PENDAHULUAN
Di dalam al-Qur’an terdapat ayat yang Qathi’ (pasti, yang tidak mungkin
lagi dimasuki oleh daya nalar manusia, seperti kewajiban melakukan shalat,
wajib puasa, zakat dan haji. Kemudian ada lagi ayat-ayat yang zhanni
(dugaan,memungkinkan beberapa pengertian dan penafsiran).
Dari ayat-ayat yang bersifat zhanni ini timbul berbagai macam pendapat
dan aliran dalam Islam. Dari interpretasi yang berbeda terhadap ayat-ayat yang
zhanni, kemudian muncul berbagai macam aliran pemikiran Islam. Ini
bermula ketika Nabi Muhammad SAW wafat. Di zaman Nabi pemetaan
pemikiran belum terjadi karena Nabi menjadi sumber rujukan tunggal dalam
memahami ayat-ayat tersebut.
Aliaran –aliran dalam Islam secara garis besarnya adalah tasawuf, politik,
hukum, filsafat dan teologi. Masing-masing dari pembagian aliran-aliran yang
telah kami sebutkan di atas. Mereka terbagi-terbagi lagi menjadi beberapa
bagian.
Namun hal yang terpenting yang harus digaris bawahi sumber mereka satu
yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah. Sedang realitas yang ada memang benar
adanya bahwa Allah SWT menurunkan ayat yang sifatnya zhanni lebih
banyak daripada ayat yang sifatnya Qhat’i. Agar daya nalar yang dimiliki oleh
manusia berkembang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan teologi islam.
2. Untuk mengetahui apakah inti dari pemikiran islam tasawuf.
3. Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud dengan aliran pemikiran
politik.
1
M. Ali Hasan. Studi Islam. (Jakarta, Rajagrafindo Persada : 2000). Hal. 146
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah itu pula yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang
membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan
keagamaan dengan bukti-bukti yang meyakinkan. Di dalam Ilmu ini dibahas
tentang cara ma’rifat (mengetahui secara mendalam) tentang sifat-sifat
Allah dan para Rasul-Nya dengan menggunakan dalil-dalil yang pasti guna
mencapai kebahagian hidup abadi. Ilmu ini termasuk induk ilmu agama dan
paling utama bahkan paling mulia, karena berkaitan dengan zat Allah, zat
para Rasul-Nya. 2
Penelitian Pemula
Pada tahap ini hanya tataran membangun ilmu kalam menjadi sebuah
disiplin ilmu pengetahuan dengan merujuk kepada al-Qur’an dan
hadits dan berbagai pendapat aliran teologi.
2
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada : 2004). Hal. 268
Sebagai contoh yaitu model al-Ghazali (w.111 M). Imam al-Ghazali
yang pernah belajar kepada imam al-haramain sebagaiamana
disebutkan di atas, dan dikenal sebagai Hujjatu lislam telah pula
menulis buku berjudul al-Iqtisad fi al-I’tiqad dan telah diterbitkan
pada tahun 1962 di Mesir. Dalam buku ini di bahas tentang perlunya
ilmu sebagai fardhu kifayah, pembahasan tentang zat Allah, tentang
qadimnyaalam, tentang bahwa penciptaan alam tidak memiliki jisim,
karena jisim memerlukan pada materi dan bentuk; dan penetapan
tentang kenabian Muhammad SAW.3
Penelitian lanjutan
Pada tahapan penelitian lanjutan, akan dideskripsikan adanya ilmu
kalam. Dengan rujukan pada penelitian tahapan pertama. Para
peneliti mencoba deskripsi, analisis, klasisifikasi dan generalisasi.
Sebagai contoh model Abu Zahrah. Abu Zahrah mencoba
melakukan penelitian terhadap berbagai aliran dalam bidang politik
dan teologi yang dituangkan dalam karyanya berjudul Tarikh al-
Mazahib al-Islamiyah fi al-Siyasah wal ‘Aqaid. Pernmasalahannya.
Teologi yang diangkat dalam penelitiannya ini sekitar masalah
objek-objek yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai
aliran dalam bidang politik yang berdampak pada masalah teologi.
Selanjutnya, dikemukakan pula tentang berabagai aliran mazhab
Syi’ah yang mencapai dua belas golongan, diantaranya Al-Sabaiyah,
Al-Ghurabiyah, golongan yang keluar dari Syi’ah, Al-Kisaniyah, Al-
Zaidiyah, Itsna Asyariyah, Al-Imamiyah, Isma’iliyah. Selanjutnya
dikemukakan pula aliran Khawarij dengan berbagai sektenya yang
jumlahnya mencapai enam aliran; jabariyah dan Qadariyah,
3
Abuddin Nata. Op.Cit. Hal. 275
Mu’tazilah, dan Asy’ariyah lengkap dengan berbagai pandangan
teologinya. 4
B. Aliran-Aliran Pemikiran Islam Politik
Sedangkan dalam Islam politik diwakili oleh kata siyasah dan daulah;
dan ini berkaitan dengan politik keadilan dan musyawarah. Walau pada
awalnya tidak digunakan untuk masalah politik. Kata siyasah ini dijumpai
pada persoalan hukum, makanya dalam Islam ada istilah fiqh siyasah.
Demikian juga kata daulah digunakan pada persoalan penguasaan harta.
Misalnya zakat, hak asuh anak dan lain-lain. Namun dalam
perkembangannya, kemudian kata siyasah mempunyai makna yang
mengatur persoalan pemerintahan atau masalah kenegaraan.
4
Abuddin Nata. Ibid. Hal. 278
5
Tariq Ramadan. Menjadi Modern Bersama Islam. (Jakarta, Teraju : 2003). Hal. 98
6
Abuddin Nata. Metodologi Studi Islam. (Jakarta, PT Rajagrafindo Persada : 2004). Hal. 315
Dan setelah wafatnya Nabi, ini terus berlangsung. Di mana
pemerintahan dipengang oleh para khulafu rasyidin secara bergantian.
Hingga munculnya teori politik.
7
Abuddin Nata. Ibid. Hal. 324
mewarnai iklim demokrasi Indonesia pada bagian akhir tahun 1950-an,
sedangkan dampaknya masih terasa sampai hari ini. Prospek dan
kemungkinan-kemungkinan hari depan Islam di Indonesia juga dimaksud
dalam Bab IV. Sedangkan Bab V sebagai kesimpulan dari penelitiannya.
8
Abuddin Nata, hal. 286-289
9
Didin Ssefuddin Buchori, Metodologi Studi Islam, Granada Sarana Pustaka, hal.102-105
Perjalanan intelektualnya berakhir setelah ia mendalami tasawuf dan
tampaknya ia memiliki puncak kepuasannya di dunia tasawuf. Segala
jabatan duniawi ia tinggalkan kemudian ia memutuskan kembali ke Thus.
Karyanya yang paling monumental adalah Ihya Ulumuddin. Karya yang
dapat disebut sebagai magnum opus al-Ghazali mengenai etika spiritual. Al-
Ghazali menulis karya logika dan filsafat. Namun menurut
Nasrkehebatannya di bidang ini bukan dalam mengulas melainkan
memberikan kritik pada pemikiran filsafat.
Harun Nasution, guru besar dalam bidang Teologi dan Filsafat Islam
juga menaruh perhatian terhadap penelitan di bidang tasawuf. Hasil
penelitiannya dalam bidang tasawuf ia tuangkan antara lain dalam bukunya
berjudul Faslsafat dan Mistisisme dalam Islam, yang diterbitkan oleh Bulan
Bintang, Jakarta, terbitan pertama tahun 1973. Penelitian yang dilakukan
Harun Nasution pada bidang tasawuf ini mengambil pendekatan tematik,
yakni penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan untuk dekat pada
Tuhan, zuhud dan station-station lain, al-mahabbah, al-ma’rifah, al-fana’
dan al-baqa, al-ittihad, al-hulul dan wahdat al-wujud.
Dari segi bahasa, filsafat Islam terdiri dari gabungan kata filsafat dan
Islam. Kata filsafat berasal dari kata philo yang berarti cinta, dan sophos
yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian secara bahasa filsafat
berarti cinta terhadap ilmu atau hikmah. Al-Syaibani berpendapat bahwa
filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan
berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan
menciptakan sikap positif terhadapnya.
BAB III
11
Farida. Studi Islam. 2012. Google : Blokspot
PENUTUP
A. Kesimpulan
tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan
yang dapat membebaskan diri manusia dari pengaruh kehidupan duniawi,
selalu dekat dengan Allah, sehingga jiwanya bersih dan memancarkan akhlak
mulia. Tasawuf secara hakiki memasuki fungsinya dalam mengingatkan
kembali manusia siapa ia sebenarnya.
B. Saran
Mohon maaf, jika makalah yang singkat ini didapati berbagai kesalahan
baik dari segi penulisan, referensi dan lainnya, kami mengharap kritik dan
saran yang membangun dari pembaca khususnya dari pihak pengajar (Dosen).
DAFTAR PUSTAKA
Buchori, Didin Saefuddin. 2005. Metodologi Studi Islam. Bogor : Granada Sarana
Pustaka