3/Ags-Okt/2014
130
Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014
pihak nasabah sendiri sepatutnya meminta dalam hal ini sebagai pihak berhutang, atas
berbagai informasi pula tentang berbagai inisiatif debitur sendiri atau inisiatif dari
fasilitas yang dapat diberikan oleh pihak krediturnya dapat mengalihkan hutang
bank terkait keberadaan banknya sendiri. debitur lama kepada pihak lain sebagai
Kedua belah pihak akan membentuk kata debitur baru. Terjadi pergantian debitur
“kesepakatan”, dan selanjutnya lama kepada debitur baru tersebut, berarti
menimbulkan kepercayaan atau kredit. membebaskan debitur lama dari
Kredit merupakan istilah yang lebih dikenal kewajibannya membayar hutangnya pada
untuk pinjam meminjam uang. Pemberian kreditur.
kredit oleh perbankan memerlukan
persyaratan yang dituangkan dalam suatu B. PERUMUSAN MASALAH
perjanjian atau akad kredit.Dalam proses 1. Bagaimana prinsip-prinsip yang
pemberian kredit aspek hukum memegang dilakukan bank dalam kegiatan
peran penting, yang melahirkan suatu penyaluran kredit perbankan?
hubungan hukum dengan segala 2. Bagaimana fungsi bank dalam sistem
konsekuensi yuridis sehingga menimbulkan hukum perbankan di Indonesia?
hubungan hukum bagi bank selaku kreditur
dan juga bagi debitur. Kebenaran dan C. METODE PENELITIAN
keabsahan subjek hukum maupun objek Metode pendekatan yang digunakan
hukum merupakan persyaratan utama, dalam karya tulis ilmiah ini adalah metode
untuk mendapatkannya dapat dilakukan pendekatan yuridis empiris yang akan
dengan meneliti atau menganalisa secara bertumpu pada data primer (hasil dari
cermat dan mendalam atas semua data penelitian lapangan) dan data sekunder.
yang diperlukan. Termasuk di dalam segala Penelitian dengan metode pendekatan
macam jenis perjanjian yang mendahului empiris dimaksudkan dengan melihat
setiap pelepasan kredit bank. penyelesaian permasalahan dari sudut
Kemampuan bank dalam mengelola perundang-undangan yang berlaku dan
resiko secara aman, efektif, merupakan kemudian meneliti kenyataan
fondasi tempat kegiatan operasi bisnis sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
perbankan bertumpu. Kredit yang Adapun peraturan perundang-undangan
bermasalah sering terjadi dalam kegiatan hukum positif yang dipergunakan sebagai
perkreditan bank, karena bank tidak pedoman dalam penelitian ini adalah
mungkin menghindarkan adanya kredit Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
bermasalah. Bank berusaha menekan Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
seminimal mungkin besarnya kredit Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,
bermasalah agar tidak melebihi ketentuan yang sebelumnya telah ada Undang-
yang ditetapkan oleh bank Indonesia Undang Nomor 14 Tahun 1967 Tentang
sebagai pengawas perbankan di Indonesia. Pokok-Pokok Perbankan.
Banyak cara yang dilakukan oleh suatu bank
untuk menyelesaikan suatu kredit yang PEMBAHASAN
sudah digolongkan sebagai kretdit 1. Prinsip-Prinsip Kegiatan Bank Dalam
bermasalah. Alih debitur merupakan salah Menyalurkan Perkreditan
satu cara yang dilakukan untuk Sebelum suatu fasilitas kredit di berikan
menyelesaikan kredit bermasalah. Dalam maka bank harus merasa yakin bahwa
proses alih debitur, debitur lama yang kredit yang di berikan benar-benar akan
kreditnya bermasalah, maka digantikan kembali. Keyakinan tersebut di peroleh dari
dengan debitur yang baru. Debitur lama, hasil penilaian kredit sebelum kredit
131
Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014
tersebut di salurkan. Penilaian kredit oleh rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital
bank dapat dilakukan dengan berbagai cara juga harus dilihat dari sumber mana saja
untuk mendapatkan keyakinan tentang modal yang ada sekarang ini.
nasabahnya, seperti melalui prosedur d. Colleteral
penilaian yang benar.1 Dalam melakukan Merupakan jaminan yang di berikan
penilaian kriteria-kriteria serta aspek calon nasabah bank yang bersifat fisik
penilaiannya tetap sama. Begitu pula maupun non fisik. Jaminan hendaknya
dengan ukuran-ukuran yang di tetapkan melebihi jumlah kredit yang di berikan.
sudah menjadi standar penilaian setiap Jaminan juga harus di teliti
bank. Biasanya kriteria penilaian yang harus keabsahannya, sehingga jika terjadi
dilakukan oleh bank untuk mendapatkan suatu masalah, maka jaminan yang di
keuntungan dilakukan dengan analisis 6C titipkan akan dapat dipergunakan
dan 7P. secepat mungkin.
Adapun penjelasan untuk analisis e. Condition
dengan 6C kredit adalah sebagai berikut: Dalam menilai kredit hendaknya juga
a. Character dinilai kondisi ekonomi dan politik
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak sekarang dan di masa yang akan datang
dari orang-orang yang akan di berikan sesuai sektor masing-masing, serta
kredit benar-benar dapat di percaya, hal prospek usaha dari sektor yang ia
ini tercemin dari latar belakang si jalankan. Penilaian prospek bidang usaha
nasabah baik yang berlatar belakang yang di biayai hendaknya benar-benar
pekerjaan maupun yang bersifat pribadi memiliki prospek yang baik, sehingga
seperti cara hidup atau gaya hidup yang kemungkinan kredit tersebut
di anutnya, keadaan keluarga, hoby dan bermasalah relatif kecil.
social standingnya. Ini semua merupakan f. Competence
ukuran kemauan membayar. Kepastian tentang siapa dari pihak calon
b. Capacity debitur yang secara hukum mempunyai
Untuk melihat nasabah dalam kewenangan untuk meminjam dari bank,
kemampuannya dalam bidang yang di diperlukan untuk menghindari
hubungkan dengan pendidikannya, kemungkinan debitur menolak
kemampuan bisnis juga di ukur dengan mengembalikan kredit. Kemudian
kemampuannya dalam memahami penilaian kredit dengan metode analis
tentang ketentuan-ketentuan 7P adalah sebagai berikut :
pemerintah. Begitu pula dengan a. Personality
kemampuan dalam menjalankan Yaitu menilai nasabah dari segi
usahanya selama ini. Pada akhirnya akan kepribadiannya atau tingkah lakunya
terlihat kemampuannya dalam sehari-hari mupun masa lalunya.
mengembalikan dana. Personality juga mencakup sikap,
c. Capital tingkah laku dan tindakan nasabah
Untuk melihat penggunaan modal dalam menghadapi suatu masalah.
apakah efektif, dilihat dari laporan b. Party
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke
dengan melakukan pengukuran seperti dalam klasifikasi tertentu atau
dari segi likuiditas, solvabilitas, golongan-golongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas serta
1
karakternya. Sehingga nasabah dapat
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. di golongkan ke golongan tertentu
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004, hal 71.
132
Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014
dan akan mendapatkan fasilitas yang Hubungan antara bank dan nasabah
berbeda dari bank. didasarkan pada dua unsur yang paling
c. Purpose terkait, yaitu hukum dan kepercayaan.
Yaitu untuk mengetahui tujuan Suatu bank hanya bisa melakukan kegiatan
nasabah dalam mengambil kredit, dan mengembangkan banknya, apabila
termasuk jenis kredit yang di inginkan masyarakat percaya untuk menempatkan
nasabah. Tujuan pengambilan kredit uangnya, pada produk-produk perbankan
dapat bermacam-macam. Sebagai yang ada pada bank tersebut. Berdasarkan
contoh apabila untuk modal kerja kepercayaan masyarakat tersebut, bank
atau investasi, konsumtif atau dapat memobilisir dana dari masyarakat,
produktif dan lain sebagainya. untuk ditempatkan pada banknya dan bank
d. Prospect memberikan jasa-jasa perbankan.2
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di
masa yang akan datang 2. Fungsi Bank Dalam Sistem Hukum
menguntungkan atau tidak, dengan Perbankan
kata lain mempunyai prospek atau Sesuai dengan dinamika perekonomian
sebaliknya. Hal ini penting mengingat nasional dan internasional di ikuti
jika suatu fasilitas kredit yang di perubahan budaya yang bergerak cepat
biayai tanpa mempunyai prospek, dengan tantangan yang semakin kompleks
bukan hanya bank yang rugi akan dan meluas, maka Undang-Undang Nomor
tetapi juga nasabah. 14 Tahun 1967 perlu disusun kembali
e. Payment dengan mengadakan pembaharuan pada
Merupakan ukuran bagaimana cara tataran idealistik hukum sehingga mampu
nasabah mengembalikan kredit yang menyahuti realistik hukum. Pembaharuan
telah di ambil atau dari sumber mana diawali dengan adanya indikasi perubahan
saja dana untuk pengembalian kredit. di bidang perbankan sejak tahun 1983 yang
Semakin banyak sumber penghasilan di ikuti kebijakan baru di bidang moneter
nasabah maka akan semakin baik. dan perbakan yang dikenal dengan tahap
Sehingga jika salah satu usahanya awal deregulasi. Kebijakan selanjutnya di
merugi akan dapat di tutupi oleh ikuti dengan Paket Juni (Pakjuni) 1983,
sektor lain. disusul dengan Paket Oktober (Pakto) 1988,
f. Profitability Pakjun 1990, Paket Februari 1991, dan
Untuk menganalisis bagaimana mencapai puncaknya pada tahun1992
kemampuan nasabah dalam mencari dengan melahirkan Undang-Undang Nomor
laba, Profitability di ukur dari period 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Melalui
ke period apakah akan tetap sama undang-undang ini dinyatakan bahwa
atau akan semakin meningkat, apalagi perbankan memiliki fungsi utama sebagai
dengan tambahan kredit yang akan di penghimpun dan penyalur dana
perolehnya. masyarakat. Fungsi perbankan tersebut
g. Protection pada era reformasi tetap dikukuhkan dan
Tujuannya adalah bagaimana tidak mengalami perubahan sebagaimana
menjaga agar usaha dan jaminan terlihat dalam Undang-Undang Nomor 10
mendapatkan perlindungan. Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-
Perlindungan dapat berupa jaminan Undang Nomor 10 Tahun 1998 ini
barang atau orang. Contohnya seperti
2
sertifikat, dan surat berharga lainnya. Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank dan
Nasabah Terhadap Produk Tabungan dan Deposito,
PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hal 32.
133
Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014
134
Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014
dianut dari kedua sistem bank yang Pertama, hubungan hukum antara bank
bersangkutan. Bank syariah tidak dengan nasabah penyimpan disebut
menggunakan sistem bunga, sedangkan perjanjian simpanan. Kedua, hubungan
bank konvensional memakai sistem bunga hukum antara bank dengan nasabah
dalam kegiatan usahanya. Membicarakan debitur disebut perjanjian kredit bank.
perjanjian, tidak dapat dilepaskan dari Kedua bentuk hubungan hukum tersebut
KUHPerdata. Menurut Pasal 1313 sangat erat kaitannya dengan jaminan
KUHPerdata, perjanjian dirumuskan sebagai sebagai unsur pengaman. Dalam bentuk
suatu perbuatan dengan mana satu orang hubungan hukum yang pertama, dana yang
atau lebih mengikatkan dirinya terhadap disimpan oleh nasabah penyimpan harus
satu orang lain atau lebih. Kata “perjanjian” dapat dijamin keamanannya oleh bank.
adalah terjemahan dari overeenkomst, yang Bentuk jaminan untuk melindungi dana
merupakan salah satu sumber dari nasabah penyimpan diatur dalam Lembaga
perikatan (verbintenis). Substansi dari Penjamin Simpanan, sedangkan bentuk
perjanjian dalam pasal tersebut adalah jaminan untuk melindungi bank sebagai
perbuatan (handeling). Kata “perbuatan” pemberi kredit adalah lembaga jaminan
telah dikritik oleh para ahli hukum dengan kebendaan dan jaminan perorangan.
alasan kurang memuaskan, tidak lengkap, Yang kurang mendapat perhatian selama
dan sangat luas. Seharusnya perjanjian ini adalah bagaimana hubungan antara
adalah perbuatan hukum (rechtshandeling). nasabah penyimpan dana dengan nasabah
Perubahan rumusan ini dapat dilihat dari debitur? Hubungan tersebut tidak dapat
pandangan Franken dan Rutten. Franken dikualifikasikan sebagai hubungan hukum
merumuskan perjanjian adalah perbuatan melainkan hubungan moral. Sebagai
hukum yang bersisi banyak antara dua hubungan moral, maka
pihak atau lebih untuk mengadakan pertanggungjawabannya lebih tinggi di
perikatan. Rutten mengatakan perjanjian mata hukum. Moral menjadi sumber dan
adalah suatu perbuatan hukum untuk sekaligus jembatan etis dalam tonggak
mencapai persesuaian kehendak dengan hukum perbankan.
tujuan menimbulkan akibat hukum Bank adalah lembaga keuangan yang
tertentu. usaha pokoknya adalah memberikan kredit
Eksistensi Undang-Undang Perbankan dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran
harus dilihat sebagai subsistem dalam dan peredaran uang. Sementara itu,
hukum yang lebih luas meliputi hukum Undang-Undang Perbankan yang diubah
publik (hukum pidana dan hukum pada Pasal I angka 2 mendefinisikan bank
administratif) dan hukum perdata. Fungsi sebagai badan hukum yang menghimpun
perbankan sebagai salah satu norma dana dari masyarakat dalam bentuk
hukum yang merupakan bagian tidak simpanan dan menyalurkannya kedapa
terpisahkan dari hukum perdata. Sebagai masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
subsistem hukum perdata, fungsi bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
perbankan melalui hubungan hukum antara meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
bank dengan nasabah tunduk pada Sebagai badan usaha, bank akan selalu
pengaturan hukum perdata.6 berusaha mendapatkan keuntungan yang
Hubungan hukum tersebut dapat sebesar-besarnya dari usaha yang
dikualifikasikan dalam 2 (dua) bentuk. dijalankannya. Sebaliknya sebagai lembaga
keuangan, bank mempunyai kewajiban
6
M. Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit pokok untuk menjaga kestabilan nilai uang,
Perbankan Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2007, hal 73.
135
Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014
136
Lex Privatum, Vol.II/No. 3/Ags-Okt/2014
137