Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
cabai rawit merupakan salah satu tanaman hortikutural ekonomis yang cukup
tinggi di Indonesia (Cahyono, 2003) secara umum buah cabai mengandung zat
gizi antara lain lemak, protein, karbonhidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1,
tanaman cabai sebagian untuk bumbu dapur atau penyedap rasa berbagai macam
makanan (Wahyudi dan Topan, 2011) cabai rawit memiliki beberapa jenis varietas
salah satunya yang banyak di minati oleh komsumen adalah cabai rawit varietas
bara menurut (Harpenas dan Darmawan, 2011) varietas bara merupakan varietas
cabai rawit yang memiliki keunggulan yaitu, produksi lebih tinggi, umur produksi
panjang, tahan terhadap layu bakteri dan daya simpan buah 5-6 hari. Usaha dalam
pupuk merupakan salah satu faktor produksi yang penting bagi pertanian.
Keberadaan pupuk secara tepat, baik, jumlah, jenis, mutu, tempat, dan waktu akan
menentukan kuantitas dan kualitas produk pertanian yang dihasilkan, pupuk juga
pertanian. Dalam penelitian ini dosis yang di berikan terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman cabai rawit adalah pupuk NPK mutiara 13, 13,13, yang diberikan
gram/ 5 kg tanah. Sedangkan dosis pupuk kompos kulit kopi yang diberikan pada
gram/ 5 kg tanah.
Pupuk anorganik adalah jenis pupuk yang terbuat dari proses fisika, kimia
dan biologis yang pada umumnya dibuat oleh beragam pabrik dengan bahan dasar
kandungan dan nutrisi dalam pupuk anorganik berguna bagi pertumbuhan dan
hasil tanaman salah satunya kandungan yang terdapat dalam pupuk anorganik
berupa unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman berikut
kandungan yang terdapat pada pupuk anorganik, nitrogen (N) nitrogen merupakan
salah satu unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanaman sangat penting yaitu
hijau daun dan proses fotosintesis, selain itu nitrogen juga berpungsi untuk
sebagai salah satu unsur hara makro memiliki kewajiban dalam merangsang
pertumbuhan akar, khususnya pada tanaman muda, selain itu fospor juga
(K) kalium dapat digunakan untuk meningkatkan pembentukan hijau daun pada
dalam menghadapi kekeringan dan penyakit. Ada beberapa jenis pupuk anorganik
salah satunya adalah pupuk KCL, NPK mutiara 13, 13, 13, dan pupuk Urea,
meningkatkan kualitas, tanaman lebih tahan stres dan serangan hama penyakit,
dan untuk memperkuat batang, sedangkan pupuk Urea bermanfaat bagi tanaman
dan untuk menambah protein dalam tanaman, dan manfaat pupuk NPK Mutiara
13, 13, 13, bermanfaat bagi tanaman untuk pertumbuhan tanaman lebih cepat dan
tanah. Banyak sifat tanah baik fisik, biologi dan kimia secara langsung
dipengaruhi oleh ketersedian bahan organik tanah, pada umumnya jumlah bahan
organik dalam tanah relatif sedikit yaitu sekitar kurang dari 3-5% dari berat basah
oleh karna itu banyak tanah-tanah yang tinggat kesuburannya sangat rendah
kompos, baik yang berasal dari kotoran hewan maupun sisa-sisa limbah produksi
pertanian misalnya limbah kulit kopi (Etika, 2007) jenis kopi yang banyak
dibudidayakan yaitu kopi robusta dan kopi arabika, kopi robusta adalah jenis kopi
yang paling banyak diproduksi di indonesia yaitu mencapai 87,1% dari total
produksi kopi di indonesia (Hartatie dan Kholiullah, 2018) menurut Cruz et al,
(2012), limbah kopi mengandung 1,2% Nitrogen, 0,02% Fosfor, dan 0,35%
Kalium. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi tanaman, terlebih saat
pertumbuhan vegetatif, daun, akar dan batang. Apabila unsur nitrogen dalam
sel, pembesar sel, dan diferensiasi sel berjalan lancar, sementara itu kalium
bermanfaat dalam aktifitas enzim, fotosintesis, transport gula, dan pembentukan
protein. sedangkan dalam penelitian ini kopi yang digunakan adalah kopi Arabika
selain itu kopi arabika juga hidup didataran tinggi yang memiliki ketinggian
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka yang perlu diteliti dalam penelitian
ini adalah yang berjudul “Pengaruh pemberian Antara Pupuk Anorganik dan
Dari latar belakang diatas yang akan menjadi rumusan masalah dalam
dan kompos.
TINJAUAN PUSTAKA
berasal dari wilayah Amerika tropik. Tanaman ini dapat dijumpai tumbuh liar di
tepi tegalan atau ditanam di pekarangan rumah. Dibeberapa daerah tanaman ini
Adalah tanaman yang sangat populer di seluruh dunia. Sebagai salah satu tanaman
budidaya yang juga sering ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman sayur.
Cabai rawit mempunyai tiga varietas yaitu cabai rawit leutik atau cengek leutik,
cengek domba atau cengek bodas dan ceplik. Cabai rawit mempunyai fungsi yang
sangat banyak selain dijadikan penyedap dalam masakan, cabai rawit juga dapat
kandungan gizi yang cukup baik. Cabai rawit dapat ditanam di lahan mana saja
seperti lahan sawah, tegalan, dan tempat yang terlindungi oleh pepohonan
kandungan nutrisi yang tidak kalah dengan buah-buahan lain yang memiliki rasa
manis. Hanya saja cabai rawit lebih dominan rasa pedasnya. Rasa pedasnya ini
disebabkan oleh kandungan minyak atsiri yang tinggi pada buah tersebut. Minyak
atsiri ini merangsang syaraf perasa untuk bekerja lebih kuat. Kandungan lipid atau
lemak pada cabai rawit juga berfungsi menghangatkan badan. Sebab lipid
Cabai rawit (Capsicum frutescens L.) memiliki beberapa nama daerah antara
ceplik, atau cempling. Dalam bahasa Sunda cabai rawit disebut cengek. Sementara
orang-orang di Nias dan Gayo menyebutnya dengan nama lada limi dan pentek.
Secara internasional, cabai rawit dikenal dengan nama thai pepper (Tjandra,
Ordo : Solanales
sebagi berikut:
1. Akar
Akar cabai merupakan akar tunggang yang kuat dan bercabang‐ cabang
ke samping membentuk akar serabut, akar serabut bisa menembus tanah
sampai kedalaman 50 cm dan menyamping selebar 45 cm, secara
morfologi akar tersusun atas rambut akar, batang akar, dan tudung akar.
permukaan dari sel- sel epidermis akar, fungsi rambut akar adalah untuk
2. Batang
Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu,
berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang
Fungsi batang pada tumbuhan cabai rawit secara umum adalah sebagai
berikut.
a. Batang merupakan organ lintasan air dan mineral dari akar ke daun dan
tumbuhan.
3. Daun
Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata (tidak
agak mendatar, memiliki tulang daun menyirip dan tangkai tunggal yang
4. Bunga
bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga
tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina, penyerbukan bunga jantan
dan bunga betina terjadi dalam waktu yang sama sehingga tanaman dapat
baik.
5. Buah
Buah cabai rawit akan terbentuk stelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki
keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah. Buah
kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya cabai rawit yang kecil
rawit yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm dan lebar
mencapai 12 mm. Warna buah cabai rawit bervariasi buah muda berwarna
menyala/merah jingga (merah agak kuning) pada waktu masih muda, rasa
buah cabai rawit kurang pedas, tetapi setelah masak menjadi pedas.
6. Biji
empulur. Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai
Menurut Utami (2011) Cabai rawit juga memiliki banyak manfaat bagi
hidung tersumbat. Selain itu cabai ini juga kaya akan kandungan vitamin A, B, C.
Zat gizi seperti protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), fosfor (P), besi (Fe),
seperti kapsaisin, flavonoid, dan minyak esensial juga terkandung dalam tanaman
cabai. Berdasarkan kandungan kalori dan nutrisi, didapatkan bahwa vitamin C dan
vitamin A pada cabai rawit segar lebih banyak dari cabai rawit kering, cabai rawit
dapat memenuhi kebutuhan vitamin C sebanyak 24% dari asupan harian yang
disarankan, vitamin A 32% dari asupan harian yang disarankan, zat besi 3% dari
asupan harian yang disarankan, dan kalsium sebanyak 7% dari asupan harian yang
disarankan.
Tabel 2.1 Kandungan nutrisi (gizi) dalam setiap 100 g cabai rawit segar dan
kering
sensasi pedas. Selain itu buah tanaman ini juga berkhasiat untuk menambah nafsu
makan, menguatkan kembali tangan dan kaki yang lemas, melegakan hidung
tersumbat pada penyakit sinusitis, serta mengobati migrain (sakit kepala sebelah).
dan produksi cabai rawit (Pijato, 2003). Berikut kondisi dan lingkungan yang baik
cahaya matahari sekurang- kurangnya selama 10-12 jam. Suhu yang paling
pertumbuhannya 24-280C.
2) Sinar Matahari.
3) Curah hujan.
5) Ketinggian Tempat.
dpl. Berarti cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai dataran tinggi
(1400 m dpl). Di daerah dataran tinggi tanaman cabai dapat tumbuh, tetapi
Tanaman cabai rawit memerlukan derajat keasaman (pH) tanah antara 6,0-
7,0 ( pH optimal 6,5) dan tanah yang memiliki tekstur tanah lumpur
berpasir atau liat berpasir, dengan struktur gembur, selain itu tanah harus
mudah mengikat air dan tahan terhadap erosi harus memiliki kandungan
penting dalam pembentukan hijau daun bagi tanaman (Lingga, dalam Zootek,
mengandung unsur Nitrogen, pospor, dan kalium. Ketiga unsur merupakan unsur
hara makro yang mempunyai peran sangat penting dalam pertumbuhan tanaman
dan produksinya, sedangkan pupuk anorganik terbagi menjadi 3 yaitu pupuk Urea,
pupuk Kcl dan pupuk NPK mutiara 13,13,13 masing masing pupuk memiliki
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup
seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biologi tanah. Menurut Etika 2007. Menurut (Liu, 2016) menjelaskan bahwah
aplikasi pupuk organik tidak hanya meningkatkan kesuburan tanah, namun juga
meningkatkan keanekaragaman hayati tanah serta membuat ekosistem lebih tahan
kompos, baik yang berasal dari kotoran hewan maupun sisa- sisa limbah produksi
pertanian misalnya limbah kulit kopi. Hal ini mengingat bahwa cabai rawit sulit
tumbuh jika ditanam pada tanah biasa, maka dari itu untuk mempermudah
kulit kopi sebagai bahan kompos akan memberikan ganda selain dapat diperoleh
pencemaran lingkungan dan juga kompos kulit kopi bisa membuat tanaman
menjadi subur seperti jumlah daun dan mempercepat pertumbuhan pada tanaman.
Menurut Dzung et al. (2013) kompos kulit kopi memiliki kandungan nitrogen (N)
Sebesar 1,27% fosfor (P) 0,06% dan kalium (K) 2,46% . Menurut (Maruli, 2010)
Kompos limbah kulit kopi memiliki kegunaan sebagai pupuk dan dapat
Gayo, Kabupaten Bener Meriah pada tanggal 1 Februari 2021 samap tanggal 1
Juni 2021.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Jangka sorong, cangkul,
gembor, kamera, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang di gunakan dalam
penelitian ini yaitu: Benih cabai rawit varietas bara, tanah, kompos limbah kulit
(RAK) pola faktorial yang menggunakan 2 faktor. Faktor pertama adalah dosis
pupuk NPK Mutiara 13 13 13 dan faktor kedua adalah dosis kompos kulit kopi,
masing faktor terdiri dari 6 perlakuan dan 7 ulangan yang terdapat 42 polybag.
Tabel 3.1 Perlakuan Pemberian Pupuk NPK Mutiara 13, 13, 13.
N0 Kontrol
N1 2 gram /perpolybag
N2 4 gram/ perpolybag
N3 6 gram/ perpolybag
N4 8 gram/perpolybag
N5 10 gram/perpolybag
Tabel 3.2 Perlakuan Kompos Kulit Kopi
faktorial adalah.
1. Persiapan Benih.
Benih cabai rawit digunakan dalam penelitian ini adalah varietas Bara
Media tanam yang digunakan berupa tanah yang diambil dari perkaranga.
3. Penanaman.
4. Penyiraman.
Penyiraman dilakukan 2 kali satu hari pada pagi hari dan siang hari
5. Pemupukan.
Pemberian pupuk NPK Mutiara 13, 13, 13 dan kompos kulit kopi dilakukan
berusia 28 HST.
6. Penyulaman.
7. Penyiangan.
utama dengan gulma dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah.
8. Pengendalian hama dan penyakit.
Pengendalian ini dilakukan ketika pada tanaman sudah ditemukan hama dan
Pembuatan kompos kulit kopi bisa dilakukan dengan cara adalah langkah
pertama harus menyiapkan alat dan bahan dan membuat petakan sebagai tempat
untuk pengomposan, cara pengomposan kulit kopi yang mudah dan cepat harus
kulit kopi dan di campur menggunakan petro gladiator 1 liter, untuk kulit biji kopi
pemberian air lebih banyak karena kondisi bahan organik kering dan menyerap
air, tumpukan bahan organik dan tutup menggunakan terpal dan setelah satu
minggu kompos kulit kopi udah bisa diaplikasikan ke tanaman ciri- ciri kompos
yang telah matang dan siap diaplikasikan adalah ketika digenggam tidak terasa
panas atau hangat rasio 10 – 25, kadar air maksimal 50% baunya serupa bau tanah
Rawit
1. Tinggi Tanaman
3. Diameter Batang
tanaman.
4. Jumlah buah.