Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
Skripsi Tanpa Bab Pembahasan
(Skripsi)
Oleh
M. RIZKI PRAYUDA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRACT
By
M. RIZKI PRAYUDA
Oleh
M. RIZKI PRAYUDA
Penelitian ini bersifat analitik dengan metode cross sectional. Sampel berjumlah
35 orang penderita DM tipe-2 di poliklinik penyakit dalam RSUD Abdul Moeloek
yang dipilih dengan metode consecutive sampling. Data dianalisis dengan uji
korelasi Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar kreatinin serum pada responden
adalah 2,08 ± 1,72 mg/dL sedangkan rerata mikroalbuminuria pada responden
adalah 66,88 ± 109,90 μg/mg. Kadar kreatinin serum dan mikroalbuminuria tidak
memiliki korelasi yang bermakna secara statistik (r=0,195; p>0,05).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar
kreatinin serum dengan mikroalbuminuria pada penderita diabetes melitus tipe-2.
Kata kunci : diabetes melitus tipe-2, kadar kreatinin serum, mikroalbuminuria.
HUBUNGAN KADAR KREATININ SERUM DENGAN
MIKROALBUMINURIA PADA PENDERITA DIABETES MELITUS
TIPE-2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH H. ABDUL MOELOEK
BANDAR LAMPUNG
Oleh
M. RIZKI PRAYUDA
Skripsi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 27 Juni 1994, sebagai anak
ketiga dari tiga bersaudara, dari Bapak H. Muh Yusri, S.Pd., MM dan Ibu Hj. Drs
Siti Khodijah.
2000, Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Sawah Lama, Bandar Lampung
Bandar Lampung pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
sebagai anggota divisi eksternal tahun 2013-2014. Penulis juga pernah aktif pada
organisasi FSI FK Unila sebagai anggota bidang bina baca al-qur’an tahun 2012-
2013.
Persembahan untuk
Ayah dan Mama Tersayang...
Parents were the only ones obligated to love you. From the rest of the world you had to earn it.
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas
Lampung;
Universitas Lampung
3. dr. Putu Ristyaning Ayu, Sp.PK., selaku Pembimbing Utama atas waktu
5. dr. Ade Yonata, M.Mol Biol., Sp.PD., selaku Penguji Utama pada ujian
dan bimbingannya;
7. Bapak H. Muh Yusri, S.Pd., MM, ayah yang selalu meletakkan harapan,
8. Ibu Hj. Drs Siti Khodijah, mama yang selalu perhatian, menyebutkan saya
9. Kakak saya (Ikhsan Chandara Prayudi dan Yosi Oktarina) yang selalu
10. Keluarga terdekat saya dan seluruh keluarga besar dari ayah maupun
11. Seluruh Staf Dosen FK Unila atas ilmu yang telah diberikan kepada
cita-cita;
13. Bapak dan ibu di poliklinik penyakit dalam RSUD Dr H Abdul Moeloek
ini;
14. Diah Andini atas bimbingan, semangat, doa, motivasi dan kebersamaan
15. Sahabat seperjuangan (Agam, Hendra, Leo, Redho, Aji, Cucu Andung,
16. Keluarga BG (Gera, Rani, Lala, Tiffany, Bundo, Meti, Sayik, Marco,
Cucut, Widi, Iin, Pau, Ulfa dan Ice) dan Keluarga Mahardika (Haikal,
17. Kelompok tutor terakhir (Aminah, Anggita, Desty, KeithKet, Niken, Elma,
18. Teman-teman angkatan 2012 yang tidak bisa disebutkan satu per satu;
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna
Penulis
Halaman
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Gambar Halaman
A. Latar Belakang
pankreas tidak dapat memproduksi insulin yang cukup dan/atau ketika tubuh
serius pada banyak sistem tubuh, terutama pembuluh darah dan persarafan
(WHO, 2015).
retinopati dan nefropati diabetik. Pada saat ini DM telah menjadi salah satu
satu komplikasi DM pada ginjal yang dapat berakhir sebagai gagal ginjal
2
utama kematian dan kecacatan pada DM. Sekitar 50% gagal ginjal tahap
Susantiningsih, 2013).
global DM tipe-2 akan meningkat dari 171 juta orang pada 2000 menjadi
setelah China, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2014, 9% orang
dewasa yang berusia 18 tahun ke atas mengalami DM. Pada tahun 2012,
DM merupakan penyebab kematian sebanyak 1,5 juta jiwa. Lebih dari 80%
tipe-2 dan tidak jarang hingga terjadi berbagai komplikasi (WHO, 2014).
tahun 2009 mencapai 365 orang dan mengalami peningkatan pada tahun
Study Group, 2010; Pavkov et al., 2013; Aaron dan Sanders, 2013).
parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal pada penderita DM,
3
relatif konstan. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil
akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang
hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama.
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang
lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal
akan meningkat (The ACCORD Study Group, 2010; Pavkov et al., 2013).
rate/AER) urin 24 jam yang normal adalah <15 mg (konsentrasi <20 mg/L)
(Rubenstein, 2007).
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut.
Lampung?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bandar Lampung
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Masyarakat
pencegahan dini
A. Diabetes Melitus
serius pada banyak sistem tubuh, terutama pembuluh darah dan persarafan
(WHO, 2015).
penyebab kematian sebanyak 1,5 juta jiwa. Lebih dari 80% kematian akibat
DM terjadi pada negara dengan pendapatan sedang dan rendah. Sekitar 90%
1. DM tipe 1
sering kencing terutama malam hari, sering lapar dan sering haus,
hidup.
9
2. DM tipe-2
DM ini disebabkan oleh insulin yang tidak dapat bekerja dengan baik.
3. DM tipe lain
d. Endokrinopati
f. Infeksi
g. Imunologi
4. DM gestasional
klasik serta sering kesemutan, penurunan berat badan, rasa baal dan gatal
dikulit.
10
mmol/L)
mmol/L)
3. Kadar gula plasma 2 jam pada Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
menit.
salah satu kriteria diagnosis DM, jika dilakukan pada sarana laboratorium
Bila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM maka dapat
digolongkan :
insulin abnormal dan resistensi kerja terhadap insulin pada jaringan sasaran
(target). Abnormalitas yang utama tidak diketahui. Pada DM, tiga fase dapat
dan hampir dirasakan oleh setiap penderita, banyak kencing ini tidak
cadangan gula di dalam tubuh meskipun kadar gula darah tinggi yang
disebabkan gula dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel (Kumar
ini ditambah lagi dengan hilangnya jaringan otot dan adiposa akan
selera makan (polifagia) dan asupan kalori yang normal atau meningkat
(Granner, 2001).
a. Keturunan
b. Faktor Lingkungan
sel beta mengalami kelainan. Selain itu, berat badan lahir rendah
hipertensi.
c. Inflamasi
DM tipe-2.
15
i. Usia
pertambahan usia.
i. Obesitas
iii. Hipertensi
produksi glukosa hati yang terus menerus, akan berlanjut pada diabetes
Terdapat tiga hal yang berperan dalam resistensi insulin terkait obesitas,
yaitu:
resistensi insulin.
ii. Adipokin
TZD (thiazolidinediones)
Namun, kelamaan sel β pankreas menjadi lelah dan dan hal ini memicu
amiloid fibrilar. Deposit ini dapat ditemukan pada pasien yang telah
dan lemak.
kardiovaskular.
C. Nefropati Diabetika
(Hendromartono, 2009).
(Hendromartono, 2009).
a. Tahap 1
meningkat.
b. Tahap 2
c. Tahap 3
albumin dalam urin adalah 30-300 mg/24 jam. Tekanan darah mulai
glomerulus.
23
d. Tahap 4
e. Tahap 5
terminal dengan komplikasi gagal ginjal terminal ini sering kali didapatkan
pada penderita DM dalam kurun waktu 1-5 tahun yaitu sebesar 52,94%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Jovita (2010) bahwa
satunya nefropatik diabetik dalam kurun waktu 11,90 tahun serta penelitian
oleh Triyanti (2008) bahwa komplikasi gagal ginjal terjadi pada lama DM>
sedangkan nefropati yang ditandai dengan ekskresi protein urin lebih dari
D. Kreatinin
metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir
konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang
lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal
serum adalah 0,7-1,3 mg/dL (Wians, 2013). Pada penderita DM, terutama
akan meningkat (The ACCORD Study Group, 2010; Pavkov et al., 2013).
normal mungkin akan tidak merasa sakit, tetapi elevasi adalah tanda bahwa
ginjal tidak bekerja pada kekuatan penuh. Satu rumus untuk mengestimasi
pria dan 1,4 mg/dL untuk wanita paling sampai 50% dari fungsi ginjal
normal. Tetapi karena nilai kreatinin sangat variabel dan dapat dipengaruhi
oleh diet, perhitungan GFR lebih akurat untuk menentukan apakah fungsi
penyimpan energi. Dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah
dalam urin. Kondisi yang merusak fungsi ginjal mungkin akan menaikkan
tingkat kreatinin dalam darah. Hal ini penting untuk mengenali apakah
proses menuju ke disfungsi ginjal (gagal ginjal) adalah lama atau baru
(Siamak, 2009).
di hati dan terdapat pada hampir semua otot rangka sehingga individu
dengan massa otot besar dapat memiliki nilai yang lebih tinggi. Ada
lain :
aspirin dan co-trimexazole, serta usia dan jenis kelamin dimana pada orang
26
tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang muda dan pada laki-laki
E. Mikroalbuminuria
ditandai dengan albuminuria menetap (>300 mg/24 jam) pada minimal dua
dari 30 mg per hari dan dianggap sebagai prediktor penting untuk timbulnya
(2006), pada keadaan normal, albumin urin tidak melebihi 30 mg/hari. Bila
albumin dalam urin antara 30-300 mg/hari dan tidak terdeteksi dengan
dengan efek insulin (eksogen pada IDDM dan endogen pada NIDDM) yang
dan mungkin inilah yang dapat menerangkan mengapa pada diabetes yang
27
(Djokomuljanto, 1999).
Complications Study Group selama lebih dari 7,3 tahun dan hampir 33%
pasien dengan DM tipe-1, dengan puncak insidens sekitar 15-20 tahun dari
dalam waktu singkat pada DM tipe-1, oleh karena itu skrining pada
saat tegaknya diagnosis. Setelah skrining awal dan tidak adanya tanda –
urin 24 jam dengan kreatinin dan sampel berdasarkan waktu (4 jam atau
mg/hari
merupakan produk glikasi non-enzimatik dan oksidasi atas protein dan lipid.
level yang tinggi untuk waktu yang lama. Saat itulah terjadi pembentuka
AGE dari glukosa dengan residu asam amino pada jaringan-jaringan tubuh.
30
berikatan dengan reseptor AGE (RAGE) yang terdapat pada tubuh, antara
menyebabkan kolagen menjadi lebih kaku. Hal ini lah yang menyebabkan
dieliminasi oleh ginjal, akan tetapi pada DM tipe-2, jumlah AGE dalam
plasma terlalu tinggi sehingga kerja ginjal akan menjadi sangat berat di
samping juga karena glukosa dalam darah itu sendiri. Lama kelamaan AGE
akan terakumulasi pada bagian tubulus proximal yang dapat berujung pada
komplikasi metabolik akut lain dari diabetes yang sering terjadi pada
Hiperglikemia berat dengan kadar glukosa serum lebih besar dari 600
dan dehidrasi berat. Pasien dapat menjadi tidak sadar dan meninggal
bila keadaan ini tidak segera ditangani. Angka mortalitas dapat tinggi
elektrolit, dan insulin regular. Perbedaan utama antara HHNK dan KAD
2. Komplikasi kronik
karena senyawa kimia dari membran dasar dapat berasal dari glukosa,
33
G. Kerangka Penelitian
1. Kerangka Teori
Susantiningsih, 2013).
hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama.
Diabetes Melitus
Trias klasik:
- Poliuria
- Polidipsia
- Polifagia
Retinopati
Diabetik
Neuropati Diabetik
Komplikasi Akut Komplikasi Kronik
- KAD - Mikroangiopati
- HHNK - Makroangiopati Nefropati Diabetik
- Hipoglikemia
Proteinuria
2. Kerangka Konsep
Diabetes
Variabel Dependen melitus tipe-2
Mikroangiopati
Nefropati Diabetik
H. Hipotesis
A. Rancangan Penelitian
ruang rekam medik. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015.
memenuhi kriteria inklusi yang diperoleh dari anamnesis dan rekam medik,
serta bersedia ikut penelitian yang dinyatakan secara tertulis dalam informed
D. Kriteria Penelitian
1. Identifikasi Variabel
mikroalbuminuria
2. Definisi Operasional
F. Prosedur Penelitian
a. Alat Penelitian
2) Rekam medik
3) Penampung urine
b. Bahan Penelitian
2. Prosedur Penelitian
melakukan penelitian.
medik pasien.
urine.
urin.
Persiapan spesimen:
Reagen:
Analitik:
Tahap Pelaksanaan
Pengambilan data rekam medik dan
pengambilan sampel urine untuk
pemeriksaan mikroalbuminuria
1. Analisa Univariat
perhitungan statistik sederhana yaitu nilai rata – rata, nilai minimum dan
2. Analisa Bivariat
variabel terikat. Kekuatan korelasi dilihat dari nilai koefisien korelasi (r),
H. Etika Penelitian
2699/UN26/8/DT/2015 terlampir.
BAB V
5.1 Simpulan
berikut :
5.2 Saran
Aaron KJ, Sanders PW. (2013). Role of dietary salt and potassium intake in
cardiovascular health and disease: a review of the evidence. Mayo Clin
Proc, 88(9): 987-95.
Bawazier LA. 2009. Proteinuria dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi V.
Jakarta: Penerbit IPD FK UI, hal: 956.
Bhowmick K, Kutty AVM, Shetty HV. 2007. Glycemic control modifies the
association between microalbuminuria and c-reactive protein in type 2
diabetes mellitus. Indian J Clin Biochem, 22(2): 53-9.
Colledge NR, Walker BR, Ralston SH. 2006. Davidson’s Principles and Practise
of Medicine 20th Edition. Edinburgh: Churchill Livingstone, Hal: 805-846.
Foster DW. 2000. Diabetes Melitus dalam Harrison: Prinsip – Prinsip Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi 13. Jakarta: EGC, hal:2196.
Gross JL, et al. 2005. Diabetic nephropathy: diagnosis, prevention, and treatment:
Tersedia dari http://www.medscape.com (Diakses pada 31 Agustus 2015).
Guyton AC, Hall JE. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC.
Hendromartono. 2009. Nefropati diabetik dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Ed V. Jakarta: FKUI. hal: 2386.
Kumar P, Clark ML. 2012. Kumar & Clark's Clinical Medicine. Edisi 8. St.
Louis: MOSBY Elsevier.
Marieb EN, Hoehn K. 2004. Human Anatomy & Physiology. San Fransisc:
Benjamin Cummings.
NIDDK. 2014. The kidneys and how they work. Tersedia dalam
http://kidney.niddk.nih.gov (Diakses pada 12 agustus 2015).
Ndraha S. 2014. Diabetes melitus tipe-2 dan tatalaksana terkini. Medicinus, 27(2):
9-16.
Price SA, Wilson L. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Rubenstein D, dkk. 2007. Lecture Notes: Kedokteran Klinis. Edisi 6. Jakarta: Erlangga.
Sacher RA. 2004. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Sahid QAU. 2012. Hubungan lama diabetes melitus dengan terjadinya gagal
ginjal terminal di rumah sakit dr. moewardi surakarta. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
World Health Organization (WHO). 2015. Diabetes fact sheets. Tersedia dari
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en (Diakses pada 19
Agustus 2015).