Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN

DI

OLEH :

Reyrlias Meiwanda Sembiring 160204070

Dosen Pengajar :

Ns. Masrih Saragih, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT ,berkat rahmat dan karunianya,sehingga kami
dapat menyelesaikan ” “KEPEMIMPINAN DALAM KEPERAWATAN”.” Dalam Penulisan
makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan,untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para membaca. Dan pada
kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar dan teman-teman
yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan ini sehingga selesai tepat pada waktunya.

Demikianlah Makalah ini kami tulis semoga dapat bermanfaat bagi pembaca,akhir kata
kami ucapkan Terimakasih.

                                                                    
                                                                    

                                                                                                     

                                                                                                   Medan, 16 maret 2020


                                                                                                           PENYUSUN
                                                                    

                                                                                                   Reylias Meiwanda SBR


DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................................... ..... i


Kata Pengantar...................................................................................................................... .... ii
Daftar Isi................................................................................................................................ ... iii
BAB I     PENDAHULUAN
               A.Latar Belakang.................................................................................................... .... 1
               B.Tujuan................................................................................................................. .... 2
               C.Masalah............................................................................................................... .... 2    
BAB II   PEMBAHASAN
               A.Definisi Keperawatan......................................................................................... .... 3
               B.Teori Keperawatan.............................................................................................. .... 4
               C.Gaya Keperawatan.............................................................................................. .... 5
               D.Kriteria Pemimpin dalam Keperawatan yang Efektif......................................... .. 10
               E.Tugas Kepemimpinan dalam Keperawatan......................................................... .. 11
               F.Penerapan Kepemimpinan dalam Keperawatan.................................................. .. 12
BAB III  PENUTUP
               A.Kesimpulan......................................................................................................... .. 15
               B.Saran................................................................................................................... .. 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... .. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


       Keperawatan pada saat ini tengah mengalami beberapa perubahan mendasar baik sebagai
sebuah profesi maupun sebagai pemberi pelayanan kepada masyarakat dimana tuntutan
masyarakat pada keperawatan agar berkontribusi secara berkualitas semakin tinggi.
Sebagai sebuah profesi, keperawatan dihadapkan pada situasi dimana karakteristik profesi
harus dimiliki dan dijalankan sesuai kaidahnya.Sebaliknya, sebagai pemberi pelayanan,
keperawatan juga dituntut untuk lebih meningkatkan kontribusinya dalam pelayanan kepada
masyarakat yang semakin terdidik, dan mengalami masalah kesehatan yang bervariasi serta
respon terhadap masalah kesehatan tersebut menjadi semakin bervariasi pula.
Oleh karena itu, pada saat ini diperlukan kepemimpinan yang mampu mengarahkan profesi
keperawatan dalam menyesuaikan dirinya ditengah-tengah perubahan dan pembaharuan sistem
pelayanan kesehatan.Kepemimpinan ini sekiranya yang fleksible, accessible, dan dirasakan
kehadirannya, serta bersifat kontemporer.
              Mc. Gregor menyatakan bahwa setiap manusia merupakan kehidupan individu secara
keseluruhan yang selalu mengadakan interaksi dengan dunia individu lainnya. Apa yang terjadi
dengan orang tersebut merupakan akibat dari perilaku orang lain. Sikap dan emosi dari orang
lain mempengaruhi orang tersebut. Bawahan sangat tergantung pada pimpinan dan berkeinginan
untuk diperlakukan adil. Suatu hubungan akan berhasil apabila dikehendaki oleh kedua belah
pihak.
              Untuk dapat melakukan hal tersebut di atas, baik atasan maupun bawahan perlu
memahami tentang pengelolaan kepemimpinan secara baik, yang pada akhirnya akan terbentuk
motivasi dan sikap kepemimpinan yang profesional.

           
B.  Tujuan
     Sebagai salah satu acuan dalam memenuhi penilaian penguasaan,khususnya pada mata kuliah
Manajemen & Kepemimpinan Dalam Keperawatan

C.  Masalah
     Bagaimana definisi kepemimpinan ?
   Bagaimana teori kepemimpinan ?
Bagaimana gaya kepemimpinan ?
Bagaimana kriteria pemimpin dalam keperawatan yang efektif ?
  Bagaimana tugas kemepimpinan dalam keperawatan ?
   Bagaimana penerapan kepemimpinan dalam keperawatan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Definisi Kepemimpinan


              Definisi  kepemimpinan menurut Stogdill yaitu kepemimpinan sebagai suatu proses
yang mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai
tujuan. Definisi kepemimpinan dari Strogdill dapat diterapkan dalam keperawatan.
              Gardner mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu proses persuasi dan memberi
contoh sehingga individu (atau pemimpin kelompok) membujuk kelompoknya untuk mengambil
tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama.
              Merton menguraikan kepemimpinan sebagai suatu transaksi masyarakat dimana seorang
anggota mempengaruhi yang lainnya.
              Menurut McGregor, akhirnya ada empat variabel besar yang diketahui sekarang untuk
memahami kepemimpinan: (1) karakteristik pimpinan; (2) sikap; (3) kebutuhan, dan karakteristik
lainnya dari bawahan; dan (4) keadaan sosial, ekonomi, dan polotik lingkungan. McGregor
mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan yang sangat kompleks yang selalu
berubah dengan waktu seperti perubahan yang terjadi pada manajemen, serikat kerja atau
kekuatan dari luar.
              Talbott  mengatakan “kepemimpinan adalah bumbu yang sangat vital yang mengubah
sekelompok orang menjadi suatu organisai yang berfungsi dan berguna. Kepemimpinan adalah
suatu proses yang menopang suatu kegiatan atas inisiatif seseorang. Bukan semata-mata hanya
menunjukan arah dan membuarkan sesuatu terjadi.Kepemimpinan adalah suatu konsep dari suatu
tujuan dan metode untuk mencapainya, suatu mobilisasi dari seluruh fasiltas yang diperlukan
untuk mencapai hasil, dari penyesuaian dan nilai-nilai terhadap faktor lingkungan pada akhir dari
tujuan yang dikehendaki nantinya.”
B.  Teori Kepemimpinan
              Dalam mengembangkan model kepemimpinan terdapat beberapa teori yang mendasari
terbentuknya gaya kepemimpinan. Menurut Whitaker (1996), ada empat macam pendekatan
kepemimpinan yaitu:
1)      Teori  Bakat
Teori bakat terdiri dari bakat intelegensi dan kepribadian.
Kemampuan ini merupakan bawaan sejak lahir yang mempunyai pengaruh besar dalam
kepemimpinan.Beberapa hal yang menonjol pada teori bakat adalah kepandaian berbicara,
kemampuan/keberanian dalam memutuskan sesuatu, penyesuaian diri, percaya diri, kreatif,
kemampuan interpersonal dan prestasi yang dapat menjadi bekal dalam membentuk
kepemimpinan sehingga seseorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya.
2)      Teori Perilaku
Teori perilaku kepemimpinan memfokuskan pada perilaku yang dipunyai oleh pemimpin dan
yang membedakan dirinya dari non pemimpin.Menurut teori ini seorang pemimpin dapat
mempelajari perilaku pemimpin supaya dapat menjadi pemimpin yang efektif.Dengan demikian
teori perilaku kepemimpinan lebih sesuai dengan pandangan bahwa pemimpin dapat dipelajari,
bukan bawaan sejak lahir.
3)      Teori Situasi (Contingency)
Teori situasi mengasumsikan bahwa tidak ada satu gaya kepemimpinan yang paling baik, tetapi
kepemimpinan tergantung pada situasi, bentuk organisasi, kekuasaan atau otoriter dari
pemimpin, pekerjaan yang kompleks dan tingkat kematangan bawahan.
4)      Teori Transformasi
Teori transformasi mengasumsikan bahwa pemimpin mampu melakukan kepemimpinannya
dalam situasi yang sangat cepat berubah atau situasi yang penuh krisis.Menurut Bass (Dikutip
Gibson, 1997) seorang pemimpin transformasional adalah seorang yang dapat menampilkan
kepemimpinan yang kharismatik, penuh inspirasi, stimulasi intelektual dan perasaan bahwa
setiap pengikut diperhitungkan.
C.  Gaya Kepemimpinan
              Menurut para ahli, terdapat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam suatu
organisasi antara lain:
a)        Gaya Kepemimpinan Menurut Tannenbau dan Warrant H. Schmitdt
        Menurut kedua ahli tersebut, gaya kepemimpinan dapat dijelaskan melalui dua titik ekstrim
yaitu kepemimpinan berfokus pada atasan dan kepemimpinan berfokus pada bawahan. Gaya
tersebut dipengaruhi oleh faktor manajer, faktor karyawan dan faktor situasi. Jika pemimpin
memandang bahwa kepentingan organisasi harus didahulukan jika dibanding kepentingan
pribadi maka pemimpin akan lebih otoriter, akan tetapi jika bawahan mempunyai pengalaman
yang lebih baik dan menginginkan partisipasi, maka pemimpin dapat menerapkan gaya
partisipasinya.
b)        Gaya Kepemimpinan Menurut Likert
              Likert mengelompokkan gaya kepemimpinan dalam empat sistem yaitu:
1)   Sistem Otoriter-Eksploitatif
Pemimpin tipe ini sangat otoriter, mempunyai kepercayaan yang rendah terhadap bawahannya,
memotivasi bawahan melalui ancaman atau hukuman.Komunikasi yang dilakukan satu arah ke
bawah (top-down).
2)   Sistem Benevolent-Authoritative
Pemimpin mempercayai bawahan sampai tingkat tertentu, memotivasi bawahan dengan ancaman
atau hukuman tetapi tidak selalu dan membolehkan komunikasi ke atas.Pemimpin
memperhatikan ide bawahan dan mendelegasikan wewenang, meskipun dalam pengambilan
keputusan masih melakukan pengawasan yang ketat.
3)   Sistem Konsultatif
Pemimpin mempunyai kekuasaan terhadap bawahan yang cukup besar.Pemimpin menggunakan
balasan (insentif) untuk memotivasi bawahan dan kadang-kadang menggunakan ancaman atau
hukuman.Komunikasi dua arah dan menerima keputusan spesifik yang dibuat oleh bawahan.
4)   Sistem Partisipatif
Pemimpin mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahan, menggunakan insentif
ekonomi untuk  memotivasi bawahan. Komunikasi dua arah dan menjadikan bawahan sebagai
kelompok kerja.
c)        Gaya Kepemimpinan Menurut Teori X dan Teori Y
       Dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor dalam bukunya The Human Side Enterprise (1960),
dia menyebutkan bahwa perilaku seseorang dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan dalam
dua kutub utama, yaitu sebagai Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa bawahan
itu tidak menyukai pekarjaan, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggung jawab, cenderung
menolak perubahan, dan lebih suka dipimpin daripada memimpin. Sebaliknya Teori Y
mengasumsikan bahwa, bawahan itu senang bekerja, bisa menerima tanggung jawab, mampu
mandiri, mampu mengawasi diri, mampu berimajinasi, dan kreatif. Dari teori ini, gaya
kepemimpinan dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1)   Gaya Kepemimpinan Diktator
Gaya kepemimpinan yang dilakukan dengan menimbulkan ketakutan serta menggunakan
ancaman dan hukuman merupakan bentuk dari pelaksanaan Teori X.
2)   Gaya Kepemimpinan Autokratis
Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan gaya kepemimpinan diktator namun
bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan
tidak pernah dibenarkan.Gaya ini juga merupakan pelaksanaan dari Teori X.
3)   Gaya Kepemimpinan Demokratis
Ditemukan adanya peran serta dari bawahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan
dengan musyawarah. Gaya ini pada  dasarnya sesuai dengan Teori Y.
4)   Gaya Kepemimpinan Santai
Peranan dari pemimpin hampir tidak terlihat karena segala keputusan diserahkan pada
bawahannya (Azwar dalam Nursalam, 2008: 64)

d)       Gaya Kepemimpinan Menurut Robbet House


       Berdasarkan Teori Motivasi pengharapan, Robert House dalam Nursalam (2002)
mengemukakan empat gaya kepemimpinan yaitu:
1)   Direktif
Pemimpin menyatakan kepada bawahan tentang bagaimana melaksanakan suatu tugas.Gaya ini
mengandung arti bahwa pemimpin selalu berorientasi pada hasil yang dicapai oleh bawahannya.
2)   Suportif
Pemimpin berusaha mendekatkan diri kepada bawahan dan bersikap ramah terhadap bawahan.
3)   Parsitipatif
Pemimpin berkonsultasi dengan bawahan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam rangka
pengambilan sebuah keputusan.
4)   Berorientasi Tujuan
Pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan berusaha untuk
mencapai tujuan tersebut dengan seoptimal mungkin (Sujak dalam Nursalam, 1990)

e)        Gaya Kepemimpinan Menurut Hersey dan Blanchard


              Ciri-ciri kepemimpinan menurut Hersey dan Blanchard (1997) meliputi:
1)    Instruksi
     Tinggi tugas dan rendah hubungan
     Komunikasi sejarah
     Pengambilan berada pada pemimpin dan peran bawahan sangat minimal
     Pemimpin banyak memberikan pengarahan atau instruksi yang spesifikserta mengawasi dengan
ketat
2)   Konsultasi
     Tinggi tugas dan tinggi hubungan
     Komunikasi dua arah
     Peran pemimpin dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan cukup besar
3)   Parsitipatif
     Tinggi hubungan rendah tugas
     Pemimpin dan bawahan bersama-sama member gagasan dalam pengambilan keputusan
4)   Delegasi
     Rendah hubungan dan rendah tugas
     Komunikasi dua arah, terjadi diskusi antara pemimpin dan bawahan dalam pemecahan masalah
serta bawahan diberi delegasi untuk mengambil keputusan
f)         Gaya Kepemimpinan Menurut Lippits dan K. White
       Menurut Lippits dan White, terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu otoriter, demokrasi,
liberal yang mulai dikembangkan di Unversitas Lowa.
1)   Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
     Wewenang mutlak berada pada pimpinan
     Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
     Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
     Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada bawahan
     Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara ketat
     Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
     Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran, pertimbangan atau pendapat
     Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
     Lebih banyak kritik daripada pujian
     Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
     Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
     Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
     Kasar dalam bersikap
     Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh pimpinan
2)   Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam mempengaruhi orang lain agar
besedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan
dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
     Wewenang pimpinan tidak mutlak
     Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan
     Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
     Komunikasi berlangsung timbal balik
     Pengawasan dilakukan secara wajar
     Prakarsa datang dari bawahan
     Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran dan pertimbangan
     Tugas-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan daripada instruktif
     Pujian dan kritik seimbang
     Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam batas masing-masing
     Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar
     Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
     Tercipta suasana saling percaya saling hormat menghormati, dan saling menghargai
     Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara bersama-sama
3)   Liberal atau Laissez Faire
Kepemimpinan gaya liberal atau Laisssez Faire adalah kemampuan mempengaruhi orang lain
agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan
pelaksanaanya dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
Gaya kepemimpinan ini bercirikan sebagai berikut:
     Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
     Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
     Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
     Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
     Hampir tiada pengawasan terhadap tingkah laku
     Prakarsa selalu berasal dari bawahan
     Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
     Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
     Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok
     Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh perseorangan

g)        Gaya Kepemimpinan Berdasarkan Kekuasaan dan Wewenang


            Menurut Gillies (1996), gaya kepemimpinan berdasarkan wewenang dan kekuasaan
dibedakan menjadi empat yaitu:
1)   Otoriter
Merupakan kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau pekarjaan.Menggunakan kekuasaan
posisi dan kekuatan dalam memimpin. Pemimpin menentukan semua tujuan yang akan dicapai
dalam pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan hanya pada kepentiungan tugas.
Motivasi dengan reward dan punishment.

2)   Demokratis
Merupakan kepemimpinan yang menghargai sifat dan kemampuan setiap staf.Menggunakan
kekuatan posisi dan pribadinya untuk mendorong ide dari staf, memotivasi kelompok untuk
menentukan tujuan sendiri.Membuat rencana dan pengontrolan dalam penerapannya.Informasi
diberikan seluas-luasnya dan terbuka.
3)   Partisipatif
Merupakan gabungan antara otoriter dan demokratis, yaitu pemimpin yang menyampaikan hasil
analisis masalah dan kemudian mengusulkan tindakan tersebut pada bawahannya.Staf dimintai
saran dan kritiknya serta mempertimbangkan respon staf terhadap usulannya, dan keputusan
akhir ada pada kelompok.
4)   Bebas Tindak
Merupakan pimpinan ofisial, karyawan menentukan sendiri kegiatan tanpa pengarahan, supervisi
dan koordinasi.Staf/bawahan mengevaluasi pekarjaan sesuai dengan caranya sendiri.Pimpinan
hanya sebagai sumber informasi dan pengendalian secara minimal.

D.  Kriteria Pemimpin dalam Keperawatan yang Efektif


              Kepemimpinan yang efektif di RS akan terwujud apabila pemimpin menelaah dengan
sistem yang efektif. Seorang pemimpin    yang   efektif   adalah    seorang    pemimpin   yang
dapat mempengaruhi orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai hasil yang  memuaskan
bagi terjadinya perubahan yang bermanfaat. Ada beberapa kepemimpinan yang efektif antara
lain menurut :
a)    Ruth M. Trapper (1989 ), membagi menjadi 6 komponen :
1)   Menentukan tujuan yang jelas, cocok, dan bermakna bagi kelompok. Memilih  pengetahuan dan
ketrampilan kepemimpinan dan dalam bidang profesinya.
2)   Memiliki kesadaran diri dan menggunakannya untuk memahami kebutuhan sendiri serta
kebutuhan orang lain.
3)   Berkomunikasi dengan jelas dan efektif.
4)   Mengerahkan energi yang cukup untuk kegiatan kepemimpinan
5)   Mengambil tindakan
b)   Hellander ( 1974 )
Dikatakan efektif bila pengikutnya melihat pemimpin sebagai seorang yang bersama-sama
mengidentifikasi tujuan dan menentukan alternatif kegiatan.

c)    Bennis ( Lancaster dan Lancaster, 1982 )


Mengidentifikasi empat kemampuan penting bagi seorang pemimpin, yaitu :
1)   Mempunyai pengetahuan yang luas dan kompleks tentang sistem manusia ( hubungan antar
manusia ).
2)   Menerapkan pengetahuan tentang pengembangan dan pembinaan bawahan.
3)   Mempunyai kemampuan hubungan antar manusia, terutama dalam mempengaruhi orang lain.
4)   Mempunyai sekelompok nilai dan kemampuan yang memungkinkan seseorang mengenal orang
lain dengan baik.
d)    Gibson ( Lancaster dan Lancaster,1982 )
Seorang pemimpin harus mempertimbangkan :
1)   Kewaspadaan diri ( self awarness )
Kewaspadaan diri berarti menyadari bagaimana seorang pemimpin mempengaruhi orang lain.
Kadang seorang pemimpin merasa ia sudah membantu orang lain, tetapi sebenarnya justru telah
menghambatnya.
2)   Karakteristik kelompok
Seorang pemimpin harus memahami karakteristik kelompok meliputi : norma, nilai - nilai
kemampuannya, pola komunikasi, tujuan, ekspresi dan keakraban kelompok.
3)   Karakteristik individu
Pemahaman tentang karakteristik individu juga sangat penting karena setiap individu unik dan
masing - masing mempunyai kontribusi yang berbeda.

E.  Tugas Kepemimpinan dalan Keperawatan


Tugas penting seorang pemimpin di ruang rawat adalah:
a.    Selalu siap menghadapi setiap perubahan. Setiap pemimpin di ruang rawat harus mampu
bersikap proaktif dalam setiap perubahan yang terjadi, berperan dalam setiap aspek kehidupan
berorganisasi, serta mengkaji setiap kemungkinan untuk mengembangkan sesuatu yang baru
serta mampu menanggapi setiap kesempatan sebagai suatu tantangan yang dapat menghasilkan.
b.    Mengatasi konflik yang terjadi sebagai dampak dari kegiatan, kebijakan, ataupun hubungan yang
terkait dengan atasan, bawahan atau pasien dan keluarganya.
c.    Meningkatkan dinamika kelompok diantara bawahan sebagai upaya pemimpin untuk
memotivasi bawahan
d.   Meningkatkan komunikasi dengan atasan, bawahan, rekan sejawat dan konsumen lainnya.
Keterbukaan dalam berkomunikasi akan dapat memperlancar proses pelaksanaan kegiatan
sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan.
e.    Melatih kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki dengan menerapkan berbagai cara untuk
membuktikan bahwa kekuasaan dan kewenangan itu masih dapat dihargai oleh bawahan.
f.     Menggunakan aspek politik untuk mempengaruhi orang lain, dalam rangka memperlancar
pencapaian tujuan.
g.    Menatalaksanakan waktu dengan baik. Penatalaksanaan waktu yang baik mencerminkan
pemanfaatan sumber-sumber yang tersedia digunakan dengan baik pula sehingga produktivitas
kerja menjadi meningkat.

F.   Penerapan Kepemimpinan dalam Keperawatan


              Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang
kompleks dan melibatkan berbagai individu.Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan
berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron, kegiatan
tersebut meliputi :
1.    Perencanaan dan Pengorganisasian
Pekerjaan dalam suatu ruangan hendaknya direncanakan dan diorganisasikan. Semua kegiatan
dikoordinasikan sehingga dapat dikerjakan pada waktu yang tepat dan dengan cara yang benar.
Sebagai seorang kepala ruangan perlu membuat suatu perencanaan kegiatan di ruangan.
2.    Membuat Penugasan dan Memberi Penghargaan
Setelah membuat penugasan, perlu diberikan pengarahan kepada para perawat tentang kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan secara singkat dan jelas. Dalam memberi pengarahan, seorang
pemimpin harus mampu membuat seseorang memahami apa yang diarahkan dan juga
mempunyai tanggung jawab untuk melihat apakah pekerjaan tersebut dikerjakan dengan benar.
3.    Pemberian bimbingan
Bimbingan merupakan unsur yang penting dalam keperawatan. Bimbingan berarti menunjukkan
cara menggunakan berbagai metode mengajar dan konseling. Bimbingan yang diberikan meliputi
pengetahuan dan keterampilan dalam keperawatan. Hal ini akan membantu bawahan dalam
melakukan tugas mereka sehingga dapat memberikan kepuasan bagi perawat dan klien.

4.    Medorong Kerjasama dan Partisipasi


Kerjasama diantara perawat perlu ditingkatkan dalam melaksanakan keperawatan.Seorang
pemimpin perlu menyadari bahwa bawahan bekerjasama dengan pemimpin bukan untuk atau
dibawah pimpinan. Kerjasama dapat ditingkatkan melalui suasana demokrasi dimana setiap
individu/perawat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka, dan mereka mendapat pujian
serta kritik yang membangun. Bawahan perlu mengetahui bahwa pemimpin mempercayai
kemampuan mereka.Hubungan antar manusia yanng baik dapat meningkatkan
kerjasama.Disamping itu setiap individu dalam kelompok diusahakan untuk berpartisipasi. Hal
ini akan membuat setiap perawat merasa dihargai termasuk bagi mereka yang sering menarik diri
atau yang pasif. Partisipasi setiap perawat dapat berbeda-beda, tergantung kemampuan mereka.
5.    Kegiatan Koordinasi
Pengkoordinasian kegiatan dalam suatu ruangan merupakan bagian yang penting dalam
kepemimpinan keperawatan.Seorang pemimpin perlu mengusahakan agar setiap perawat
mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam suatu ruangan. Hal lain yang perlu
dilakukan adalah melaporkan kepada atasan langsung tentang pencapaian kerja bawahan. Agar
dapat melakukan koordinasi dengan efektif, diperlukan suatu perencanaan yang baik dan
penggunaan kemampuan setiap individu dan sumber-sumber yang ada.
6.    Evaluasi Hasil Penampilan Kerja
Evaluasi hasil penampilan kerja dilakukan melalui pengamatan terhadap staf dan pekerjaan
mereka. Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa kekurangan dan kelebihan
staf sehingga dapat mendorong mereka mempertahankan pekerjaan yang baik dan memperbaiki
kekuranngan yang ada. Agar seorang pemimpin dapat menganalisa perawat lain secara efektif, ia
juga harus dapat menilai diri sendiri sebagai seorang perawat dan seorang pemimpin secara jujur.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang kepala ruangan dapat melakukan tanggung
jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif. Dalam melaksanakan pelayanan dan
asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai seorang pemimpin bertanggung jawab dalam :
a.    Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
b.    Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
c.    Tanggungjawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
d.   Pelaksanaan keperawatan berdasarkan standar
e.    Penyelesaian pekerjaan dengan benar
f.     Pencapaian tujuan keperawatan
g.    Kesejahteraan bawahan
h.    Memotivasi bawahan
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
              Kepemimpinan dipandang sebagai suatu proses interaktif yang dinamis yang mencakup
tiga dimensi; pimpinan, bawahan, dan situasi. Masing-masing dari dimensi tadi saling
mempengaruhi misalnya, pencapain tujuan tergantung bukan karena hanya sifat pribadi dari
seorang pemimpin, tetapi juga tergantung dari kebutuhan bawahan dan bentuk dari suatu
keadaan.

B.  Saran
              Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti dan dipahami
dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang model-model kepemimpinan dalam
keperawatan.Agar dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawat.
DAFTAR PUSTAKA

1.        Swansburg, Russel C. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan; alih bahasa,
Suharyati Samba; editor, Monica Ester. Jakarta : EGC, 2000
2       Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan
Profesional Edisi 2. Jakarta: Salemba  Medika
3    Suarli S dan Bahtiar nYanyan.____. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai