Anda di halaman 1dari 2

Nama : Imam Adrian Rakhman

NIM : C011191014 A

Pertemuan Ke-2; KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM (1)

KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

Pembahasan ataupun pengetahuan mengenai ketuhanan dalam islam sangat penting. Bagi
sekalangan orang pembuktian akan eksistensi tuhan tentunya menjadi suatu problema yang
membuat gelisah. Banyak cabang ilmu yang berusaha untuk membuktikan suatu eksistensi
tuhan. Jangankan cabang ilmu sains, ilmu agama itupun sendiri yang mempercayai dan meyakini
suatu keberadaan tuhan sangat sedikit memberikan informasi yang dapat dipercaya oleh para
pencari eksistensi tuhan. Pembahasan kajian filsafat dan teologi dilakukan dengan pembuktian
mengenai eksistensi Tuhan, didalam al-Quran, tidak ditemukan ayat yang membahas eksistensi
Tuhan. Abdul Halim Mahmud didalam bukunya al-Islam wa al-Aql mengatakan “jangankan
al-Quran, Kitab Taurat dan Injil dalam bentuknya tidak menguraikan bagaimana eksistensi
Tuhan. Menurut Aj Arbeery didalam bukunya Reason and Revelation in Islam. “Masa Plato,
Yunani suatu pusat pembuktian eksistensi dari Tuhan. Dilakukan di Barat, orang-orang
mencoba mencaritahu ihwal Tuhan.

Tetapi tidak ada penulis yang membahas eksistensi Tuhan sejak Perjanjian Lama
dijadikan masalah yang tentangnya niscaya keraguan semangat bangsa Semit menemukan Tuhan
dengan wahyu sendiri. Perjanjian Lama juga berlaku pada Perjanjian Baru. Teks agama bangsa
Arya mengenai eksistensi Tuhan diterima tanpa bukti. Terjadi juga pada kitab suci dari agama
Hindu yaitu Upanishad. Disimpulkan keyakinan eksistensi dari Tuhan hal yang tidak perlu
diragukan. Melirik pada pandangan bangsa arab, Bangsa Arab sesungguhnya telah memahami
dan meyakini akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi serta pengaturnya. Namun
menurut Al-Quran, ada segelintir anak manusia yang menolak eksistensi Tuhan, seperti
penggambaran dalam Q.S. Al-Jasyiah (45) : 24. Penolakan akan eksistensi Tuhan oleh
sebagian kecil manusia itu hanya didasarkan pada dugaan semata dan tidak didasarkan pada
pengetahuan yang meyakinkan.

Oleh karena itu sangat logis jika Al-Qur’an mempertanyakan sikap dan penolakan manusia akan
eksistensi Tuhan Serta kekafiran manusia kepada Tuhan dan kesyirikan manusia, Seperti
ditegaskan dalam penutup ayat 61 surah Al-ankabut. Adapun pandangan filsafat lain yang
membuktikan tentang eksistensi tuhan :

Dalil cosmological → selalu berhubungan dengan sebab (causality), seperti Plato dalam bukunya
“Timeaus”. Dalam dunia kita , tiap-tiap kejadian mesti didahului oleh sebab-sebab. Akan tetapi,
dalam logika rangkaian yang terus-menerus itu mustahil.
Dalil moral → selalu dihubungkan dengan Immanuel Kant, yang mengatakan manusia
mempunyai perasaan moral yang tertanam dalam hatinya, yang membuat manusia akan merasa
memiliki kewajiban untuk selalu berbuat baik dan menjauhi yang buruk.

Sejatinya, jawaban mengenai eksisten tuhan dapat berupa satu kata yaitu “Tauhid” Tauhid
bermakna sebagai -sebuah konsep ketuhanan- yang menghilangkan segala bentuk gambaran
yang ada dalam pemahaman, khayalan ataupun fantasi terhadap pandangan tentang ketuhanan
ataupun yang berkaitan dengan zat Tuhan.

Selain kata tauhid, kepercayaan hati tulus dan murni dari lubuk seseorang yang mempunyai iman
adalah kunci keberhasilan menemukan jawaban mengenai eksistensi tuhan.

Anda mungkin juga menyukai