MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR (Penyakit Jantung)
MAKALAH EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR (Penyakit Jantung)
SAMPUL
Daftar Isi……………………………………………………………………………….2
BAB I
A. Pendahuluan…………………………………………………………………...3
B. Pengertian Penyakit Jantung…………………………………………………..3
BAB II Tinjauan Penyakit Jantung
A. Etiologi………………………………………………………………………...5
B. Gejala Penyakit………………………………………………………………..6
C. Pathogenesis…………………………………………………………………...7
D. Faktor Risiko…………………………………………………………………..7
E. Diagnosa……………………………………………………………………….7
F. Komplikasi…………………………………………………………………….8
BAB III Penatalaksanaan Penyakit Jantung
A. Pengobatan…………………………………………………………………...10
B. Upaya Pencegahan…………………………………………………………...10
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..12
BAB I
A. Pendahuluan
Timbulnya penyakit kardiovaskuler merupakan puncak dari gaya hidup
seseorang yang merugikan bagi kesehatan. Salah satu penyakit kardiovaskuler terus
menerus menempati urutan pertama adalah penyakit jantung koroner (PJK) (Media
Gizi Masyarakat Indonesia. 2012, cit Hermansyah et al). Penyakit Jantung Koroner
(PJK) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak pembuluh darah koroner.
Hal ini menyebabkan arteri koroner menyempit dan tersumbat. Arteri koroner
merupakan penyuplai darah ke otot jantung yang membawa oksigen. Faktor yang
memicu Penyakit Jantung Koroner seperti gaya hidup, faktor genetik, usia dan
penyakit penyerta lain (Gaster, 2013, cit Annisa. Y. S dan Anjar N).
Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit
Kardiovaskuler di Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi
tersebut, angka tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di
Provinsi Riau (0,3%). Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada
kelompok umur 65-74 tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%),
kelompok umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%).
Sedangkan menurut status ekonomi, terbanyak pada tingkat ekonomi bawah (2,1%)
dan menengah bawah (1,6%).
Berdasarkan hasil rekam medik pada bulan Maret sampai April 2014 pasien
jantung koroner sebanyak 243 pasien dengan prevalensi sekitar 14,02 % (Arsip rekam
Medik, 2014). Survei Sample Registration System (SRS) pada 2014 di Indonesia
menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi
pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9%.
Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta
orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta
kematian di seluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit kardiovaskuler
terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.
Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) di
antaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan 6,7 juta (38,3%)
disebabkan oleh stroke.
2
karena terjadi kejang pada otot jantung yang menyebabkan kegagalan organ jantung
dalam memompa darah, sehingga menyebabkan kondisi jantung tidak dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik (Wahyudi dan Hartati, 2017). Penyakit jantung
dapat terjadi pada siapa saja di segala usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan gaya hidup,
selain itu penyakit jantung tidak bisa disembuhkan (Hadi, 2015).
3
BAB II
TINJAUAN PENYAKIT JANTUNG
A. Etiologi
Menurut Aritonang (2012), faktor- faktor yang menimbulkan penyakit jantung
ada dua faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat
keluarga, umur, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi
adalah hipertensi, merokok, diabetes militus, dyslipidemia, obesitas, kurang aktivitas
fisik, pola makan, konsumsi alkohol dan stress.
a. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi yaitu :
● Riwayat keluarga
Adanya riwayat keluarga terkena penyakit jantung meningkatkan resiko dua
kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga
resiko jantung.
● Umur
Resiko penyakit jantung meningkat pada usia 55 tahun untuk laki-laki, dan 65
tahun untuk perempuan.
● Jenis kelamin
Laki-laki memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan perempuan.
4
● Stres
Merupakan reaksi tubuh berupa serangkaian respon yang bertujuan untuk
mengurangi dampak. Resiko stress bertambah apabila ada kelainan fisik atau
faktor organik lain misalnya usia lanjut.
B. Gejala Penyakit
Berikut adalah gejala penyakit jantung yang umumnya dialami:
1. Sakit Pada Bagian Kepala
Sakit pada bagian kepala jika terkena sinar matahari juga bisa saja merupakan
ciri seseorang bermasalah dengan jantungnya. Pengaruh ini bisa saja menimbulkan
denyut jantung lebih lambat atau lebih cepat. Pada wanita juga harus waspada jika
mengalami sakit migrain karena menurut penelitian yang diterbitkan oleh American
Academy of neurology sakit kepala pada penderita penyakit jantung bisa saja akibat
dari terjadinya penyimpanan sirkulasi darah.
2. Nyeri dada
Salah satu gejala penyakit jantung yang paling umum terjadi adalah nyeri
dada. Nyeri yang dirasakan penderita biasanya berupa rasa tidak nyaman atau sakit di
sepanjang bagian depan tubuh, yaitu antara leher dan perut bagian atas. Pada
umumnya, nyeri dada disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke jantung.
Akibatnya, jantung tidak mendapatkan cukup darah yang kaya akan oksigen dan
nutrisi. Jenis nyeri dada ini bisa juga disebut dengan angina pektoris. Nyeri dada
akibat angina bisa kambuh jika dipicu oleh stres fisik dan emosional. Namun, nyeri
ini biasanya akan hilang ketika penderita menghentikan aktivitas yang membuatnya
stres. Nyeri dada yang dirasakan pada setiap orang bisa beragam. Misalnya, dada
terasa sangat berat seperti sedang ditimpa atau nyeri panas di dada.
3. Sesak napas
Ketika jantung tidak bisa memompa darah sebagaimana mestinya, darah dari
paru-paru yang seharusnya menuju ke jantung akan terhambat alirannya. Akibatnya,
cairan akan menumpuk di paru-paru dan penderita pun menjadi sulit untuk bernapas.
Kondisi ini disebut dengan edema paru dan biasanya terjadi pada gagal jantung.
Tergantung keparahannya atau jenis gagal jantungnya, penderita bisa mengalami
sesak napas dalam beberapa kondisi berikut ini:
● Saat beraktivitas berat
● Saat sedang beristirahat atau beraktivitas ringan
● Saat berbaring telentang
4. Pembengkakan di betis, kaki, atau pergelangan kaki
Kaki bengkak juga merupakan gejala penyakit jantung yang umum dialami.
Kondisi ini terjadi ketika otot jantung tidak dapat bekerja dengan optimal dan
menyebabkan aliran darah balik dari bagian bawah tubuh tidak bisa kembali ke
5
jantung. Akibatnya, darah tertahan di kaki dan terjadilah penumpukan cairan (edema)
di sana. Aliran darah yang terhambat tidak hanya menyebabkan kaki bengkak, tapi
juga nyeri, pegal-pegal, dan rasa tidak nyaman pada otot-otot kaki atau bisa juga mati
rasa. Gejala ini sering muncul terutama saat penderita berjalan atau berolahraga.
Namun, biasanya akan hilang setelah kaki diistirahatkan dan diangkat selama
beberapa menit.
5. Kelelahan
Rasa lelah tentu memiliki berbagai penyebab. Sering kali lelah hanya berarti bahwa
kita perlu lebih banyak istirahat. Namun, kita perlu waspada ketika mengalami rasa
lelah yang parah meskipun aktivitas yang lakukan tidak seberapa, karena itu bisa
menjadi gejala penyakit yang lebih serius, termasuk penyakit jantung. Kelelahan yang
perlu diwaspadai sebagai gejala penyakit jantung adalah:
● Rasa lelah yang jauh lebih berat daripada biasanya, terutama pada wanita
● Rasa lelah yang menghalangi Anda dari melakukan aktivitas ringan sehari-hari
● Rasa lelah yang terjadi mendadak dan sangat parah.
C. Patogenesis Penyakit Jantung
Penyakit jantung terutama penyakit jantung koroner terjadi dimulai dari
penyumbatan pembuluh jantung oleh plak pada pembuluh darah. Penyumbatan
pembuluh darah pada awalnya disebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL
(lowdensity lipoprotein) darah berlebihan dan menumpuk pada dinding arteri
sehingga aliran darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah. Penyakit
jantung memiliki tanda dan gejala yang khas diantaranya adalah penderita sering
mengeluh lemah dan kelelahan. Penderita mengalami nyeri dada dan sesak napas,
dada seperti tertekan benda berat, bahkan terasa panas dan seperti diremas (Nadianto,
2018). Selain tes darah dan rontgen dada, tes untuk mendiagnosis penyakit jantung
dapat mencakup, elektrokardiogram (EKG), pemantauan holter, ekokardiogram,
kateterisasi jantung, computerized tomography (CT) scan pada jantung, magnetic
resonance imaging (MRI) pada jantung ( Samiadi, 2016).
6
E. Diagnosa Penyakit Jantung
Untuk memastikan adanya gangguan jantung, ada beberapa
pemeriksaan yang diperlukan, tergantung jenis penyakit jantungnya. Secara
umum, pemeriksaan untuk memastikan diagnosis penyakit jantung adalah:
Salah satu komplikasi yang umum dari penyakit jantung adalah gagal jantung.
Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Gagal Jantung dapat diakibatkan oleh berbagai
bentuk penyakit kardiovaskuler, termasuk cacat jantung, penyakit katup
jantung, infeksi jantung, atau kardiomiopati
● Serangan Jantung
Darah yang membeku menghalangi aliran darah pada pembuluh darah yang
menyuplai jantung, menyebabkan serangan jantung. Kondisi ini dapat merusak
atau menghancurkan bagian dari otot jantung. Salah satu jenis penyakit
kardiovaskuler, yakni aterosklerosis dapat menyebabkan serangan jantung.
● Stroke
7
● Aneurisma
Kondisi komplikasi serius yang dapat terjadi dimana saja. Aneurisma adalah
tonjolan pada dinding arteri. Jika aneurisma mengalami kebocoran, mungkin
mengalami perdarahan internal yang dapat mengancam jiwa.
Henti jantung yang terjadi mendadak adalah keadaan tiba-tiba, gangguan yang
tidak terduga dari fungsi jantung, pernapasan, dan kesadaran sering
disebabkan aritmia.Henti jantung mendadak adalah keadaan medis darurat,
jika tidak segera diobati, akan fatal yang mengakibatkan kematian jantung
secara mendadak.
8
BAB III
A. Pengobatan
Menurut dr. Tjin Willy (2018), obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit jantung tergantung kepada jenis penyakit jantung itu sendiri. Beberapa
golongan obat yang umumnya digunakan dalam pengobatan penyakit jantung, antara
lain:
B. Upaya Pencegahan
9
2. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, sejalan dengan agenda ke-
5 Nawacita yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang dimulai
dari keluarga, diantaranya penderita hipertensi berobat teratur dan tidak ada
anggota keluarga yang merokok;
3. Meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK”, yaitu Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dan
seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres;
4. Melakukan pola hidup “PATUH” bagi penyandang PTM khususnya PJK, yaitu
Periksa kesehatan secara rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat,
Tetap aktivitas fisik dengan aman, Upayakan diet sehat dan gizi seimbang, Hindari
asap rokok, minuman beralkohol dan zat karsinogenik lainnya.
10
Daftar Pustaka
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/3142/3/BAB%20II.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/155/jtptunimus-gdl-umicholifa-7716-2-
bab1.pdf
http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20170801/2521890/penyakit-jantung-
penyebab-kematian-tertinggi-kemenkes-ingatkan-cerdik-2
http://p2ptm.kemkes.go.id/kegiatan-p2ptm/pusat-/hari-jantung-sedunia-hjs-tahun-
2019-jantung-sehat-sdm-unggul
11