Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Bagi pejabat bank: di kenal prinsip 5C. setiap permohonan kredit dilakukan
berdasarkan analisis mendalam
1.3 HAK GUNA USAHA
a. Pengertian dan Jangka Waktu HGU
Pasal 28 UUPA
(1)HGU adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh
Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam pasal 29, guna
perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan.
(2) HGU diberikan atas tanah yang luasnya paling sedikit 5 hektar, dengan
ketentuan bahwa jika luasnya 25 hektar atau lebih harus memakai investasi
modal yang layak dan tehnik perusahaan yang baik, sesuai dengan
perkembangan zaman.
(3) HGU dapat beralih dan dialihkan kepada pihak lain.
Pasal 29 UUPA
(1) HGU diberikan untuk waktu paling lama 25 tahun.
(2) Untuk perusahaan yang memerlukan waktu yang lebih lama dapat diberikan
HGU untuk waktu paling lama 35 tahun.
(3) Atas permintaan pemegang hak dan mengingat keadaan perusahaannya jangka
waktu yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal ini dapat diperpanjang
dengan waktu yang paling lama 25 tahun.
b. Subjek Hukum HGU
Pasal 30 UUPA
(1) Yang dapat mempunyai hak guna-usaha ialah
a. Warga-negara Indonesia;
b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia,
PASAL 49 UUPA
(1) Hak milik tanah badan-badan keagamaan dan sosial sepanjang dipergunakan untuk
usaha dalam bidang keagamaan dan sosial, diakui dan dilindungi. Badan-badan
tersebut dijamin pula akan memperoleh tanah yang cukup untuk bangunan dan
usahanya dalam bidang keagamaan dan sosial.
(2) Untuk keperluan peribadatan dan keperluan suci lainnya sebagai dimaksud dalam
pasal 14 dapat diberikan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dengan hak
pakai.
(3) Perwakafan tanah milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
b. Benda bersama
Benda yang bukan merupakan bagian dari rumah susun, tetapi dimiliki
bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama. Contoh : Jaringan air
bersih dan listrik, Jaringan gas, Saluran pembuangan air limbah, Lift dan escalator,
Taman dan Pelataran Parkir
c. Tanah Bersama
Sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah
yang diatasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dlm persyaratan Ijin
Bangunaan
Status tanah: Hak milik, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai Atas Tanah, Hak
Guna Bangunan Diatas Hak Pengelolaan
b. Akta Pemisahan
tanda bukti pemisahan rumah susun atas satuan-satuan rumah susun,
bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama dengan pertelaan yang jelas
dalam bentuk gambar, uraian, dan batas-batasnya dalam arah vertikal dan
horizontal yang mengandung nilai perbandingan proporsional. Sebagai pedoman
adalah Peraturan Kepala BPN Nomor 2 Tahun 1989 tentang Bentuk dan Tata
Cara Pengisian serta Pendaftaran Akta Pemisahan Rumah Susun
9. BERAKHIRNYA HAK
a. Bangunan musnah dan tidak dibangun lagi
b. Jangka waktu hak atas tanah berakhir
C. PENDAFTARAN TANAH
Tujuan diundangkannya UUPA:
a. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional
b. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional
c. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas
tanah bagi seluruh rakyatnya
1. PENDAFTARAN TANAH
Jaminan Kepastian Hukum sebagai Tujuan Pendaftaran Tanah, yakni meliputi
Kepastian status hak yang didaftar, Kepastian subjek hak, Kepastian Objek Hak
Berdasarkan Pasal 5, 6 PP No.24 Th 1997 pendaftaran tanah Diselenggarakan oleh
Badan Pertanahan Nasional (BPN), Pelaksanaan Pendaftaran Tanah oleh Kepala Kantor
Pertanahan, Dalam pelaksanaan pendaftaran tanah, Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh
PPAT dan Pejabat lain
Pejabat Lain selain PPAT: PPAIW, Pejabat dari Kantor Lelang, Panitia Ajudikasi,
Kepala Desa/ Kelurahan
PPAT merupakan Pejabat Pembuat Akta Tanah. Pejabat umum yang diberi
kewenangan untuk membuat akta-akta tanah tertentu. Peran PPAT dalam pendaftaran
tanah adalah membantu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten dalam kegiatan
pemeliharaan data pendaftaran tanah berupa akta pemindahan hak atas tanah. Tugas pokok
PPAT adalah Pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi Pendaftaran Peralihan dan
pembebanan hak, dan Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah
a. Kegiatan Pendaftaran Peralihan dan pembebanan hak:
(1) Pemindahan hak
(2) Pemindahan hak melalui lelang
(3) Peralihan hak karena pewarisan
(4) Peralihan hak karena penggabungan atau peleburan perseroan
(5) Pembebanan hak
(6) Penolakan pendafaran dan pembebanan hak
Selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya akta yang
bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta yang dibuatkannya berikut dokumen-
dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar.
PPAT wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai telah disampaikannya
akta tersebut kepada para pihak yang bersangkutan.
b. Kegiatan Pendaftaran Perubahan Data Pendaftaran Tanah
1) Perpanjangan jangka waktu hak atas tanah
2) Pemecahan dan penggabungan bidang tanah
3) Pembagian hak bersama
4) Perubahan nama
5) Peralihan dan hapusnya hak Tanggungan
6) Hapusnya hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun
Tugas PPAT berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah : Pengecekan
pada Kantor Pertanahan, PPAT menandatangani akta pemindahan hak ketika SSB dan SSP
telah dibayar, PPAT membacakan akta kepada para pihak mengenai isi dan maksud akta,
PPAT menyampaikan akta PPAT ke kantor pertanahan
3. PENERBITAN SERTIPIKAT
Macam-macam sertifikat :
1. Sertipikat Hak Milik 6. Sertipikat Hak Pakai atas Hak
2. Sertipikat Hak Guna Usaha Pengelolaan
3. Sertipikat HGB atas Tanah Negara 7. Sertipikat Tanah Hak Pengelolaan
4. Sertipikat HGB atas HPL 8. Sertipikat Wakaf Tanah Hak Milik
5. Sertipikat Hak Pakai atas Tanah 9. Sertipikat HM Atas Satuan Rumah
Negara Susun
10. Sertipikat Hak Tanggungan
D. PENDAFTARAN TANAH
1. PPAT
Pasal 1 angka 1 PP NO. 24 TAHUN 2016 Tentang Perubahan Atas PP Nomor 37
Tahun 1998 Tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah “Pejabat
Pembuat Akta Tanah, selanjutnya disebut PPAT, adalah pejabat umum yang diberi
kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu
mengenai hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.”
1.1 Jenis-jenis PPAT (berdasarkan pasal 7 PP No.24 th 1997 )
a. PPAT
b. PPAT Sementara
c. PPAT Khusus
1.2 Pengangkatan PPAT
Pasal 7 PP No. 24 th 1997 PPAT diangkat dan diberhentikan oleh Menteri,
Untuk desa-desa dalam wilayah terpencil Menteri dapat menunjuk PPAT sementara,
Syarat Pengangkatan PPAT:
Berkewarganegaraan Indonesia, Berusia paling rendah 22 tahun, Berkelakuan
baik, Belum pernah dipenjara – inkracht, Sehat jasmani dan rohani, Berijasah Sarjana
Hukum dan lulusan jenjang strata dua kenotariatan atau lulusan pnogram pendidikan
khusus PPAT yang diselenggarakan oleh kementerian, Lulus ujian yang
diselenggarakan BPN, telah menjalani magang atau nyata-nyata telah bekerja sebagai
karyawan pada kantor PPAT paling sedikit 1 tahun, setelah lulus kenotariatan
Dokumen kelengkapan persyaratan pengangkatan PPAT
SKCK, Surat keterangan sehat jasmani dan rohani, Surat pernyataan bersedia
menerima protokol lain, Surat pernyataan tidak rangkap jabatan, Fotokopi sertipikat
pendidikan dan pelatihan PPAT, Fotokopi sertipikat pendidikan dan pelatihan PPAT,
Fotokopi ijasah S1
3.3 Perbuatan Hukum Hak atas Tanah yang tidak dibuat dengan akta PPAT
b. Pemberian HGB atau HP diatas HPL
c. Perubahan HGB untuk rumah tinggal
d. Perpanjangan jangka waktu HGB, HGU, HP
e. Pelepasan hak atas tanah
f. Wakaf tanah milik
E. PENDAFTARAN TANAH
1. SISTEM PUBLIKASI DALAM PENDAFTARAN TANAH
Sistem Publikasi Positif, yaitu apa yang terkandung dalam buku tanah dan surat-
surat tanda bukti hak yang dikeluarkan merupakan alat pembuktian yang mutlak.
Artinya pihak ketiga bertindak atas bukti-bukti tersebut diatas, mendapatkan
perlindungan yang mutlak, biarpun di kemudian hari ternyata keterangan yang tercantum
didalamnya tidak benar. Bagi mereka yang dirugikan akan mendapatkan kompensasi
dalam bentuk yang lain.
Sistem Publikasi Negatif, yaitu sertipikat yang dikeluarkan merupakan tanda
bukti hak atas tanah yang kuat, artinya semua keterangan yang terdapat didalam
sertipikat mempunyai kekuatan hukum yang harus diterima sebagai keterngan yang benar
oleh hakim, selama tidak dibuktikan sebaliknya dengan alat pembuktian yang lain.
Sistem Publikasi dalam Pendaftaran Tanah yang dianut oleh UUPA adalah sistem
publikasi negatif yang mengandung unsur positif
1. Pendaftaran tanah menghasilkan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai
alat pembuktian yang kuat (sistem publikasi negatif), bukan sebagai alat
pembuktian yang mutlak.
2. Sistem pendaftaran tanah menggunakan sistem pendaftaran hak (registration of
titles), bukan sistem pendaftaran akta (registration of deed). - sistem publikasi
positif.
3. Negara tidak menjamin kebenaran data fisik dan data yuridis yang tercantum
dalam sertipikat (sistem publikasi negatif)
4. Petugas pendaftaran tanah bersifat aktif meneliti kebenaran data fisik dan data
yuridis (sistem publikasi positif)
5. Tujuan pendaftaran tanah adalah untuk memberikan jaminan kepastian hukum
(sistem publikasi negatif)
6. Pihak yang dirugikan atas terbitnya sertipikat dapat mengajukan gugatan
kepada pengadilan agar sertipikat dinyatakan tidak sah. (sistem publikasi
negatif)
3. PEMINDAHAN HAK
Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli,
tukar menukar, hibah, pemasukan dalam peusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak
lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan
dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan
perUUan yang berlaku.
Kepala Kantor Pertanahan dapat mendaftar pemindahan hak atas bidang tanah hak
milik, dilakukan di antara perorangan WNI yang dibuktikan dengan akta yang tidak dibuat
oleh PPAT, tetapi yang menurut Kepala Kantor Pertanahan tersebut kadar kebenarannya
dianggap cukup untuk mendaftar pemindahan hak yang yang bersangkutan, hal ini
terutama untuk daerah-daerah yang terpencil dan belum ditunjuk PPAT Sementara, untuk
memudahkan rakyat melaksanakan perbuatan hukum mengenai tanah.
Pasal 40 PP No. 24 Tahun 1997
Selambat-lambatnya 7 hari kerja sejak tanggal ditandatanganinya akta yang
bersangkutan, PPAT wajib menyampaikan akta yang dibuatkannya berikut dokumen-
dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk didaftar.
PPAT wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis mengenai telah disampaikannya akta
tersebut kepada para pihak yang bersangkutan.