SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
ii
ABSTRACT
Yohana Ika Pratiwi. 2006. The Factors in Correlation with The Recovery of
Tuberculosis Medication in Kudus Regency in 2004. Skripsi. Public
Health Science Department, Sports Science Faculty, Semarang State
University, Advisor I: Dra. ER. Rustiana, M.Si, advisor II: Widya Hary
C., SKM., M.Kes.
Keyword: Recovery and Tuberculosis
The result of the research shows that: 1) There is a correlation between host
attitude (p-value:0,001) and social economic environment with the recovery of
Tuberculosis medication in Kudus Regency in 2004 (p-value:0,007), and there is
no correlation between nutrition status and physical environment with the
recovery of Tuberculosis medication in Kudus Regency in 2004.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Panitia Ujian
Dewan Penguji,
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
kesusahan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah menyelesaikan satu
urusan, kejarlah dengan sunguh-sungguh urusan yang lain dan hanya Tuhan-
PERSEMBAHAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayahNya
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini berjudul “Beberapa Faktor
Keberhasilan penyusunan skripsi ini juga atas bantuan dari berbagai pihak,
Pembantu Dekan Bidang Akademik, Dr. Khomsin, M. Pd., atas ijin penelitian.
4) Pembimbing II, Ibu Widya Hary C. SKM. M. Kes, yang telah memberikan
vi
Sidorekso Kabupaten Kudus yang telah memberikan ijin penelitian dan
kerjasamanya.
7) Ayah, Ibu, Mas Ian, dan adikku atas do’a, motivasi dan semangat dalam
8) Sahabatku Diah, Nia, Umi, Purbo, Nining, Fery, Pak Wa, Ratna, Faelas, atas
9) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam
Semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan imbalan yang berlipat
ganda dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................ ii
PENGESAHAN ........................................................................................ iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 5
1.4 Manfaat Hasil Penelitian ......................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian .................................................................. 7
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 10
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat ................................................ 10
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu .................................................. 10
1.6.3 Ruang Lingkup Materi .................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................. 11
2.1 Landasan Teori ........................................................................ 11
2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 39
3.1 Kerangka Konsep .................................................................... 39
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................. 39
3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ............ 40
3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 43
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 43
viii
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................... 45
3.7 Teknik Pengambilan Data ....................................................... 47
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 50
4.1 Gambaran Umum .................................................................... 50
4.2 Hasil Penelitian ....................................................................... 54
4.3 Pembahasan ............................................................................. 62
BAB V SIMPULAN dan SARAN ........................................................... 65
5.1 Simpulan ................................................................................. 65
5.2 Saran ........................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 67
LAMPIRAN .............................................................................................. 69
ix
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Paru ........................................................................................................ 59
Paru ........................................................................................................ 60
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
RI,2002:vii).
disebarkan lewat udara oleh penderita TB paru BTA (Bakteri Tahan Asam)
terhadap obat antiTBC yang umum, dan diperlukan obat lebih khusus dan
operasi pada organ yang terkena infeksi seperti paru, hati, dan lain-lain
(Misnadiarly, 2006:viii).
usia dan jenis kelamin dan semua status sosial-ekonomi. Jadi Tuberkulosis
(Misnadiarly, 2006:viii).
2003:43-44).
kemudahan kepada penderita TB paru baik BTA (+) maupun BTA (-) dalam
saja, namun juga diperlukan kesadaran dan keaktifan dari penderita untuk
DKK (Dinas Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial) Kudus adalah tahun 2004
meneliti faktor status gizi, perilaku host, lingkungan fisik dan lingkungan
penderita BTA positif yang diobati dikalikan 100%, dan angka minimal
Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti faktor status gizi,
normal (<85%) dan berada pada daerah perifer kota Kudus yang diantaranya
Puskesmas Bae (64%), serta pasien pada 3 puskesmas yang memiliki angka
bila dilihat dari segi geografi, terletak pada daerah perkotaan yang saling
berdekatan antara puskesmas yang satu dengan yang lain, dan puskesmas
1.2 Permasalahan
2004.
1) Puskesmas
ditindaklanjuti.
3) Peneliti
paru.
adalah:
8
Paru-paru Tegal
tuberkulosis anak
dengan praktik.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positif dan signifikan
diteliti hubungan status gizi, perilaku host, lingkungan fisik, dan lingkungan
peneliti teliti adalah status gizi, perilaku host, lingkungan fisik, lingkungan
tahun 2006.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Tuberkulosis
besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
PPOK, 2003:8).
tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula
sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan
tempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman ini dapat
kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.
lainnya.
tersebut.
(Depkes RI,2002:9).
a. Infeksi primer
menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi. Ciri khas dari
selaput paru).
(Depkes RI,2002:10-11)
RI,2002:9).
c. Media transmisi
d. Portal of Entry
dalam host, yang dapat terjadi secara oral, inhalasi, dermal, intra
venus, intra muskuler, intra kutan, lewat luka, mata, dll (Juli
Soemirat, 2000:26).
cabang tenggorok).
pada paru.
paru).
rumah sakit.
(Depkes RI,2002:11).
sistemik.
1. Gejala respiratorik
a. Batuk ≥ 3 minggu
b. Batuk darah
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
2. Gejala sistemik
a. Demam
badan menurun.
2002:13)
2003:13-14).
RI, 2002:14)
BTA positif.
a. Tuberkulosis Paru
aktif.
buruk.
penyakitnya, yaitu:
20
(Depkes RI,2002:23-24)
sebelumnya.
1) Kasus Baru
2) Kambuh (relaps)
pindah.
5) Lain-lain
a) Gagal
atau lebih.
b) Kasus Kronis
(Depkes RI,2002:24-25)
- menyembuhkan penderita
- mencegah kematian
- mencegah kekambuhan
1) Isoniasid (H)
2) Rifampisin (R)
3) Pirasinamid (Z)
4) Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid
5) Etambutol (E)
jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya
tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan sebagai dosis tunggal,
a. Tahap Intensif
b. Tahap Lanjutan
a. Kategori 1
tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan yang terdiri dari H dan
2HRZE/4H3R3
Untuk:
berat” dan,
b. Kategori 2
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
c. Kategori 3
2HRZ/4H3R3
adrenal.
bulan.
(Depkes RI,2002:38-41)
26
Tabel 2
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Ulang Dahak
Hasil
Tipe
Uraian Tindak Lanjut
Penderita
BTA
TBC
negatif tahap lanjutan dimulai
Dilanjutkan dengan OAT
Akhir
sisipan selama 1 bulan. Jika
tahap
positif setelah sisipan masih tetap
Penderita Intensif
positif, tahap lanjutan tetap
baru BTA
diberikan
positif
Sebulan Negatif
dengan Sembuh
sebelum ke-2nya
pengobatan
akhir
kategori 1
pengobatan
Gagal, ganti dengan OAT
atau akhir positif
kategori 2 mulai dari awal
pengobatan
(AP)
Teruskan pengobatan dengan
Negatif
tahap lanjutan
Beri sisipan 1 bulan. Jika
Akhir setelah sisipan masih tetap
Intensif positif, teruskan pengobatan
positif
Penderita tahap lanjutan. Jika ada
BTA positif fasilitas, rujuk untuk uji
dengan kepekaan obat.
pengobatan Negatif
Sembuh
ulang Sebulan ke-2nya
kategori 2 sebelum Belum ada pengobatan, disebut
akhir kasus kronik, jika mungkin,
pengobatan rujuk kepada unit pelayanan
positif
atau akhir spesialistik. Bila tidak
pengobatan mungkin, beri INH seumur
hidup.
Penderita Negatif Terus ke tahap lanjutan
BTA (+) &
Ro (+)
dengan
Akhir
pengobatan Ganti dengan kategori 2 mulai
Intensif Positif
kategori 3 dari awal
(ringan) atau
kategori 1
(berat)
(Depkes RI, 2002:45).
27
1. Sembuh
sebelumnya).
2. Pengobatan lengkap
3. Meninggal
4. Pindah
kota lain.
6. Gagal
(Depkes RI,2002:45-47)
pelayanan kesehatan. Namun di luar itu, ada faktor yang penulis rasa
a. Status Gizi
padanya. Ada tiga jenis kekurangan gizi: ada yang kurang secara
2001:59).
tabel 3 di bawah.
30
Tabel 3
Indeks Masa Tubuh
Kategori IMT
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal > 18,5 – 25,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan > 25,0 – 27,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
(I Dewa Nyoman.dkk, 2001:61).
b. Perilaku Host
Notoatmodjo, 2003:114).
2000:55).
berikut :
Pengetahuan
Persepsi
Pengalaman Sikap
Keyakinan Keinginan Perilaku
Fasilitas Kehendak
Sosio-Budaya Motivasi
Niat
10 April 2005).
c. Lingkungan Fisik
No.829/Menkes/SK/VII/1989 adalah:
1) Bahan bangunan
sebagai berikut:
34
b. Dinding :
sirkulasi udara.
rawan kecelakaan
bermain anak.
35
asap.
3) Pencahayaan
4) Kualitas Udara
sebagai berikut :
jam.
mg/m3.
5) Ventilasi
7) Air
liter/hari/oang.
9) Limbah
1. status pendidikan
3. beban tanggungan
2000:109).
e. Kesembuhan
Kesembuhan
Perilaku Lingkungan
H Sosial Ekonomi
Pelayanan kesehatan
Lingkungan
Fisik
39
BAB III
METODE PENELITIAN
kesembuhan.
Variabel Bebas :
- Status gizi
- Perilaku host Kesembuhan
- Lingkungan fisik
- Lingkungan
sosial ekonomi
Variabel Pengganggu:
- Keberadaan PMO
- Pelayanan kesehatan
- Pengobatan
penyakit dan keracunan, yang diukur dari IMT dengan ketentuan dan
kategori:
Skala: Nominal
b. Perilaku host (X 2 )
TB Paru, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat
tahap intensif,
b. tidak baik, bila ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi
: skor 0
Skala: Nominal
c. Lingkungan fisik (X 3 )
2. berdinding tembok,
3. beratap genteng,
4. berventilasi,
5. bergenting kaca,
8. pembuangan tinja,
Skala: Nominal
sakit,
b. tidak baik, jika ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi
: skor 0
Skala: Nominal
a. Kesembuhan (Y)
Skala: Nominal
hubungan status gizi, perilaku host, lingkungan fisik, dan lingkungan sosial
tahun 2004.
pada penelitian ini adalah penderita TB Paru yang diobati pada tiap
Z 12−α P(1 − P )
2
n=
d2
Keterangan :
n = sampel
P = proporsi (0,1)
3. Penderita yang berusia lebih dari 18 tahun pada tahun tersebut, atau
menjadi responden.
responden yang terdiri dari 42 pasien TB Paru tahun 2004 dan 6 PMO
dijawab oleh pasien atau PMOnya, yang kemudian oleh peneliti dibuat
kategori normal atau tidak normal, baik atau tidak baik, sembuh dan tidak
N ∑ XY − (∑ X )(∑ Y )
{N ∑ X }{ }
rxy=
− (∑ X ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2 2 2
Keterangan :
N = Jumlah responden
dikatakan valid.
46
⎛ k ⎞⎛⎜ ∑ σ b ⎞⎟
2
r11 = ⎜ ⎟⎜1 −
⎝ k − 1 ⎠⎝ σt 2 ⎟⎠
Keterangan :
∑σ 2
b = Jumlah varians butir
σt 2 = Varians total
2
⎛ x⎞
∑ x − ⎜∑ ⎟
2
⎝ N⎠
σb 2 =
N
Keterangan:
σb 2 = variasi butir
N = jumlah responden
Oleh karena dari hasil uji coba kuesioner didapatkan nilai Alpha
1. Observasi langsung
2. Wawancara
yang diberikan kepada pasien atau PMOnya yang telah selesai masa
dari analisis data ini adalah agar diperoleh suatu kesimpulan masalah yang
diteliti. Data yang telah terkumpul akan diolah dan dianalisis dengan
suatu pengukuran.
2) Koding yaitu suatu kegiatan memberi tanda atau kode tertentu terhadap
1. Univariat
baik variabel bebas atau terikat. Analisis ini berupa distribusi frekuensi
dan persentase pada setiap variabel seperti status gizi, perilaku host,
2. Bivariat
a) Chi Kuadrat
k
(Oi − Ei )2
x2 = ∑i =1 Ei
Keterangan :
Oi = Frekuensi pengamatan
ditolak.
50
BAB IV
Tabel 4
A. Kependudukan
1. Pertumbuhan Penduduk
2. Kepadatan Penduduk
diperoleh sex ratio pada tahun 2004 sebesar 97,83 yang berarti
B. Sosial Ekonomi
Regional Bruto (PDRB) baik atas dasar harga konstan maupun atas
dasar harga berlaku. Dari data BPS Kabupaten Kudus (Kudus Dalam
Kudus adalah :
satu tolok ukur kondisi sosial ekomomi dalam suatu daerah tersebut.
laki maupun perempuan adalah lulus SD/MI yaitu sebesar 35,76% dan
Grafik 1
Tingkat Pendidikan Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Kudus
Tahun 2004
120000
111836
107798
100000
Penduduk
80000
60000 59260
57120
51387
49532 45256
43622 LAKI-LAKI
40000
26323
27309 PEREMPUAN
20000
0
2567
2664 2996
3106
TT SD SD/MI SLTA/MA UNIV
Pendidikan
produktif.
54
Tabel 5
Jumlah
Status Gizi
n %
Tidak normal 28 58,3
Normal 20 41,7
Jumlah 48 100
Grafik 2
70
58,3
60
50
41,7
Persentase
40
%
30
20
10
0
tidak normal normal
% 58,3 41,7
Status Gizi
55
Tabel 6
Jumlah
Perilaku host
n %
Tidak baik 20 41,7
Baik 28 58,3
Jumlah 48 100
Grafik 3
70
58,3
60
50
41,7
Persentase
40
%
30
20
10
0
Tidak baik baik
% 41,7 58,3
Perilaku Host
56
Tabel 7
Lingkungan Jumlah
Fisik n %
Tidak baik 25 52,08
Baik 23 47,92
Jumlah 48 100
Grafik 4
53 52,08
52
51
Persentase
50
49 %
47,92
48
47
46
45
Tidak baik Baik
% 52,08 47,92
Lingkungan Fisik
57
Tabel 8
Lingkungan Jumlah
sosial ekonomi n %
Tidak baik 20 41,67
Baik 28 58,33
Jumlah 48 100
Grafik 5
70
58,33
60
50
Persentase
41,67
40
%
30
20
10
0
Tidak baik Baik
% 41,67 58,33
Lingkungan Sosial Ekonomi
58
Tabel 9
Tidak sembuh Sembuh Jumlah
Status gizi χ 2 p-value OR
n % n % n %
Tidak normal 6 21,4 22 78,6 28 58,3
Normal 6 30 14 70 20 41,7 0,457 0,499 0,636
Jumlah 12 25 36 75 48 100
normal hanya sedikit, dimana proporsinya lebih besar yang sembuh yaitu
sejumlah 14(70 %) sedangkan yang tidak sembuh hanya sejumlah 6(30 %).
program SPSS versi 11.0 diperoleh p-value sebesar 0,499 dengan derajat
kesalahan 5%, dan OR sebesar 0,636. Ini berarti tidak ada hubungan antara
Tahun 2004.
60
Tidak
40 30 sembuh
21,4 Sembuh
20
0
Normal Tidak normal
Tidak sembuh 30 21,4
Sembuh 70 78,6
Status Gizi
59
Paru.
Tabel 10
Perilaku Tidak sembuh sembuh Jumlah
χ 2 p-value OR
host n % n % n %
Tidak baik 10 50 10 50 20 41,7
Baik 2 7,14 26 92,86 28 58,3 11,429 0,001 13,000
Jumlah 12 25 36 75 48 100
Berdasarkan tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa perilaku host
yang baik banyak, dimana proporsinya lebih besar yang sembuh yaitu
(7,14 %).
program SPSS versi 11.0 diperoleh p-value sebesar 0,001 dengan derajat
Grafik 7
Hubungan Antara Perilaku Host Dengan Kesembuhan Pengobatan TB
Paru di Kabupaten Kudus Tahun 2004
Hubungan Perilaku Host Dengan Kesembuhan Pengobatan
TB Paru
100 92,86
80
Persentase
60 50 50 Tidak
sembuh
40 Sembuh
20
7,14
0
Baik Tidak baik
Tidak sembuh 7,14 50
Sembuh 92,86 50
Perilaku host
60
Paru.
Tabel 11
Lingkungan Tidak sembuh Sembuh Jumlah
χ 2 p-value OR
fisik n % n % n %
Tidak baik 9 36 16 64 25 52,08
Baik 3 13,04 20 86,96 23 47,92 3,367 0,067 3,750
Jumlah 12 25 36 75 48 100
yang baik hanya sedikit, dimana proporsinya lebih besar yang sembuh
3 (13,04 %).
program SPSS versi 11.0 diperoleh p-value sebesar 0,067 dengan derajat
kesalahan 5% dan OR sebesar 3,750. Ini berarti tidak ada hubungan antara
60
Tidak
40 36 sembuh
Sembuh
20 13,04
0
Baik T idak baik
T idak sembuh 13,04 36
Sembuh 86,96 64
Lingkungan Fisik
61
pengobatan TB Paru.
Tabel 12
Lingkungan Tidak sembuh Sembuh Jumlah
χ 2 p-value OR
sosial ek. n % n % n %
Tidak baik 9 45 11 55 20 41,67
Baik 3 10,7 25 89,3 28 58,33 7,314 0,007 6,818
Jumlah 12 25 36 75 48 100
Berdasarkan tabel 12 di atas, menunjukkan bahwa lingkungan
sosial ekonomi yang tidak baik hanya sedikit, dimana proporsinya lebih
program SPSS versi 11.0 diperoleh p-value sebesar 0,007 dengan derajat
Grafik 9
Hubungan Antara Lingkungan Sosial Ekonomi Dengan Kesembuhan
Pengobatan TB Paru di Kabupaten Kudus Tahun 2004
Hubungan Lingkungan Sosial Ekonomi Dengan Kesembuhan
Pengobatan TB Paru
100 89,3
80
Persentase
60 55
45 Tidak
40 sembuh
Sembuh
20 10,7
0
Baik Tidak baik
Tidak sembuh 10,7 45
Sembuh 89,3 55
4.3 Pembahasan
Pasien yang tidak sembuh yang memiliki status gizi normal 18,5
sehingga hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan status
Hal ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Wakil Kepala
disembuhkan jika diberi obat anti TBC (OAT) yang diminum secara
63
terus menerus dengan OAT dan harus dilakukan dengan tuntas sampai
ditulis oleh Depkes RI, 2002:11, pada penderita stadium lanjut, dapat
sinar matahari ini peneliti kaitkan dengan rumah sehat yang oleh teori
kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk
pengobatan sehingga drop out, pasien yang masih bekerja berat selama
2004.
Hal ini sesuai dengan teori bahwa status sosial ekonomi sangat
Soemirat, 2000:109).
65
BAB V
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian, saran yang dapat peneliti berikan kepada:
minum obat.
2. Pemerintah daerah
Paru.
3. Bagi masyarakat
memberantas tuberkulosis.
bila sakit.
67
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana.2002.Metoda Statistika,Bandung:Tarsito