ORGAN ABDOMEN
SLIDE 67—90
Disusun oleh:
Illa Billah
6130020024
Dosen Pembimbing:
Bambang Edi Suwito, dr., M.Si
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadiran Allah Swt. atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyusun tugas ini tepat waktu. Shalawat serta salam juga tidak lupa
dicurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah membawa umatnya minadzulumati
ilannur, keluarga, shahabat-shohabiyah, beserta seluruh pengikut beliau.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa saya sampaikan kepada dr. Bambang Edi Suwito,
M.Si selaku dosen mata kuliah Anatomi sebagai dosen pembimbing sehingga saya dapat
menyusun tugas ini dengan baik.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan tugas ini dan kepada penulis jurnal maupun karya ilmiah sebagai referensi dari
pembahasan tugas ini.
Adapun tujuan penulisan dari tugas ini untuk memenuhi tugas dr. Bambang Edi Suwito,
M.Si pada mata kuliah Anatomi. Selain itu, tugas ini juga bertujuan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Dalam penyusunan tugas ini, saya menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
karena pengetahuan dan pengalaman saya yang terbatas. Sehingga kritik dan saran yang
membangun saya harapkan guna kesempurnaan dari tugas ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Persyarafan Otonom Usus Halus dan Usus Besar (Netter, 2014)………...9
iv
TERMINOLOGI
Terminologi Arti
Plica Lipatan
Ostium Lubang
Gaster Lambung
Regio Daerah
Descenden Menurun
Pelvis Panggul
Pars Bagian
Caecum Sekum
Ampula Pembesaran
Dextra Kanan
Rectum Anus
v
PEMBAHASAN
I. INTESTINUM TENUE
1.1.1 Duondenum
Duondenum merupakan salah satu dari tiga bagian utama pada usus halus dan
berbentuk seperti huruf C yang menghubungkan lambung dengan bagian lain
dari usus halus. Secara anatomis, duondenum terletak pada regio epigastrica dan
umbilikalis. Panjangnya sekitar 20-25 cm dan memiliki lumen paling lebar
disbanding bagian lainnya. (Corwin, 2009).
1
Gambar 1.1.1.1 Duondenum (Netter, 2014)
2
Gambar 1.1.1.2 Duondenum (Netter, 2011)
Sistem vaskularisasi pada duodenum terdiri atas arteri dan vena, yang
membagi duodenum menjadi bagian atas dan bagian bawah. Pada bagian atas
di suplai darah oleh arteri dan vena pancreaticoduodenalis superior, sedangkan
3
pada bagian bawah di suplai oleh arteri dan vena pancreaticoduodenalis
inferior (Pearce, 2010).
1.1.2 Jejenum
Jejenum terletak 2/5 bagian proksimal, diameternya lebih lebar dan memiliki
dinding yang lebih tebal dibandingkan ileum. Pada bagian dalam mukosanya
terdapat banyak lipatan yang menonjol mengelilingi humen yang disebut plicae
curculares. Ciri khas dari jejenum adalah terdapat arcade arteriae yang tidak
begitu terlihat dan vasa recta yang lebih panjang dibandingkan ileum. (Drake et
al. 2014)
4
1.1.3 Ileum
Ileum terletak 3/5 bagian distal, memiliki dinding yang lebih tipis, plicae
circulares yang kurang menonjol dan lebih sedikit, terdapat banyak arteriae
arcade dan lemak mesenterium. Ileum akan bermuara di usus besar, yang
merupakan tempat pertemuan sekum dan colon ascendens. Tempat tersebut
dikelilingi 2 lipatan yang menonjol ke dalam usus besar yang disebut plica
ileocaecale. (Drake et al, 2014)
5
Sedangkan ileum banyak menerima pembuluh darah yang pendek, yang berasal
dari tiga atau empat atau lebih arcade.
5) Di ujung mesenterium jejenum, tapatnya di dekat radix merupakan tempat
penyimpanan lemak dan lemak jarang ditemukan didekat dinding jejenum.
Sedangkan pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh bagian,
sehingga dapat ditemukan pada radix sampai dinding ileum.
6) Jaringan limfoid pada jejenum yaitu soliter atau rata, sedangkan pada ileum
yaitu plaque peyeri atau terkumpul (Snell, 2014)
6
dextra (flexura hepatica) lalu menyebrangi abdomen sebagai colon transversum menuju
hypochondrium sinistra. Di posisi tersebut yakni tepat dibawah lien, belok ke bawah
membentuk flexura coli sinistra (flexura lienalis) lalu berlanjut sebagai colon descendens
melewati regio lateralis sinistra menuju regio inguinalis sinistra, saat masuk di bagian
atas cavitas pelvis sebagai colon sigmoideum lalu berlanjut sebagai rectum di dinding
posterior cavitas pelvis dan berakhir menjadi canalis analis. (Drake et al, 2014)
2.1.2 Colon
Terletak di superior caecum dan terdiri dari colon ascendens, colon
transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum. Terdapat flexura coli
dextra di tempat pertemuan colon ascendens dan colon transversum, flexura
coli sinistra berada di tempat pertemuan colon transversum dan colon
7
descendens. Terdapat sulcus paracollici dextra dan sinistra di lateral colon
ascendens dan colon descendens. Colon sigmoideum dimulai dari atas
aperture pelvis superior sampai ke vertebra S3, bentuknya seperti huruf S,
ujung awal berhubungan dengan colon ascendens dan ujung akhir
berhubungan dengan rectum. (Drake et al, 2014)
8
lanjutan dari usus besar yang terletak di inferior rectum. (Drake et al,
2014)
III. INNERVASI
Persarafan traktus gastrointestinal diinervasi oleh sistem saraf otonom yang dapat
dibedakan menjadi ekstrinsik dan intrinsik (sistem saraf enterik). Inervasi ekstrinsik dari
duodenum adalah parasimpatis yang berasal dari nervus Vagus dan simpatis yang berasal
dari nervus Splanikus pada ganglion celiac. Inervasi intrinsik dari plexus myenterikus
Aurbach’s dan plexus submucosa Meissner. Sel sel saraf ini menginervasi terget sel seperti
sel-sel otot polos, sel-sel sekretorik dan sel-sel absorbtif, dan juga sel-sel saraf tersebut
berhubungan dengan reseptor-reseptor sensoris dan interdigitatif yang juga menerima
inervasi dari sel-sel saraf lain yang terletak baik didalam maupun di luar plexus, sehingga
pathway dari sistem saraf enterik bisa saja multisinaptik, dan integrasi aktifitasnya dapat
berlangsung menyeluruh bersamaan dengan sistim saraf enterik (Sanusi, 2011).
Gambar 3.1. Persyarafan Otonom Usus Halus dan Usus Besar (Netter, 2014)
9
Gambar 3.2. Pleksus Otonom Intrinsik Usus (Netter, 2014)
KESIMPULAN
Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan dalam system pencernaan berada di
usus halus (Sherwood, 2011). Usus halus terletak berlipat-lipat di rongga abdomen, termasuk
bagian terpanjang dari gastrointestinal yaitu terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai
plica ileocaecale. Bentuknya berupa tabung dengan panjang sekitar 6-7meter dan
diameternya menyempit dari ujung awal sampai ujung akhir. Usus halus dibagi menjadi 3
bagian yaitu: Duondenum, Jejenum dan Ileum (Drake et al, 2014).
Intestinum crassum (usus besar) merupakan tabung muscular berongga dengan panjang
sekitar 1,5 meter yang terbentang dari sekum sampai kanalis ani. Diameter intestinum crassum
rata-rata 6,5 cm, tetapi makin dekat dekat anus diameternya semakin mengecil. Colon
mempunyai berbagai fungsi yang semuanya berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi
colon yang paling penting adalah mengabsorbsi air dan elektrolit. (Price & Wilson, 2002)
10
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth J. Corwin. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya
Media.
Evelyn C, Pearce 2010. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis Cetakan 34.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Netter, F. H. (2014). Atlas of Human Anatomy (Hansen & E. Al (eds.); 6th Edition).
Elsevier’s Health Science Licensing Department.
Netter, F.H. (2011). Atlas of Human Anatomy. 5th ed. Philadelphia, PA:
Saunders/Elsevier.
Price, S.A. & Wilson, L.M. 2002. Pathophysiology: Clinical Concept of Disease
Processes. 3th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC.
Santoso, Mochammad W.A., dr., MS. 2016. Anatomi 1 Edisi 14. Surabaya.
Departemen Anatomi dan Histologi Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga.
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem: Edisi 6. Jakarta: EGC;
2011.
11