Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR II

“ALKALOSIS RESPIRATORIK DAN ALKALOSIS


METABOLIC”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. DITA AMALIA YULIANTI (P17250201008)


2. ANISA WIDIASTUTI (P17250201014)
3. NABILA SUKMANADEWI (P17250201015)
4. FARIDHA (P17250201023)
5. PUTRI NUR HIDAYATUL ILMI (P17250201024)
6. VESHIA EZARA FLAVIA HERROS (P17250201025)
7. FERRA RISA AULIYA ZULFA (P17250203028)

PRODI D-III KEPERAWATAN PONOROGO


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Allah SWT, karena atas berkat rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tepat waktu. Penulisan makalah yang
berjudul “Alkalosis Respiratorik Dan Alkalosis Metabolic” ini dalam rangka pemenuhan
tugas mata kuliah Keperawatan Dasar II.
Kami menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
semua kritik dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati demi perbaikan
makalah lebih lanjut.
Tulisan ini dapat sepenuhnya diselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penuls
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak. Akhirnya, semoga tulisan yang
jauh dari kata sempurna ini ada manfaatnya.

Ponorogo, 01 Febuari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................4
A. Latar Belakang ..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan................................................................................................................5
D. Manfaat..............................................................................................................5

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................6


A. Pengertian alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.................................6
B. Tanda – tanda kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.............6
C. Faktor Penyebab kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.........7
D. Patofisiologi kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic...............7
E. Penatalaksanaan kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.........8
F. Pemeriksaan Penunjang kelainan alkalosis.......................................................8

BAB III. PENUTUP..........................................................................................................10


A. Kesimpulan........................................................................................................10
B. Saran..................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hidrogen yang
diproduksi setara dengan konsentrasi ion hidrogen yang dikeluarkan oleh sel. Terdapat 2
kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau alkalosis. Alkalosis
adalah suatu keadaan pada saat darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu
sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah. Alkalosis
dikelompokkan menjadi metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab
utamanya.
alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam pembentukan dan
pembuangan asam atau basa oleh ginjal alkalosis metabolik dapat terjadi bila kehilangan
natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak mempengaruhi kemampuan ginjal dalam
mengendalikan keseimbangan asam basa darah.Sedangkan alkalosis respiratorik terutam
disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan,alkalosis respiratorik dapat
membuat penderita merasa cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan
wajah. Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan
kesadaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan diatas maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic?
2. Apa tanda-tanda kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic?
3. Apa faktor penyebab dari kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic?
4. Apa patofisiologi dari kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang dari kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis
metabolic?

4
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang dapat dicapai dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.
2. Mengetahui tanda-tanda kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.
3. Mengetahui faktor penyebab dari kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.
4. Mengetahui patofisiologi dari kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.
5. Mengetahui penatalaksanaan dari kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.
6. Mengetahui apa saja pemeriksaan kelainan alkalosis respiratorik dan alkalosis metabolic.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis :
Hasil penyusunan ini diharapkan dapat sebagai referensi dalam ilmu keperawatan yang
dapat menambah dan memperkaya ilmu keperawatan.
2. Manfaat Praktis dan aplikasi :
Sebagai informasi penyedia layanan kesehatan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah. Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang
menyebabkan terlalu banyaknya jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran
darah.

2. Alkalosis Metabolik
Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan
terlalu banyak asam.

B. TANDA – TANDA
1. Alkaliosis Respiratorik
a. Pasien sering menguap
b. Nafas cepat dan dalam
c. Kepala terasa ringan
d. Parestesi (kesemutan) sekitar mulut
e. Kesemutan dan terasa kebas dijari tangan dan kaki
f. Apabila alkalosisnya sudah cukup parah dapat timbul kelelahan kronis, berdebar
debar, cemas, mulut terasa kering, tidak bisa tidur.
g. Telapak tangan dan kaki teraba dingin dan lembab
h. Ketegangan emosi
i. Gangguan konsentrasi, kekacauan mental

2. Alkaliosis Metabolik
Tanda pada alkaliosis metabolic yaitu iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut
dan kejang otot atau tanpa gejala sama sekali. Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat
terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan

C. FAKTOR PENYEBAB
1. Alkaliosis Respiratorik
Penyebab dasarnya adalah hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2
tubuh menurun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan

6
meretensi H+ oleh ginjal agar absorpsi HCO3- berkurang. Penyebab hiperventilasi
yang sering ditemukan adalah kecemasan.

Penyebab lainnya :
a. Rangsangan pusat pernafasan :
- Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stress emosional (penyebab
tersering)
- Keadaan hipermetabolik : demam, tirotoksikosis gangguan CNS
- Cedera kepala atau gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, intoksikasi
salisilat (awal)
b. Hipoksia
c. Pneumoni, asma, edema paru
d. Fibrosis paru
e. Overdosis aspirin

2. Alkaliosis Metabolik
a. Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
b. Kehilangan asam karena muntah atau pengosongan lambung
c. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid)
D. PATOFISIOLOGI
1. Alkalosis Respiratorik
Pada keadaan hiperventilasi seperti saat mengalami stress,maka terjadi
pengeluaran CO2 yang berlebihan sehingga kadar ion H+ dalam darah menurun dan
hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan pH. Pada keadaan inilah yang akan
meyebabkan terjadinya alkalosis respiratorik.

Hipoksia adalah penyebab lazim terjadinya hiperventilasi.hiperventilasi kronis


terjadi sebagai respon penyesuain terhadap ketinggian (tekanan oksigen lingkungan
yang rendah ).alkalosis respiratorik juga dapat disebabkan oleh factor iatrogenic
akibat fentilasi mekanis dengan fentilator siklus volume atau tekanan. Alkalosis
respiratorik sering terjadi pada sepsis gram negative dan serosis hati.hiper pnea pada
latihan fisik yang berat kadang juga dapat menimbulkan alkalosis respiratorik untuk
semantara

Alkalosis akut juga merangsang pembentukan asam laktat dan piruvat didalam sel
dan membantu pelepasan H+ lebih banyak kedalam cairan ekstra sel (ECF). Bafer
ekstra sel oleh protein plasma hanya sedikit menurunkan HCO3- plasma. Efek
mekanisme bafer ECF dan ICF sedikit menurunkan HCO3_ plasma.apabila
hipokapnia tetap berlangsung,maka penyesuain ginjal mengakibatkan lebih banyak
HCO3- plasma yang berkurang. Terjadi hambatan reabrsobsi tubulus ginjal dan

7
pembentukan HCO3- baru.kompensasi pada alkalosis respiratorik kronik jauh lebih
sempurna dibandikangkan pada keadaan akut.pada keadaan akut,penurunan kadar
HCO3- plasma diperkirakan sebesar 2mEq/L untuk setiap penurunan PCO2 sebesar
10mmHg.

2. Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik adalah suatu keadaan dimana darah dalam keadaan basa
karena tingginya kadar bikarbonat. Alkalosis metabolik diakibatkan dari kehilangan
ion hidrogen atau penambahan basa pada cairan tubuh. Ini didefinisikan sebagai
gangguan yang mengakibatkan peningkatan primer, bukan peningkatan sekunder
HCO3- plasma. Bikarbonat plasma meningkat sampai diatas 26 mEq/L, dan pH darah
arteri meningkat di atas 7,45. Peningkatan sekunder pada HCO3- plasma sering
terlihat pada asidosis respiratori kronis sebagai kompensasi untuk mempertahankan
pH pada atau kira-kira nilai normal (Tambayong, 1999).

E. PENATALAKSANAAN
1. Alkalosis Respiratorik
Alkalosis yang disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan member terapi
oksigen. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panik diatasi dengan
menenangkan pasien atau memberikan pernafasan menggunakan system air
rebreathing. Aspirin (asam asetilsalisilat) langsung merangsang pusat pernapasan.
Ketika overdosis terjadi, peningkatan ventilasi dan penurunan PaCO2 dan hasilnya
adalah alkalosis pernapasan. Langkah pertama dalam terapi adalah mengatasi
asidemia sistemik dan membasakan urin pH.

2. Alkaliosis Metabolik
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit
(natrium dan kalium). Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara
intravena.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Alkaliosis Respiratorik
a. Pemeriksaan saturasi oksigen
Pemeriksaan saturasi oksigen perlu dilakukan untuk mengetahui kadar oksigen
dalam tubuh. Untuk mengetahuinya diperlukan peralatan yaitu pulse oximetry.
b. Pemeriksaan laboratorium
Analisa gas darah adalah suatu pemeriksaan daya serap / interaksi darah dengan
gas yang dihirup lewat pernafasan. sampel darah diambil langsung dari arteri.

8
2. Alkaliosis Metabolik
a. Tes darah, yang meliputi tes elektrolit dan analisa gas (oksigen dan
karbondioksida) dalam darah arteri. Kedua tes tersebut dilakukan guna
mengetahui alkalosis yang terjadi merupakan alkalosis respiratorik atau
metabolik.
b. Tes urine atau urinalisis. Tes dengan mengambil sampel urine ini dilakukan
untuk memeriksa kadar elektrolit dan pH urine.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena
pernafasan yang cepat dan dalam, sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah. Sedangkan Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana
darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.

Tanda-tanda dalam Alkalosis Respiratorik yaitu Pasien yang sering menguap,


nafas cepat dan dalam, kepala terasa ringan, parestesi (kesemutan) sekitar mulut,
kesemutan dan terasa kebas dijari tangan dan kaki, apabila alkalosisnya sudah cukup
parah dapat timbul kelelahan kronis, berdebar debar, cemas, mulut terasa kering, tidak
bisa tidur, telapak tangan dan kaki teraba dingin dan lembab, ketegangan emosi,
gangguan konsentrasi dan kekacauan mental. Sedangkan tanda-tanda pada Alkalosis
Metabolik yaitu Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat), kehilangan
asam karena muntah atau pengosongan lambung, kelenjar adrenal yang terlalu aktif.

Faktor penyebab Alkalosis Respiratorik pada dasarnya adalah hiperventilasi. Dan


penyebab lainnya seperti rangsangan pusat pernapasan, hipoksia, pnunomi, asma, adema
paru, fibrosis paru dan overdasis aspirin. Dan faktor penyebab Alkaliosis Metabolik
adalah penggunaan diuretik, kehilangan asam karena muntah dan kelenjar adrenal yang
terlalu aktif.

Pada keadaan hiperventilasi seperti saat mengalami stress,maka terjadi


pengeluaran CO2 yang berlebihan sehingga kadar ion H+ dalam darah menurun dan hal
ini menyebabkan terjadinya peningkatan pH. Pada keadaan inilah yang akan meyebabkan
terjadinya alkalosis respiratorik. Alkalosis akut juga merangsang pembentukan asam
laktat dan piruvat didalam sel dan membantu pelepasan H+ lebih banyak kedalam cairan
ekstra sel (ECF).

Alkalosis metabolik diakibatkan dari kehilangan ion hidrogen atau penambahan


basa pada cairan tubuh. Ini didefinisikan sebagai gangguan yang mengakibatkan

10
peningkatan primer, bukan peningkatan sekunder HCO3- plasma. Bikarbonat plasma
meningkat sampai diatas 26 mEq/L, dan pH darah arteri meningkat di atas 7,45.

Alkalosis yang disebabkan oleh hipoksemia diatasi dengan member terapi


oksigen. Alkalosis respiratorik yang disebabkan oleh serangan panik diatasi dengan
menenangkan pasien atau memberikan pernafasan menggunakan system air rebreathing.
Biasanya alkalosis metabolik diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan
kalium). Pada kasus yang berat, diberikan amonium klorida secara intravena.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah yang ditulis diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca yang positif dan membangun, guna penyusunan makalah kami
berikutnya agar dapat tersusun lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Horne, M. M & Swearingen,P. L. (2000). Keseimbangan cairan, elektrolit, & Asam


Basa. (ed. 2). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Mangku G, Senapathi TGA. Buku ajar ilmu anestesia dan reanimasi. Jakarta: PT.Indeks
2010

Putu Aksa Viswanatha, dr. Kadek Agus Heryana Putra,SpAn. 2017.

KESEIMBANGAN ASAM BASA. BAGIAN/SMF ILMU ANESTESIA DAN TERAPI


INTESIF FK UNUD/RSUP SANGLA.

Selva juwita, diya triutami. 2013. KARYA TULIS ILMIAH TINJAUAN KEPUSTAKAAN
ALKALOSIS RESPIRATORIK. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
BAITURRAHMAH PADANG.

KELAS B FSO 3. 2014. MAKALAH FARMAKOTERAPI SISTEM ORGAN III


“ALKALOSIS” PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

12

Anda mungkin juga menyukai