Anda di halaman 1dari 16

Nama Mahasiswa : PURNAMA ANJASMARA

NIM : 19C606001099
No. Ujian :
INSTITUT TRANSPORTASI & LOGISTIK Mata Kuliah : Angkutan Jalan
TRISAKTI JAKARTA Nama Dosen : Drs Suripno MSTr
Tanggal Ujian : Sabtu, 30 Januari 2021
Ujian : Ujian Akhir Semester Ganjil 2020/2021

Tanda Tangan :

1. Angkutan Jalan telah diwajibkan untuk disusun Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Orang.
Pertanyaan :
a. Mohon dijelaskan hierarkhi rencana umum jaringan trayek dimaksud dan jelasakan apa materi muatan masing-masing
1) Angkutan Lintas Batas Negara : merupakan angkutan dari satu kota ke kota lain yang melewati lintas batas negara dengan menggunakan Mobil Bus umum yang terikat
dalam trayek.
Materi muatan :

– asal dan tujuan trayek serta tempat persinggahan dan/atau istirahat ditetapkan berdasarkan perjanjian antarnegara;
– jaringan jalan yang dilalui adalah jalan nasional;
– simpul jaringan lalu lintas dan angkutan jalan yaitu terminal tipe A;
– jumlah kendaraan yang dibutuhkan ditetapkan berdasarkan perjanjian antarnegara berdasarkan azas keseimbangan;
– kapasitas kendaraan yang digunakan berupa mobil bus besar atau mobil bus sedang, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian antarnegara;
– jenis kelas pelayanan yang disediakan yaitu kelas nonekonomi; dan
– tempat pengisian bahan bakar yang disepakati.
2) Angkutan AntarKota AntarProvinsi : adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten.kota yang melalui lebih dari 1 (satu) daerah provinsi
dengan menggunakan Mobil Bus umum yang terikat dalam Trayek.
Materi Muatan :
– asal dan tujuan trayek merupakan ibukota provinsi, kota, wilayah strategis nasional dan wilayah lainnya yang memiliki potensi bangkitan dan tarikan perjalanan angkutan
antarkota antarprovinsi;
– perkiraan permintaan jasa penumpang angkutan antarkota antarprovinsi;
– simpul terminal asal dan tujuan serta terminal persinggahan yang berupa terminal tipe A, atau simpul transportasi lainnya berupa bandar udara, pelabuhan dan/atau
stasiun kereta api yang dihubungkan sebagai jaringan trayek dan/atau wilayah strategis maupun wilayah lainnya yang memiliki potensi bangkitan/ tarikan perjalanan
angkutan antarkota antarprovinsi;7 dan
– jumlah kebutuhan dan jenis kendaraan angkutan antarkota antarprovinsi
3) Angkutan AntarKota DalamProvinsi adalah Angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah kabupaten/kota dalam 1 (satu) daerah provinsi dengan
menggunakan Mobil Bus umum dalam Trayek :
Materi Muatan :
– asal dan tujuan trayek merupakan ibukota provinsi, kota, ibukota kabupaten wilayah strategis regional dan wilayah lainnya yang memiliki potensi bangkitan dan tarikan
perjalanan angkutan antarkota dalam provinsi;
– perkiraan permintaan jasa penumpang angkutan antarkota dalam provinsi;
– simpul terminal asal dan tujuan serta terminal persinggahan sekurang-kurangnya terminal tipe B, atau simpul transportasi lainnya berupa bandar udara, pelabuhan
dan/atau stasiun kereta api; dan
– jumlah kebutuhan dan jenis kendaraan angkutan antarkota dalam provinsi.
4) Angkutan Perkotaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam Kawasan perkotaan yang terikat dalam Trayek :
Materi Muatan :
– asal dan tujuan trayek merupakan zona berupa pusat kegiatan tertentu (pemukiman atau perdagangan/perkantoran)
– potensi perkiraan permintaan jasa penumpang
– Rute pelayanan
– simpul persinggahan yang berupa halte
– jumlah kebutuhan dan jenis kendaraan
5) Angkutan Pedesaan adalah angkutan dari satu tempat ke tempat lain dalam satu derah kabupaten yang tidak bersinggungan dengan Trayek Angkutan Perkotaan.
Materi Muatan :
– asal dan tujuan trayek merupakan simpul-simpul transportasi perdesaan dan wilayah lainnya yang memiliki potensi bangkitan dan tarikan perjalanan angkutan
perdesaan;
– jaringan jalan yang dilalui merupakan jaringan jalan nasional, jaringan jalan provinsi dan/atau jaringan jalan kabupaten/kota;
– perkiraan permintaan jasa penumpang angkutan perdesaan;
– simpul asal dan tujuan serta persinggahan dapat berupa terminal, halte, atau simpul kegiatan ekonomi pedesaan; dan
– jumlah kebutuhan kendaraan angkutan perdesaan.

b. Khusus untuk Rencana Umum Jaringan Trayek di wilayah Jabodetabek itu wewenang siapa dan apa hubungannya dengan jaringan trayek, pada masing-masing wilayah DKI
Jakarta, Kota Tangerang, kota Depok dan Kota/Kabupaten Bekasi.
Jawab :
Rencana umum jaringan Trayek di wilayah Jabodetabek merupakan wewenang dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Keterkaitan dengan Jaringan
Trayek pada masing – masing wilayah tersebut adalah karena dalam konteks pengembangan wilayah, keterikatan satu kota dengan kota lain serta di wilayah sekitarnya
mengakibatkan jumlah pergerakan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan wilayah dan koridor pengembangan wilayah tersebut. Kondisi inilah yang terjadi pada wilayah
Jabodetabek, dimana Jakarta merupakan pusat pertumbuhan utama yang memiliki fungsi kegiatan yang bersifat heterogen, sehingga menjadikan Jakarta sebagai pusat
orientasi kegiatan penduduk yang tinggal di wilayah sekitarnya (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) sehingga menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah penyangga bagi
Jakarta.
Perkembangan Jakarta yang pesat memberikan dampak terhadap peningkatan interaksi antara Jakarta dengan Kota atau wilayah penyangga nya. Fungsi kota
penyangga tersebut sebagai Kawasan pemukiman / tempat tinggal menjadikan pilihan bagi penduduk untuk bertempat tinggal di wilayah tersebut namun tetap beraktivitas di
wilayah Jakarta. Hal ini menyebabkan timbulnya interaksi berupa pola pergerakan ulang alik (commuting) penduduk di wilayah Penyangga Kota Jakarta tersebut menuju
Jakarta.
Oleh karena itu diperlukan suatu jaringan trayek yang komprehensif agar tercipta angkutan yang saling terkoneksi satu sama lain, yang memperlihatkan adanya lintasan,
alat angkut dan kecepatan. Kesemua hal tersebut akan terwakilkan melalui system jaringan trayek yang didukung melalui studi yang memperhatikan factor system kegiatan,
system jaringan dan system pergerakkan. Ketiga hal tersebut merupakan system yang saling terkait yang perlu diperhatikan dan diselaraskan guna menunjang terciptanya
system transportasi yang baik.

4. Pemerintah berdasarkan perturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2020 Tentang Pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum, membeli layanan Angkutan kepada
Operator.
Pertanyaan :
a. Apa hubungan antara Subsdidi Angkutan dengan pembelian layanan Angkutan umum.
Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan adalah bantuan biaya pengoperasian untuk Angkutan Perkotaan dengan tarif yang ditetapkan pada Trayek tertentu.
Pembelian Layanan Angkutan Perkotaan yang selanjutnya disebut Pembelian Layanan adalah skema pemberian subsidi berupa pembelian layanan dari perusahaan angkutan
umum untuk penyelenggaraan angkutan penumpang umum di Kawasan Perkotaan kepada masyarakat.

b. Kenapa layanan Angkutan umum harus diberi oleh Pemerintah;


Untuk mengurangi dampak yang diakibatkan karena kemacetan serta tidak tertatanya sistem transportasi public yang baik, seperti

Dan untuk mewujudkan :


1) stimulus pengembangan angkutan penumpang umum perkotaan dengan jangka waktu yang ditentukan berdasarkan hasil evaluasi;
2) meningkatkan minat penggunaan angkutan umum;
3) kemudahan mobilitas masyarakat di Kawasan Perkotaan

c. Bagaimana mekanisme subsidi dilakukan.


Dalam hal gubernur atau bupati/wali kota sesuai dengan kewenangannya tidak mampu memberikan subsidi gubernur atau bupati/wali kota dapat menyampaikan
permohonan pemberian Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan kepada Menteri. dilengkapi dengan:
1) dokumen perencanaan transportasi;
2) pernyataan dukungan dari legislatif; dan
3) surat pernyataan kesanggupan yang memuat:

a) kesiapan dokumen perencanaan lanjutan di bidang Angkutan Perkotaan;


b) menyiapkan fasilitas pendukung; dan
c) pengalokasian anggaran Subsidi Angkutan Penumpang Umum Perkotaan.

Selanjutnya apabila berkas permohonan pemberian subsidi Angkutan telah di terima, dilakukan pra studi kelayakan, sampai akhirnya Penyelenggaraan Subsidi Angkutan
Penumpang Umum Perkotaan dilaksanakan oleh Menteri dengan menunjuk Perusahaan Angkutan Umum melalui proses pemilihan dengan mekanisme berbasis standar
pelayanan minimal atau quality licensing. Pada akhirnya Pemerintah mensubsidi 100% Biaya Operasional Kendaraan yang diperlukan untuk melaksanakan Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan
1. Matriks Perbandingan Perubahan UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja

UU No. 22 Tahun 2009 UU No. 11 Tahun 2020 Tanggapan


Pasal 170 : Pasal 170 1. Lebih mengerucutkan wewenang dari
(1) Alat penimbangan yang dipasang secara tetap (1) Alat penimbangan yang dipasang secara tetap penetapan lokasi, pengoperasian dan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 ayat (4) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 ayat (4) penutupan alat penimbangan kepada
huruf a dipasang pada lokasi tertentu. huruf a dipasang pada lokasi tertentu. Pemerintah Pusat.
(2) Penetapan lokasi, pengoperasian, dan penutupan alat (2) Penetapan lokasi, pengoperasian, dan penutupan 2. Pada undang undang nomor 22 tahun 2009,
penimbangan yang dipasang secara tetap pada Jalan alat penimbangan yang dipasang secara tetap pada wewenang masih hanya kepada Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara umum, di Undang Undang No. 11
Pemerintah. dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Tahun 2020 lebih di bagi kewenangan
(3) Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan (3) Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan BUMN, BUMD, atau swasta. Sehingga
yang dipasang secara tetap dilakukan oleh unit yang dipasang secara tetap dilakukan oleh unit pengoperasian lebih tertata sampai dengan
pelaksana penimbangan yang ditunjuk oleh pelaksana penimbangan yang ditunjuk oleh pemerintah daerah.
Pemerintah. Pemerintah Pusat dan dapat dikerjasamakan dengan 3. dengan adanya Undang Undang Cipta Kerja,
(4) Petugas alat penimbangan yang dipasang secara badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, turunan peraturannya juga akan dibuatkan
tetap wajib mendata jenis barang yang diangkut, berat dan swasta sesuai dengan ketentuan perundang – Peraturan Pemerintah mengenai Norma,
angkutan, dan asal tujuan. undangan. Standar, Prosedur dan Kriteria seputar
(4) Petugas alat penimbangan yang dipasang secara perizinan angkutan umum;
Pasal 173 tetap wajib mendata jenis barang yang diangkut, 4. peraturan pemerintah akan mengatur
(1) Perusahaan Angkutan Umum yang berat angkutan, dan asal tujuan peraturan secara lebih teknis perihal
menyelenggarakan angkutan orang dan/atau barang perizinan angkutan umum;
wajib memiliki : Pasal 171 tetap 5. dengan adanya Peraturan Pemerintah
a. Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam Pasal 172 tetap mengenai Norma, Standar, Prosedur dan
trayek; Kriteria Perizinan Angkutan Umum mengatur
b. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam tata cara perizinan berusaha yang saat ini
trayek; dan/atau berbasis resiko yang akan membuat
c. Izin Penyelenggaraan angkutan barang khusus Pasal 173 perizinan lebih sederhana bila dibandingkan
atau alat berat (1) Pengusahaan Angkutan Umum yang perizinan yang saat ini.
(2) Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud pada menyelenggarakan angkutan orang dan.atau barang
ayat (1) tidak berlaku untuk : wajib memenuhi Perizinan Berusaha dari Pemerintah
a. Pengangkutan orang sakit dengan Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai norma,
menggunakan ambulans; atau standar, prosedur dan kriteria yang ditetapkan oleh
b. Pengangkutan jenazah. Pemerintah Pusat.
(2) Kewajiban memiliki izin sebagaimana dimaksud pada
Pasal 179 ayat (1) tidak berlaku untuk :
a. Pengangkutan orang sakit dengan menggunakan
(1) Penyelenggaraan izin angkutan orang tidak dalam ambulans; atau

Anda mungkin juga menyukai