Anda di halaman 1dari 8

KONSELING

Dialog Konseler Dan Klien Dengan Komunikasi Memperlakukan Secara Hormat

Dosen Pembimbing : Hj. Sri Sumiati, AB, M.Kes

Disusun Oleh :

Nanda Izha C Baruara 4A (P05170017032)


Novianthie Ratnasari Dwiputri 4B (P05170017065)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020/2021
Dialog wawancara konselor dan klien dengan komunikasi memperlakukan secara
hormat

1. PERSIAPAN
Tahapan persiapan ini, meliputi proses dimana sudah dimulai sebelum konselor
dan klien bertemu, dapat dilakukan melalui media komunikasi seperti via telepon atau
yang lainnya, klien mulai menyampaikan masalah yang akan dibahas, klien
mempersiapkan apa yang akan diceritakan, dan konselor mempersiapkan apa yang akan
dijelaskan kepada klien nantinya. Contoh dialog :

“Klien menghubungi konselor melalui via whatsapp untuk mengatur pertemuan dan
membahas masalah yang dialami”
Klien : (mengirim pesan lewat via whatsapp) Assalamu’alaikum pak, maaf
menggangu waktunya. Perkenalkan nama saya Novi, rencananya
besok saya mau bertemu ibu ada sesuatu hal yang ingin saya
ceritakan. Apakah boleh pak saya bertemu dengan bapak besok.
Terimakasih sebelumnya pak.
Konselor : Waalaikumsalam, iya besok senin,17 Agustus 2020 datang saja ke
kantor saya ya. Sekitar pukul 09.30 WIB.
Klien : Baik terimakasih kalau begitu pak.
Konselor : Sama-sama, maaf kalo boleh saya tau apa yang mau Novi
sampaikan ke saya?
Klien : Begini pak, ada sesuatu hal yang ingin saya ceritakan mengenai diri
saya pak yang akhir akhir ini suka pusing sendiri karna banyak yang
saya pikirkan yang membuat saya merasa gelisah dan tidak tenang
pak.
Konselor : Oh... masalah dalam diri kamu ya, baiklah Novi jangan bersedih,
besok Novi cerita saja semuanya apa yang buat kamu bersedih
Klien : Baikla pak, besok Novi berkunjung ke kantor bapak.
Konselor : Okedeh di tunggu ya

2. PEMBUKAAN (PREAMBLE)
Dalam tahap pembukaan ini menjadi pertemuan awal yang sangat penting, sehingga
konselor menyambut klien dengan ramah dan tampakkan sikap konselor yang menerima.
Contoh Dialog :
“Klien mengunjungi kantor konselor untuk menceritakan dan membahas masalah yang
dialaminya”
Klien : Assalamualaikum..
Konselor : Wallaikumsalam... hallo Novi mari silakan masuk. (menyambut
dengan senyuman dan mempersilahkan klien masuk). Gimana Novi
apa kabar bayi nya ?
Klien : Alhamdulliah... baik pak
Konselor : Sekarang Novi lagi sibuk apa?
Klien : Sekarang saya lagi sibuk sama kerjaan pak
Konselor : Oh... sibuk kerja. Emang Novi kerja dimana?
Klien : Kerja di salah satu Kantor Swasta pak
Konselor : Oh... begitu ya.. (berbicara dengan nada lembut). Dan udah berapa
lama?
Klien : saya kerja disana udah lama, dari saya tamat kuliah pak.
Konselor : Wah.. udah lumayan lama ya, dan pantas aja keliatan nya kamu
banyak beban pikiran.
Klien : Heheh iya pak.
Konselor : Harus selalu semangat cari uangnya demi masa depan ya (berbicara
sambil tersenyum).
Klien : Hehe iya pak Terimakasih pak (Tersenyum).

3. MEMULAI (GETTING STARTED)


Dalam tahapan memulai proses klien memiliki sikap yang siap ditandai dengan sikap
duduk yang santai, tidak menunjukkan kegugupan dalam berbicara , tidak cemas serta konselor
dapat memulai dengan menanyakan perasaan klien saat ini. Contoh Dialog :
“Konselor memulai untuk membahas masalah yang dialami klien dan menanyakan
perasaan klien”
Konselor : Baiklah, apa ada yang bisa saya bantu? Bagaimana perasaan Novi
sekarang? Gugup atau gimana? (berbicara dengan lembut)
Klien : Terimakasih pak. Sebenarnya tadi waktu saya masuk kesini saya
merasa gugup sekali tetapi setelah saya berbicara dengan bapak saya
merasa lebih nyaman. (Suara bergetar)
Konselor : Kamu tidak perlu takut, dan sebelum kita memulai konseling ini
Novi juga tidak perlu khawatir, sampaikan saja apa yang dirasakan
selama ini, (Tatapan kontak mata lurus tertuju pada klien).
Klien : Iya pak terimakasih (Ekspresi wajah tidak bersemangat).
Konselor : Sekarang Novi ingin bercerita apa?
Klien : “Klien masih terdiam, ia tidak langsung memaparkan apa yang
menggangu pikirannya saat ini. Sekitar beberapa menit mereka
hanya terdiam bersama. Konselor sesekali duduk bergeser yang
menunjukkan bahwa klien kebingungan. Namun, konselor tetap
fokus menatap pada klien, serta memperhatikan bahasa non verbal
klien”
Konselor : Tidak apa-apa Novi gaperlu takut, silakan bercerita saja.

4. MENDENGARKAN DENGAN AKTIF (ACTVE LISTENING)


Dalam tahapan ini, konselor merespon apa yang disampaikan oleh klien,
menggunakan kata-kata non verbal dan verbal. Contoh Dialog :

“Klien memulai menceritakan masalah yang dialaminya, dan konselor mendengarkan


serta merespon apa yang disampaikan oleh klien”
Klien : Jadi gini pak, maksud dari kedatangan saya kesini saya ingin
menceritakan apa yang membuat saya menjadi kepikiran, sedih
dan membuat saya merasa tidak tenang. Saya tidak tahu harus
bercerita kepada siapa lagi pak.
Konselor : Apa yang membuat Novi gelisah? (menebar senyum penuh
keyakinan pada klien, duduk membungkuk condong pada klien
dan meletakkan tangannya pada klien)
Klien : Begini pak, saya akhir akhir ini lagi ada masalah dengan keluarga
yang membuat saya jadi kepikiran dan membuat saya tidak tenang
karna masalah itu selalu terlintas di dalam pikiran saya yang
menyebabkan pekerjaan saya dikantor menjadi Berantakan dan
membuat saya tidak fokus terhadap pekerjaan saya
Konselor : Saya merasakan apa yang Novi rasakan. (Konselor hanya
mengangguk yang menunjukkan bahwa dia memberikan rasa
empati)
Klien : Iya pak saya bingung dengan masalah saya ini. Ya.. karena
masalah ini saya merasa stres dan tidak bisa menyelesaikan
masalah saya, dan saya juga tidak tau jalan keluar yang harus saya
lakukkan pak.
Konselor : Kenapa kamu tidak cuti bekerja sementara untuk menenangkan
pikiran kamu
Klien : Tidak bisa pak, kalau saya mengambil cuti bekerja pekrjaan saya
malah semakin menumpuk dan semakin membuat saya menjadi
stres pak.
Konselor : Jadi masalah apa yang mengganggu Novi ?
Klien : Permasalahannya itu, saya bingung bagaimana cara untuk
membuat masalah yang saya hadapi ini selesai dan saya bisa fokus
ke pekerjaan saya dan saya tidak stres lagi pak.
“Konselor masih terdiam, ia tidak langsung merespon apa yang diceritakan oleh klien.
Konselor mencoba memahami apa yang diceritakan oleh klien dan mencoba untuk
meringkasnya”

5. MENGIDENTIFIKASI DAN MENGKLARIFIKASI (PROBLEM


IDENTIFICATION AND CLARIFICATION)
Dalam tahapan ini, konselor meringkas apa yang menjadi permasalahan kemudian
mencocokkan atau mengklarifikasi dengan apa yang diringkasnya kepada klien. Contoh Dialog :
“Konselor mencoba meringkas cerita yang disampaikan oleh klien dan
mencocokannya”
Konselor : Jadi masalah Novi adalah Novi stres karena masalah keluarga
Novi saat ini yang mempengaruhi pikiran Novi terhadaap
pekerjaan dan membuat pekerjaan Novi dikantor menjadi kacau
dan mmebuat Novi kepioniran dan gelisah.
Klien : Iya seperti itu jadi itu yang membuat Novi gelisah, dan sedih pak
Konselor : Jadi ini yang membuat kamu sedih, dan gelisah karena masalah
keluarga kamu ya.
Klien : Iya itu faktornya pak

6. MEMFASILITASI PERUBAHAN PERILAKU (FACLITATING ATTITUDE


CHANGE)
Dalam tahapan ini, konselor menanyakan apakah klien telah memahami tentang
permasalahnya, mendorong klien untuk bersikap positif dan konstruktif terhadap permasalahan
yang dihadapi serta mendorong klien untuk perubahan sikap. Contoh Dialog :
“Konselor mencoba untuk meyakinkan klien bahwa memahami masalah yang
dihadapinya”
Konselor : Begini aja deh, kalau menurut kata hati kamu untuk masalah ini
bagaimana ?
Klien : Kalau menurut saya, saya harus punya waktu untuk menenangkan
pikiran pak.
Konselor : Hmmm.. baik itu adalah pilihan yang tepat yang harus kamu
lakukan, karena saya mengerti dengan situasi kamu yang saat ini
lagi sedih dan gelisah. Keputusan kamu dengan cara berlibur atau
pergi mengahbiskan waktu sendiri agar lebih tenang dan
melupakan sedikit masalah yang tengah dihadapi kamu sekarang
ini saya rasa cocok?
Klien : Iya pak, saya harus menenangkan pikiran saya dan harus kembali
bersemangat lagi nantinya.
Konselor : Saya paham dengan perasaan kamu saat ini kamu yang merasa
masalah keluarga ini sangat berat bagi kamu.
Klien : Iya pak, seperti itulah permasalahannya.
Konselor : Jadi kamu harus selalu semangat demi keluarga kamu dan tidak
merasa gelisah na sedih lagi nantinya.
Klien : Ya baik pak, terimakasih.
7. MENGEKSPLORASI KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN DAN
MEMPASILITASI TINDAKAN (EXPLORING OPTIONS AND FACILITATING
ACTION)
Dalam tahapan ini, konselor membantu klien untuk mengeksplorasi dirinya sendiri,
menggali kemungkinan-kemungkinan positif yang dimiliki untuk menyelesaikan masalahnya,
mengusahakan klien tidak merasa tertekan dan klein menikmati, serta humoris yang membuat
kien rileks. Contoh Dialog:
“Konselor membantu klien untuk mengeksplorasi dirinya sendiri, menggali
kemungkinan positif untuk menyeleasikan masalahnya”
Konselor : Pilihan kamu sangatlah tepat.
Klien : Iya tapi pak, menurut bapak pilihan saya benar tidak? Takutnya
salah gitu.
Konselor : Sebenarnya tidak ada pilihan yang salah, semua pilihan adalah
benar tinggal bagaimana cara kita menyikapinya.
Klien : Jadi pilihan saya ini tidak salah pak?
Konselor : Tidak itu adalah pilihan yang sangatlah tepat untuk Novi.
Klien : Iyaa pak
Konselor : Jadi kita dapat mengambil hal positifnya, Novi harus tetap kuat
dan semangat, tidak menjadi seorang yang egois yang hanya
mementingkan diri sendiri.
Klien : Iyaa pak.

8. TERMINASI
Dalam tahapan ini, konselor menyampaikan ringkasan dari keseluruhan proses konseling,
menyampaikan bahwa hasil keputusan/ tindakan diambil adalah pilihan sendiri serta
memberikan pujian atas keputusan yang diambil klien. Contoh Dialog:

“Konselor menyampaikan ringkasan keseluruhan, menyampaikan bahwa keputusan


memang diambil dari pilihan sendiri serta memuji pilihan dari klien tersebut”
Konselor : Jadi Novi kesimpulan dari perbincangan ini kamu harus tetap
semangat dan bisa mengontrol emosi dan pikiran kamu ya Novi.
Klien : Iya pak, saya berusaha untuk tidak bersedih lagi, dan saya harus
semangat.
Konselor : Bagus deh kalo gitu, Novi sudah bersikap dewasa. Semoga
perbincangan kita ini bermanfaat untuk Novi yaa.
Klien : Iya pak, terimakasih banyak sebelumnya pak.
Konselor : Iya, sama-sama Novi (sambil tersenyum dan berjabat tangan).

Anda mungkin juga menyukai