Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit asam urat merupakan suatu penyakit degeneratif menyerang

persendian yang paling sering dijumpai di masyarakat terutama oleh lansia

maupun pralansia (Didit 2018). Asam urat akan menyebabkan penumpukan

di daerah persendian dengan membentuk kristal seperti jarum yang dapat

menyebabkan rasa sakit dan peradangan yang parah, kekakuan, nyeri

tekan, kemerahan, kehangatan, dan pembengkakan (Jaliana, 2018)

Dukungan keluarga merupakan salah satu hal terpenting dalam

meningkatkan kualitas hidup lansia, lansia perlu untuk memperoleh

dukungan keluarga dengan cara dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi sehingga

lansia dapat menikmati masa tuanya dengan bahagia, serta dapat

meningkatkan kualitas hidupnya. (Dwi 2019) Dukungan keluarga yang

kurang baik pada lansia yang mengalami sakit asam urat di karenakan

faktor umur keluarga yang masih sangat muda sehingga mengakibatkan

kurang matangnya psikologis dan kurang terbuka terhadap pandangan

ataupun pendapatan dari orang lain (Rondowuno 2017) dan lansia yang

mendapatkan dukungan keluarga baik terdapat dukungan informasi

sebanyak 65,8%, dukungan penghargaan sebanyak 55,3%, dari keluarga

keluarga bukan sekedar memberikan bantuan tetapi bagaimana cara lansia

menerima terhadap makna bantuan tersebut (Nuraisyah, 2017)


Kualitas hidup merupakan pesepsi dari individu dalam kehidupan

konteks budaya dan sistem nilai dimana individu tersebut hidup dalam

hubunganya dengan tujuan, harapan, standar dan kekhawatiran (Nuraisyah,

2017) Untuk mencapai kualitas hidup lansia yaitu kesejahteraan hidup lansia

yang meningkat maka meningkatkan pula kualitas hidupnya, dan lansia

yang mengalami proses penuaan, penyakit, serta berbagai perubahan dan

penurunan fungsi yang dialaminya akan mengurangi kualitas hidup lansia

secara progresif (Amalia 2018) saat ini lansia yang mempunyai kualitas

hidup yang baik akan menunjukkan tanda kondisi fungsional, sehingga

lansia bisa menikmati masa tuanya dengan bahagia dan bermanfaat.

(Disceciu, 2017) dan kualitas lansia yang menurun disebabkan dimensia

kesehatan fisik dengan mengkonsumsi obat-obatan lebih dari 1 akan

mempengaruhi kualitas hidup lansia. (Yunia 2016)

Menurut World Health Organization 2017 di dunia sebanyak 34,2%

yang mengalami asam urat, Pravelensi penyakit asam urat di Indonesia

pada tahun 2013 sebanyak 11,9% tetapi pada tahun 2018 penyakit asam

urat mengalami penurunan menjadi 7,3% (Riskesdas 2018,) Prevelensi

secara Nasional masih terdapat Provinsi yang keadaannya cenderung

meningkat yaitu: DIY 13,90%, Jawa Tengah 12,46%, Bali 10,79% Sulawesi

Barat 10,37% dan Jawa Timur 12,16%. (BPSI, 2017) Berdasarkan hasil

data di Jawa Timur pada tahun 2018 terdapat 17% yang menderita asam

urat sedangkan data pada tahun 2020 Angka kejadian asam urat di Provinsi

Jawa Timur yaitu laki-laki 24,3% dan pada perempuan 11,7% Proporsi

tingkat ketergantungan lansia usia ≥60 tahun, berdasarkan penyakit asam

urat tertinggi pada tingkat ketergantungan total tahun 2018 ada 67,51%, dan
ketergantungan berat 27,66% (Afnuhazi,2017). Berdasarkan hasil data di

Jawa Timur di Panti Werdha Surabaya pada tahun 2016 di dapatkan data

lanjut usia yang mengalami kualitas hidup rendah 26,6%, kualitas hidup

sedang 18,8%, dan kualitas hidup tinggi 4,7%. (Anis 2016) Berdasarkan

data di Jawa Timur dukungan keluarga di Banjar Baru Kalimantan pada

tahun 2017 terdapat dukungan keluarga cukup 46%, dukungan keluarga

kurang 24%., dan dukungan keluarga baik 6%. (Yuselda 2016) Berdasarkan

studi pendahuluan di Puskesmas Jati Kota Probolinggo data lansia yang

mengalami asam urat sejumlah 10 penderita dengan usia di atas 40 tahun

yang di dapatkan pada tahun 2018 di Kabupaten Probolinggo terdapat

12,5% yang mengalami penyakit asam urat.

Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 24 Desember 2020 di Desa

Jatiurip Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo dengan metode

wawancara dan observasi pada 10 responden lansia yang mengalami

penyakit asam urat, Data yang di dapat lansia yang mendapatkan

dukungan keluarga baik sebagian besar 8 (80%) lansia dan yang

mendapat dukungan keluarga kurang baik sebanyak 2 (20%) lansia,

mereka mengungkapkan bahwa lansia tidak satu rumah dengan keluarga,

sedangkan data dengan kualitas hidup lansia yang baik sebagian besar 8

(80%) lansia dan 2 (20%) lansia yang mengalami kualiatas hidup kurang

baik lansia mengeluh tentang kehidupannya dimasa tua yang sangat susah

dan kurang memuaskan.

Asam Urat terjadi karena gangguan metabolisme asam urat yang

memuncak dengan terjadinya endapan garam monosodium urat dalam

sendi dan akhirnya dalam jaringan subkutan. Senyawa urat diekskresikan


melalui usus dan ginjal. Sistem ginjal mengekskresi dua per tiga senyawa

urat yang harus dieliminasi. Selanjutnya senyawa urat difiltrasi oleh

glomerulus, kemudian diabsorbsi oleh tubulus kontortus proksimal. Jumlah

sekresi dan reabsorpsi di tempat ini menentukan kadar asam urat dalam

serum. Diperkirakan 10% dari asam urat yang difiltrasi glomerulus

meninggalkan tubulus ginjal dan menjadi bagian dalam urine. Sepertiga

lainnya diekskresikan melalui usus, dimetabolisme oleh bakteri untuk

membentuk karbondioksida dan amonia. (Yunia 2016) Faktor risiko yang

menyebabkan penderita terserang penyakit asam urat adalah usia, asupan

senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan

(obesitas), kurangnya aktivitas fisik, hipertensi dan penyakit jantung, obat-

obatan tertentu (terutama diuretika) dan gangguan fungsi ginjal (Suhadi

2018). Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang

dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk emosional, penghargaan,

instrumental dan informasi (Fadilah, dkk 2018). Kualitas hidup secara luas

mencakup bagimana seseorang menilai dan mengukur dari berbagai aspek

kehidupan lansia yaitu seperti mencakup rasa emosional seseorang dalam

menghadapi permasalahan hidupnya, disposisi, rasa pemenuhan dan

kepuasan hidup dalam hal pekerjaan dan hubungan pribadi (Nuryatno

2019) Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah dukungan keluarga. Keluarga tetap memberikan dukungan

pada lansia yang mengalami asam urat meskipun keluarga sibuk bekerja,

terutama dukungan emosional, karena adanya dukungan emosional pada

penderita asam urat dan harga diri lansia tinggi di dalam keluarga.

(Sutiono, 2019) Menurut penelitian Didit 2017 dukungan yang dapat


dilakukan oleh keluarga dengan cara mengenal adanya gangguan

kesehatan sedini mungkin seperti pada saat anggota keluarga yang

menderita asam urat mengalami keluhan nyeri pada sendi. dan menurut

hasil penelitian yunia 2016 lansia yang mengalami asam urat mengeluh

sakit dibagian sendi sehingga lansia mengalami penurunan kualitas

hidupnya.

Untuk meningkatkan dukungan keluarga yang mengalami asam urat

maka keluarga harus memberikan perhatian agar lansia menimbulkan

kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau mengelolah penyakitnya

dengan baik, serta lansia mau mengikuti saran-saran yang diberikan oleh

keluarga untuk penunjang pengelolaan penyakitnya (Bayu 2018) dan

kualitas hidup lansia yang mengalami asam urat dengan cara

mempertahankan hubungan sosial, melalukan kehidupan secara mandiri,

dapat melakukan aktivitas secara mandiri agar tetap dapat merasa

hidupnya bermakna bagi orang lain. (Wafroh, 2016)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas terdapat Sehingga penulis

tertarik mengambil judul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas

Hidup Pada Lansia Yang Mengalami Asam Urat Di Desa Jatiurip

Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo”

1.2 Rumusa Mansalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan

masalah pada peneliti ini adakah Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kualitas Hidup Pada Lansia Yang Mengalami Asam Urat Di Desa Jatiurip

Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo?


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian bertujuan untuk mengetahui

“Bagaimanakah Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas

Hidup Pada Lansia Yang Mengalami Asam Urat Di Desa Jatiurip

Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo.”

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Dukungan Keluarga Pada Lansia Yang Mengalami

Asam Urat Di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan Kabupaten

Probolinggo.

2. Mengetahui Kualitas Hidup Pada Lansia Yang Mengalami Asam

Urat Di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan Kabupaten

Probolinggo.

3. Menganalisis Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas

Hidup Pada Lansia Yang Mengalami Asam Urat Di Desa Jatiurip

Kecamatan Krejengan Kabupaten Probolinggo.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data baru yang

bisa digunakan sebagai pemecahan yang ada kaitannya dengan

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan kualitas hidup Pada Lansia

Yang Mengalami Asam Urat.

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Setelah diadakan penelitian ini dapat diketahui adanya Hubungan

Dukungan Keluarga Dengan kualitas hidup Pada Lansia Yang


Mengalami Asam Urat Di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan

Kabupaten Probolinggo.

1.4.3 Bagi Lahan Penelitian

Dapat memberikan wawasan dan informasi untuk mengetahui lebih

jauh penerapan Hubungan Dukungan Keluarga Dengan kualitas

hidup pada Lansia Yang Mengalami Asam Urat

1.4.4 Bagi Responden

Responden dapat mengetahui bahwa ada Hubungan Dukungan

Keluarga Dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Yang Mengalami

Asam Urat Di Desa Jatiurip Kecamatan Krejengan Kabupaten

Probolinggo

1.4.5 Bagi peneliti

1. Sebagai proses dalam menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kualitas Hidup Pada Lansia Yang Mengalami Asam Urat

2. Memperoleh pengalaman dan pengetahuan praktis yang

mendukung pengetahuan teoritis yang dapat melalui peneliti

serta melatih keterampilan dalam menulis karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai