Anda di halaman 1dari 37

BAB V

RENCANA INTERVENSI

5.1 Identifikasi Masalah


Masalah adalah adanya suatu kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang didapat
dengan harapan yang diinginkan.Sebelum dilakukan analisa masalah yang terjadi di Jorong
Koto Kaciak, Nagari Koto Kaciak Kecamatan Tanjung Raya terlebih dahulu dilakukan
identifikasi masalah.
Hasil kajian pada penelitian ini secara umum menunjukkan bahwa masalah gizi dan
kesehatan masyarakat di Jorong Koto Kaciak, Nagari Koto Kaciak Kecamatan Tanjung Raya
masih perlu mendapatkan perhatian. Hal ini ditandai dengan masalah masih tingginya
prevalensi kejadian status gizi kurang, status gizi pendek dan kurus.Pada penelitian ini,
identifikasi masalah di dasarkan pada variabel status gizi konsumsi.

1
Tabel 5.1
Identifikasi Masalah di Jorong Koto Kaciak Nagari Koto Kaciak Kecamatan tanjung
Raya Kabupaten Agam

No Variabel Masalah Gizi


Indikator N %
1 Status Gizi Prevalensi balita gizi kurang (BB/U) 10 18,8
Prevalensi balita pendek (TB/U) 15 28,3
Prevalensi balita kurus (BB/TB) 2 3,7
2. Asupan Energi Asupan energi tidak sesuai kebutuhan 22 41,5
3. Asupan Protein Asupan protein tidak sesuai kebutuhan 2 3,7
4. Asupan Lemak Asupan lemak tidak sesuai kebutuhan 31 58,4
5. Asupan Asupan karbohidrat tidak sesuai kebutuhan 28 52,8
Karbohidrat
6. Penyakit Infeksi Balita pernah terinfeksi 9 16,9
7. Ketersediaan Ketersediaan pangan di rumah keluarga balita 2 3,7
Pangan yang agak sulit
8. Pola Asuh Pola asuh kesehatan kurang baik 53 100
Kesehatan
9. Pola Asuh Makan Pola Asuh ibu yang rendah 53 100
Ibu
10. Pelayanan Balita yang tibak baik menggunakan 29 54,7
Kesehatan pelayanan kesehatan dengan baik
11. Pengetahuan Ibu Tingkat Pengetahuan Ibu yang Rendah 10 18,8
12. Sanitasi Sanitasi kelurga balita yang kurang 14 26,4
13. Tingkat Ekonomi Tingkat ekonomi miskin 38 71,6

5.1 Prioritas Masalah


Adapun prioritas masalah berdasarkan masalah-masalah yang terjadi di Jorong Koto
Kaciak Nagari Koto Kaciak Kecamatan Tanjung Raya Kabupaten Agam.

2
Tabel 5.1
Prioritas Masalah Gizi di Jorong Koto Kaciak Nagari Koto Kaciak Kecamatan
Tanjung Raya Kabupaten Agam

Masalah Pembobotan Total %


Variabel Indicator % Berat Kemudahan
Masalah Sumber Faktor
Penanggu
Daya Resiko
langan
Status Prevalensi 1,9 1 4 4 4 13 65
Gizi Balita Gizi
Buruk
(BB/U)
Prevalensi 18,9 5 3 4 4 16 80
Balita Gizi
Kurang
(BB/U)
Prevalensi 7,5 1 5 4 4 13 65
Balita
Sangat
Pendek
(TB/U)

Prevalensi 3,8 2 4 4 4 14 70
Balita
Kurus
(BB/TB)
Penyakit Balita yang 35 5 4 5 5 19 95
infeksi terkena
penyakit
infeksi
Pelayanan Pelayanan 54,7 3 3 4 3 13 65
Kesehatan kesehatan
yang tidak
baik
Ketersedia Ketersediaa 3,8 4 4 4 3 15 75
an Pangan n pangan

3
yang agak
sulit
Pola asuh Pola asuh 100 4 2 2 4 12 60
makan ibu yang
rendah
Pola asuh Pola asuh 100
kesehatan kesehatan 4 3 3 4 14 70
yang kurang
baik
Pengetahu Pengetahua 18,9 4 4 4 5 17 85
an ibu n ibu yang
rendah
Sanitasi Sanitasi 26,4 4 3 5 3 15 75
yang kurang

Tingkat Tingkat 71,7 3 4 4 3 14 70


ekonomi ekonpmi
yang miskin
Asupan 69,8 4 3 4 2 13 65
energi tidak
sesuai
dengan
kebutuhan
Asupan 90,6 4 3 4 2 13 65
protein
tidak sesuai
dengan
kebutuhan
Asupan 89 4 3 4 2 13 65
Asupan
lemak tidak
sesuai
kebutuhan
Asupan 81,1 4 3 4 2 13 65
karbohidrat
tidak sesuai
dengan

4
kebutuhan

Berdasarkan pembobotan diketahui bahwa persentase variabel yang paling dominan


bermasalah adalah

Tabel 5.2
Pembobotan Masalah

% %
No Variabel Besar Pembobotan
Masalah Masalah
1 Prevalensi balita gizi buruk (BB/U) 1,9 65
2 Prevalensi balita gizi kurang (BB/U) 18,9 85
3 Prevalensi balita gizi sangat pendek 7,5 65
(BB/TB)
4 Prevalensi balita kurus (BB/TB) 3,8 70
5 Balita pernah terinfeksi 35 95

5
6 Balita yang kurang menggunakan 100 65
pelayanan kesehatan dengan baik
7 Pengtahuan ibu kurang baik 18,9 75
8 Pola asuh makan kurang baik 10 60
9 Sanitasi 26,4 75
10 Ekonomi yang miskin 71,7 70
11 Asupan energi yang tidak sesuai 69,8 65
kebutuhan
12 Asupan protein yang tidak sesuai 90,6 65
kebutuhan
13 Asupan lemak yang tidak sesuai 89 65
kebutuhan
14 Asupan karbohidrat yang tidak sesuai 81,1 65
kebutuhan
15 Ketersediaan pangan dirumah keluarga 3,8 75
balita yang tidak baik

6
5.2 Alternatif Penyebab Masalah
Berdasarkan prioritas masalah yang telah dilakukan, alternatif penyebab masalah
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.2
Alternatif Penyebab Masalah Gizi

No Variabel Alternatif Penyebab masalah


1 Prevalensi balita gizi kurang (BB/U) - Pola makan atau asupan gizi
yang kurang
- Faktor ekonomi rendah
- Sanitasi lingkungan
- Pelayanan kesehatan kurang
memadai
- Ketersediaan pangan kurang
- Pengetahuan ibu kurang
- Pola asuh balita kurang
- Penyakit infeksi
2. Prevalensi balita kurus (BB/TB) - Pola asuh balita kurang
- Kurang asupan sumber protein
dan kalsium
- Ketersediaan pangan kurang
- Pengetahuan ibu kurang
3. Balita pernah terinfeksi - Sanitasi lingkungan
- Pengetahuan ibu
- Pola asuh kesehatan
4. Pengetahuan Ibu Kurang Baik - Tingkat pendidikan ibu yang
rendah
- Kurangnya terpaparnya
informasi
5. Sanitasi - Pola asuh balita kurang
- Ketersediaan pangan kurang
- Pengetahuan ibu kurang
- Tingkat ekonomi yang rendah
6 Ekonomi yang miskin - Tingkat pendidikan yang rendah
- Pendapatan keluarga rendah
7 Ketersediaan pangan dirumah keluarga - Tingkat ekonomiyang rendah

7
balita yang tidak baik
5.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan penyebab masalah di atas, dapat disimpulkan alternatif pemecahan
masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

Tabel 5.3
Alternatif Pemecahan Masalah Gizi

Alternatif pemecahan
No Variabel Penyebab masalah
masalah
1 Prevalensi balita gizi - Pola makan atau asupan gizi Konsumsi zat gizi kurang :
kurang (BB/U) yang kurang - Memberikan
- Faktor ekonomi rendah penyuluhan tentang
- Sanitasi lingkungan pentingnya
- Pelayanan kesehatan kurang konsumsi makanan
memadai bagi balita
- Ketersediaan pangan kurang - Mengadakan
- Pengetahuan ibu kurang pameran gizi
- Pola asuh balita kurang tentang gizi
- Penyakit infeksi seimbang untuk
balita dan bahan
makanan sumber zat
gizi
- Demo memasak
makanan untuk
balita
Faktor Ekonomi dan
pendapatan
- Memberikan
pengetahuan tentang
cara meningkatkan
kualitas ekonomi
keluarga
- Memberikan

8
alternative pada
masyarakat dengan
menggunakan
sumber pangan
sekitar yang ada
untuk meningkatkan
status ekonomi
masyarakat
- Memberikan contoh
inovasi pemanfaatan
pangan supaya
memancing
produktivitas
masyarakat guna
meingkatkan status
ekonomi.
Sanitasi Lingkungan
- Melakukan kegiatan
gotong royong
bersama masyarakat
guna menciptakan
lingkungan yang
bersih dan sehat
- Membuat gerakan
masyarakat guna
menumbuhkan
semangat
masyarakat guna
sadari kesehatan
sanitasi (cuci tangan
pakai sabun,
program 5 M, dll)
Ketersediaan pangan
kurang :
9
- Memberikan
penyuluhan tentang
ketersediaan pangan
yang baik, dan cara
pemanfaatan
pekarangan rumah
guna memenuhi
kebutuhan zat gizi.
Pengetahuan ibu kurang :
- Mengadakan cerdas
cermat tentang
asupan zat gizi yang
baik bagi balita.
Pola asuh balita kurang :
- Memberikan
penyuluhan tentang
pola asuh yang baik
untuk balita.
- Memberikan
penyuluhan tentang
pola asuh yang baik
untuk balita.
Penyakit infeksi :
- Memberikan
penyuluhan tentang
penyakit infeksi dan
dampaknya pada
balita.
2. Prevalensi balita - Pola asuh balita kurang Pola asuh balita kurang :
kurus (BB/TB) - Kurang asupan sumber protein - Memberikan
dan kalsium penyuluhan tentang
- Ketersediaan pangan kurang pola asuh yang baik
- Pengetahuan ibu kurang untuk balita.
- Memberikan

10
penyuluhan tentang
pola asuh yang baik
untuk balita
Konsumsi zat gizi kurang :
- Memberikan
penyuluhan tentang
pentingnya
konsumsi makanan
bagi balita
- Mengadakan
pameran gizi
tentang gizi
seimbang untuk
balita dan bahan
makanan sumber zat
gizi
- Demo memasak
makanan untuk
balita
Ketersediaan pangan
kurang :
- Memberikan
penyuluhan tentang
ketersediaan pangan
yang baik, dan cara
pemanfaatan
pekarangan rumah
guna memenuhi
kebutuhan zat gizi
Pengetahuan ibu kurang :
- Mengadakan
rangking 1 tentang
asupan zat gizi yang
baik bagi balita.
11
3. Balita pernah - Sanitasi lingkungan Sanitasi Lingkungan
terinfeksi - Pengetahuan ibu - Melakukan kegiatan
- Pola asuh kesehatan gotong royong
bersama masyarakat
guna menciptakan
lingkungan yang
bersih dan sehat
- Membuat gerakan
masyarakat guna
menumbuhkan
semangat
masyarakat guna
sadari kesehatan
sanitasi (cuci tangan
pakai sabun,
program 5 M, dll)
Pola asuh kesehatan :
- Memberikan
penyuluhan tentang
pentingnya pola
asuh kesehatan
4. Pengetahuan Ibu - Tingkat pendidikan ibu yang Pendidikan ibu yang rendah
Kurang Baik rendah :
- Kurangnya terpaparnya Mengadakan rangking 1
informasi tentang asupan zat gizi
yang baik bagi balita
5. Sanitasi - Pola asuh balita kurang Pola asuh balita kurang :
- Ketersediaan pangan kurang - Memberikan
- Pengetahuan ibu kurang penyuluhan tentang
- Tingkat ekonomi yang rendah pola asuh yang baik
untuk balita.
6 Ekonomi yang - Tingkat pendidikan yang rendah Pendidikan yang rendah :
miskin - Tingakat ekonomi rendah - Memberikan
penyuluhan

12
mengenai
pemanfaatan
potensi pangan
lokal
Tingkat ekonomi yang
rendah :
- Memberikan
penyuluhan potensi
pangan lokal
7 Ketersediaan pangan - Tingkat ekonomi yang rendah Tingkat ekonomi yang
dirumah keluarga rendah :
balita yang tidak - Memberikan penyuluhan
baik potensi pangan lokal

5.1 Prioritas Alternatif Intervensi Masalah Gizi

Beradasarkan alternatif intervensi masalah yang ada, maka dibuatlah prioritas


alternatif intervensi masalah gizi pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.4
Prioritas Alternatif Intervensi Masalah Gizi

Masalah Pembobotan Total


Variabel Alternatif Intervensi Kemudahan Sumber Bobot

13
Penyelenggaraan Daya
Pola asuh Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang 3 3 6
balita pola asuh balita yang baik

Ketersediaan Memberikan penyuluhan tentang 4 4 8


pangan kurang ketersediaan pangan yang baik,dan cara
pemanfaatan hasil pangan yang pekarangan
rumah guna untuk memenuhi kebutuhan zat
gizi
Pengetahuan Mengadakan ranking 1 tentang asupan zat 3 4 7
ibu kurang gizi yang baik bagi balita.

Penyakit Memberikan penyuluhan tentang penyakit 4 4 8


infeksi infeksi dan dampaknya pada balita.
Tingkat penyuluhan cara pemilihan bahan makanan 4 4 8
ekonomi yang bergizi dan ekonomis
rendah
- Memberikan penyuluhan tentang 5 5 10
pentingnya konsumsi makanan
bergizi seimbang untuk balita
5 4 9
Konsumsi zat - Mengadakan pameran gizi tentang
gizi kurang gizi seimbang untuk balita dan
bahan makanan lokal sumber zat gizi
4 4 8
- Demo memasak makanan gizi
seimbang untuk balita

Berdasarkan pembobotan diketahui bahwa persentase alternatif intervensi yang paling


dominan adalah :

Tabel 5.5
Pembobotan Alternatif Intervensi

Total
No Variabel Pembobotan
Masalah

14
1. Memberikan penyuluhan tentang pola asuh
6
yang baik bagi balita
2 Memberikan penyuluhan tentang
ketersediaan pangan yang baik, dan cara
7
pemanfaatanhasil pangan di pekarangan
rumah guna memenuhi kebutuhan zat gizi
3. Mengadakan ranking 1 tentang asupan zat
gizi yang baik bagi balita. 7

4. Memberikan penyuluhan tentang penyakit


8
infeksi dan dampaknya pada balita.
5. Memberikan penyuluhan cara pemilihan
8
bahan makanan yang bergizi dan ekonomis
6. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya
10
konsumsi makanan bergizi seimbang bagi
balita
7. Demo memasak makanan gizi seimbang
8
untuk balita
8. Mengadakan pameran gizi tentang gizi
seimbang untuk balita dan bahan makanan 9
lokal sumber zat gizi

15
5.4 POA Program Intervensi Gizi
Adapun planning of action (POA) yang dapat dilakukan seperti pada tabel di bawah ini.

PROGRAM INTERVENSI KEGIATAN: PENYULUHAN GIZI, CERDAS CERMAT, PAMERAN, DAN ASUHAN GIZI
KELUARGA BINAAN

Tabel 5.6
Poa Program Intervensi Gizi

No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Tempat Biaya P. Jawab


1. Musyawarah Tujuan : Masyarakat mengetahui program yang Masyarakat Minggu Mesjid Rp. Mahasiswa
dengan kan dilaksanakan oleh mahasiswa jorong pertama 100.000 Kader
masyarakat Tujuan khusus : pelaksanaan
jorong  Mahasiswa dapat melakukan PIGM
pendekatan dan perkenalan dengan
masyarakat jorong.
 Masyarakat mengetahui program
intervensi masalah gizi yang akan
dilaksanakan

2. Penyuluhan Tujuan Umum : untuk meningkatkan Ibu balita Minggu Posyandu/ Rp. 90.000 Mahasiswa,
tentang asupan pengetahuan ibu tentang asupan balita pertama Mesjid Bidan

16
balita Tujuan Khusus : pelaksanaan
 Ibu mengetahui asupan yang baik bagi PIGM
balita
 Ibu mengetahui pemilihan bahan
makanan yang baik untuk balita

3. Pelatihan Kader Tujuan Umum : setelah selesai mengikuti Minggu Posyandu Rp. 50. Mahasiswa
pelatihan kader posyandu, diharapkan para Kader pertama 000 PIGM
kader posyandu dapat mengelola dan Posyandu pelaksanaan
melaksanakan lima kegiatan di posyandu PKL
dengan baik.
Tujuan Khusus :
setelah selesai mengikuti pelatihan kader
posyandu, diharapkan para kader posyandu
dapat :
 Memahami tugas-tugas kader posyandu
dalam menangani posyandu.
 Mengerjakan pengisian dan membaca
kartu menuju sehat
 Melakukan penyuluhan
 Melakukan pencatatan kegiatan
posyandu

17
 Melakukan penilaian masalah sasaran
posyandu
 Memahami metode dan media diskusi
serta sikap pemandu yang baik
 Menggerakkan masyarakat
 Melakukan upaya peningkatan gizi
keluarga
 Melaksanakan lima kegiatan di
posyandu.
4. Mengadakan Tujuan umum : meningkatkan pengetahuan Ibu dan Minggu ke Posyandu/ Rp. 200. Mahasiswa
pameran gizi masyarakat jorong tentang gizi seimbang masyarakat dua 000 dan Kader
tentang Gizi Tujuan Khusus : jorong pelaksanaan
seimbang  Masyarakat jorong terutama ibu balita PIGM
mengetahui tentang gizi seimbang

5. Mengadakan Tujuan Umum : Untuk meningkatkan Ibu balita Minggu Posyandu/ Rp. 50.000 Mahasiswa,
penyuluhan pengetahuan ibu tentang pelayanan kesehatan kedua Paud kader
tentang yang baik untuk balita pelaksanaan
pelayanan Tujuan Khusus : PKL
kesehatan  Ibu mengetahui pelyanan kesehatan yang
baik untuk balita
 Ibu mengetahui dampak pelayanan
kesehatan yang kurang baik untuk balita.

18
6. Penyuluhan Tujuan Umum : Untuk meningkatkan Ibu balita Minggu ke Posyandu/ Rp. 50. Mahasiswa
tentang pola pengetahuan ibu tentang pola asuh pada balita dan 3 PAUD 000 ,Kader
asuh balita Tujuan Khusus : keluarga pelaksanaan
 Ibu mengetahui pola asuh yang baik balita serta PIGM
pada balita balita
 Ibu mengetahui damapk pola asuh yang
kurang baik pada balita
7. Mengadakan Tujuan umum : untuk meningkatkan Ibu balita Minggu ke Kantor Rp. Mahasiswa
pameran tentang pengetahuan ibu tentang tentang pangan serta 3 Wali 75.000
pangan serta olahan pangan yang baik untuk balita Nagari
olahan pangan Tujuan Khusus :
lokal  Ibu mengetahui tentang bahan pangan
dan olahan pangan lokal
 Ibu dapat memanfaatkan bahanpangan
lokal

8. Asuhan gizi Tujuan umum : Mmantau perkembangan status Ibu balita Minggu tiga Rumah Rp. 75.000 Mahasiswa
keluarga binaan gizi balita keluarga dan bidan
Tujuan khusus : binaan desa
 Memantau asupan gizi pada balita
 Tercapainya status gizi optimal pada
balita yang status gizi kurang

19
20
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan oleh peneliti, dapat
disimpulkan bahwa:

1. Distribusi Frekuensi Balita berdasarkan Kategori BB/U1,9% dengan kategori gizi buruk,
sebanyak 18,9% dengan kategori gizi kurang, sebanyak 79,2% dengan kategori gizi baik,
dan tidak ada balita dengan kategori gizi lebih.
2. Distribusi frekuensi Balita berdasarkan kategori TB/U 7,5% dengan kategori sangat
pendek, 28,3% dengan kategori pendek, dan 64,2% dengan kategori normal dan tidak ada
balita yang tinggi
3. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Status Gizi BB/TB 0% dengan kategori sangat
kurus, 3,8% dengan kategori kurus, 96,2% dengan kategori normal, dan 0% dengan
kategori gemuk
4. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Status Gizi IMT/U 1,9% dengan kategori sangat
kurus, 3,8% dengan kategori kurus, 79,2% dengankategori normal, dan 15,1% dengan
kategori gemuk
5. Distribusi Frekuensi Balita berdasarkan Kategori Penyakit Infeksi diperoleh sebanyak
35,9% dengan kategori tidak ada penyakit infeksi sebanyak 64,1%
6. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Pola Asuh makan100% dengan kategori pola
asuh rendah dan sebanyak 0% dengan kategori pola asuh tinggi
7. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Ketersediaan Pangan 3,8% dengan kategori
ketersediaan pangan agak sulit dan sebanyak 96,2% dengan kategori ketersediaan pangan
tidak sulit
8. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Tingkat ekonomi 71,7 % dengan kategori tingkat
ekonomi miskin dan 28,3% dengan kategori tingkat ekonomi kaya
9. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan pelayanan kesehatan 54,7% dengan kategori
pelayanan kesehatan tidak baik dan sebanyak 45,3% dengan kategori pelayanan
kesehatan baik

21
10. Distribusi Frekuensi Balita Berdasarkan Sanitasi 26,4% dengan kategori sanitasi tidak
baik dan sebanyak 73,6% dengan sanitasi baik
11. Distribusi pola asuh kesehatan 100% dengan kategori kurang baik,dan 0% dengan
kategori baik
12. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu 18,9% dengan kategori rendah, dan sebanyak 34%
dengan kategori sedang , dan sebanyak 47,2% dengan kategori tinggi
13. Distribusi frekuensi pengetahuan anak sekolah 1,9% dengan kategori rendah,7,5 %
dengan kategori sedang,13,2 % dengan kategori baik untuk 12 anak sekolah dari total 53
balita
14. Distribusi frekuensi pengetahuan remaja putri 5,7% dengan kategori rendah,1,9%dengan
kategori sedang dan baik
15. Distribusi frekuensi ibu hami dengan 1,9% kategori sedang dan 1,9 dengan kategori baik
16. Distribusi frekuensi lansia yaitu 100% tidak ada
17. Distribusi frekuensi balita berdasarkan asupan energi dengan 41,5% dengan kategori
defisit,9,4% dengan kategori kurang,dan 20,8% dengan kategori cukup,9,4% dengan
kategori baik,dan 18,9% dengan kategori lebih
18. Distribusi frekuensi balita berdasarkan asupan protein dengan 3,8% dengan kategori
defisit,dan 1,9% dengan kategori cukup,7,5% dengan kategori baik,dan 86,8% dengan
kategori lebih
19. Distribusi frekuensi balita berdasarkan asupan lemak dengan 58,5% dengan kategori
defisit ,dan 7,5% dengan kategori cukup,3,8% dengan kategori baik,dan 30,2% dengan
kategori lebih
20. Distribusi frekuensi balita berdasarkan asupan karbohidrat dengan 52,8% dengan kategori
defisit15,1% dengan kategori kurang,dan 17% dengan kategori cukup1,9% dengan
kategori baik,dan 13,2% dengan kategori lebih
21. Hubungan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuh makan rendahyaitu sebanyak
18,9% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh sedang sebanyak
1,9%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah denagn pola asuh makan
rendah sebanyak 75,5% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola asuh
makan sedang yaitu sebanyak 3,8%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95%

22
dengan p value = 0.476 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh
makan dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>0.05),.
22. Hubungan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuh makan rendahyaitu sebanyak
34% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh sedang sebanyak
1,9%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola asuh makan
rendah sebanyak 60,4% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola asuh
makan sedang yaitu sebanyak 3,8%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95%
dengan p value = 0.157 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh
makan dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>0.05),.
23. Hubungan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuh makan rendahyaitu
sebanyak 3,8% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh sedang
sebanyak 0%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah denagn pola asuh
makan rendah sebanyak 90,6% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan
pola asuh makan sedang yaitu sebanyak 5,7%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan
CI 95% dengan p value = 0.125 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pola
asuh makan dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>0.05).
24. Hubungan Pola Asuh Makan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuh makan rendahyaitu sebanyak
18,9% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh sedang sebanyak
1,9%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah denagn pola asuh makan
rendah sebanyak 75,5% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola asuh
makan sedang yaitu sebanyak 3,8%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95%
dengan p value = 0.944 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh
makan dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>0.05).
25. Hubungan Pola Asuh Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuhkesehatan rendahyaitu
sebanyak 20,8% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh kesehatan
sedang sebanyak 0%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola
asuh kesehatan rendah sebanyak 58,5% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah

23
dengan pola asuh kesehatan sedang yaitu sebanyak 20,8%.Berdasarkan uji statistik chi-
square dengan CI 95% dengan p value = 0.162 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks
BB/U(p>0.05).
26. Hubungan Pola Asuh Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuhkesehatan rendahyaitu
sebanyak 26,4% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh kesehatan
sedang sebanyak 9,4%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola
asuh kesehatan rendah sebanyak 52,8% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah
dengan pola asuh kesehatan sedang yaitu sebanyak 11,3%.Berdasarkan uji statistik chi-
square dengan CI 95% dengan p value = 0.261 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks
TB/U(p>0.05).
27. Hubungan Pola Asuh Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuhkesehatan rendahyaitu
sebanyak 3,8% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh kesehatan
sedang sebanyak 0%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola
asuh kesehatan rendah sebanyak 75,5% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah
dengan pola asuh kesehatan sedang yaitu sebanyak 20,8%.Berdasarkan uji statistik chi-
square dengan CI 95% dengan p value = 0.544 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks
BB/TB(p>0.
28. Hubungan Pola Asuh Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan pola asuhkesehatan rendahyaitu
sebanyak 17% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pola asuh kesehatan
sedang sebanyak 3,8%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan pola
asuh kesehatan rendah sebanyak 62,3% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah
dengan pola asuh kesehatan sedang yaitu sebanyak 17%.Berdasarkan uji statistik chi-
square dengan CI 95% dengan p value = 0.885 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara pola asuh kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks
IMT/U(p>0.

24
29. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Berdasarkan IndeksBB /U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah denganpenyakit infeksi yaitu sebanyak 1,9% dan
balita dengan status gizi bermasalah dengan tidak penyakit infeksi sebanyak
18,9%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan penyakit infeksi
sebanyak 15,1% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan tidak penyakit
infeksi yaitu sebanyak 64,2%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan
p value = 0.394 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi
dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>0.
30. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah denganpenyakit infeksi yaitu sebanyak 3,8% dan
balita dengan status gizi bermasalah dengan tidak penyakit infeksi sebanyak
32,1%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan penyakit infeksi
sebanyak 13,2% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan tidak penyakit
infeksi yaitu sebanyak 50,9%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan
p value = 0.297 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi
dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>0.
31. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah denganpenyakit infeksi yaitu sebanyak 1,9% dan
balita dengan status gizi bermasalah dengan tidak penyakit infeksi sebanyak
1,9%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan penyakit infeksi
sebanyak 15,1% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan tidak penyakit
infeksi yaitu sebanyak 81,1%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan
p value = 0.313 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi
dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>0.
32. Hubungan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah denganpenyakit infeksi yaitu sebanyak 5,7% dan
balita dengan status gizi bermasalah dengan tidak penyakit infeksi sebanyak
15,1%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan penyakit infeksi
sebanyak 11,3% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan tidak penyakit
infeksi yaitu sebanyak 67,9%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan

25
p value = 0.272 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi
dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>0.
33. Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa balita yang
memiliki status gizi bermasalah dengansanitasi baik yaitu sebanyak 15,1% dan balita
dengan status gizi bermasalah dengan sanitasi tidak baik sebanyak 5,7%.Sedangkan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi baik sebanyak 58,8% dan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi tidak baik yaitu sebanyak
20,8%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.005
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sanitasi dengan status gizi balita
berdasarkan indeks BB/U(p>0.
34. Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita yang
memiliki status gizi bermasalah dengansanitasi baik yaitu sebanyak 26,4% dan balita
dengan status gizi bermasalah dengan sanitasi tidak baik sebanyak 9,4%.Sedangkan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi baik sebanyak 47,2% dan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi tidak baik yaitu sebanyak
17%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.000 artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara sanitasi dengan status gizi balita berdasarkan
indeks TB/U(p>0.
35. Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa balita yang
memiliki status gizi bermasalah dengansanitasi baik yaitu sebanyak 3,8% dan balita
dengan status gizi bermasalah dengan sanitasi tidak baik sebanyak 0%.Sedangkan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi baik sebanyak 9,8% dan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi tidak baik yaitu sebanyak
26,4%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.746
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sanitasi dengan status gizi balita
berdasarkan indeks BB/TB(p>0.
36. Hubungan Sanitasi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita yang
memiliki status gizi bermasalah dengansanitasi baik yaitu sebanyak 17% dan balita
dengan status gizi bermasalah dengan sanitasi tidak baik sebanyak 3,8%.Sedangkan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi baik sebanyak 56,6% dan balita
dengan status gizi tidak bermasalah dengan sanitasi tidak baik yaitu sebanyak

26
22,6%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.484
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sanitasi dengan status gizi balita
berdasarkan indeks IMT/U(p>0.
37. Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah denganpelayanan kesehatan baik yaitu
sebanyak 9,4% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pelayanan kesehatan
tidak baik sebanyak 11,3%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan
pelayanan kesehatan baik sebanyak 35,8% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah
dengan pelayanan tidak baik yaitu sebanyak 43,4%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.000 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara pelayanan kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>0.
38. Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah denganpelayanan kesehatan baik yaitu
sebanyak 15,1% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pelayanan kesehatan
tidak baik sebanyak 20,8%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan
pelayanan kesehatan baik sebanyak 30,2% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah
dengan pelayanan tidak baik yaitu sebanyak 18%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.121 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara pelayanan kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>0.
39. Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah denganpelayanan kesehatan baik yaitu
sebanyak 3,8% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pelayanan kesehatan
tidak baik sebanyak 0%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan
pelayanan kesehatan baik sebanyak 41,5% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah
dengan pelayanan tidak baik yaitu sebanyak 54,7%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.2 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara
pelayanan kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>0
40. Hubungan Pelayanan Kesehatan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah denganpelayanan kesehatan baik yaitu
sebanyak 9,4% dan balita dengan status gizi bermasalah dengan pelayanan kesehatan
tidak baik sebanyak11,3%.Sedangkan balita dengan status gizi tidak bermasalah dengan

27
pelayanan kesehatan baik sebanyak 35,8% dan balita dengan status gizi tidak bermasalah
dengan pelayanan tidak baik yaitu sebanyak 43,4%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.000 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara pelayanan kesehatan dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>0
41. Hubungan Ketersediaan Pangan dengan Status Gizi Berdasarkan IndeksBB/U bahwa
balita yang memilki status gizi kurangdenganketersediaan pangan agak sulit yaitu
sebanyak 0% dan balita yang memiliki status gizi baik dengan ketersediaan pangan agak
sulit sebanyak3,8%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi kurang dengan
ketersediaan pangan tidak sulit sebanyak 20,8% dan balita yang memiliki status gizi baik
dengan ketersediaan pangan tidak sulit yaitu sebanyak 75,5%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.544 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara ketersediaan pangan dengan status gizi balita berdasarkan indeks
BB/U(p>
42. Hubungan Ketersediaan Pangan dengan Status Gizi Berdasarkan IndeksTB/U bahwa
balita yang memilki status gizi pendek denganketersediaan pangan agak sulit yaitu
sebanyak 1,9% dan balita yang memiliki status gizi normal dengan ketersediaan pangan
agak sulit sebanyak 1,9%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi pendek dengan
ketersediaan pangan tidak sulit sebanyak 33,9% dan balita yang memiliki status gizi
normal dengan ketersediaan pangan tidak sulit yaitu sebanyak 62,3%.Berdasarkan uji
statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.567 artinya tidak ada hubungan
yang signifikan antara ketersediaan pangan dengan status gizi balita berdasarkan indeks
TB/U(p>
43. Hubungan Ketersediaan Pangan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa
balita yang memilki status gizi kurus denganketersediaan pangan agak sulit yaitu
sebanyak 0% dan balita yang memiliki status gizi normal dengan ketersediaan pangan
agak sulit sebanyak 3,8%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi kurus dengan
ketersediaan pangan tidak sulit sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi
normal dengan ketersediaan pangan tidak sulit yaitu sebanyak 92,5%.Berdasarkan uji
statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.082 artinya tidak ada hubungan
yang signifikan antara ketersediaan pangan dengan status gizi balita berdasarkan indeks
BB/TB(p>

28
44. Hubungan Ketersediaan Pangan dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa
balita yang memilki status gizi bermasalah denganketersediaan pangan agak sulit yaitu
sebanyak 0% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan ketersediaan
pangan agak sulit sebanyak 0%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah
dengan ketersediaan pangan tidak sulit sebanyak 79,2% dan balita yang memiliki status
gizi tidak bermasalah dengan ketersediaan pangan tidak sulit yaitu sebanyak
20,8%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.544
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan pangan dengan status gizi
balita berdasarkan indeks IMT/U(p>
45. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa balita
yang memilki status gizi bermasalah dengantingkat ekonomi miskin yaitu sebanyak 17%
dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan tingkat ekonomi miskin
sebanyak 54,7%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan tingkat
ekonomi kaya sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah
dengan tingkat ekonomi kaya yaitu sebanyak 24,3%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.701 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat ekonomi dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>
46. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita
yang memilki status gizi bermasalah dengantingkat ekonomi miskin yaitu sebanyak
32,1% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan tingkat ekonomi
miskin sebanyak 39,6%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
tingkat ekonomi kaya sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan tingkat ekonomi kaya yaitu sebanyak 24,5%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.67 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat ekonomi dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>
47. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TBbahwa balita
yang memilki status gizi bermasalah dengantingkat ekonomi miskin yaitu sebanyak 1,9%
dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan tingkat ekonomi miskin
sebanyak 69,8%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan tingkat
ekonomi kaya sebanyak 1,9% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah
dengan tingkat ekonomi kaya yaitu sebanyak 26,4%.Berdasarkan uji statistik chi-square

29
dengan CI 95% dengan p value = 0.482 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara tingkat ekonomi dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>
48. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita
yang memilki status gizi bermasalah dengantingkat ekonomi miskin yaitu sebanyak
13,2% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan tingkat ekonomi
miskin sebanyak 58,5%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
tingkat ekonomi kaya sebanyak 7,5% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan tingkat ekonomi kaya yaitu sebanyak 20,8%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.445 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara tingkat ekonomi dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>
49. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa balita
yang memilki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu rendah yaitu sebanyak 5,7%
dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu rendah sebanyak
13,2%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu
tinggi sebanyak 15,1% dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu
tinggi yaitu sebanyak 0,66%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan
p value = 0.887 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>
50. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita
yang memilki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu rendah yaitu sebanyak 7,5%
dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu rendah sebanyak
11,3%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu
tinggi sebanyak 28,3% dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu
tinggi yaitu sebanyak 52,8%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan
p value = 0.807 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>
51. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa balita
yang memilki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu rendah yaitu sebanyak 0%
dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu rendah sebanyak
18,9%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu
tinggi sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu

30
tinggi yaitu sebanyak 77,4%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan
p value = 0.553 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>
52. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita
yang memilki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu rendah yaitu sebanyak 3,8%
dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu rendah sebanyak
15,1%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi tidak baik dengan pengetahuan ibu
tinggi sebanyak 17% dan balita yang memiliki status gizi baik dengan pengetahuan ibu
tinggi yaitu sebanyak 64,2%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan
p value = 0.887 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>
53. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Kategori LILA bahwa pengetahuan ibu hamil
sedang dengan kategori LILAKEK sebanyak 0% dan pengetahuan ibu hamil sedang
dengan kategori LILA tidak KEK sebanyak 50%. Sedangkan pengetahuan ibu hamil baik
dengan kategori LILA KEK sebanyak 0% dan pengetahuan ibu hamil baik dengan
kategori LILA tidak KEK sebanyak 50%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI
95% dengan p value = 1 artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
ibu hamil dengan kategori LILA(p>
54. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan energi tidak sesuai yaitu sebanyak
15,1% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan energi tidak
sesuai sebanyak 54,7%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan energi sesuai sebanyak 5,7% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan energi sesuai yaitu sebanyak 24,5%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.056 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>
55. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan energi tidak sesuai yaitu sebanyak
26,4% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan energi tidak
sesuai sebanyak 43,4%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan energi sesuai sebanyak 9,4% dan balita yang memiliki status gizi tidak

31
bermasalah dengan asupan energi sesuai yaitu sebanyak 20,8%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.211 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>
56. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan energi tidak sesuai yaitu sebanyak
3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan energi tidak
sesuai sebanyak 66%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan energi sesuai sebanyak 0% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah
dengan asupan energi sesuai yaitu sebanyak 30,2%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.899 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara asupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>
57. Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan energi tidak sesuai yaitu sebanyak
13,2% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan energi tidak
sesuai sebanyak 56,6%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan energi sesuai sebanyak 7,5% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan energi sesuai yaitu sebanyak 22,6%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.251 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan energi dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>
58. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan protein tidak sesuai yaitu sebanyak
15,1% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan protein tidak
sesuai sebanyak 75,5%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan protein sesuai sebanyak 5,7% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan protein sesuai yaitu sebanyak 3,8%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.563 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>
59. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan protein tidak sesuai yaitu sebanyak
32,1% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan protein tidak
sesuai sebanyak 58,5%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan

32
asupan protein sesuai sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan protein sesuai yaitu sebanyak 5,7%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.041 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>
60. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan protein tidak sesuai yaitu sebanyak
3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan protein tidak
sesuai sebanyak 86,8%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan protein sesuai sebanyak 0% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah
dengan asupan protein sesuai yaitu sebanyak 9,4%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.217 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>
61. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan protein tidak sesuai yaitu sebanyak
20,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan protein tidak
sesuai sebanyak 69,8%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan protein sesuai sebanyak 0% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah
dengan asupan protein sesuai yaitu sebanyak 9,4%.Berdasarkan uji statistik chi-square
dengan CI 95% dengan p value = 0.563 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara asupan protein dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>
62. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan lemak tidak sesuai yaitu sebanyak
17% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan lemak tidak
sesuai sebanyak 71,7%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan lemak sesuai sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan lemak sesuai yaitu sebanyak 7,5%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.651 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan lemak dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/U(p>
63. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan lemak tidak sesuai yaitu sebanyak
34% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan lemak tidak

33
sesuai sebanyak 54,7%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan lemak sesuai sebanyak 1,9% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan lemak sesuai yaitu sebanyak 9,4%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.376 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan lemak dengan status gizi balita berdasarkan indeks TB/U(p>
64. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan lemak tidak sesuai yaitu sebanyak
1,9% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan lemak tidak
sesuai sebanyak 86,8%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan lemak sesuai sebanyak 1,9% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan lemak sesuai yaitu sebanyak 9,4%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.127 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan lemak dengan status gizi balita berdasarkan indeks BB/TB(p>
65. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa balita
yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan lemak tidak sesuai yaitu sebanyak
17% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan lemak tidak
sesuai sebanyak 71,7%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan
asupan lemak sesuai sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak
bermasalah dengan asupan lemak sesuai yaitu sebanyak 7,5%.Berdasarkan uji statistik
chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.651 artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara asupan lemak dengan status gizi balita berdasarkan indeks IMT/U(p>
66. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan karbohidrat tidak sesuai yaitu
sebanyak 18,9% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan
karbohidrat tidak sesuai sebanyak 62,3%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi
bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai sebanyak 1,9% dan balita yang memiliki
status gizi tidak bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai yaitu sebanyak
17%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.867 artinya
tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi balita
berdasarkan indeks BB/U(p>

34
67. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan karbohidrat tidak sesuai yaitu
sebanyak 32,1% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan
karbohidrat tidak sesuai sebanyak 49,1%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi
bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki
status gizi tidak bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai yaitu sebanyak
15,1%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.763
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi
balita berdasarkan indeks TB/U(p>
68. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan karbohidrat tidak sesuai yaitu
sebanyak 3,8% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan
karbohidrat tidak sesuai sebanyak 77,4%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi
bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai sebanyak 0% dan balita yang memiliki
status gizi tidak bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai yaitu sebanyak
18,9%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.483
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi
balita berdasarkan indeks BB/TB(p>
69. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Berdasarkan Indeks IMT/U bahwa
balita yang memiliki status gizi bermasalah dengan asupan karbohidrat tidak sesuai yaitu
sebanyak 15,1% dan balita yang memiliki status gizi tidak bermasalah dengan asupan
karbohidrat tidak sesuai sebanyak 66%. Sedangkan balita yang memiliki status gizi
bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai sebanyak 57% dan balita yang memiliki
status gizi tidak bermasalah dengan asupan karbohidrat sesuai yaitu sebanyak
13,2%.Berdasarkan uji statistik chi-square dengan CI 95% dengan p value = 0.641
artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan karbohidrat dengan status gizi
balita berdasarkan indeks IMT/U(p>

6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah :
1. Bagi ibu balita

35
Bagi ibu balita yang memiliki balita dengan status gizi kurang diharapkan agar
lebih memperhatikan asupan zat gizi yang dikonsumsi oleh anaknya dan memanfaatkan
sarana dan prasarana yang ada dilingkungan sekitarnya.
2. Bagi tenaga kesehatan
Bagi tenaga kesehatan diharapkan agar tetap melakukan pelayanan semaksimal
mungkin.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain diharapkan untuk meneliti faktor lain yang belum diteliti pada
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,Tjetjep Syarif. Noviati Fuada.Hubungan Sanitasi Lingkungan, Morbiditas, dan Status


Gizi Balita di Indonesia.PGM 34(2):104-113

Ni’mah, Khoirun.2015.Siti Rahayu Nadhiroh.Faktor yang Berhubungan Dengan kejadian


Stunting Pada Balita.Media Gizi Indonesia.Vol. 10.hlm. 13–19

36
VaccineInformationStatement.2018.Varicella.
http://www.immunize.org/vis/indonesian_varicella.pdf

Yusof,Madwah.2017.http://repository.ump.ac.id/4189/3/Mawatdah%20Yusoh%20BAB
%20II.pdf. Diakses pada tanggal 2 Agustus 2018.

Pd Adi, 2012.http://erepo.unud.ac.id/16595/3/0992162029-3-BAB_II.pdf. Diakses pada tanggal


2 Agustus 2018.

http://www.depkes.go.id/article/view/16021500001/imunisasi-efektif-cegah-difteri.html

Nanda, Maulida.Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemberian


Imunisasi Tetanus Toxoid di Puskesmas Kecamatan Keumala

Kabupaten Pidiehttp://simtakp.uui.ac.id/dockti/MAULIDIA_NANDA-kti.pdf

Kementrian kesehatan republik indonesia. 2017. Tuberkulosis.


http://www.depkes.go.id/development/site/depkes/pdf.php?id=1-17042500005

Repository.unimus.ac.id

Andriani, Merryanan dan Bambang Wirjatmadi.2012.Pengantar Gizi


Masyarakat.Jakarta:Kencana

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

Hanafie,Rita(2010).Penyediaan pangan yang aman dan berkelanjutan guna mendukung


tercapainya ketahanan pangan,3,38-42.

Purwaningsih,Yunastiti(2008).Ketahanan pangan: situasi, permasalahan, kebijakan, dan


pemberdayaan masyarakat,1,1-10.

http://mpsi.umm.ac.id/files/file/175-179%20Israfil.pdf

37

Anda mungkin juga menyukai