Ikhra Alqalam Laporan Ekotok
Ikhra Alqalam Laporan Ekotok
427828
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOTOKSIKOLOGI PERAIRAN
18/427828/PN/15608
ASISTEN PENDAMPING:
DEPARTEMEN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
1
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
2020
UJI TOKSISITAS BAHAN TOKSIK METOMIL TERHADAP
IKAN NILA (Oreochromis sp.)
Intisari
2
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
3
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
mempelajari penentuan toksisitas suatu larutan 1/44 NaOH, larutan 1/50 H2SO4,
bahan kimia atau bahan pencemar larutan indicator amilum, infikator PP
terhadap hewan air. Tujuan ketiga yaitu (Phenolphphtalein), dan indicator MO
mempelajari suatu pengaruh bahan (Methyl Orange).
kimia atau bahan pencemar terhadap
Langkah dan cara kerja
kualitas air.
praktikum ekotoksikologi perairan
METODE meliputi proses aklimatisasi, uji
pendahuluan, uji sesungguhnya, dan
Praktikum Ekotoksikologi
pengukuran kualitas air. Ikan uji yang
Perairan terbagi menjadi 2 acara yaitu
digunakan pada praktikum kali ini yaitu
uji pendahuluan yang dilaksanakan
anakan ikan nila dengan ukuran 6-9 cm
pada tanggal 2-6 November 2020 pada
yang nantinya akan dimasukan kedalam
jam 13.30 WIB. Uji sesungguhnya
akuarium. Pada proses pengujian
dilaksanakan pada tanggal 9-13
digunakan 5 akuarium dengan
November 2020 pada jam 13.30 WIB
perlakuan konsentrasi yang berbeda -
bertempat di Laboratorium Ekologi
beda yang nantinya akan diisi air
Perairan Departemen Perikanan
sebanyak 20 L dan diberi 10 ekor nila
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah
pada setiap akuarium. Pada proses
Mada. Pada praktikum ini digunakan
aklimatisasi, ikan dipindahkan ke
alat yaitu bak atau ember penampung
akuarium khusus aklimatisasi untuk
yang nantinya digunakan untuk
ikan beradaptasi terhadap kondisi
aklimatisasi hewan uji, bejana atau
lingkungan selama 10 hari. Apabila
akuarium yang digunakan untuk
selama kurun waktu 48 jam lebih dari
pengujian, alat penangkap ikan (serok),
3% populasi hewan uji mati, maka
aerator, hand counter, thermometer,
populasi hewan uji dianggap tidak
botol oksigen, Erlenmeyer, gelas ukur,
memenuhi syarat untuk pengujian.
pipet ukur, pipet tetes, kempot, dan pH
meter. Bahan – bahan yang digunakan Tahap uji pendahuluan yaitu
pada praktikum ekotoksikologi perairan penambahan bahan pencemar metomil
yaitu ikan nila, metomil, larutan dengan perlakuan aerasi dan non-aerasi.
MnSO4, larutan reagen O2, larutan Konsentrasi yang digunakan pada tahap
H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, ini meliputi 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6
4
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. Pada uji suhunya. Parameter biologi meliputi
pendahuluan dilakukan pengukuran gerakan operculum, escape reflex, dan
parameter fisika kualitas air setiap 24 mortalitas pada hewan uji. Gerakan
jam, pengukuran parameter biologi operculum diamati dan dihitung
setiap 24 jam, dan pengukuran menggunakan hand counter. Escape
parameter kimia setiap 48 jam. reflex diamati dengan mengetuk dinding
Pengamatan pola aktivitas hewan uji akuarium dan kemudian diamati respon
dilakukan setiap 24 jam, dimulai dari 0 ikan terhadap perlakuan tersebut.
jam, sampai 96 jam. Perhitungan LC50-96 Mortalitas diamati dengan menghitung
jam dilakukan dengan pendekatan analisis jumlah ikan yang mati pada saat proses
regresi linier sederhana atau dengan pengujian setiap harinya.
cara mengeksploitasi titik ordinat 50%
Parameter kimia terdiri atas
(sumbu Y) ke garis regresi linier yang
pengukuran pH, DO, dan CO2 bebas.
Digambar diatas kertas grafik milimeter
Pada pengukuran pH dilakukan dengan
blok, kemudian ditarik garis tegak lurus
pengambilan sampel air dan diukur
absis (sumbu X).
dengan menggunakan pH meter.
Uji sesunggunya dilakukan Kandungan O2 terlarut atau DO diukur
setelah didapatkan nilai LC50-96 jam dari dengan menggunakan metode Winkler
uji pendahuluan. Pada uji sesungguhnya yaitu dengan sampel air dimasukkan ke
digunakan konsentrasi yang mengacu botol oksigen dan ditambahkan larutan
pada table Rand (Rand, 1985). Tahapan MnSO4 1 ml dan 1 ml reagen oksigen,
yang dilakukan pada uji sesungguhnya digojok, dan didiamkan hingga
meliputi frekuensi pernafasan, pola mengendap. Kemudian, ditambahkan
gerak hewan uji, dan escape reflex yang H2SO4 pekat 1 ml, ditutup dan digojok
diamati pada periode 0 jam, 24 jam, 48 sampai larut. Lalu diambil 50 ml
jam, dan 96 jam. dengan gelas ukur dan dipindahkan ke
erlenmeyer. Setelah itu ditambahkan
Parameter fisika yang digunakan
1/80 N Na2S2O3 di Erlenmeyer dengan
pada praktikum ekotoksikologi perairan
cara dititrasi sampai berwarna kuning
meliputi pengukuran suhu air dengan
jerami. Ditambahkan 3 tetes indikator
mencelupkan thermometer selama ±3
amilum, larutan digoyang-goyang dan
menit dan mengamati perubahan
akan berwarna biru. Setelah itu, dititrasi
5
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
1000
bebas = x C x 0,1 mg/l dengan C
50
adalah larutan 1/44 N NaOH yang
digunakan.
6
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
Hasil
7
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
8
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
Paramete
Parameter Biologi Parameter Kimia
r Fisik
Konsentras
Jam DO
i (ppm) CO2
Suhu (0C) GO ER M pH (ppm
(ppm)
)
0 29 105 5 0 7.1 6.8 9.6
2.915 29 119 4 0 7.1 6.7 10
3.381 29.5 124 4 0 7.1 5.6 10.4
0
3.886 29 127 3 2 7.3 5.9 10.6
4.469 29 116 3 1 7.1 5.2 10
5.247 29 104 3 4 7.1 6 10.4
0 28 134 5 0
2.915 28.5 142 4 0
3.381 28.5 130 3 1
24
3.886 28 129 3 3
4.469 28 144 2 4
5.247 28.5 148 2 4
0 28.5 145 5 0 7 2.4 17.1
2.915 28.5 136 3 3 7 2.6 15.2
3.381 27 129 3 2 6.9 1.6 13.5
48
3.886 28 118 2 2 6.9 2 18
4.469 28.5 130 2 1 6.8 2.4 10.8
5.247 28 133 1 0 7 1.8 14.4
0 27 161 4 0
2.915 28 152 2 1
3.381 28 144 2 2
72
3.886 28.5 135 2 0
4.469 27 139 1 1
5.247 29 130 1 0
0 28 172 4 0 6.9 2 16
2.915 28 139 2 0 6.9 1.9 16.2
3.381 27.5 136 2 0 6.8 1.8 17
96
3.886 27 141 1 3 6.8 2 15.7
4.469 28 133 1 3 6.8 1.6 17
5.247 28.5 120 1 2 6.9 1.1 19.5
9
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
10
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
11
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
pengukuran parameter kimia. Pada jam CO2 sebesar 14 ppm. Pada jam ke 24
ke 48 diperoleh data parameter fisika diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 27.01°C. Pada suhu air sebesar 26.94°C. Pada
parameter biologi yaitu gerakan parameter biologi yaitu gerakan
operculum sebanyak 115 kali, escape operculum sebanyak 56 kali, escape
reflex sebanyak 5, dan mortalitas 0. reflex sebanyak 1, dan mortalitas 2.
Pada parameter kimia diperoleh nilai Pada pengukuran jam ke 24 tidak
pH sebesar 4.98, DO sebesar 0.66 ppm, dilakukan pengukuran parameter kimia.
dan CO2 sebesar 9 ppm. Pada jam ke 72 Pada jam ke 48 diperoleh data
diperoleh data parameter fisika yaitu parameter fisika yaitu suhu air sebesar
suhu air sebesar 27.1°C. Pada parameter 26.92°C. Pada parameter biologi yaitu
biologi yaitu gerakan operculum gerakan operculum sebanyak 73 kali,
sebanyak 124 kali, escape reflex escape reflex sebanyak 2, dan mortalitas
sebanyak 5, dan mortalitas 1. Pada 2. Pada parameter kimia diperoleh nilai
pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan pH sebesar 5.08, DO sebesar 0.56 ppm,
pengukuran parameter kimia. Pada jam dan CO2 sebesar 9 ppm. Pada jam ke 72
ke 96 diperoleh data parameter fisika diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 27.1°C. Pada suhu air sebesar 27.32°C. Pada
parameter biologi yaitu gerakan parameter biologi yaitu gerakan
operculum sebanyak 119 kali, escape operculum sebanyak 81 kali, escape
reflex sebanyak 5, dan mortalitas 0. reflex sebanyak 4, dan mortalitas 1.
Pada parameter kimia diperoleh nilai Pada pengukuran jam ke 72 tidak
pH sebesar 5.11, DO sebesar 0.87 ppm, dilakukan pengukuran parameter kimia.
dan CO2 sebesar 10 ppm. Pada jam ke 96 diperoleh data
Pada konsentrasi 4 ppm jam ke parameter fisika yaitu suhu air sebesar
0 diperoleh data parameter fisika yaitu 26.78°C. Pada parameter biologi yaitu
suhu air sebesar 28.3°C. Pada parameter gerakan operculum sebanyak 85 kali,
biologi yaitu gerakan operculum escape reflex sebanyak 4, dan mortalitas
sebanyak 94 kali, escape reflex 0. Pada parameter kimia diperoleh nilai
sebanyak 5, dan mortalitas 2. Pada pH sebesar 5.67, DO sebesar 0.63 ppm,
parameter kimia diperoleh nilai pH dan CO2 sebesar 9 ppm.
sebesar 5.01, DO sebesar 0.2 ppm, dan
12
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
13
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
14
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
diperoleh data parameter fisika yaitu suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter
suhu air sebesar 27°C. Pada parameter biologi yaitu gerakan operculum
biologi yaitu gerakan operculum sebanyak 155 kali, escape reflex
sebanyak 111 kali, escape reflex sebanyak 4, dan mortalitas 1. Pada
sebanyak 4.5, dan mortalitas 0. Pada parameter kimia diperoleh nilai pH
pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan sebesar 7.05, DO sebesar 7.9 ppm, dan
pengukuran parameter kimia. Pada jam CO2 sebesar 6.5 ppm. Pada jam ke 24
ke 48 diperoleh data parameter fisika diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 26.25°C. Pada suhu air sebesar 26.75°C. Pada
parameter biologi yaitu gerakan parameter biologi yaitu gerakan
operculum sebanyak 119 kali, escape operculum sebanyak 124 kali, escape
reflex sebanyak 4, dan mortalitas 0. reflex sebanyak 4.5, dan mortalitas 4.
Pada parameter kimia diperoleh nilai Pada pengukuran jam ke 24 tidak
pH sebesar 7.2, DO sebesar 5.5 ppm, dilakukan pengukuran parameter kimia.
dan CO2 sebesar 8 ppm. Pada jam ke 72 Pada jam ke 48 diperoleh data
diperoleh data parameter fisika yaitu parameter fisika yaitu suhu air sebesar
suhu air sebesar 27°C. Pada parameter 26.25°C. Pada parameter biologi yaitu
biologi yaitu gerakan operculum gerakan operculum sebanyak 124 kali,
sebanyak 114 kali, escape reflex escape reflex sebanyak 4.5, dan
sebanyak 4.5, dan mortalitas 1. Pada mortalitas 1. Pada parameter kimia
pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan diperoleh nilai pH sebesar 7.2, DO
pengukuran parameter kimia. Pada jam sebesar 7.7 ppm, dan CO2 sebesar 7
ke 96 diperoleh data parameter fisika ppm. Pada jam ke 72 diperoleh data
yaitu suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter fisika yaitu suhu air sebesar
parameter biologi yaitu gerakan 27.5°C. Pada parameter biologi yaitu
operculum sebanyak 132 kali, escape gerakan operculum sebanyak 181 kali,
reflex sebanyak 5, dan mortalitas 0. escape reflex sebanyak 3, dan mortalitas
Pada parameter kimia diperoleh nilai 0. Pada pengukuran jam ke 72 tidak
pH sebesar 7.2, DO sebesar 5.2 ppm, dilakukan pengukuran parameter kimia.
dan CO2 sebesar 4 ppm. Pada jam ke 96 diperoleh data
Pada konsentrasi 4 ppm jam ke parameter fisika yaitu suhu air sebesar
0 diperoleh data parameter fisika yaitu 26.5°C. Pada parameter biologi yaitu
15
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
gerakan operculum sebanyak 101 kali, suhu air sebesar 27°C. Pada parameter
escape reflex sebanyak 3, dan mortalitas biologi yaitu gerakan operculum
1. Pada parameter kimia diperoleh nilai sebanyak 109 kali, escape reflex
pH sebesar 7.35, DO sebesar 5.5 ppm, sebanyak 0.5, dan mortalitas 1. Pada
dan CO2 sebesar 7 ppm. pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan
Pada konsentrasi 6 ppm jam ke pengukuran parameter kimia. Pada jam
0 diperoleh data parameter fisika yaitu ke 48 diperoleh data parameter fisika
suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter yaitu suhu air sebesar 26.25°C. Pada
biologi yaitu gerakan operculum parameter biologi yaitu gerakan
sebanyak 134 kali, escape reflex operculum sebanyak 111 kali, escape
sebanyak 3, dan mortalitas 5. Pada reflex sebanyak 1.5, dan mortalitas 0.
parameter kimia diperoleh nilai pH Pada parameter kimia diperoleh nilai
sebesar 7.15, DO sebesar 7.6 ppm, dan pH sebesar 7.05, DO sebesar 6.4 ppm,
CO2 sebesar 4 ppm. Pada jam ke 24 dan CO2 sebesar 9 ppm. Pada jam ke 72
diperoleh data parameter fisika yaitu diperoleh data parameter fisika yaitu
suhu air sebesar 27°C. Pada parameter suhu air sebesar 27.5°C. Pada parameter
biologi yaitu gerakan operculum biologi yaitu gerakan operculum
sebanyak 85 kali, escape reflex sebanyak 126 kali, escape reflex
sebanyak 0, dan mortalitas 5. Pada sebanyak 3, dan mortalitas 0. Pada
pengukuran jam ke 48, 72, dan 96 tidak pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan
diperoleh data karena semua ikan pada pengukuran parameter kimia. Pada jam
akuarium tersebut telah mati. ke 96 diperoleh data parameter fisika
Pada konsentrasi 8 ppm jam ke yaitu suhu air sebesar 26.5°C. Pada
0 diperoleh data parameter fisika yaitu parameter biologi yaitu gerakan
suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter operculum sebanyak 115 kali, escape
biologi yaitu gerakan operculum reflex sebanyak 1, dan mortalitas 0.
sebanyak 126 kali, escape reflex Pada parameter kimia diperoleh nilai
sebanyak 3, dan mortalitas 8. Pada pH sebesar 7.35, DO sebesar 6.2 ppm,
parameter kimia diperoleh nilai pH dan CO2 sebesar 4 ppm.
sebesar 7.15, DO sebesar 6.9 ppm, dan Pada konsentrasi 10 ppm jam ke
CO2 sebesar 3.5 ppm. Pada jam ke 24 0 diperoleh data parameter fisika yaitu
diperoleh data parameter fisika yaitu suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter
16
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
17
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
24 diperoleh data parameter fisika yaitu yaitu suhu air sebesar 29.5°C. Pada
suhu air sebesar 28.5°C. Pada parameter parameter biologi yaitu gerakan
biologi yaitu gerakan operculum operculum sebanyak 124 kali, escape
sebanyak 142 kali, escape reflex reflex sebanyak 4, dan mortalitas 0.
sebanyak 4, dan mortalitas 0. Pada Pada parameter kimia diperoleh nilai
pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan pH sebesar 7.1, DO sebesar 5.6 ppm,
pengukuran parameter kimia. Pada jam dan CO2 sebesar 10.4 ppm. Pada jam ke
ke 48 diperoleh data parameter fisika 24 diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 28.5°C. Pada suhu air sebesar 28.5°C. Pada parameter
parameter biologi yaitu gerakan biologi yaitu gerakan operculum
operculum sebanyak 136 kali, escape sebanyak 130 kali, escape reflex
reflex sebanyak 3, dan mortalitas 3. sebanyak 3, dan mortalitas 1. Pada
Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan
pH sebesar 7, DO sebesar 2.6 ppm, dan pengukuran parameter kimia. Pada jam
CO2 sebesar 15.2 ppm. Pada jam ke 72 ke 48 diperoleh data parameter fisika
diperoleh data parameter fisika yaitu yaitu suhu air sebesar 27°C. Pada
suhu air sebesar 28°C. Pada parameter parameter biologi yaitu gerakan
biologi yaitu gerakan operculum operculum sebanyak 129 kali, escape
sebanyak 152 kali, escape reflex reflex sebanyak 3, dan mortalitas 2.
sebanyak 2, dan mortalitas 1. Pada Pada parameter kimia diperoleh nilai
pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan pH sebesar 6.9, DO sebesar 1.6 ppm,
pengukuran parameter kimia. Pada jam dan CO2 sebesar 13.5 ppm. Pada jam ke
ke 96 diperoleh data parameter fisika 72 diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 28°C. Pada suhu air sebesar 28°C. Pada parameter
parameter biologi yaitu gerakan biologi yaitu gerakan operculum
operculum sebanyak 139 kali, escape sebanyak 144 kali, escape reflex
reflex sebanyak 2, dan mortalitas 0. sebanyak 2, dan mortalitas 2. Pada
Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan
pH sebesar 6.9, DO sebesar 1.9 ppm, pengukuran parameter kimia. Pada jam
dan CO2 sebesar 16.2 ppm. ke 96 diperoleh data parameter fisika
Pada konsentrasi 3.381 ppm jam yaitu suhu air sebesar 27.5°C. Pada
ke 0 diperoleh data parameter fisika parameter biologi yaitu gerakan
18
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
operculum sebanyak 136 kali, escape sebanyak 135 kali, escape reflex
reflex sebanyak 2, dan mortalitas 0. sebanyak 2, dan mortalitas 0. Pada
Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan
pH sebesar 6.8, DO sebesar 1.8 ppm, pengukuran parameter kimia. Pada jam
dan CO2 sebesar 17 ppm. ke 96 diperoleh data parameter fisika
Pada konsentrasi 3.886 ppm jam yaitu suhu air sebesar 27°C. Pada
ke 0 diperoleh data parameter fisika parameter biologi yaitu gerakan
yaitu suhu air sebesar 29°C. Pada operculum sebanyak 141 kali, escape
parameter biologi yaitu gerakan reflex sebanyak 1, dan mortalitas 3.
operculum sebanyak 127 kali, escape Pada parameter kimia diperoleh nilai
reflex sebanyak 3, dan mortalitas 2. pH sebesar 6.8, DO sebesar 2 ppm, dan
Pada parameter kimia diperoleh nilai CO2 sebesar 15.7 ppm.
pH sebesar 7.3, DO sebesar 5.9 ppm, Pada konsentrasi 4.469 ppm jam
dan CO2 sebesar 10.6 ppm. Pada jam ke ke 0 diperoleh data parameter fisika
24 diperoleh data parameter fisika yaitu yaitu suhu air sebesar 29°C. Pada
suhu air sebesar 28°C. Pada parameter parameter biologi yaitu gerakan
biologi yaitu gerakan operculum operculum sebanyak 116 kali, escape
sebanyak 129 kali, escape reflex reflex sebanyak 3, dan mortalitas 1.
sebanyak 3, dan mortalitas 3. Pada Pada parameter kimia diperoleh nilai
pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan pH sebesar 7.1, DO sebesar 5.2 ppm,
pengukuran parameter kimia. Pada jam dan CO2 sebesar 10 ppm. Pada jam ke
ke 48 diperoleh data parameter fisika 24 diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 28°C. Pada suhu air sebesar 28°C. Pada parameter
parameter biologi yaitu gerakan biologi yaitu gerakan operculum
operculum sebanyak 118 kali, escape sebanyak 144 kali, escape reflex
reflex sebanyak 2, dan mortalitas 2. sebanyak 2, dan mortalitas 4. Pada
Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan
pH sebesar 6.9, DO sebesar 2 ppm, dan pengukuran parameter kimia. Pada jam
CO2 sebesar 18 ppm. Pada jam ke 72 ke 48 diperoleh data parameter fisika
diperoleh data parameter fisika yaitu yaitu suhu air sebesar 28.5°C. Pada
suhu air sebesar 28.5°C. Pada parameter parameter biologi yaitu gerakan
biologi yaitu gerakan operculum operculum sebanyak 130 kali, escape
19
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
20
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
kali, escape reflex sebanyak 4.5, dan pH sebesar 7.2, DO sebesar 7.3 ppm,
mortalitas 0. Pada parameter kimia dan CO2 sebesar 9.3 ppm.
diperoleh nilai pH sebesar 7.1, DO Pada konsentrasi 2.915 ppm jam
sebesar 7.9 ppm, dan CO2 sebesar 12 ke 0 diperoleh data parameter fisika
ppm. Pada jam ke 24 diperoleh data yaitu suhu air sebesar 28°C. Pada
parameter fisika yaitu suhu air sebesar parameter biologi yaitu gerakan
26.5°C. Pada parameter biologi yaitu operculum sebanyak 107 kali, escape
gerakan operculum sebanyak 131 kali, reflex sebanyak 4.5, dan mortalitas 0.
escape reflex sebanyak 5, dan mortalitas Pada parameter kimia diperoleh nilai
0. Pada pengukuran jam ke 24 tidak pH sebesar 7.2, DO sebesar 8.2 ppm,
dilakukan pengukuran parameter kimia. dan CO2 sebesar 8 ppm. Pada jam ke 24
Pada jam ke 48 diperoleh data diperoleh data parameter fisika yaitu
parameter fisika yaitu suhu air sebesar suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter
26°C. Pada parameter biologi yaitu biologi yaitu gerakan operculum
gerakan operculum sebanyak 124 kali, sebanyak 150 kali, escape reflex
escape reflex sebanyak 5, dan mortalitas sebanyak 4.5, dan mortalitas 0. Pada
0. Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan
pH sebesar 7.1, DO sebesar 6.7 ppm, pengukuran parameter kimia. Pada jam
dan CO2 sebesar 9.4 ppm. Pada jam ke ke 48 diperoleh data parameter fisika
72 diperoleh data parameter fisika yaitu yaitu suhu air sebesar 26.5°C. Pada
suhu air sebesar 27°C. Pada parameter parameter biologi yaitu gerakan
biologi yaitu gerakan operculum operculum sebanyak 110 kali, escape
sebanyak 101 kali, escape reflex reflex sebanyak 5, dan mortalitas 1.
sebanyak 4.5, dan mortalitas 0. Pada Pada parameter kimia diperoleh nilai
pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan pH sebesar 7.2, DO sebesar 5.7 ppm,
pengukuran parameter kimia. Pada jam dan CO2 sebesar 12.4 ppm. Pada jam ke
ke 96 diperoleh data parameter fisika 72 diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 27.5°C. Pada suhu air sebesar 27°C. Pada parameter
parameter biologi yaitu gerakan biologi yaitu gerakan operculum
operculum sebanyak 139 kali, escape sebanyak 147 kali, escape reflex
reflex sebanyak 5, dan mortalitas 0. sebanyak 4, dan mortalitas 2. Pada
Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan
21
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
pengukuran parameter kimia. Pada jam dan CO2 sebesar 8.8 ppm. Pada jam ke
ke 96 diperoleh data parameter fisika 72 diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 27.5°C. Pada suhu air sebesar 27°C. Pada parameter
parameter biologi yaitu gerakan biologi yaitu gerakan operculum
operculum sebanyak 116 kali, escape sebanyak 133 kali, escape reflex
reflex sebanyak 4.5, dan mortalitas 0. sebanyak 4, dan mortalitas 2. Pada
Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan
pH sebesar 7.1, DO sebesar 4.8 ppm, pengukuran parameter kimia. Pada jam
dan CO2 sebesar 7.3 ppm. ke 96 diperoleh data parameter fisika
Pada konsentrasi 3.381 ppm jam yaitu suhu air sebesar 27.5°C. Pada
ke 0 diperoleh data parameter fisika parameter biologi yaitu gerakan
yaitu suhu air sebesar 28°C. Pada operculum sebanyak 110 kali, escape
parameter biologi yaitu gerakan reflex sebanyak 4.5, dan mortalitas 3.
operculum sebanyak 117 kali, escape Pada parameter kimia diperoleh nilai
reflex sebanyak 5, dan mortalitas 0. pH sebesar 7.2, DO sebesar 8 ppm, dan
Pada parameter kimia diperoleh nilai CO2 sebesar 7.4 ppm.
pH sebesar 7.1, DO sebesar 7.4 ppm, Pada konsentrasi 3.886 ppm jam
dan CO2 sebesar 13 ppm. Pada jam ke ke 0 diperoleh data parameter fisika
24 diperoleh data parameter fisika yaitu yaitu suhu air sebesar 28°C. Pada
suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter parameter biologi yaitu gerakan
biologi yaitu gerakan operculum operculum sebanyak 114 kali, escape
sebanyak 127 kali, escape reflex reflex sebanyak 4.5, dan mortalitas 2.
sebanyak 3.5, dan mortalitas 1. Pada Pada parameter kimia diperoleh nilai
pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan pH sebesar 7.2, DO sebesar 6.4 ppm,
pengukuran parameter kimia. Pada jam dan CO2 sebesar 4.4 ppm. Pada jam ke
ke 48 diperoleh data parameter fisika 24 diperoleh data parameter fisika yaitu
yaitu suhu air sebesar 26.5°C. Pada suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter
parameter biologi yaitu gerakan biologi yaitu gerakan operculum
operculum sebanyak 120 kali, escape sebanyak 191 kali, escape reflex
reflex sebanyak 3.5, dan mortalitas 1. sebanyak 3, dan mortalitas 2. Pada
Pada parameter kimia diperoleh nilai pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan
pH sebesar 7.1, DO sebesar 4.5 ppm, pengukuran parameter kimia. Pada jam
22
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
23
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
pH sebesar 7.1, DO sebesar 6.4 ppm, yang telah diberi bahan pencemar
dan CO2 sebesar 7.2 ppm. Pada jam ke dengan konsentrasi yang berbeda – beda
24 diperoleh data parameter fisika yaitu tiap akuariumnya. Perlakuan dilakukan
suhu air sebesar 26.5°C. Pada parameter selama 96 jam dan diberi perlakuan
biologi yaitu gerakan operculum aerasi dan non aerasi untuk mengetahui
sebanyak 117 kali, escape reflex konsentrasi LC50-96 jam yang
sebanyak 1.5, dan mortalitas 2. Pada mempengaruhi bahan pencemar
pengukuran jam ke 24 tidak dilakukan terhadap hewan uji dan kualitas air.
pengukuran parameter kimia. Pada jam Pada uji toksisitas yang
ke 48 diperoleh data parameter fisika dilaksanakan terapat 2 perlakuan, yaitu
yaitu suhu air sebesar 26.5°C. Pada aerasi dan non aerasi. Berdasarkan data
parameter biologi yaitu gerakan yang diperoleh, pada uji pendahuluan
operculum sebanyak 94.5 kali, escape dengan perlakuan non aerasi didapatkan
reflex sebanyak 1.5, dan mortalitas 3. nilai LC50-96 jam sebesar 3.833 ppm dan
Pada parameter kimia diperoleh nilai nilai LC50-96 jam pada perlakuan aerasi
pH sebesar 7.2, DO sebesar 6.4 ppm, sebesar 3.939 ppm. Pada uji
dan CO2 sebesar 12 ppm. Pada jam ke sesungguhnya dengan perlakuan non
72 diperoleh data parameter fisika yaitu aerasi didapatkan nilai LC50-96 jam sebesar
suhu air sebesar 29°C. Pada parameter 2,612 ppm dan pada perlakuan aerasi
biologi yaitu gerakan operculum didapatkan niai LC50-96 jam sebesar 2.546
sebanyak 105 kali, escape reflex ppm. Berdasarkan nilai tersebut, dapat
sebanyak 4, dan mortalitas 1. Pada diketahui bahwa nilai LC50-96 jam pada
pengukuran jam ke 72 tidak dilakukan perlakuan aerasi lebih tinggi daripada
pengukuran parameter kimia. Pada jam perlakuan non aerasi, hal ini disebabkan
ke 96 tidak diperoleh data dikarenakan oleh berbagai faktor yang ditimbulkan
semua ikan pada akuarium tersebut pada saat pelaksanaan uji toksisitas.
mati. Faktor-faktor yang
Prinsip kerja dari praktikum uji mempengaruhi toksisitas tersebut terdiri
toksisitas bahan pencemar terhadap ikan dari faktor eksternal yang berhubungan
nila (Oreochromis sp.) yaitu dengan bahan pencemar (fisika-kimia)
memelihara anakan kan nila merah dan faktor internal yang berhubungan
dengan ukuran 6-9 cm pada 6 akuarium dengan organisme (biotik). Faktor
24
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
fisika-kimia bahan pencemar meliputi berbeda terhadap bahan kimia. Hal ini
konsentrasi, suhu, pH, salinitas, dan disebabkan oleh perbedaan kemampuan
kesadahan. Faktor biotik meliputi dalam merespon bahan kimia tersebut.
spesies, umur, dan kondisi kesehatan Organisme yang masih muda pada
organisme. Semakin besar konsentrasi umumnya lebih rentan dan sensitif
bahan kimia, maka respon yang terhadap bahan pencemar dibandingkan
ditimbulkan akan lebih buruk. organisme dewasa, hal ini disebabkan
Perubahan suhu juga mempengaruhi oleh perbedaan tingkat perkembangan
proses sintesis protein, respirasi dan mekanisme detoksifikasi antara
transpor energi, serta kemampuan organisme muda dan dewasa. Perbedaan
menghantarkan oksigen (Pörtner, 2001). dalam laju ekskresi juga berpengaruh
Faktor pH juga dapat mempengaruhi terhadap kemampuan merespon dan
kondisi perairan, apabila suatu perairan mengeluarkan bahan pencemar. Pola
memiliki pH yang rendah maka ikan makan organisme perairan dapat
yang ada pada perairan tersebut dapat mempengaruhi efek toksisitas dengan
mengalami hilangnya elektrolit, cara menghasilkan perubahan pada
kerusakan sel, dan kerusakan pada komposisi tubuh, fungsi fisiologi dan
insang yang menyebabkan gangguan biokimia, serta kondisi nutrisi
proses pernafasan (Dietrich & Schlatter, organisme tersebut (Rand & Petrocelli
1989). Kadar oksigen yang terdapat di 1985).
perairan juga dapat mempengaruhi laju
kehidupan organisme di perairan. Ikan
tentunya memerlukan oksigen terlarut
dengan jumlah yang cukup banyak
untuk bertahan hidup. Saat kondisi
perairan yang tercemar, maka jumlah AERASI
12
oksigen terlarut pada perairan akan 10 f(x) = 1.1 x + 0.67
MORTALITAS
8 R² = 0.82
semakin menurun sehingga organisme 6
4 Linear ()
yang berada di perairan tersebut akan 2
0
menderita.
0 4 8 12
Pada faktor internal, setiap KONSENTRASI
spesies memiliki sensitivitas yang
25
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
NON AERASI 10
f(x) = 2.16 x − 0.51
R² = 0.85
15 5 Linear ()
MORTALITAS
26
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
10
f(x) = 2.13 x − 0.57
5 R² = 0.86 Linear ()
perilaku pada gerak ikan yang menjadi
0
01 234 56
pasif. Suhu air yang tinggi
KONSENTRASI menyebabkan kadar oksigen yang
menurun, sehingga ikan lebih aktif
Gambar 4. Grafik mortalitas vs menggerakan bagian operkulumnya.
konsentrasi perlakuan non aerasi uji
sesungguhnya Apabila operculum digerakkan secara
terus menerus dan cepat maka dapat
Berdasarkan data grafik jumlah
menimbulkan kerusakan struktur pada
mortalitas dengan perlakuan non aerasi
insang dan akhirnya menyebabkan
pada uji sesungguhnya diperoleh
kematian (Aliza D, & Sipahutar, 2013).
persamaan y = 2.1307x + 0.5662. Nilai
Huhungan antara oksigen
LC50-96 jam diperoleh dengan perhitungan
terlarut (DO) dengan CO2 berbanding
sebagai berikut :
terbalik. Semakin tinggi kandungan DO
Y = 2,1307x-0,5661
5 = 2,1307x-0,5661 maka semakin rendah kandungan CO2.
X = 2.612
27
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
28
Jurnal Ekotoksikologi Perairan Vol. 20 No. 427828
29