Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Pendekatan pembelajaran praktek merupakan pendekatan yang efektif untuk siswa
mengasah keterampilan secara mandiri sesuai dengan percepatan pembelajaran
masing-masing. Buku ini dirancang sedemikian rupa secara sistematis untuk
menarik keingintahuan siswa sehingga siswa turut andil mengembangkan
kompetensinya dalam lingkup dunia pendidikan.

Pemilihan Avometer analog dalam buku ini memiliki alasan yang kuat, yaitu
melalui avometer analog kemampuan dan keterampilan siswa dapat diasah lenih
tajam, dari pada menggunakan avometer digital.

Tujuan dari buku ini adalah terimplementasinya metode pembelajaran Active


Learning dalam pembelajaran Pengukuran Listrik, sehingga siswa mendapat
pembelajaran yang bermakna mengenai pengukuran tegangan listrik yang dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

B. PRASYARAT
Siswa akan memahami buku ini, bila telah memahami:
1. Dasar-dasar Kelistrikan
2. Tegangan dc dan ac
3. Tegagan satu fasa dan tiga fasa

C. PETUNJUK PENGGUNAAN
- Langkah demi langkah pada buku ini hendaknya diikuti oleh siswa.
- Mengukur tegangan ac, harus dengan pendampingan guru
- Laporkan setiap hasil percobaan praktek kepada guru.
- Apabila sudah sesuai, hendaknya siswa mengembangkan lebih dalam lagi ke
kegiatan belajar selanjutnya atau buku berikutnya.

1
D. PENJELASAN BAGI SISWA
Siswa hendaknya memperhatikan hal-hal berikut agar memperoleh hasil yang
optimal dalam meningkatkan kompetensinya.
1. Ikuti langkah-langkah belajar sesusai instruksi
2. Persiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan
3. Mulailah dengan berdo’a
4. Perhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
5. Bersihkan dan letakkan kembali peralatan dan perlengkapan pada tempatnya
apabila telah praktik telah selesai dilaksanakan

E. PERAN GURU
Adapun peran guru yang diharapkan pada pembelajaran buku ini adalah sebagai
berikut:
1. Memfasilitasi kebututuhan siswa dalam mempelajari buku ini
2. Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik
3. Membantu siswa menjalankan proses belajar
4. Merencanakan dan melaksanakan penilaian
5. Memberikan umpan balik hasil pemahanan dan pengasahan keterampilan siswa
melalui praktik

F. KOMPETENSI
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

2
KI 4 : Mengolah, menyaji, menalar, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan
fenomenanya untuk dipergunakan sebagai aturan dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang dasar dan pengukuran listrik.
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam
melaksanakan pekerjaan di bidang dasar dan pengukuran listrik
2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif
dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan di bidang dasar dan
pengukuran listrik.
2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam
menyelesaikan masalah perbedaan konsep berpikir dalam melaksanakan
pekerjaan di bidang dasar dan pengukuran listrik.
2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam melaksanakan pekerjaan di bidang dasar dan
pengukuran listrik.
3.7 Mendeskripsikan Pengukuran Besaran Listrik
1.7 Mengukur Besaran-besaran Listrik

G. INDIKATOR
3.7.1 Siswa mampu mendeskripsikan konsep pengukuran besaran listrik
berupa tegangan listrik dengan santun dan percaya diri
4.7.1 Siswa mampu menggunakan alat ukur listrik untuk mengukur besaran
listrik berupa tegangan listrik menggunakan multimeter analog dengan
penuh tanggung jawab
4.7.2 Siswa mampu menganalisis hasil pengukuran besaran listrik berupa
tegangan listrik

3
H. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran siswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan konsep pengukuran besaran listrik berupa tegangan listrik
2. Mengoperasikan alat ukur listrik (multimeter analog sebagai voltmeter) untuk
mengukur tegangan listrik dc dengan teliti
3. Mengoperasikan alat ukur listrik (multimeter analog sebagai voltmeter) untuk
mengukur tegangan listrik ac dengan teliti
4. Menganalisis hasil pengukuran tegangan listrik dc
5. Menganalisis hasil pengukuran tegangan listrik ac

4
BAB II

PEMBELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR SISWA

Tanda
No Hari/Tangg Puk Temp Jenis Kemajuan Ket
Tangan
. al ul at Kegiatan Belajar .
Guru
1 2 3 4 5 6 7 8
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               
               

5
B. KEGIATAN BELAJAR
1. URAIAN MATERI
1.1 APERSEPSI
- Pernahkah kalian menemukan benda seperti gambar dibawah ini?
- Profesi apakah yang paling membutuhkan benda tersebut?

Gambar 1. Alat Ukur Besaran Listrik

1.2 MATERI
a. PENGERTIAN PENGUKURAN
Mengukur dan menghitung hasil pengukuran adalah bagian paling
penting bagi seorang teknisi, karena bila tidak menguasai ilmu pengukuran,
seorang teknisi tidak akan bisa memperbaiki rangkaian instalasi listrik dengan
baik. 
Dalam melakukan kegiatan inspeksi instalasi ketenagalistrikan
diperlukan seperangkat alat pengukur. Alat pengukur tersebut digunakan untuk
mengukur parameter-parameter yang ada, diantaranya tegangan listrik. Kegiatan
mengukur besaran listrik tersebut lazim disebut sebagai pengukuran. Dengan

6
kata lain, pengukuran merupakan kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur
dengan alat ukurnya.

7
b. KONSEP PENGUKURAN TEGANGAN LISTRIK
Adapun konsep Pengukuran Tegangan Listrik terletak dari posisi alat
ukur dan komponen yang diukur. Posisi alat ukur saat mengukur tegangan harus
dipasang Paralel terhadap komponen yang diukur. Maksud paralel adalah test
lead + dan test lead -, harus membentuk suatu titik percabangan dan bukan titik
berjejer (seri) terhadap komponen yang diukur. Pemasangan yang benar dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Mengukur Tegangan Listrik

c. MULTIMETER ANALOG

Multimeter adalah salah satu alat ukur listrik yang paling sering digunakan
oleh para teknisi, praktisi, maupun penghobi di bidang kelistrikan dan
elektronika. Seperti namanya, multimeter memiliki multi fungsi dalam kegiatan
pengukuran besaran-besaran listrik.
Multimeter dapat digunakan untuk mengukur 3 jenis besaran listrik yaitu arus
listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik. Karena mampu mengukur 3 besaran
listrik tersebut, banyak orang yang menyebut alat ini dengan AVO meter
(Ampere, Volt, Ohm).
Ada dua sistem pengukuran yaitu sistem analog dan sistem digital. Sistem
analog berhubungan dengan informasi dan data analog. Sinyal analog berbentuk
fungsi kontinyu, misalnya penunjukan nilai tegangan yang ditunjukkan oleh
8
skala, penunjuk jarum pada skalameter, atau penunjukan skala elektronik.
Sistem digital berhubungan dengan informasi dan data digital. Penunjukan
angka digital berupa angka diskret dan pulsa diskontinyu berhubungan dengan
waktu. Penunjukan display dari tegangan dari meter digital berupa angka tanpa
harus membaca dariskala meter. Namun, untuk melihat keterampilan tangan dan
kemampuan kognitif peserta didik, gunakan alat ukur analog.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Multimeter Analog
Kelebihannya adalah mudah dalam pembacaannya dengan tampilan yang lebih
simple. Sedangkan kekurangannya adalah akurasinya rendah, jadi untuk
pengukuran yang memerlukan ketelitian tinggi
sebaiknya menggunakan multimeter digital.

Multimeter Digital
Multimeter digital biasanya dipakai pada penelitian atau kerja-kerja mengukur
yang memerlukan kecermatan tinggi, tetapi sekarang ini banyak juga bengkel-
bengkel komputer dan service center yang memakai multimeter digital.
Kekurangannya adalah susah untuk memonitor tegangan yang tidak stabil.
Jadi, bila melakukan pengukuran tegangan yang bergerak naik
turun,sebaiknya menggunakan multimeter analog.

Gambar 3. Multimeter analog (kiri), Multimeter digital (kanan)

9
Pada buku ini, kita hanya akan membahas multimeter analog. Berikut bagian-
bagian multimeter analog.

Gambar 4. Bagian-bagian Multimeter Analog

1. Jarum penunjuk meter(Knife–edge Pointer), sebagai penunjuk besaran yang


diukur.
2. Sekrup pengatur jarum penunjuk (Zero Adjust Screw), berfungsi untuk
mengatur kedudukan jarum penunjuk ke posisi 0 sebelah kiri, dengan cara
memutar sekrupnya ke kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih
kecil.
3. Tombol pengatur Ohm (Zero Ohm Adjust Knob),
berfungsi untuk mengatur jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar
pemilih diputar pada posisi  (Ohm), test lead + (merah dihubungkan ke test
lead – (hitam), kemudian tombol pengatur kedudukan 0 diputar ke kiri atau ke
kanan sehingga menunjuk pada kedudukan 0 sebelah kanan.
4.      Saklar pemilih (Range Selector Switch),
berfungsi untuk memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya. Multimeter
biasanya terdiri dari empat posisi pengukuran, yaitu :
- Posisi (Ohm) berarti multimeter sebagai ohmmeter
 

- Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter voltmeter AC


- Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter sebagai voltmeter DC
- Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter sebagai amperemeter
DC

10
5.      Lubang kutub+(VA Terminal), sebagai tempat masuknya test lead kutub +
(merah)
6.      Lubang kutub–(Common Terminal), sebagai tempat masuknya test lead kutub
–(hitam)

d. MULTIMETER SEBAGAI VOLTMETER


Untuk mengukur tegangan listrik, baik itu tegangan listrik dc maupun tegangan
listrik ac, kita gunakan alat ukur Voltmeter. Multimeter memiliki fungsi sebagai
voltmeter. Oleh karena itu, saat akan mengukur tegangan listrik, fungsikan
multimeter sebagai voltmeter dengan cara:
1. Putar Saklar Pemilih (selector) ke skala tegangan dc ataupun skala tegangan
ac.

Gambar 5. Skala Tegangan DC dengan Batas Ukur

Gambar 6. Skala Tegangan AC dengan Batas Ukur

11
2. Skala tegangan dc untuk mengukur tegangan dc. Memiliki batas ukur (0.5
sampai 1000 DCV). Namun, batas ukur voltmeter dc dari berbagai merek
dagang berbeda-beda, tergantung pabrikannya.
3. Skala tegangan ac untuk mengukur tegangan ac. Memiliki batas ukur (10
sampai 1000 ACV). Namun, batas ukur voltmeter ac dari berbagai merek
dagang berbeda-beda, tergantung pabrikannya.
4. Skala jarum (tampilan pada layar) atau disebut sebagai Skala Ukur, yang
akan kita gunakan adalah skala ukur DCV.A & ACV. Memiliki 3 jenis skala
ukur, yaitu 10, 50 dan 250.

Gambar 7. Skala Ukur

5. Sebelum mengukur tegangan, multimeter harus dikalibrasi terlebih dahulu,


agar tidak terjadi kesalahan pada hasil pengukuran. Pastikan jarum
menunjukkan angka 0 dengan tepat. Kalibrasi unutk mengukur tegangan

Putar menggunakan Obeng


kecil, hingga jarum
menunjukkan tepat angka 0

12
dilakukan dengan cara memutar pin ditengah dengan obeng kecil.

Gambar 8. Kalibrasi alat ukur

e. MENGUKUR TEGANGAN DC MENGGUNAKAN VOLTMETER


1. Kalibrasi Alat Ukur
2. Atur Selektor pada posisi DCV.
3. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 4 – 5 Volt maka atur posisi skala di batas
ukur 10V.
Ingat, skala batas ukur yang dipilih harus lebih besar dari pada tegangan
komponen/beban yang akan diukur. Jadi, bila tegangan komponen/beban
yang akan diukur tidak diketahui berapa perkiraannya, maka pilih skala batas
ukur yang terbesar, agar alat ukur tidak rusak.

13
Gambar 9. Komponen yang di ukur 3 – 5 volt

Gambar 10. Komponen yang di ukur 3 – 5 volt, Pilih Batas Ukur 10 DCV
4.  Hubungkan atau tempelkan probe voltmeter ke titik tegangan yang akan
dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe  warna hitam pada titik
(-) tidak boleh terbalik.

14
Gambar 11. Peletakan Probe

5. Baca hasil ukur pada multimeter.

Gambar 12. Pengukuran Tegangan DC

15
Gambar 12. Hasil Pengukuran Tegangan DC

Angka yang ditunjuk jarum = 3.6


Skala Ukur (SU) = 10
Batas Ukur (BU) = 10
BU
Hasil Pengukuran = x Angka yang ditunjuk jarum
SU
10
= x 3.6
10
= 3.6 VDC

f. ANALISA HASIL PENGUKURAN TEGANGAN DC


Voltase yang tercantum pada baterai HP adalah 3.8 V. Namun, tegangan dari hasil
pengukuran hanya sebesar 3.6 V. Berarti terdapat perbedaan sebesar 0.2 V. Hal
dapat terjadi karena, kemungkinan kesalahan karena alat belum dikalibrasi atau
kalibrasi belum tepat. Namun, apabila kalibrasi sudah tepat, berarti baterai sudah
dipakai, sehingga tegangannya tidak tepat 3.8 V. Dapatkah kamu, menganalisa
akibat lainnya?.

g. MENGUKUR TEGANGAN AC MENGGUNAKAN VOLTMETER


1. Kalibrasi Alat Ukur
2. Atur Selektor pada posisi ACV.
3. Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek,
jika tegangan yang di cek sekitar 220 Volt (Tegangan 1 fasa) maka atur posisi
batas ukur 250VAC.

16
Gambar 13. Batas Ukur 250 ACV

4. Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas
ukur pada posisi tertinggi supaya avometer tidak rusak.
5. Hubungkan atau tempelkan probe avometer ke titik tegangan yang akan dicek.
Pemasangan probe avometer boleh terbalik.

Gambar 14. Peletakan Probe Boleh Terbalik


6. Baca hasil ukur pada multimeter.

17
Angka yang ditunjuk jarum = 220
Skala Ukur (SU) = 250
Batas Ukur (BU) = 250
BU
Hasil Pengukuran = x Angka yang ditunjuk jarum
SU
250
= x 220
250
= 220 VAC

18
h. ANALISA HASIL PENGUKURAN TEGANGAN AC
Voltase satu fasa PLN adalah 220V. Tegangan dari hasil pengukuran juga sebesar
220 VAC. Berarti tidak terdapat perbedaan sebesar antara hasil pengukuran,
dengan informasi yang diberikan.
Namun, ada beberapa kasus pengukuran tegangan satu fasa
menghasilkan pengukuran kurang dari 220 VAC. Beberapa kemungkinan
penyebabnya adalah, karena:
- alat belum dikalibrasi atau kalibrasi belum tepat
- Adanya tegangan yang hilang atau tegangan jatuh (drop voltase) dari sumber
PLN
- Adanya kesalahan pembacaan hasil pengukuran, dikarenakan factor manusia
ataupun alat ukur yang kurang presisi.

19
1.3 CONTOH SOAL
1. Berapakah hasil pengukuran di bawah ini?. (Batas Ukur : 50 DCV)

BU
Hasil Pengukuran = x Angka yang ditunjuk jarum
SU
50 DCV
= x 22
50
= 22 DCV
 Untuk mempermudah membaca hasil pengukuran, gunakan skala ukur dan
batas ukur bernilai sama (BU = 50 DCV, gunakan pembacaan skala ukur
50).

2. Berapakah hasil pengukuran di bawah ini?. (Batas Ukur : 1000 ACV)

BU
Hasil Pengukuran = x Angka yang ditunjuk jarum
SU
1000 DCV
= x 2.2
10
= 220 ACV

20
 Untuk mempermudah membaca hasil pengukuran, apabila skala ukur dan
batas ukur tidak bernilai sama, maka gunakan skala ukur yang mudah dibagi
dengan batas ukur (BU = 1000 DCV, gunakan pembacaan skala ukur 10).

1.4 LATIHAN
1. Bagaimanakah peletakan voltmeter untuk mengukur sumber tegangan dan
tegangan beban pada suatu rangkaian listrik?
2. Berapakah hasil pengukuran di bawah ini, apabila batas ukurnya:
a. 2.5 DCV
b. 10 DCV
c. 250 DCV
d. 1000 DCV

3. Berapakah hasil pengukuran di bawah ini, apabila batas ukurnya:


a. 10 ACV
b. 50 ACV
c. 250 ACV
d. 1000 ACV

21
4. Analisa hasil pengukuran di bawah ini:
a. Pada bodi baterai tertulis tegangan 1.5 VDC. Namun, setelah diukur,
hasil pengukuran menunjukkan tegangan yang ada pada baterai hanya 1.2
VDC. Mengapa demikian?
b. Saat mengukur tegangan 1 fasa, hasil pengukuran menunjukkan hasil 210
VAC. Sementara itu, kita tahu bahwa, sumber tegangan AC 1 fasa adalah
220 VAC. Mengapa demikian?

5. Berapakah Batas Ukur yang kita gunakan saat mengukur sumber tegangan 3
fasa antar fasa dan batas ukur yang kita gunakan saat mengukur tegangan 3
fasa antara fasa dan netral?

2. INFO TERKINI

Tahukah Anda?.

Saat menangani suatu handphone pasti saat mengatasi handphone mati total tidak
terlepas dengan mengecek tegangan pada komponen dan jalur handphone, seringkali
langkah terahir yang di lakukan pada handphone mati total,setelah pengecekan fisik ,
pengecekan software , pengecekan jalur, pengecekan komponen adalah pengecekan
tegangan .

22
23
Berikut ini adalah beberapa cara  cek atau analisa tegangan pada komponen pada
handphone. Alat yang dibutuhkan:

1. Multitester Digital/Analog
2. DC Power Supply, diatur Voltagenya antara 3,6V - 4,1 Volt.
3. Kabel jumper. (Utk PCB yg Connector Batterenya terpisah, maka kabel jumper
hrs disolder ke PCB (Kutub Batt + dan -) baru dihubungkan ke Power Supply. 

Langkah-langkah pengukuran Tegangan Kerja Ponsel :

1. Hidupkan Power Supply dan setel pada ukuran 3,5 – 5 volt


2. Hubungkan kabel merah (+) power supply ke konektor (+) ponsel dan kabel hitam
(+) power supply ke konektor (- dan bsi) ponsel
3. Hidupkan multitester dengan setelan 20 volt,
4. Setelah diketahui titik ukur tegangan kerja ponsel yang hendah diukur (semisal
VIO), hubungkan kabel hitam (-) multitester ke ground ponsel dan,
5. Sambil tekan tekan switch on/off, hubungkan kabel merah (+) ke titik ukur VIO
secara bersamaan,
6. Dan lihat nilai tegangan VIO di indikator multitester.
7. Lakukan berulang-ulang tekan saklar on/off dan sambil menghubungkan kebel
merah (+) ke titik ukur VIO. Hal ini dilakukan untuk memastikan Nilai dari
Teganan VIO.

VIO
Tengangan ini sebesar 1.8 Volt – 150 mA untuk Logic I/Os
(Input / Output Logic: MMC Level Shifter, IR, IC Flash & SDRAM, Bluetooth,
LCD, ) dan UEM Logic.

24
BAB III
EVALUASI

A. KOGNITIF SKILL
Kerjakan soal Latihan pada halaman 19 pada buku ini. Kemudian, kumpulkan
hasilnya kepada guru.
Adapun skor untuk penilaian kognitif, sebagai berikut.
Skor Soal Skor Akhir
No
Nama Siswa No. 1 No. 2 No.3 No.4 No.5
.
20 20 20 20 20
1              
2              
3              

B. PSIKOMOTORIK SKILL
1. Kerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) “Mengukur Tegangan Listrik”.
(LKPD terlampir)
2. Kumpulkan hasil LKPD kepada guru.
Adapun skor untuk penilaian keterampilan, sebagai berikut.
Penilaian dan Bobot
Predikat
No. Nama Siswa Persiapan Proses Hasil Waktu Skor
Perolehan
15% 35% 40% 10%
1              
2              
3              
4              

C. ATTITUDE SKILL
Adapun penilaian sikap/attitude yang akan dinilai, sebagai berikut
Aspek Penilaian
Predikat
Tanggungjawa Skor
No. Nama Siswa Santun Percaya Diri Perolehan
b
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1                              
2                              
3                              
4                              
BAB IV

25
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Konsep pengukuran tegangan adalah “ Alat ukur harus dikoneksikan paralel
terhadap komponen/beban yang diukur”
2. Pemilihan batas ukur (BU) harus lebih besar dari pada tegangan
komponen/beban yang diukur
3. Untuk membaca hasil pengukuran gunakan persamaan:
Batas Ukur
Hasil Pengukuran Tegangan Listrik= x Angka ditunjuk jarum
SkalaUkur

4. Untuk mempermudah pembacaan hasil pengukuran, gunakan batas ukur dan


nilai ukur yang bernilai sama
5. Apabila batas ukur dan skala ukur tidak bernilai sama, pilih skala ukur yang
mudah dibagi dengan batas ukur
6. Apabila hasil pengukuran tidak sama dengan data tegangan yang diberikan
pada packaging komponen/ sumber informasi. Analisa hasil tersebut dengan
mempertimbangkan faktor internal (kondisi dan kepresisian alat ukur) dan
factor eksternal berupa human error.

B. SARAN
Perhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dalam melaksanakan praktek.

26
DAFTAR PUSTAKA

F. Suryatmo . 2016. Teknik Pengukuran Listrik dan Elektronika. Jakarta. Bumi Aksara

Hazairin. 2011. Dasar-dasar Sistem Tenaga Listrik.. Jakarta. Tobuku.

http://tecnoku.blogspot.com , diakses pada tanggal 30 Nopember 2017

http://www.arduino.cc/playground/Main , diakses pada tanggal 30 Nopember 2017

27

Anda mungkin juga menyukai