Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 3

KELOMPOK MATA KULIAH


“METODE EKSTRAKSI”

DISUSUN OLEH:

DHAFI ATHAROBBY YUSSY (123.18.009)

RAMA RAMADHAN (123.18.006)

RIO WELDI (123.18.005)

FAKULTAS TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL


INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
DELTAMAS
2020
Tugas 1

1. Prinsip-prinsip kerja beberapa proses konsentrasi.

Jawab :

A. Density (Gravity Separation)

DEFINISI
Gravity concentration atau gravity separation adalah proses pemisahan mineral
yang didasarkan pada gaya gravitasi atau atas perbedaan massa jenis antar
partikel mineral dan gangue. Proses ini lebih efektif jika dilakukan pada bijih
dengan diameter yang sama, karena apabila terdapat perbedaan diameter
yang besar perlakuan bijih bermassa jenis kecil akan sama dengan bijih yang
bermassa jenis besar dengan diameter kecil.

PRINSIP KERJA GRAVITY SEPARATION (JIG CONCENTRATOR)


Pemisahan mineral bijih dengan cara gravitasi seperti Jig Concentrator pada
prinsipnya dapat dijelaskan dengan prinsip gerakan partikel dan fluida pada
bidang vertikal.
Dalam fluida bidang vertical, mineral berat akan memiliki kecepatan
pengendapan yang tinggi. Mineral ini akan memiliki lintasan yang relative lebih
jauh dibanding dengan mineral ringan untuk satuan waktu yang sama. Perbedaan
kecepatan relative antar partikel mineral dalam fluida inilah yang kemudian
dimanfaatkan untuk operasi pemisahan.
Jarak tempuh partikel mineral ditentukan oleh density dan ukuran, Jika density
beda tapi ukuran sama, maka mineral berat akan melintas lebih dulu. Jika density
sama tapi ukuran beda, maka mineral besar akan memiliki kecepatan lebih tinggi
dan melintas lebih dulu.
Bijih dengan sejumlah partikel mineral dengan density dan ukuran beda
diendapkan dalam tabung berisi air. Setiap mineral akan mengendap dengan
kecepatan sesuai dengan density dan ukurannya.

Tahap Pengendapan Partikel Bidang Vertikal Jig Concentrator


Tahapan Pengendapan Partikel Pada Bidang Virtikal dapat dibagi menjadi tiga
tahap yaitu Differential Initial Acceleration Hindered Settling Consolidation
Trickling yang dijelaskan seperti berikut:

Gambar Differential Initial Acceleration Hindered Settling

Consolidation Trickling.

Percepatan Awal Differential (Differential Initial Acceleration) Jig


Concentrator
Pada awal pengedapan, partikel bergerak secara vertical tidak dipengaruhi oleh
besarnya diameter, namun hanya dipengaruhi oleh density. Keadaan ini
menyebabkan partikel yang memiliki density besar akan melintas lebih dulu.

Hindered Settling Jig Concentrator


Pada tahap berikutnya. pengendapan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yaitu
partikel tetangganya. Pada tahap ini, pengendapan dipengaruhi oleh density dan
ukuran partikel. Pada kondisi hindered settling, partikel density berat ukuran kecil
dan partikel density ringan ukuran besar dapat melintas secara bersamaan.
Sedangkan partikel berat dan ringan yang berukuran sama, akan memiliki
kecepatan yang berbeda. Partikel berat memiliki lintasan yang lebih jauh daripada
patikel ringan.
Consolidation Trickling Jig Concentrator

Pada dasar tabung akan tersusun lapisan berdasarkan density dan ukuran. Lapisan
ini disebut stratifikasi mineral. Lapisan paling bawah ditempati oleh mineral berat
dengan ukuran besar. Mineral ini mempunyai kecepatan pengendapan tertinggi.
Lapisan di atasnya ditempati mineral berat dan ringan yang memiliki lintasan
sama. (mineral berat dan ringan memiliki kecepatan pengendapan sama. Lapisan
teratas ditempati oleh mineral ringan ukuran kecil. Mineral dengan Kecepatan
pengendapan terendah.
Adanya gaya gravitasi dan celah atau rongga antar partikel akan menyebabkan
partikel partikel berat ukuran kecil mampu menerobos celah. Pada akhir
pengendapan, partikel kecil berat ini menempati lapisan yang sama dengan
partikel berat berukuran besar.

KARAKTERISASI HASIL JIG CONCENTRATOR

1. Konsentrat, merupakan mineral berharga yang memiliki kadar tinggi.


Memperoleh konsentrat merupakan tujuan dilakukannya proses gravity
separation.
2. Amang (middling), kosentrat yang masih memiliki mineral berharga,
biasanya produk ini akan diproses kembali sampai benar-benar bebas dari
mineral berharga, baru setelahnya dibuang.
3. Ampas (Tailing) merupakan pengotor-pengotor yang harus dibuang untuk
meningkatkan kadar mineral.
ALAT-ALAT GRAVITY SEPARATION
Ada beberapa alat yang digunakan untuk memisahkan mineral menggunakan
sifat density dari mineral tersebut. Diantaranya:

1. Jig Consentrator
Jig Consentrator adalah alat utama yang banyak dipakai dalam
Gravity Consentrator. Jigging merupakan metode pemisahan mineral
berharga dengan pengotornya dengan memanfaatkan berat jenis atau
density dari material yang akan di olah atau sebelum dilakukan proses iron
atau steel making.

FEED

DISCHARGE

TAILBOARD

SCREEN

Gambar Jig Concentrator

Kriteria Konsentrasi :

KK> 2,5 maka pemisahan mudah dilakukan


1,35< KK <2,5 pemisahan relatif sulit tapi masih memungkinkan dilakukan
pemisahan
KK<1,25 secara komersial tidak mungkin
2. Shaking Table

Sebagai mesin pemisahan gravitasi, Shaking Table secara luas digunakan


untuk memisahkan mineral, terutama untuk memisahkan emas dan
batubara. Shaking Table terutama terdiri dari kepala tempat tidur, motor
listrik, menyesuaikan perangkat gradien, permukaan tempat tidur, bijih
parasut, parasut air, senapan bar dan sistem pelumas.

Tabel konsentrator benefisiasi merujuk pada di atas meja miring,


mengandalkan efek gabungan dari gerakan simetris dan reciprocating dari
slabstone mekanik dan aliran air lamella miring, partikel bijih menjadi
longgar, berlapis dan dikategorikan di atas meja, sehingga memisahkan
mineral berdasarkan kepadatan.

Gambar Shaking Table

Aliran fluida menyebebkan sluiding effect dan head motion menciptakan gaya
hentak. Gaya hentak melaju tegak lurus dengan aliran fluida melaju sengat
cepat dan berhenti tiba-tiba dan mundur perlahan.mekanisme head motion
dapat melempar partikel saat maju, saat mundur partikel tidak terlempar.
3. Hummprey Spiral

Hummprey spiral adalah salah satu alat dalam proses konsentrasi. Prinsip
dasar dari hummprey spiral adalah memisahkan mineral menggunakan
prinsip aliran fluida. Sama halnya dengan shaking table, hummprey spiral
membutuhkan medium air/fluida untuk memisahkan mineral.

Bentuk alatnya berupa lounder yang melingkar membentuk spiral, makin


panjang lounder maka konsentrat yang dihasilkan akan semakin tinggi
kadarnya. Terjadinya pemisahan di dalam humprey spiral sebagai berikut.
a. Feed dimasukkan ke dalam feed tank.
b. Melalui pompa, feed dihisap masuk ke dalam cyclone.
c. Di dalam cyclone cairan dengan yang kental dipisahkan, selanjutnya
yang encer dialirkan ke atas ke dalam lounder sebagai wash water,
sedang pulp yang kental melalui lounder dialirkan ke atas menuju
feed box sebagai umpan.
d. Karena bentuk lounder ini melingkar seperti spiral dari atas ke
bawah, maka terjadi gerak arus sentrifugal, sehingga material yang
ringan sebagai tailing akan terletak dibagian luar.
e. Material yang berat ada di dalam sebagai konsetrat.
f. Mineral-mineral berat akan mengalir terus dan masuk ke dalam port
penampungan konsentrat yang dihasilkan.

Gambar Hummprey Spiral


B. Magnetic Separation

DEFINISI
Magnetic separation adalah salah satu metode pemisahan mineral atau
konsentrasi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan mineral-mineralnya.
Mineral akan merespons sesuai dengan sifat kemagnetannya. Sifat
kemagnetannya antara lain :
• Ferromagnetic (sangat terpengaruh)
• Paramagnetic (kurang terpengaruh)
• Diamagnetic (tidak memiliki sifat kemagnetan)

PRINSIP KERJA
Mineral – mineral yang memiliki sifat kemagnetan tinggi akan merespon atau
terpengaruh oleh medan magnet. Mineral – mineral ini akan tertarik oleh medan
magnet dan dikelompokkan sebagai mineral magnetic. Sedangkan mineral yang
tidak memiliki sifat kemagnetan, tidak akan merespon atau terpengaruh ketika
dilewatkan pada medan magnet. Mineral yang tidak memiliki sifat kemagnetan
disebut mineral non magnetic.

Gambar Prinsip Kerja Magnetic Separation


ALAT-ALAT MAGNETIC SEPARATION
Magnetic separator merupakan suatu alat yang digunakan sebagai pemisah antara
material padat dengan pengotornya berdasarkan sifat kemagnetan suatu bahan.

Gambar Magnetic Separator

KARAKTERISTIK HASIL MAGNETIC SEPARATION


Hasil mineral yang diperoleh dengan metode ini adalah logam yang mengandung
sifat kemagnetan, seperti :
• Magnetite
• Hematite
• Ilmenite
• Siderite
C. Electric (Electrostatic Separation)

PRINSIP KERJA
Mineral – mineral yang memiliki sifat konduktivitas tinggi akan segera
melepaskan muatan yang dimiliknya. Mineral – mineral ini dengan cepat
memiliki muatan yang sama dengan permukaan tempat dimana muatan
dilepaskan. Mineral ini kemudian dikelompokan sebagai mineral konduktor.
Mineral konduktor merupakan mineral yang dapat menghantarkan listrik.
Sedangkan mineral – mineral yang tidak memiliki sifat konsuktivitas, tidak akan
dengan segera dapat melepaskan muatan yang dimilikinya. Mineral – mineral ini
sangat lambat dalam melepaskan muatannya. Mineral ini memiliki muatan yang
berlawanan dengan permukaan tempat dimana mineral itu berada. Mineral –
mineral ini kemudian dikelompokan sebagai mineral non-konduktor. Mineral
non-konduktor merupakan mineral yang tidak dapat menghantarkan listrik.
Mineral – mineral yang masuk dalam kelompok mineral konduktor misalnya :
magnetite, hematite, chromite, galena, cassiterite. Sedangkan mineral – mineral
yang dikelompokan dalam mineral non-konduktor misalnya : kuarsa, mika,
corundum, gypsum, zircon dan feldspar.

KARAKTERISTIK
Gambar di bawah. Menjukan respon dari dua mineral yang memiliki
konduktivitas berbeda yaitu mineral konduktor dan non-konduktor. Keuda
mineral diberi muatan dari medan listrik dengan medan tertentu. Setelah diberi
muatan, kedua jenis mineral memiliki muatan yang sama, dan dinyatakan sengan
angka 100 persen. Setelah pengaruh medan listriknya dihilangkan, kedua jenis
mineral akan menunjukan perilaku yang berbeda sesuai dengan sifat
konduktifitasnya.
Mineral konduktor dengan segera dapat melepaskan muatannya, dan dalam
waktu yang sangat singkat mineral menjadi tidak bermuatan atau muatannya
menjadi nol persen. Pada saat yang sama, mineral non-konduktor sangat lambat
melepaskan muatannya, dan untuk waktu yang sama masih memiliki muatan di
atas 50 persen. Perbedaan perilaku ini yang kemudian digunakan untuk
memisahkan mineral yang memiliki perbedaan konduktivitas cukup besar.
D. Physicochemical (Flotation Separation)

DEFINISI
Flotasi adalah proses pemisahan mineral secara physico-chemical yang
memanfatkan perbedaan sifat permukaan antara mineral berharga dan mineral
pengotor. Permukaan mineral yang bisa menempel pada gelembung udara
dan tidak suka dengan air disebut hidrofobik, sementara sifat sebaliknya disebut
hidrofilik

PRINSIP KERJA
Prinsip flotasi diilustrasikan pada gambar berikut:

Gambar Ilustrasi prinsip kerja flotasi

Umpan yang akan diolah berupa pulp atau lumpur dimasukkan ke dalam tangki
atau sel flotasi. Tangki dilengkapi dengan agitator atau pengaduk yang
terintegrasi dengan pipa untuk menginjeksikan udara, sehingga timbul
gelembung udara di dalam pulp. Mineral yang bersifat hidrofobik akan
menempel pada gelembung udara kemudian terangkat menuju permukaan
menjadi buih (mineralised froth), sedangkan mineral hidrofilik tetap tinggal di
dalam pulp.

Contoh pabrik yang mengaplikasikan proses flotasi adalah PT Freeport Indonesia


(PTFI) dan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) untuk merecover tembaga.
REAGEN YANG DIGUNAKAN
Selama proses berlangsung, gelembung udara harus kuat dan stabil untuk
membawa serta mineral hidrofobik ke permukaan pulp, sehingga diperlukan
beberapa bahan kimia untuk mencapai kondisi tersebut, yang dinamakan reagen
flotasi. Reagen-reagen yang digunakan adalah :

a. Kolektor
Merupakan senyawa organik yang digunakan untuk mengubah mineral
tertentu bersifat hidrofobik sehingga dapat menempel pada gelembung udara.
Kolektor ditambahkan ke dalam pulp dan waktu yang diperlukan untuk
teradsorpsi ke permukaan mineral dinamakan dengan conditioning period.
Contoh kolektor adalah xanthates dan dithiophosphates (Aerofloat collector).

b. Frother
Reagen ini ditambahkan untuk menurunkan tegangan permukaan
pada interface air-udara, sehingga membentuk gelembung yang relatif lebih
stabil., juga meningkatkan kinetika flotasi. Contoh frother adalah Methyl
Isobutyl Carbinol (MIBC).

c. Regulator/Modifier
Penambahan regulator berfungsi untuk meningkatkan kinerja kolektor
menjadi lebih selektif terhadap mineral tertentu. Regulator dibagi menjadi 3
jenis, yaitu: activator, depressan, dan pH modifier. Activator berfungsi untuk
memperbesar daya adsorpsi kolektor, depressan digunakan untuk
meningkatkan selektivitas proses flotasi dengan cara mengurani adsorpsi
kolektor pada mineral tertentu sehingga tetap bersifat hidrofilik, sedangkan
pH modifier berfungsi untuk mengontrol pH pulp agar didapatkan kondisi
yang optimal.
JENIS
Berdasarkan prosesnya :

1. Flotasi Bulk
Flotasi ini dilakukan untuk bijih yang memiliki sekelompok mineral berharga,
sehingga dihasilkan konsentrat yang terdiri sekelompok mineral berharga
tersebut dengan kadar yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jadi konsentrat yang
terbentuk hanyalah satu jenis.

2. Flotasi Diferensial
Jenis flotasi ini adalah proses lanjutan dari flotasi bulk. Setelah didapatkan
konsentrat pada flotasi bulk, dilakukan kembali proses flotasi yang kemudian
akan menghasilkan konsentrat dengan kandungan satu jenis mineral berharga
yang kadarnya pun lebih tinggi daripada konsentrat bulk. Misalnya ada tiga
kelompok mineral berharga dalam konsentrat bulk, maka konsentrat yang
dihasilkan pada flotasi diferensial terdiri dari tiga jenis dengan kandungan
masing-masing satu mineral berharga.

3. Flotasi Selektif
Sama-sama terdiri dari kelompok mineral berharga, tapi yang membedakannya
dengan flotasi bulk adalah pada konsentrat yang dihasilkan. Mineral berharga
dalam flotasi selektif sudah terpisah dalam masing-masing konsentrat, sama
seperti pada konsentrat yang dihasilkan dalam jenis flotasi diferensial.

Berdasarkan sel flotasinya :

1.) Flotasi Mekanik

Shaft dan impeller terletak di tengah mesin, udara akan dimasukkan melaluai
shaft dan didispersikan ke permukaan melalui impeller. Jenis ini terdiri dari
dua macam berdasarkan proses aerasinya, yaitu induksi dan blower.
Dikatakan induksi apabila air masuk secara manual tanpa adanya bantuan
mesin dengan memanfaatkan perbedaan tekanan antara di dalam sel dengan
di udara. Sedangkan proses aerasi pada tipe blower memanfaatkan media
blower.
Gambar Sel Flotasi Mekanik

2.) Flotasi Pneumatik


Tidak ada impeller dan bekerja dengan mengkompres udara untuk agitasi atau
“the pulp aerator”.

3.) Flotasi Kolom


Flotasi dilakukan di dalam sebuah kolom, sementara proses conditioning
dilakukan di luar sel. Tidak ada bagian yang bergerak pada flotasi kolom ini.
Udara dihembuskan dari bawah.

Gambar Flotasi Kolom


FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. pH

Proses flotasi paling memungkinkan dilakukan pada media yang bersifat basa
karena kebanyakan kolektor, seperti xanthate, stabil dalam kondisi tersebut.
Selain itu kondisi basa juga dapat meminimalisir korosi pada tangki. Nilai
kritis pH untuk menghasilkan pemisahan yang optimal bergantung pada sifat
alam dari mineral, jenis kolektor dan dosis yang digunakan, serta temperatur
proses. Contoh, penggunaan 50 mg/l sodium aerofloat dengan nilai pH pulp 8
akan menyebabkan mineral kalkopirit akan terapung dan terpisah dari galena
dan pirit.

2. Ukuran partikel

Ukuran partikel tidak hanya berhubungan dengan derajat liberasi (lihat


pada glosarium), tapi juga kemampuan untuk mengapung (floatibility).
Gelembung udara memiliki batas ukuran partikel yang dapat diapungkan,
umumnya antara 5 µm dan 300 µm.

3. Densitas pulp.

Faktor ini penting untuk menentukan ukuran serta jumlah sel flotasi yang
diperlukan dalam pabrik.

4. Waktu conditioning dan flotasi

Dibutuhkan data eksperimen untuk menetapkan waktu optimum yang


dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrat dan tailing hasil proses. Waktu
flotasi tergantung pada ukuran partikel serta reagen yang digunakan. Selain
itu, dengan mengetahui waktu flotasi dapat ditentukan kapasitas pabrik.
DAFTAR PUSTAKA

❖ Richards, R. G., et al. "Gravity separation of ultra-fine (− 0.1 mm) minerals


using spiral separators." Minerals Engineering 13.1 (2000): 65-77.
❖ Roy, Subrata. "Recovery improvement of fine iron ore particles by multi
gravity separation." The Open Mineral Processing Journal 2.14 (2009): 17-
30.
❖ Ardra.Biz, 2019, ” Kajian tentang Pengertian Pemisahan Cara Magntic
atau Magnetic separation dengan Prinsip Pemisahan cara
magnetic. Contoh contoh mineral magnetic dan Contoh mineral non-
magnetic berdasar Magnetic susceptibility.
❖ Ardra.Biz, 2019, ” Studi pada Magnetic Separator Untuk Susceptibility
Rendah dengan Pengaruh Medan Magnet Pada Magnetic Separation.
Pengaruh Ukuran Bijih Pada Magnetic Separation.
❖ Wills, B., A., 1988, “Mineral Processing Technology”, Pergamon Press,
Oxford.
❖ Kelly, E.,G., 1982, “Introducion to mineral processing”, John Wiley & son,
New York.
❖ B. A. Wills, Bsc, Ph. D., C. Eng., MIMM. 1982. Mineral Processing
Technology, Pergamon Press, 4th edition.
Tugas 2

Rumus yang digunakan :

𝑊𝑠
%Solod Lumpur = × 100%
𝑊𝑠+𝑊𝑎𝑖𝑟
𝑊𝑠
W air = × 100%
%𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟
𝑊𝑠
Volume Lumpur = (𝜌𝑎𝑖𝑟 ×𝑆𝐺 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 ×%𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟)

Berat Padatan = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 × (𝜌𝑎𝑖𝑟 × 𝑆𝐺 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 × %𝑠𝑜𝑙𝑖𝑑 𝐿𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟)

1. Jika kita ingin membuat &solid lumpur sebesar 5% berapa


volume air yang harus di tambahkan jika berat bijih 1000kg.

JAWABAN

%solid Lumpur Berat solid Volume Air (Hasil )


5% 1000 19000

2. Jika diketahui berat jenis bijih adalah 2,7 ton/m3, Hitung berat
padatan kering yang ada suatu lumpur bervolume 100 Liter
dengan 20% solid dan SG Lumpur 1,02.

JAWABAN
SG
Berat Jenis bijih (ton/m3 ) Volume Lumpur (liter) %Solid dalam lumpur
Lumpur
2,7 100 20% 1,02

Masa jenis Air (kg/m3) Berat padatan (liter.kg/m3)


1 20,4

Anda mungkin juga menyukai