukan asam sitrat oleh asetil KoA dan asam


oksaloasetat
2. Perubahan asam sitrat menjadi isositrat
3. Dehidrogenasi isositrat menjadi ά-ketoglutarat dan
karbondioksida
4. Dekarboksilasi ά-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA dan
karbondioksida
5. suksinil-KoA diubah menjadi suksinat
6. Suksinat mengalami dehidrogenasi menjadi fumarat
7. Hidrasi fumarat membentuk malat
8. Dehidrogenasi malat membentuk oksaloasetat.
6. Reaksi gelap dan reaksi terang fotosintesis

7. Kelelahan pada otot dan penjelasan penyebabnya

Materi : Pembelahan Sel


1. Tahap-tahap pembelahan mitosis (urutan, gambar dan ciri-ciri masing tahap)
 Proses pembelahan sel dengan 2 kali pembelahan yang menghasilkan 4 sel anakan.
 Masing-masing sel anak memiliki ½ dari jumlah kromosom sel induk.
 Berlangsung melalui tahap Meiosis I dan Meiosis II.

1. Profase: Benang-benang kromatin dalam nukleus mengalami penebalan dan memendek,


membentuk kromosom.
 Tiap lengan kromosom mengalami duplikasi mem- bentuk 2 kromatid yang terikat
pada sentromer.
 Nukleolus dan nukleus menghilang
 Terbentuk gelendong pembe-lahan (spindel)
 Pada bagian sentromer terbentuk struktur protein yang disebut kinetokor.
2. Metafase : Kromosom pada posisi paling padat
 Kromosom berjajar di bidang pembelahan (ekuator)
 Masing-masing kromosom terikat oleh benang gelendong pembelahan di bagian kinetokor
3.Anafase
 Kedua sentromer yang menempel pada kromatid kembar mulai memisah
 Kromosom anakan bergerak ke arah kutub-kutub yang berlawanan, karena benang
kinetokor memendek
 Terbentuk satu set kromosom lengkap pada masing-masing kutub sel
Telofase
 Masing-masing kromosom kembali ke keadaan semula.
 Kromosom terurai menjadi benang-benang kromatin tipis
 Membran inti sel kembali terbentuk mengelilingi setiap set kromosom
 Sebelum pembelahan mitosis selesai, terjadi peristiwa sitokenesis, yaitu peristiwa
pembelahan sitoplasma yang
berlangsung sebelum proses
pembelahan inti sel selesai.

2. Perbedaan pembelahan mitosis


dan meiosis

3. Tahap-tahap
spermatogenesis dan oogenesis

Materi : Materi Genetik


 Basa nitrogen pada DNA dan RNA dengan bagian-bagian yang menyusunnya.
 Asam deoksiribonukleat merupakan molekul kompleks yng dibentuk oleh 3 macam molekul :
1. Gula pentosa (deoksiribosa)  gula dengan 5 atom karbon
2. Fosfat
3. Basa nitrogen, terdiri atas :
a. purin : guanin (G) dan Adenin (A)
b. pirimidin : timin (T) dan sitosin ( C)
 Struktur kimia RNA seperti DNA, tersusun atas polinukleotida yang terdiri atas asam nukleat
yang merupakan bentuk polimerisasi dari gula pentosa, basa N dan fosfat.
 Macam-macam bentuk kromosom berdasar bentuk sentromernya.
Merupakan kepala kromosom. Di dalam sentromer tidak terdapat gen.
Sentromer berperan sebagai tempat melekatnya benang-benang gelendong pada saat
pembelahan sel
Berdasar letak sentromer, kromosom dibedakan menjadi:
 Metasentrik  Sentromer di tengah, kedua lengan sama
panjang (membentuk huruf V
 Sub metasentrik  sentromer mendekati bagian tengah,
sehingga lengan yang satu lebih panjang
 Akrosentrik  sentromer mendekati ujung, sehingga satu
lengannya sangat pendek
 Telosentrik  sentromer diujung, sehingga hanya
memiliki satu lengan.

 Tahap-tahap sintesis protein

 Sintesis melalui 2 tahap yaitu transkripsi dan translasi.

 Proses transkripsi dan translasi pada sintesis protein


 Transkripsi adalah pembentukan mRNA dari salah satu pita DNA dengan bantuan RNA
polimerase, dengan tahap :
1. RNA polimerase melekat pada molekul DNA sehingga sebagian doble helix membuka
2. Akibat membukanya pita DNA, basa pada salah satu pita menjadi bebas, sehingga memberi
kesempatan basa pasangannya menyusun mRNA. Misal timin (T) dari DNA akan membentuk
Adenin (A), sitosin (S) akan membentuk guanin (G) pada mRNA. DNA yang melakukan
transkripsi adalah DNA sense/template
3. Transkripsi merupakan proses pembentukan m-RNA melalui pita sense DNA. Pita sense
merupakan salah satu pita DNA yang menjadi pita cetakan. Pita DNA satunya disebut pita
anti sense yang berfungsi pada proses replikasi.
4. komponen basa nitrogen pada pita t-RNA sama persis dengan komponen basa nitrogen
pada pita antisense DNA, kecuali pada basa nitrogen Timin yang diganti Urasil.
 Translasi merupakan tahap kedua dari sintesis protein.
 Terjadi penerjemahan urutan kodon pada m-RNA menjadi urutan asam amino pada ribosom
dengan bantuan tRNA, dengan tahapan sebagai berikut :
1. pemindahan asam amino dari sitoplasma ke ribosom oleh tRNA, dan hasilnya adalah AA-
AMP dan fosfat organik
2. AA-AMP diikat oleh tRNA untuk dibawa ke ribosom
3. Ujung bebas tRNA memiliki 3 basa nitrogen yang dapat mengikat asam amino (disebut
antikodon)
4. Antikodon harus sesuai dengan pasangan basa kodon.
5. tRNA yang telah melepas asam amino kemudian meninggalkan ribosom.
6. Translasi meliputi 3 tahap : inisiasi, elongasi, terminasi.
7. Kodon pertama untuk dimulainya proses translasi adalah kodon start.
8. Pemanjangan rantai asam amino akan berhenti jika telah sampai kodon stop.

 Tiga tahap transkirpsi (penjelasan masing-masing tahap)


Proses Inisiasi
Proses Inisiasi adalah tahapan transkripsi DNA yang terjadi di dalam enzim Polimerase, dan
pengaturannya dipengaruhi oleh Nukleotida. Nukleotida inilah yang akan menentukan dimana
terjadinya proses awal hingga akhir dari Inisiasi yang terjadi.

Proses Elongasi
Protein yang bertugas untuk menguraikan untaian rantai DNA akan bekerja lebih optimal di
tahapan ini. Enzim yang dimiliki oleh rantai RNA inilah yang pada akhirnya akan menentukan
apakah rantai DNA akan terbentuk ganda ataukah menjadi rantai tunggal. Untai rantai RNA
ini disebut sebagai Messenger RNA atau mRNA.

Proses Terminasi
Proses Terminasi terjadi karena enzim rantai RNA yang telah melalui tahapan Elongasi
menemukan kodon terminator. Proses selanjutnya ialah enzim RNA kemudian melepaskan
mRNA dan kemudian mulai melepaskan diri dari rantai DNA.

 Menentukan urutan triplet basa nitrogen baik DNA mauoun RNA jika diketahui salahsatu
rantainya ataupun diketahui urutan asam aminonya

 Teori replikasi DNA dan pengertiannya masing

 Adalah kemampuan DNA untuk membentuk DNA baru yang sama persis dengan DNA asal.
 Kemampuan ini disebut juga autokatalitik.
 Setelah replikasi akan terbentuk 2 buah DNA double helix yang sama.
 Setiap 2 molekul double helix DNA yang baru akan membentuk sebuah kromatid
 Cara konservatif  2 pita DNA induk tidak memisah, tetapi mampu membentuk DNA double
helix baru.
 Cara semi konservatif  2 pita DNA induk akan memisah, masing-masing pita DNA
mendapat pasangan pita DNA baru yang sama dengan pita DNA induk.
 Cara dispersif  pita DNA lama akan terputus-putus, lalu potongan-potongan pita tersebut
akan memisah dan membentuk potongan-potongan baru yang akan bersambungan dengan
potongan-potongan lama.

Materi : Pola Pewarisan Sifat


1. Persilangan dihybrid

Perb GenotipF2BBKK:BBKk :BbKK:BbKk:BBkk:Bbkk:bbKK:bbKk:bbkk


Perb FenotipF2Bulat Kuning : Bulat hijau : keriput Kuning : keriput hijau
9 : 3 : 3 : 1

2. Menentukan macam gamet dari suatu genotip

Perbandingan Fenotip F2  Ungu : merah : putih = 9 : 3 : 4

3. Menghitung persentase keturunan F2 dari persilangan monohybrid dan dihibrid


4. Menghitung dan nementukan perbandingan pada kasus-kasus penyimpangan sem u hukum
Mendel

Anda mungkin juga menyukai