Anda di halaman 1dari 28

TUNA

DAKSA
PENGERTIAN

Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan


oleh kelainan neuro moskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit
atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.
Menurut para ahli

Hikmawati (2011) Mangunsong (2011)


penyandang tunadaksa adalah menyatakan bahwa tunadaksa
seseorang yang mempunyai mempunyai pengertian yang luas
kelainan tubuh pada alat gerak dimana secara umum dikatakan
yang meliputi tulang, otot, dan ketidakmampuan tubuh secara
persendian baik dalam struktur fisik untuk menjalankan fungsi
atau fungsinya yang dapat tubuh seperti dalam keadaan
mengganggu atau merupakan normal.
rintangan dan hambatan baginya
untuk melakukan kegiatan
secara layak.
Jenis-jenis
Tunadaksa
Yaitu mereka yang mengalami kelainan, ketunaan
tertentu pada bagian tulang, otot tubuh, ataupun
daerah persendian baik yang dibawa sejak lahir
maupun yang diperoleh kemudian (karena penyakit
atau kecelakaan) sehingga mengakibatkan
terganggunya fungsi tubuh secara normal.

penggolongan penyandang tunadaksa


dalam kelompok kelainan sistem otot dan
rangka adalah:
penggolongan penyandang tunadaksa dalam kelompok kelainan
sistem otot dan rangka

Poliomyelitis Muscle Dystrophy Spina Bifida


suatu infeksi pada sumsum jenis penyakit yang jenis kelainan pada tulang
tulang belakang yang mengakibatkan otot tidak belakang yang ditandai
disebabkan oleh virus berkembang karena dengan terbukanya satu tiga
polio yang mengakibatkan mengalami kelumpuhan ruas belakang dan tidak
kelumpuhan dan bersifat yang bersifat progresif dan tertutupnya kembali selama
menetap. simetris. proses perkembangan.
kelainan akibat gangguan pada susunan
saraf di otak. Jika otak mengalami
kelainan, sesuatu akan terjadi pada
organisme fisik, emosi, dan mental.

Klasifikasi tunadaksa saraf menurut


para ahli:
Menurut Mangunsong (2011), klasifikasi tunadaksa
dikategorikan menjadi:

Tunadaksa yang tergolong bagian D Tunadaksa yang tergolong bagian D1


Seseorang yang menderita gangguan seseorang yang mengalami gangguan
karena polio atau lainnya semenjak lahir atau cerebral palsy
Menurut Koening (Spmantri, 2007), tunadaksa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerusakan yang dibawa Kerusakan pada Infeksi Kondisi traumatic


sejak lahir atau waktu kelahiran
kerusakan yang
merupakan keturunan
Faktor penyebab
anak tunadaksa
Terdapat 3 faktor penyebab anak tunadaksa

Sebelum anak lahir Saat kelahiran Setelah kelahiran


(Prenatal) (Neonatal) (post natal)
Kebutuhan dan
karakteristik anak
tunadaksa
Kebutuhan anak tunadaksa

Kebutuhan komunikasi Kebutuhan mobilisasi Kebutuhan ADL (Activity


Daily Living)
Karakteristik anak tunadaksa

Karakteristik kognitif Karakteristik intelegensi

Karakteristik kepribadian

Karakteristik fisik Karakteristik bahasa


Penyelenggaraan
pembelajaran bagi anak
tunadaksa
Seperti halnya dengan anak-anak normal lainnya, anak Tunadaksa memerlukan
layanan pendidikan. Pendidikan anak Tunadaksa mempunyai dua tujuan utama,
yakni pertamarehabilitasi dan pengembangan fungsi fisik. Anak-anak
Tunadaksa dapat bersekolah di sekolah reguler, sekolah inklusi dan sekolah
Khusus, seperti Sekolah Luar Biasa (SLB) dan YPAC (Yayasan Pendidikan
Anak Cacat). Sekolah ideal bagi anak Tunadaksa adalah di mana sekolah bisa
menyediakan segala kebutuhan anak, termasuk pengajar/pelayan di bidang:
pedagogik, dokter anak, dokter rehab medis, dokter ortopedi, dokter syaraf,
psikolog, guru konseling, pekerja sosial, fisioterapis, terapis bicara, dan terapis
okupasi.
Pertimbangan bimbingan belajar untuk Pendidikan anak
tunadaksa:
1. Permasalahan anak tunadaksa amat sangat kompleks, sehinga memerlukan bantuan dalam
menghadapi masalah tersebut.

2. Kemampuan abstraknya rendah, sehingga membutuhkan konkritisasi dalam pembelajaran.

3. Perhatian, persepsi, dan simbolisasinya kurang, sehingga dengan begitu dapat mempengaruhi proses
pembelajarannya.

4. Lingkungan sekitar anak selalu menuntut kemampuan menyesuaikan diri yang optimal.

5. Langkah-langkahnya dimulai dari dimulai dari kegiatan assessmen dengan tujuan untuk mengetahui
kemampuan awal anak, baik kemampuan akademik maupun kemampuan nonakademiknya.
7 aspek yang perlu dikembangkan pada diri masing-masing anak tunadaksa dalam
Pendidikan menurut Connor (1975) :

1. Mengembangkan intelektual dan akademik

2. Membantu perkembangan fisik

3. Meningkatkan perkembangan emosi dan penerimaan diri anak.

4. Mematangkan aspek sosial

5. Mematangkan moral dan spiritual

6. Meningkatkan ekpresi diri

7. Mempersiapkan masa depan anak


Pembelajaran khusus untuk anak tunadaksa:

Speech Teraphy
Rehabilitasi Fisik (bagi yang mengalami problem bicara)

Bina Diri

Bina Gerak Vocational


Tujuan pendidikan anak tunadaksa bersifat ganda (dual purpose) yaitu :

Berkaitan dengan pendidikan Berhubungan dengan aspek rehabilitasi


dan pengembangan fungsi fisik
Teknik Bimbingan
bagi anak Tuna
Daksa
Teknik Layanan Pada Bimbingan Anak Tunadaksa

Dilihat dari sumber inisiatif dalam memberikan layanan, maka teknik bimbingan
dapat dibedakan menjadi:
1. Teknik direktif, yaitu layanan bimbingan inisiatif terbesarnya berpusat pada
pihak pembimbing/konselor.

2. Teknik non direktor, yaitu layanan bimbingan yang inisiatif terbesarnya


berpusat pada pihak siswa.

3. Teknik elektik, yaitu layanan bimbingan yang memadukan antara teknik


direktif dan non direktif.
Permasalahan yang
dihadapi anak, orang
tua dan guru
Permasalahan Anak Tuna Daksa

Aspek Fisik Aspek Psikis Aspek Sosial


Permasalahan Orang Tua

faktor kelelahan menjadi suatu permasalahan yang


dihadapi orang tua, karena hanya kepada orang tua lah
anak tunadaksa meminta bantuan ditengah
keterbatasannya. Sedangkan dalam aspek psikis
maupun sosial, orang tua juga merasakan hal yang
sama dengan anak tunadaksa. Perasaan malu
seringkali membebani orang tua dengan anak
tunadaksa.
Permasalahan Guru

Permasalahan yang seringkali muncul adalah


menemukan metode maupun model yang cocok
dengan anak penyandang tunadaksa ini. Selain itu,
guru juga harus mempunyai kesabaran yang lebih
tinggi dalam menghadapi anak tunadaksa, karena anak
tunadaksa memiliki keterbatasan fisik yang
membutuhkan bantuan orang lain dalam aktivitasnya.
Terutama dalam proses pembelajaran.
Thank you for your attention.

Quamila Faddia Nafilah Lalan

Anda mungkin juga menyukai