Anda di halaman 1dari 11

KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN

A. Ketenagakerjaan
Kesempatan kerja (demand for labor) adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan
(lapangan kerja) untuk diisi oleh para pencari kerja. Kesempatan kerja dapat juga didefinisikan lapangan kerja yang
tersedia bagi masyarakat, baik yang telah diisi maupun jumlah lapangan kerja yang masih kosong. Adapun tenaga
kerja penduduk yang berada dalam usia kerja.
Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun.
Tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
1. Angkatan kerja (labor force) adalah bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang
mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif.
2. Bukan angkatan kerja adalah mereka yang termasuk kelompok tenaga kerja, tetapi mereka tidak bersedia untuk
bekerja meskipun ada permintaan kerja, misalnya, ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, dan pensiunan.
Angkatan kerja dibagi lagi menjadi pekerja (employed) dan bukan pekerja/pengangguran (unemployed).
1. Pekerja adalah penduduk angkatan kerja yang benar-benar mendapat pekerjaan. Pekerja (employed)
dikelompokkan menjadi dua, yaitu pekerja penuh (full employed) dan pekerja setengah pengangguran
(underemployed).
a. Pekerja penuh adalah angkatan kerja yang sudah memenuhi syarat sebagai pekerja penuh, yaitu jam kerja
minimal 40 jam per minggu dan bekerja sesuai dengan keahlian atau berdasarkan pendidikan.
b. Setengah pengangguran adalah pekerja yang tidak memenuhi jam kerja minimal sehingga pendapatannya
juga di bawah standar minimal dan bekerja bukan pada bidang keahliannya dan tidak sesuai latar belakang
pendidikannya. Misalnya, sarjana yang bekerja sebagai tukang antar koran di pagi hari.
2. Bukan pekerja/pengangguran (unemployed) adalah kelompok angkatan kerja yang ingin bekerja, tetapi belum
beruntung mendapat kesempatan untuk bekerja.

B. Pengangguran
Pengangguran dapat dikelompokkan menurut sifat dan penyebabnya, yaitu sebagai berikut.
Menurut sifatnya pengangguran ada tiga, yaitu pengangguran terbuka, setengah pengangguran, dan
pengangguran terselubung.
1. Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan
(baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah penah bekerja), atau sedang
mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk
mendapatkan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
2. Setengah menganggur adalah orang yang bekerjanya kurang dari 40 jam per minggu; upahnya kurang dari Upah
Minimum Regional (UMR); dan produktivitasnya kurang.
3. Pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang bekerja secara tidak optimum karena kelebihan tenaga
kerja.
Adapun menurut penyebabnya pengangguran dibedakan menjadi jenis pengangguran berikut.
1. Pengangguran siklis atau karena siklus konjungtur, yaitu pengangguran yang terjadi akibat gelombang
konjungtur atau perubahan naik turunnya gelombang ekonomi. Misalnya, pengangguran karena PHK massal
akibat resesi ekonomi.
2. Pengangguran friksional atau pengangguran sementara, yaitu pengangguran sementara waktu. Pengangguran
friksional terjadi karena adanya kesulitan dalam mempertemukan pencari kerja dengan lowongan pekerjaan.
Pengangguran friksional juga dapat diakibatkan karena pencari kerja ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik. 3. Pengangguran teknologi, yaitu pengangguran akibat perubahan teknologi seperti teknologi manual
menjadi teknologi elektronik.
4. Pengangguran musiman, yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau kegagalan musim. Misalnya: petani
menganggur karena musim paceklik, nelayan menganggur karena musim badai.
5. Pengangguran voluntary, yaitu pengangguran yang terjadi karena seseorang yang masih mampu bekerja, tetapi
dengan sukarela ia tidak bekerja karena telah memiliki penghasilan dari harta kekayaan mereka. Misalnya:
menyewakan rumah, kendaraan, dan menikmati bunga uang simpanan.
6. Pengangguran struktural, yaitu pengangguran karena perubahan struktur ekonomi. Misalnya, negara agraris
yang berubah menjadi negara industri, lahan-lahan pertanian digunakan untuk pabrik sedangkan tenaga kerjanya
belum mempunyai keterampilan di sektor industri.
Pengangguran memberikan dampak, baik bagi perekonomian maupun individu.
1. Dampak pengangguran bagi perekonomian, diantaranya sebagai berikut.
a. Pengangguran dapat menyebabkan tidak tercapainya tingkat kemakmuran masyarakat yang maksimal.
b. Pengangguran dapat menyebabkan berkurangnya pendapatan negara, khususnya dari sektor pajak.
c. Pengangguran menyebabkan tidak meningkatnya petumbuhan ekonomi.
2. Dampak pengangguran bagi individu, diantaranya sebagai berikut.
a. Pengangguran dapat menyebabkan hilangnya mata pencarian dan pendapatan.
b. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan.
c. Pengangguran dapat menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik.
Melihat dampaknya tersebut pengangguran perlu diatasi. Cara-cara untuk mengatasi pengangguran, diantaranya
sebagai berikut.
a. Meningkatkan investasi, yang dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta, dan perseorangan, baik dari dalam
negeri maupun dari luar negeri sehingga lapangan kerja bertambah.
b. Pemerintah dapat melakukan pembangunan melalui proyek padat karya. Misalnya, membangun infrastruktur
seperti jalan, bendungan, sekolah, transmigrasi, dan sarana komunikasi.
c. Mengadakan kerja sama dengan negara lain di bidang tenaga kerja. Misalnya, bentuk kerja sama pengiriman
tenaga kerja ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Arab Saudi, dan Kuwait.
d. Meningkatkan ekspor barang yang dapat mendorong meningkatnya investasi, misalnya produk-produk seperti
karet olahan, biji besi, dan kelapa sawit yang melibatkan industri skala besar dan perkebunan rakyat.
Peningkatan ekspor akan meningkatkan produksi dan devisa negara.

Contoh Soal:
1. Suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja) untuk diisi oleh para pencari kerja
disebut ….
a. Angkatan kerja b. Pengangguran c. Tenaga kerja d. Kesempatan kerja e. Upah kerja
2. Pelamar kerja yang memilih pekerjaan terbaik sesuai yang dikehendaki termasuk pengangguran ….
a. Musiman b. Siklis c. Friksional d. Teknologi e. Struktural
3. Pak Ramli diPHK oleh perusahaan tempatnya bekerja karena perusahaan mengurangi kapasitas produksi akibat
permintaan pasar yang terus menurun. Pak Ramli termasuk pengangguran ….
a. Terbuka b. Setengah menganggur c. Penuh d. Konjungtural e. Struktural
4. Rosi bekerja di sebuah pabrik tekstil. Setiap hari ia bekerja selama 8 jam dan menerima upah sebesar Rp 40.000,00.
Suatu hari ia terlambat datang dan hanya bekerja selama 6 jam dan menerima upah sebesar Rp24.000,00. Upah
yang diterima Rosi dihitung berdasarkan ….
a. Borongan b. Satuan c. Indeks harga d. Skala kerja e. Waktu
5. Berikut bukan dampak pengangguran, yaitu ….
a. Tidak tercapainya tingkat kemakmuran masyarakat yang maksimal
b. Berkurangnya pendapatan negara c. Tidak meningkatnya petumbuhan ekonomi
d. Hilangnya mata pencarian e. Stabilnya kehidupan sosial dan politik

PEMBANGUNAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI


A. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat
dalam jangka panjang. Oleh karena itu, karakteristik penting yang terkandung dalam pembangunan nasional,
yaitu sebagai berikut.
1. Pembangunan ekonomi sebagai suatu proses, yang berarti pembangunan merupakan perubahan yang terjadi
terus-menerus.
2. Pembangunan ekonomi sebagai usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan per kapita.
3. Kenaikan pendapatan per kapita ini harus terus berlangsung dalam jangka panjang.
Keberhasilan pembangunan ekonomi dapat diukur dengan beberapa indikator, di antaranya:
1. Meningkatnya pendapatan nasional;
2. Pertumbuhan ekonomi;
3. Pendapatan per kapita dengan memperhitungkan tingkat pertambahan penduduk;
4. Terjadinya perubahan sosial dan perubahan struktur ekonomi.
Tujuan pembangunan ekonomi, yaitu:
1. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya yang meliputi pangan, sandang,
papan, kesehatan, dan perlindungan keamanan dari pemerintah;
2. Memperluas distribusi berbagai barang kebutuhan pokok;
3. Memperluas kesempatan kerja;
4. Memperbaiki kualitas pendidikan;
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat;
6. Meningkatkan pemahaman dan tingkah laku masyarakat dalam menjunjung nilai-nilai luhur (agama, sosial, dan
kultural);
7. Memperluas pilihan-pilihan ekonomi dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan. Misalnya,
kebebasan dari sikap ketergantungan, bukan hanya terhadap orang atau negara lain, tetapi terhadap setiap
kekuatan yang berpotensi merendahkan nilai-nilai kemanusiaan.
Pembangunan ekonomi memberikan dampak positif dan negatif.
1. Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
a. Pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan
ekonomi.
b. Terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat sehingga akan mengurangi pengangguran.
c. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki
tingkat pendapatan nasional.
d. Mendorong adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi
industri sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
e. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi akan
berkembang dengan pesat dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
a. Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik dapat mengakibatkan adanya kerusakan
lingkungan hidup.
b. Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.

B. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan out put (produksi per kapita) dalam jangka njang. Proses
pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan indikator peningkatan Produk Nasional Bruto (GNP)
riil, Produk Domestik Bruto (GDP), dan distribusi pendapatan yang merata.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
1. Adanya investasi atau penanaman modal, modal akan mendorong proses produksi sehingga semakin banyak
modal yang ditanam akan semakin banyak pula barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian.
2. Sumber daya manusia (tenaga kerja) yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang mempunyai etos kerja yang tinggi,
inovatif, dan kreatif.
3. Sumber daya alam sebagai sumber bahan baku yang cukup untuk proses produksi, baik yang bersifat hayati
maupun nonhayati.
4. Teknologi, karena teknologi akan mempermudah dan meningkatkan produksi.
5. Efisiensi, penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien akan memaksimalkan hasil yang dicapai.
6. Pertumbuhan penduduk.
Ciri-ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi, yaitu sebagai berikut.
1. Negara tersebut mengalami peningkatan GNP dan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun.
2. Negara tersebut mengalami peningkatan investasi potensial.
3. Di negara tersebut terdapat sumber-sumber produktif dan dapat didayagunakan dengan lebih baik.

Beberapa teori dikemukakan untuk menerangkan hubungan diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan
ekonomi, yaitu sebagai berikut.
1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
A. Frederich List (1789-1846)
Menurut Frederich List pertumbuhan ekonomi terdiri atas tahap-tahap berikut.
1) Tahap I, yaitu masa berburu dan mengembara.
2) Tahap II, yaitu masa berternak dan bertani.
3) Tahap III, yaitu masa bertani dan kerajinan.
4) Tahap IV, yaitu masa kerajinan, industri, dan perdagangan.
B. Karl Bucher (1847-1930)
Menurut Karl Bucher pertumbuhan ekonomi terdiri atas tahap-tahap berikut:
1) Tahap rumah tangga tertutup;
2) Tahap rumah tangga kota;
3) Tahap rumah tangga bangsa;
4) Tahap rumah tangga dunia.
C. Werner Sombart (1863-1947)
Menurut Werner Sombart pertumbuhan ekonomi terdiri atas tahap-tahap berikut:
1) Tahap prakapitalisme (vorkapitalimus);
2) Tahap zaman kapitalis madya (fruhkapitalismus);
3) Tahap zaman kapitalis raya (hochkapitalismus);
4) Tahap zaman kapitalis akhir (spatkapitalismus).
D. Walt Whiteman Rostow (1916-1979)
Menurut Walt Whiteman Rostow pertumbuhan ekonomi terdiri atas tahap-tahap berikut:
1) Tahap masyarakat tradisional (the traditional society);
2) Tahap persyaratan untuk lepas landas (precondition for take off);
3) Tahap lepas landas (take off);
4) Tahap perekonomian yang matang atau dewasa (maturity of economic).
E. Bruno Hildebrand
Menurut Bruno Hildebrand pertumbuhan ekonomi terdiri atas tahap-tahap berikut:
1) Tahap tukar-menukar secara innatura atau barter;
2) Tahap tukar-menukar dengan perantara uang;
3) Tahap tukar-menukar dengan menggunakan kredit.
2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik
a. Adams Smith
Menurut Adam Smith pertumbuhan ekonomi suatu negara ditandai oleh dua faktor, yaitu pertumbuhan
penduduk dan pertumbuhan output total.
b. David Ricardo dan T.R. Malthus
Menurut David Ricardo pertumbuhan penduduk yang semakin besar akan mengakibatkan jumlah tenaga
kerja melimpah dan upah menjadi turun. Dengan demikian, upah hanya dapat digunakan untuk membiayai
tingkat hidup minimum sehingga perekonomian berada pada tahap subsisten (subsistence level) dan
akibatnya perekonomian akan mengalami kemandegan (stationary state). Teori yang dikemukakan T.R.
Malthus sejalan dengan teori yang dikemukakan David Ricardo, yaitu bahan makanan (hasil produksi) akan
bertambah menurut deret hitung (satu, dua, tiga, dan seterusnya), sedangkan penduduk akan bertambah
menurut deret ukur (dua, empat, delapan, enambelas, dan seterusnya) dan akibatnya perekonomian akan
berada pada tahap subsisten atau kemandegan.
3. Teori Neoklasik
a. Robert Sollow
Teori yang dikemukakan Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan output yang akan
terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama, yaitu modal dan tenaga kerja. Adapun teknologi diasumsikan
sebagai faktor konstan.
b. Harrod dan Domar
Pertumbuhan ekonomi menurut Harrod dan Domar terjadi jika ada peningkatan produktivitas modal (MEC)
dan produktivitas tenaga kerja.
c. Joseph Schumpeter
Menurut Joseph Schumpeter, pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh usaha inovasi-inovasi
(penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha.

Contoh Soal:
1. Suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk meningkat dalam jangka panjang disebut ….
a. Sistem ekonomi b. Pembangunan ekonomi c. Pertumbuhan ekonomi
d. Kendala ekonomi e. Prinsip ekonomi
2. Berikut bukan merupakan ciri negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi, yaitu ….
a. Terdapat banyak pengangguran b. Mengalami peningkatan GNP
c. Mengalami pendapatan per kapita dari tahun ke tahun d. Mengalami peningkatan investasi potensial
e. Terdapat sumber-sumber produktif dan dapat didayagunakan dengan lebih baik
3. Tokoh yang mengemukakan teori pertumbuhan ekonomi tersebut ialah ….
a. David Ricardo b. Werner Sombart c. Welt Whiteman Rostow
d. Robert Sollow e. Adam Smith
4. Berikut dampak pembangunan ekonomi. ….
1. Pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
2. Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik dapat mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan
hidup.
3. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan
nasional.
4. Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
5. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang
dengan pesat dan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penyataan yang termasuk dampak negatif pembangunan nasional, yaitu nomor ….
a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 4 dan 5 d. 1 dan 4 e. 2 dan 4
5. Berikut bukan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu ….
a. Teknologi b. Adanya investasi c. Pertumbuhan penduduk d. Efisiensi e. Sosialisasi

PERDAGANGAN INTERNASIONAL
A. Perdagangan Internasional
Perdagangan internasional adalah perdagangan atau tukar-menukar yang dilakukan antara individu dan individu,
individu dan pemerintah, atau pemerintah suatu negara dan pemerintah negara lain.
Faktor-faktor yang mendorong terjadinya perdagangan internasional, yaitu:
1. Perbedaan sumber daya alam;
2. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Penghematan biaya produksi;
4. Selera.
Manfaat perdagangan internasional, antara lain:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri;
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi;
3. Memperluas pasar dan menambah keuntungan;
4. Transfer teknologi modern dan meningkatkan produktivitas.
Ada beberapa teori perdagangan internasional, yaitu Teori Keunggulan Mutlak, Teori Keunggulan
Komparatif, dan Teori H-O.
1. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage)
Teori Keunggulan Mutlak dikemukakan oleh Adam Smith. Teori ini sering disebut juga teori murni
perdagangan. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa suatu negara akan melakukan spesialisasi terhadap
produksi mereka pada barang-barang yang secara mutlak mempunyai keunggulan. Kemudian, mengekspor
barang tersebut kepada mitra dagangnya. Teori ini menekankan pada efisiensi penggunaan faktor produksi.
Tingkat keungggulan diukur berdasarkan nilai tenaga kerja yang digunakan dengan jam/hari kerja yang lebih
sedikit dibandingkan negara lain.
2. Teori Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage)
Teori Keunggulan Komparatif dikemukakan oleh David Ricardo dan John Mill. Teori ini muncul sebagai
kritik dan sekaligus usaha penyempurnaan atau perbaikan terhadap Teori Keunggulan Absolut. Dasar
pemikiran Teori Keunggulan Komparatif mengenai penyebab terjadinya perdagangan antar negara pada
prinsipnya tidak berbeda dengan dasar pemikiran Teori Keunggulan Mutlak. Namun, berbeda pada cara
pengukuran keunggulan suatu negara. Pada Teori Keunggulan Komparatif dilihat dari komparatif biayanya,
bukan perbedaan absolutnya. J.S Mill beranggapan bahwa suatu negara akan mengkhususkan diri pada ekspor
barang tertentu jika negara itu memiliki keunggulan komparatif terbesar dan akan mengimpor barang tertentu
jika negara tersebut memiliki kerugian komparatif atau keunggulan komparatif terendah. Adapun dasar
pemikiran David Ricardo, penyebab perdagangan antara dua negara akan terjadi apabila setiap negara
memiliki biaya relatif yang terkecil (produktivitas tenaga kerja relatif yang besar) untuk jenis barang yang
berbeda. Jadi, David Ricardo menekankan pada perbedaan efisiensi atau produktivitas relatif antar negara dalam
memproduksi dua atau lebih jenis barang yang menjadi dasar terjadinya perdagangan internasional.
3. Teori H-O
Teori H-O atau Teori Heckscher dan Ohlin (H-O) menekankan pada dua kondisi penting sebagai dasar dari
munculnya perdagangan internasional, yaitu ketersediaan faktor produksi dan intensitas dalam pemakaian
faktor produksi atau proporsi faktor produksi. Oleh karena itu, Teori H-O sering disebut Teori Proporsi atau
ketersediaan faktor produksi. Produk yang berbeda membutuhkan jumlah atau proporsi yang berbeda dari
faktor-faktor produksi. Perbedaan tersebut, diantaranya disebabkan oleh teknologi yang menentukan cara
mengombinasikan faktor-faktor produksi yang berbeda untuk membuat suatu produk.

B. Kurs Valuta Asing


Kurs valuta asing atau kurs mata uang menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam
nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai perbandingan nilai atau harga dua
nilai mata uang.
Penentuan kurs valutas asing dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya sistem kurs tetap dan sistem kurs
bebas.
1. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate System)
Kurs tetap adalah kurs yang tetap/tidak berubah-ubah karena dikaitkan dengan emas sebagai standar atau
patokan. Emas digunakan sebagai standar atau patokan karenasejak zaman dulu semua negara Barat memakai
standar emas, yang berarti setiap negara mempunyai mata uang standar yang mengandung sejumlah emas
dengan kadar yang ditetapkan dengan undang-undang.
2. Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate)
Kurs bebas adalah kurs yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran valuta asing di pasar bebas, lepas dari
kaitan dengan emas dan lepas dari campur tangan pemerintah. Dalam sistem kurs bebas, bentuk nilai dapat
digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu dirty float (terjadi jika pemerintah memengaruhi tingkat nilai tukar
melalui permintaan) dan clean float (menggambarkan adanya campur tangan pemerintah dalam memenuhi
tingkat nilai tukar sehingga nilai tukar diserahkan kepada permintaan dan penawaran valas).
Faktor-faktor yang memengaruhi kurs, yaitu:
1. Perubahan cita rasa masyarakat;
2. Perubahan barang ekspor dan impor;
3. Menaiknya harga umum (terjadi inflasi);
4. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi;
5. Pertumbuhan ekonomi.
Semua transaksi ekonomi suatu negara dicatat dalam sebuah daftar yang disebut neraca pembayaran. Neraca
pembayaran merupakan ikhtisar atau pencatatan yang lengkap mungkin tentang semua transaksi ekonomi
dengan luar negeri, baik jumlah dan nilai barang yang diekspor dan diimpor (apa, berapa, ke/dari mana),
maupun mengenai pembayarannya (penerimaan dan pengeluaran, utang, dan tagihan) selama suatu periode
tertentu.
Neraca pembayaran dibuat dengan tujuan sebagai berikut.
1. Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai peran hubungan ekonomi dalam dan luar negeri.
2. Membantu pemerintah untuk menentukan kebijakan ekonomi internasional. Misalnya, kebijakan moneter,
kebijakan fiskal, dan kebijakan perdagangan internasional.
Dua komponen yang terdapat dalam neraca pembayaran, yaitu transaksi berjalan (current account) dan arus
modal (capital account).
1. Transaksi berjalan adalah gambaran tentang nilai transaksi kegiatan perdagangan barang dan jasa. Dengan
demikian, dalam transaksi berjalan dicatat transaksi-transaksi ekspor dan impor barang (seperti karet,
minyak, hasil industri manufaktur) serta ekspor dan impor jasa (seperti pelancongan, keuntungan dari
investasi di luar negeri dan biaya pengangkutan). Perbedaan antara nilai ekspor dan nilai impor barang
disebut neraca perdagangan. Neraca perdagangan surplus jika dalam neraca perdagangan nilai ekspor
melebihi nilai impor.
2. Arus modal, transaksi modal menggambarkan aliran keluar masuk modal. Dalam arus modal, dicatat dua
golongan transaksi, yaitu:
a. Aliran modal pemerintah yang dapat berupa pinjaman dan bantuan dari negara-negara asing yang
diberikan kepada pemerintah;
b. Aliran modal swasta yang terdiri atas investasi langsung, investasi portofolio, dan amortisasi. Investasi
langsung adalah investasi untuk mengembangkan perusahaan-perusahaan. Investasi portofolio adalah
investasi dalam bentuk membeli saham-saham di negara lain. Adapun amortisasi adalah pembelian
kembali saham-saham atau kekayaan lain yang pada masa lalu telah dijual kepada penduduk negara lain.
C. Kebijakan Perdagangan Internasional
Kebijakan perdagangan internasional dibuat dengan tujuan:
1. Melindungi industri atau sektor-sektor lain di dalam negeri;
2. Mengurangi defisit saldo neraca perdagangan;
3. Meningkatkan kesempatan kerja;
4. Mencegah politik dumping.
Adapun bentuk-bentuk kebijakan perdagangan internasional, yaitu sebagai berikut.
1. Kebijakan proteksi (perlindungan), yaitu kebijakan yang bertujuan melindungi barang-barang produksi dalam
negeri dari barang-barang produksi luar negeri. Kebijakan proteksi, diantaranya dapat dilakukan dengan
pelarangan impor, pelarangan ekspor, penetapan tarif impor, pemberian subsidi dan premi, serta penentuan
kuota impor.
2. Kebijakan perdagangan bebas, yaitu perdagangan yang dilakukan antara satu negara dan negara lain tanpa ada
hambatan-hambatan. Dampak positif perdagangan bebas, diantaranya mendorong produsen untuk meningkatkan
efisiensi dan kualitas sehingga mampu bersaing dengan negara lain.
3. Kebijakan (politik) diskriminasi harga/dumping, yaitu menjual barang di luar negeridengan harga yang lebih
rendah daripada harga di dalam negeri atau bahkan di bawah biaya produksi. Tujuannya meningkatkan daya
saing produk tersebut di luar negeri.
4. Tariff , yaitu pajak untuk komoditas impor. Tarif diberlakukan jika harga pasar internasional lebih mahal
daripada harga domestik atau dalam negeri. Tujuannya meningkatkan daya saing produk lokal atau dalam negeri
karena dengan tarif harga barang impor menjadi mahal. Tarif merupakan jenis penghambat impor yang paling
banyak digunakan karena tarif tidak hanya melindungi industri dalam negeri, tetapi dapat juga digunakan untuk
menambah pendapatan pemerintah dari perpajakan.
5. Kuota, yaitu hambatan kuantitatif yang membatasi jumlah barang yang masuk (kuota impor) dan jumlah barang
yang keluar (kuota ekspor) barang secara khusus dengan spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu per
periode waktu. Tujuan penetapan kuota impor, yaitu melindungi produk dalam negeri, terutama usaha yang
sedang tumbuh serta melengkapi kebijakan pengendalian devisa yang bertujuan memperbaiki neraca
pembayaran. Adapun tujuan diterapkannya kuota ekspor, yaitu menjaga ketersediaan/stok barang.
D. Devisa
Devisa adalah semua barang yang dapat dipakai sebagai alat pembayaran antar negara, serta dapat diterima oleh
dunia internasional. Devisa dapat berupa wesel asing, cek, valuta asing, emas batangan, atau surat-surat berharga .
Ada dua bentuk devisa, yaitu devisa kredit dan devisa umum. Devisa kredit adalah devisa yang dipakai untuk
pembiayaan impor yang ditentukan oleh pemerintah. Adapun devisa umum adalah devisa yang diperoleh dari hasil
ekspor atau dari penjualan jasa maupun transfer yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan.
Sumber-sumber devisa, antara lain berasal dari:
1. Penyelenggaraan jasa-jasa;
2. Pariwisata;
3. Hadiah (grants) dan bantuan luar negeri;
4. Ekspor barang dan jasa;
5. Pinjaman luar negeri;
6. Pendapatan dari investasi.
Setiap negara memerlukan devisa untuk membiayai semua transaksi yang berhubungan dengan luar negeri.
Manfaat devisa, di antaranya sebagai berikut.
1. Membiayai impor barang;
2. Membiayai jasa yang diterima dari luar negeri;
3. Membiayai perjalanan dinas para pejabat keluar negeri;
4. Membiayai kantor-kantor konsulat atau militer di luar negeri;
5. Membiayai kantor-kantor kedutaan di luar negeri;
6. Membiayai pengiriman misi kesenian dan kebudayaan ke luar negeri;
7. Membiayai kontingen olahraga ke luar negeri;
8. Membayar bunga atas obligasi dan dividen atas saham yang telah dijual ke luar negeri;
9. Membayar cicilan pokok utang yang telah diterima dari luar negeri;
10. Membiayai kredit atau pinjaman ke luar negeri.
Berkaitan dengan devisa negara menentukan cadangan devisa, yaitu sekumpulan dana yang terdiri atas mata uang
kuat (hard currency) yang selalu dicadangkan oleh bank sentral. Uang kuat yang dimaksud adalah mata uang yang
mempunyai tingkat likuiditas tinggi dan banyak diterima dalam transaksi perdagangan internasional, seperti dollar
AS, mark Jerman, atau yen Jepang.
Menurut IMF, jumlah cadangan devisa yang aman bagi suatu negara adalah cadangan devisa yang cukup
membiayai kewajiban luar negeri minimal selama tiga bulan. Cadangan devisa didapat dari selisih arus masuk dan
arus keluar devisa.

Contoh Soal:
1. Pembayaran internasional yang dilakukan dengan cara mengkompensasikan antara importir dan eksportir dalam
suatu negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama disebut ….
a. Full bodied money b. Letter of credit c. Bill of change d. Private compensation e. Cheque transfer
2. Berikut komponen neraca pembayaran:
1. Hasil dari luar negeri;
2. Pinjaman dari luar negeri;
3. Impor barang dari luar negeri;
4. Ekspor barang ke luar negeri;
5. Gaji tenaga kerja di luar negeri.
Komponen neraca perdagangan, yaitu pernyataan nomor ….
a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 5 d. 1 dan 5 e. 3 dan 4
3. Berikut komponen neraca pembayaran:
1. Impor suku cadang kendaraan, barang-barang elektronik, dan barang lainnya;
2. Mengekspor kayu, permen, minyak, dan gas bumi;
3. Digunakan jasa transportasi, asuransi, dan pariwisata;
4. Pembelian saham, obligasi, dan surat berharga oleh penduduk luar negeri;
5. Kredit untuk pelaksanaan perdagangan dari negara lain.
Pernyataan yang termasuk komponen neraca modal, yaitu nomor ….
a. 4 dan 2 b. 4 dan 5 c. 2 dan 3 d. 1 dan 3 e. 1 dan 2
4. Produsen gula pasir lokal mengeluhkan impor gula pasir yang meningkat. Mutu dan harga gula pasir lokal belum
mampu bersaing dengan gula pasir impor. Masalah tersebut dapat diatasi oleh pemerintah dengan menetapkan
jumlah maksimum impor gula pasir. Kebijakan yang diambil pemerintah disebut ….
a. dumping b. tariff c. subsidi d. perdagangan beras e. kuota
5. Nyonya Zalimar adalah wisatawan asal Arab Saudi yang berkunjung ke Indonesia. Untuk keperluan selama di
Indonesia Ia menukarkan uangnya ke bank sebesar 20.000 Real. Kurs beli yang berlaku adalah 1 Real =
Rp2.350,00 dan kurs jual 1 Real = Rp2.500,00. Uang yang diterima Nyonya Zalimar dari hasil penukaran, yaitu ….
a. Rp47.000.000,00 b. Rp45.000.000,00 c. Rp46.000.000,00 d. Rp50.000.000,00 e. Rp44.000.000,00

KEUANGAN NEGARA DAN PAJAK


A. Keuangan Negara
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi APBN/APBD
APBN merupakan istilah penting yang berkaitan dengan keuangan negara. APBN merupakan singkatan dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. APBN adalah daftar mengenai penerimaan dan pengeluaran negara
untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). APBN merupakan anggaran keuangan untuk pemerintah
pusat dan di tingkat daerah (provinsi/kabupaten/kota) terdapat APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah). APBD adalah daftarmengenai penerimaan dan pengeluaran daerah untuk jangka waktu tertentu
(biasanya satu tahun).
Tujuan disusunnya APBN dan APBD, yaitu sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara untuk daerah
dalam melaksanakan kegiatan atau program-program pembangunan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Adapun fungsi APBN dan APBD, yaitu sebagai berikut.
a. Fungsi alokasi (allocation), maksudnya melalui APBN/APBD dapat diketahui besarnya penempatan dana
yang diperlukan untuk setiap sektor pembangunan, departemen, atau lembaga serta diketahui sasaran
prioritas pembangunan yang akan dilakukan pemerintah pusat dan daerah.
b. Fungsi distribusi pendapatan (income distribution), maksudnya melalui APBN/APBD dapat diketahui sumber
pendapatan negara dan daerah dihimpun serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran daerah/negara. Penggunaan dana tersebut tidak boleh terpusat hanya dalam satu sektor,
departemen, atau lembaga, tetapi harus merata dan menyeluruh.
c. Fungsi stabilisasi (stabilization), maksudnya APBN/APBD sebagai pedoman segala tindakan penerimaan dan
pengeluaran keuangan negara/daerah sehingga terkendali dan teratur.
d. Fungsi regulasi (regulation), maskudnya APBN/APBD sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan
pengendali tingkat inflasi.
2. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah
Sumber pendapatan pemerintah pusat berasal dari penerimaan dalam negeri dan hibah.
Penerimaan dalam negeri, yaitu penerimaan yang sumbernya berasal dari kemampuan dalam negeri. Sumber
penerimaan dalam negeri terdiri atas dua sumber, yaitu penerimaan pajak dan penerimaan nonpajak.
Hibah merupakan penerimaan yang berasal dari hadiah luar negeri.
Adapun pengeluaran pemerintah dibedakan menjadi anggaran belanja pemerintah pusat dan anggaran
belanja pemerintah daerah.
Sumber-sumber penerimaan pemerintah daerah, yaitu sebagai berikut.
a. Pendapatan asli daerah, yaitu pendapatan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber yang ada dalam
wilayahnya sendiri. Misalnya, hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan pendapatan asli daerah lainnya.
b. Dana perimbangan, yaitu alokasi dana yang disetujui secara bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah. Misalnya, bagian daerah dari PBB, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, penerimaan
sumber daya alam, dan dana alokasi umum.
c. Pinjaman daerah, baik pinjaman dalam negeri maupun pinjaman luar negeri.
d. Penerimaan daerah lain-lain yang sah, misalnya hibah, dana darurat, dan penerimaan lain sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.Agar terjadi keseimbangan antara jumlah penerimaan dan jumlah
pengeluaran, pemerintah melaksanakan kebijakan fiskal, yaitu kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi
perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan dalam APBN. Jenis kebijakan fiskal, yaitu
pengaturan pengeluaran pemerintah dan pengenaan pajak.
B. Pajak
Pajak (tax) adalah iuran wajib rakyat/masyarakat kepada negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat paksakan
dengan tidak mendapat balas jasa (kontraprestasi) secara langsung, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, pajak memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Merupakan iuran wajib (dapat dipaksakan) pemerintah;
2. Dipungut berdasarkan undang-undang;
3. Tidak mendapat balas jasa (kontraprestasi) secara langsung;
4. Digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.
1. Asas Pemungutan Pajak
Asas pemungutan pajak, yaitu sebagai berikut.
a. Asas hukum (yuridis), yaitu pemungutan pajak harus jelas dan berdasarkan aturan atau Undang-Undang yang
berlaku.
b. Asas falsafah hukum, yaitu pemungutan pajak harus adil sesuai sesuai dengan Teori Daya Pikul (ability to
pay) yang dikemukakan Adam Smith atau disesuaikan dengan kemampuan wajib pajak.
c. Asas ekonomis, yaitu pemungutan pajak jangan sampai memberatkan wajib pajak.
d. Asas financial, yaitu pemungutan pajak harus memperhatikan efisiensi bahwa biaya pemungutan pajak lebih
rendah dari hasil pemungutan pajak.
e. Prinsip elastisitas, yaitu bahwa dalam penetapan pajak harus peka terhadap perubahan pendapatan yang
terjadi.
2. Prinsip Pemungutan Pajak
Prinsip pemungutan pajak, yaitu sebagai berikut.
a. Prinsip kesamaan (equality), maksudnya pemungutan pajak harus disesuaikan dengan kemampuan wajib
pajak.
b. Prinsip kepastian (certainty), maksudnya pemungutan pajak harus jelas, tegas, dan pasti sehingga dipahami
oleh wajib pajak.
c. Prinsip kelayakan (convenience), maksudnya pemungutan pajak tidak boleh memberatkan wajib pajak.
d. Prinsip ekonomi (economic), maksudnya pemungutan pajak harus memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.
3. Fungsi Pajak
Fungsi pajak, yaitu:
a. Fungsi bugeter (sumber utama kas negara);
b. Fungsi alokasi (sumber pembiayaan pembanguna);
c. Fungsi distribusi (alat pemerataan pendapatan);
d. Fungsi regulasi (alat pengatur kegiatan ekonomi).
4. Jenis-Jenis Pajak
a. Jenis pajak menurut sifatnya terdiri atas pajak langsung dan pajak tidak langsung. Pajak langsung, adalah
pajak yang dibebankan langsung kepada wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.
Misalnya, PBB, pajak penghasilan, dan pajak kekayaan. Adapun pajak tidak langsung adalah pajak beban
pemungutannya dapat dialihkan kepada orang lain. Misalnya, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan, dan
pajak ekspor/impor.
b. Jenis pajak menurut instansi yang memungutnya terdiri atas pajak pusat dan pajak daerah. Pajak pusat
contohnya PPh dan PPN. Adapun contoh pajak daerah pajak tontonan dan pajak kendaraan bermotor.
c. Jenis pajak menurut objek pajaknya terdiri atas objek pajak kejadian (bea masuk dan bea keluar), objek
pajak perbuatan (PPN), objek pajak keadaan (PPh dan PBB), dan objek pajak pemakaian (bea materai
dan cukai).
d. Jenis pajak menurut asalnya terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak luar negeri. Pajak dalam negeri
adalah pajak yang dipungut dari setiap warga negara yang tinggal di Indonesia. Adapun pajak luar negeri
adalah pajak yang dipungut dari orang-orang asing yang memiliki penghasilan di Indonesia.
e. Jenis pajak menurut subjek pajaknya terdiri atas pajak perorangan dan pajak badan usaha.
5. Tarif Pajak
Tarif pajak adalah dasar pengenaan besarnya pajak yang dibebankan kepada wajib pajak.
Pada umumnya tarif pajak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tarif pajak tunggal dan tarif pajak tidak tunggal.
a. Tarif pajak tunggal, yaitu tarif pajak yang hanya menggunakan satu macam tarif. Tarif pajak tunggal terdiri
atas tarif pajak tetap (tidak bergantung pada besar kecilnya objek pajak) dan tarif pajak proporsional
(menggunakan tarif persentase tetap berapa pun jumlah objek pajak).
b. Tarif pajak tidak tunggal, yaitu tarif pajak yang menggunakan lebih dari satu macam tarif. Tarif tidak tunggal
terdiri atas tarif pajak progersif dan tarif pajak degresif/regresif. Tarif pajak progresif, yaitu tarif pajak
yang apabila objek pajak semakin tinggi, tarif pajaknya semakin tinggi dan sebaliknya. Adapun tarif pajak
degresif/regresif, yaitu tarif pajak yang apabila objek pajaknya semakin tinggi, tarif pajaknya semakin turun,
dan sebaliknya.
6. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak yang pernah dilakukan di Indonesia, yaitu sebagai berikut.
a. Official assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang wewenang untuk menentukan besarnya
pajak terutang ada pada pemungut pajak (fiscus) dalam hal ini Dirjen Pajak.
b. Semi self assessment system dan with holding system. Semi self assessment system, yaitu sistem pemungutan
pajak yang wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak bersama-sama
dengan fiscus. Adapun with holding system, yaitu sistem pemungutan pajak yang wewenang untuk
menentukan besarnya pajak terutang bukan wajib pajak dan bukan pemungut pajak, tetapi pihak ketiga yang
ditunjuk.
c. Full self assessment system, yaitu sistem pemungutan pajak yang berhak menghitung dan menentukan
besarnya pajak terutang adalah wajib pajak itu sendiri.
7. Contoh Jenis Pajak Penting di Indonesia
a. Pajak Penghasilan/PPh (Undang-Undang No. 17 tahun 2000)
1) PPh Pasal 2:
Pada pasal ini diatur mengenai pajak yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan/jabatan, jasa, dan kegiatan.
2) PPh Pasal 22:
Pada pasal ini diatur mengenai pembayaran pajak penghasilan dalam satu tahun berjalan yang dipungut
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha
lainnya.
3) PPh Pasal 23:
Pada pasal ini diatur mengenai pajak yang dikenakan adalah pajak penghasilan yang dikenakan terhadap
wajib pajak dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) atas penghasilan yang berasal dari modal (dividen
atau bunga), penyerahan jasa (hadiah, royalti, atau imbalan), atau penyelenggaraan kegiatan lainnya (sewa)
selain yang telah dipotong pajak.
4) PPh Pasal 24:
Pada pasal ini diatur mengenai perhitungan besarnya pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar
negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan wajib pajak
luar negeri dalam tahun digabungkannya penghasilan luar negeri dan penghasilan dalam negeri (Indonesia)
5) PPh Pasal 25:
Pada pasal ini diatur mengenai perhitungan besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar wajib pajak dalam
tahun berjalan.
6) PPh Pasal 26:
Pada pasal ini diatur mengenai pemotongan atas penghasilan yang bersumber di Indonesia yang diterima
wajib pajak luar negeri (baik orang pribadi/badan usaha) selain Bentuk Usaha Tetap (BUT). Tarif pajak orang
pribadi dalam negeri, yaitu sebagai berikut.
No Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
.
1 Rp0,00 – Rp25.000.000,00 5%
2 Rp25.000.000,00 – Rp50.000.000,00 10%
3 Rp50.000.000,00 – Rp100.000.000,00 15%
4 Rp100.000.000,00 – Rp200.000.000,00 25%
5 Rp200.000.000,00 ke atas 35%
Tarif pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT), yaitu sebagai berikut.
No. Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
No Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
.
1 Rp0,00 – Rp50.000.000,00 10%
2 Rp50.000.000,00 – Rp100.000.000,00 15%
3 Rp100.000.000,00 ke atas 30%
Adapun ketentuan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), yaitu sebagai berikut.
1) Wajib pajak (bujangan) sebesar Rp2.880.000,00.
2) Istri atau suami (status kawin) Rp1.440.000,00.
3) Istri atau suami yang bekerja dan penghasilannya digabung Rp2.880.000,00.
4) Anak atau anggota keluarga seketurunan maksimal 3 orang @Rp1.440.000,00.
b. Pajak Pertambahan Nilai/PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah/PPnBM (UndangUndang No.
18 tahun 2000)
Tarif PPN adalah 10%, sedangkan tarif PPN atas ekspor barang kena pajak 0%. Adapun tarPPnBM yang
berlaku, yaitu 10%, 20%, 30%, 40%,50%, dan 75%.
a. Pajak Bumi dan Bangunan/PBB (Undang-Undang No.12 tahun 1994)
Besarnya objek pajak bangunan yang tidak kena pajak Rp8.000.000,00 dari nilai jual objek PBB. Adapun
tarif PBB, yaitu sebagai berikut:
1) tarif tanah dan bangunan 0,5% dari nilai jual;
2) Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) minimal 20% dan maksimal 100%.
b. Bea Materai (Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 2000)
Tarif bea materai yang berlaku, yaitu: 1) Untuk transaksi bernilai nominal Rp250.000,00 Sampai
dengan Rp1.000.000,00, Tarif bea materainya Rp 3.000,00; 2) Untuk transaksi bernilai nominal di atas
Rp1.000.000,00 Tarif bea materain Rp 6.000,00.

Contoh Soal:
1. Kebijakan pemerintah dalam memengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluar dan penerimaan dalam
APBN disebut kebijakan ….
a. politik b. moneter c. fiskal d. ekonomi e. deregulasi
2. Diketahui Penghasilan Kena Pajak (PKP) Bapak Irfan Rp200.000.000,00 setahun, besarnya PBapak Irfan yang
harus dibayar per bulan, yaitu ….
a. Rp2.200.000,00 b. Rp2.100.000,00 c. Rp2.150.000,00 d. Rp2.187.000,0 e. Rp2.187.500,00
3. PT Usaha Makmur Sentosa memiliki PKP sebesar Rp500.000.000,00 per tahun. Pajak penghasilan yang harus
dibayar PT Usaha Makmur Sentosa, yaitu ….
a. Rp220.200.000,00 b. Rp210.100.000,00c. Rp120.150.000,00 d. Rp132.500.000,00 e. Rp132.187.500,00
4. Ibu Rosita memiliki tanah seluas 200m2 dengan harga jual Rp550.000,00 per m2 dan bangunan seluas 100m2
dengan harga jual Rp600.000,00 per m2. Besarnya PBB terutang yang harus dibayar Ibu Rosita, yaitu ….
a. Rp152. 000,00 b. Rp132.500,00 c. Rp142.500,00 d. Rp152.500,00 e. Rp162.500,00
5. Raka membeli televisi untuk kantor tempat ia bekerja. Ia membubuhkan materai Rp 6.000,00 di kuitansi
pembayarannya. Harga televisi yang dibeli Raka, yaitu ….
a. Rp350.000,00 b. Rp1.225.000,00 c. Rp975.000,00 d. Rp250.000,00 e. Rp775.000,00
KELAS XI. IPS
SEMESTER GASAL TP. 2017/2018

DIUSUSUN OLEH :

PURNAMASIDI, SE

MA. AL-BAQIYATUSSHALIHAT NW SANTONG


JL. RAYA SANTONG KEC. KAYANGAN KABUPATEN LOMBOK UTARA

PROPINSI NUSATENGGARA BARAT

Anda mungkin juga menyukai