Anda di halaman 1dari 3

Eklampsia adalah komplikasi fatal dari preeklampsia selama kehamilan.

Meskipun eklampsia jarang


terjadi, kondisi ini sangat berbahaya, karena tekanan darah yang tinggi memicu kejang pada ibu hamil.

Eklampsia pada Ibu Hamil

Kejang pada eklampsia terjadi karena adanya gangguan aktivitas otak yang berakibat pada kehilangan
kesadaran, menurunnya kesadaran, kondisi gemetar, hingga kejang. Eklampsia menyerang satu dari 200
ibu hamil dengan preeklampsia.

Eklampsia dapat terjadi pada ibu hamil tanpa riwayat kejang, atau pernah mengalami kejang saat masih
berusia kanak-kanak.

Faktor Risiko Eklampsia

Apabila mengalami riwayat preeklampsia pada kehamilan terdahulu, maka Anda berisiko terhadap
eklampsia. Selain itu, beberapa faktor lain berikut ini, dapat menimbulkan eklampsia selama kehamilan.

Tekanan darah tinggi kronis, atau tekanan darah tinggi yang terjadi saat kehamilan

Berusia di atas 35 tahun atau di bawah 20 tahun pada saat hamil

Kehamilan anak kembar

Kehamilan pertama

Obesitas

Keluarga dengan riwayat preeklampsia atau eklampsia

Kencing manis atau kondisi lain yang memengaruhi pembuluh darah

Gangguan ginjal

Gejala Eklampsia
Pada umumnya, preeklampsia akan mengakibatkan eklampsia. Oleh karena itu, gejala eklampsia
biasanya akan mirip dengan gejala preeklampsia. Beberapa penyakit kronis seperti gangguan ginjal dan
diabetes, memiliki gejala yang mirip dengan preeklampsia, maupun eklampsia.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memberitahu dokter mengenai riwayat penyakit yang Anda
miliki, tiap kali memeriksakan kehamilan. Berikut ini adalah gejala-gejala dari preeklampsia.

Tekanan darah tinggi

Bengkak pada wajah, tangan, dan kaki

Nyeri kepala

Berat badan naik

Mual dan muntah

Gangguan penglihatan atau pandangan kabur

Kesulitan buang air kecil

Nyeri perut, terutama di daerah perut kanan atas

Protein uria (adanya protein dalam urine)

Pasien dengan eklampsia dapat memiliki gejala serupa, atau bahkan tidak menunjukkan gejala sama
sekali. Berikut ini gejala yang umum dialami pasien eklampsia.

Kejang

Penurunan kesadaran

Cemas

Diagnosis Eklampsia

Beberapa tes diagnostik dapat dilakukan untuk mendeteksi preeklampsia maupun eklampsia. Tes
diagnostik tersebut antara lain:

Tes darah lengkap, untuk melihat jumlah sel darah merah dan trombosit
Tes serum kreatinin, untuk melihat fungsi ginjal yang terganggu

Tes protein urine, untuk memeriksa protein pada urine

Penanganan terhadap Eklampsia

Langkah utama untuk menangani eklampsia adalah dengan menjalani persalinan. Hal ini penting
dilakukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Namun, dokter juga akan melihat tingkat keparahan
eklampsia dan usia janin, sebelum persalinan.

1. Preeklampsia Ringan

Untuk preeklampsia ringan, dokter akan merekomendasikan Anda untuk mencermati kondisi kesehatan,
dan memberikan obat-obatan untuk mencegah terjadinya eklampsia. Tujuannya, untuk menurunkan
tekanan darah hingga batas normal, sampai usia janin cukup untuk persalinan.

2. Preeklampsia Berat dan Eklampsia

Untuk preeklampsia berat atau eklampsia, dokter akan merekomendasikan persalinan segera. Pada
kebanyakan kasus, gejala eklampsia akan hilang dalam enam minggu setelah persalinan.

Meski demikian, tidak tertutup kemungkinan adanya kerusakan pada organ vital yang membutuhkan
rawat inap lanjutan. Bila Anda sedang hamil dan memiliki faktor risiko serta gejala seperti di atas, segera
hubungi petugas medis terdekat untuk mendapatkan bantuan.

Anda mungkin juga menyukai