Hipertensi Pada Masa Menopause
Hipertensi Pada Masa Menopause
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Runjati, M.Mid
DISUSUN OLEH:
1. Riska Amelia Putri P1337424720023
2.
B. Epistemologis
Upaya pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan deteksi dini melalui
pengukuran tekanan darah dan faktor resiko PTM di fasilitas pelayanan kesehatan seperti
puskesmas, klinik dan posbindu. Selanjutnya pencegahan hipertensi dapat dilakukan melalui
perubahan perilaku hidup menjadi lebih sehat dengan menghindari asap rokok, diet sehat,
melakukan aktifitas fisik dan tidak mengkonsumsi alkohol.1216
Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) merupakan pendekatan sebagai
upaya pencegahan dan pengobatan hipertensi dengan mengkonsumsi makanan yang
sehat. Pengaturan diet dalam DASH meliputi pengurangan asupan natrium, konsumsi
makanan yang kaya nutrisi yang dapat membantu menurunkan tekanan darah,seperti
kalium, kalsium dan magnesium.17 Penatalaksanaan hipertensi secara farmakologi dapat
dilakukan dengan memberikan obat anti hipertensi, sedangkan terapi non farmakologis
dapat dilakukan melalui modifikasi gaya hidup.18
Terapi non farmakologis pada hipertensi merupakan terapi pelengkap dari terapi
13
farmakologis yang bertujuan untuk memperoleh hasil pengobatan yang maksimal. Terapi
non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternatif terapi pada hipertensi meliputi
buah-buahan, sayur-sayuran, daun-daunan dan akar-akaran yang mengandung kalium,
kalsium dan beberapa zat penting lainnya. Keuntungan dari terapi non farmakologis yaitu
tidak menimbulkan dampak yang berbahaya bagi tubuh serta meningkatkan kekebalan
tubuh. Beberapa kelebihan tersebut dikarenakan adanya kandungan vitamin dan mineral
1920
lain yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Hal ini sejalan dengan rekomendasi The National High Blood Pressure Education
Program Coordinating Committee (JNC 7) pada tahun 2003 bahwa pencegahan hipertensi
dapat dilakukan dengan mempertahankan asupan kalium harian sebesar 3500 mg. Pada
tahun 2006 American Heart Association (AHA) merilis pedoman baru tentang peningkatan
asupan kalium sebagai upaya pencegahan hipertensi yaitu sebesar 4700 mg/hari yang juga
disetujui oleh European Society of Hypertension (ESH) dan WHO, sebagaimana tercantum
21
dalam DASH.
B
eberapa studi terkait dengan peningkatan asupan kalium terhadap penurunan
tekanan darah diantaranya adalah, peningkatan asupan kalium sebesar 20-30mmol/hari
(742-1173 mg/hari) mampu menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 2-3 mmHg. Dalam
studi tersebut asupan kalium setara dengan tiga kali porsi konsumsi buah dan sayur setiap
hari. Beberapa hasil studi terkait hubungan pemberian kalium dengan penurunan tekanan
darah menyebutkan bahwa pemberian kalium dengan dosis 1900-4700mg/d (49-120
mmol/d) menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah sistolik 2-6 mmHg, dan
21
tekanan darah diastolik 2-4 mmHg.
Hasil studi lain melaporkan bahwa kalium berkorelasi negatif dengan tekanan darah
sistolik dan tekanan darahdiastolik, artinya semakin tinggi konsumsi sumber nutrisi yang
mengandung kalium maka dampak terhadap penurunan tekanan darah semakin
22
besar. Penelitian tentang pemberian buah dan sayur yang mengandung tinggi kalium
dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi diantaranya adalah pemberian jus mentimun
pada lansia dengan hipertensi melaporkan bahwa pemberian jus mentimun 100 gram dan
200 ml air selama 7 hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 16,5 mmHg dan
23
tekanan diastolik sebesar 9,5 mmHg.
Pemberian pisang ambon 3 buah pada lansia dengan hipertensi 3 kali sehari (pagi,
siang, sore) selama 5 hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 19 mmHg dan
24
tekanan darah diastolik sebesar 11 mmHg. Selanjutnya pemberian jus tomat 100 gram
efektif menurunkan TDS wanita menopause sebesar 12,5mmHg dan TDD sebesar 15
25
mmHg. Rata-rata asupan kalium pada beberapa penelitian di atas adalah antara 147
mg sampai 682,5 mg, sudah mampu menurunkan tekanan darah sistolik dan tekanan
darah diastolik.
C. Aksiologis
Dalam terapi non farmakologis yang dapat digunakan sebagai alternatif terapi pada
hipertensi meliputi buah-buahan, sayur-sayuran, daun-daunan dan akar-akaran yang
mengandung kalium, kalsium dan beberapa zat penting lainnya yang memiliki manfaat
dalam penurunan hipertensi.22
Kalium merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Fungsi utama kalium
dalam tubuh termasuk mengatur keseimbangan cairan dan mengendalikan aktivitas jantung
dan otot. Kalium banyak ditemukan pada sayur dan buah-buahan.22 Sekitar 98% kalium
dalam tubuh ditemukan dalam sel-sel. Ini terdiri dari 80% ditemukan dalam sel otot dan 20%
lainnya dapat ditemukan di tulang, hati, dan sel darah merah. Di dalam tubuh, kalium
berperan sebagai elektroli.22
Makanan kaya kalium dapat mengurangi tekanan darah dengan membantu tubuh
menghilangkan kelebihan natrium. Kadar natrium yang tinggi dapat meningkatkan tekanan
darah, tinggi. Konsumsi kalium dapat membantu menyeimbangkan kadar elektrolit dan
meningkatkan kinerja otot jantung.19
Mengacu pada konsep back to nature yaitu dengan menggunakan bahan lokal yang
banyak terdapat di masyarakat, karena bahan tersebut kaya akan antioksidan dan kalium
dalam bentuk jus buah sebagai upaya menurunkan tekanan darah penderita hipertensi.
Buah-buahan yang sering digunakan sebagai obat komplementer darah tinggi umumnya
buah-buahan yang mengandung banyak air, salah satunya yaitu mentimun.29 Mengkonsumsi
mentimun dapat menurunkan tekanan darah dan sangat baik untuk penderita hipertensi.
Mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu
menurunkan tekanan darah dan dapat meningkatkan buang air kecil(BAK).30
Selain mengkonsumsi mentimun tindakan pencegahan untuk menurunkan tekanan
darah adalah dengan cara mengkonsumsi buah pisang. Hal ini telah dibuktikan melalui riset
di Amerika yang dilaporkan Frank dkk dalam Journal of Alternative and Complementary
Medicine dalam Peni dan Sulisdiana, (2015), penderita hipertensi yang berusia 35-50 tahun
yang mengkonsumsi 2 buah pisang ambon setiap hari mengalami penurunan tekanan darah
sampai 10% dalam satu minggu para peneliti tersebut menyatakan bahwa ini dapat terjadi
karena kandungan kalium yang sangat tinggi dalam pisang akan meningkatkan konsentrasi
dalam intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler beserta
natrium sehingga terjadi retensi cairan yang mengakibatkan peningkatkan ekskresi natrium
dalam urin (natriuresis) dan menurunkan tekanan darah (Megia dalam Peni dan Sulisdiana,
2015). Tomat merupakan salah satu jenis terapi herbal untuk menangani penyakit
hipertensi. Menurut Azwar Agoes (2007), ekstrak tomat mempunyai kandungan seperti
likopen yang efektif untuk menurunkan kolesterol, betakarotin, dan vitamin E sebagai
antioksidan yang dapat mencegah aglutinasi darah sehingga dapat menurunkan tekanan
darah.24
Selain mengkonsumsi mentimun dan pisang, mengkonsumsi tomat juga salah satu
sumber makanan yang kaya akan vitamin C, vitamin E, kalium, serat, dan protein. Kalium
dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi natrium dalam urin dan air dengan
cara yang sama seperti diuretik.25 Buah tomat juga memiliki banyak kandungan zat yang
berkhasiat yaitu pigmen lycopene (berfungsi sebagai antioksidan yang melumpuhkan radikal
bebas, menyeimbangkan kadar kolesterol darahdan tekanan darah, serta melenturkan sel-
sel saraf jantung yang kaku akibat endapan kolesterol dan gula darah) dan zat yang lain
adalah gamma amino butyric acid (GABA) juga berguna untuk menurunkan tekanan darah.
DAFTAR PUSTAKA