43
Oleh: Moerdiyanto
Abstrak
A. Pendahuluan
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia.
Di lain pihak dengan diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah berdampak terhadap pengelolaan
pendidikan di daerah. Di satu sisi kebijakan otonomi pendidikan sangat
berpengaruh positif terhadap berkembangnya sekolah sebagai lembaga
pendidikan yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan yang dihadapi.
Keragaman potensi sumberdaya pendidikan di daerah yang ada menyebabkan
mutu keluaran sekolah sangat bervariasi. Keberadaan satuan pendidikan baik
secara jenjang dan jenis di Indonesia yang tersebar di seluruh Negara kesatuan
Republik Indonesia memiliki keragaman layanan proses, sarana dan prasarana,
tenaga pendidik dan kependidikan, serta mutunya. Oleh karena itu, standarisasi
mutu regional dan nasional merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan dalam upaya penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.
Upaya penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan sulit dilepaskan
keterkaitannya dengan manajemen mutu, dimana semua fungsi manajemen
yang dijalankan diarahkan semaksimal mungkin dapat memberikan layanan
yang sesuai dengan atau melebihi standar nasional pendidikan. Berkaitan
dengan hal tersebut diperlukan upaya untuk mengendalikan mutu (quality
control). Pengendalian mutu dalam pengelolaan pendidikan tersebut
dihadapkan pada kendala keterbatasan sumber daya pendidikan. Oleh karena
itu diperlukan suatu upaya pengendalian mutu dalam bentuk jaminan atau
assurance, agar semua aspek yang terkait dengan layanan pendidikan yang
diberikan oleh sekolah sesuai dengan atau melebihi standar nasional
pendidikan. Konsep yang terkait dengan hal ini dalam manajemen mutu
dikenal dengan Quality Assurance atau penjaminan mutu.
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan
tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh pemerintah,
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangan masing-masing serta peran serta masyarakat. Pada level
Pemerintah dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, Departemen
Agama, dan Departemen Dalam Negeri serta instansi terkait lainnya. Pada
level Pemerintah Daerah Propinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Propinsi, LPMP dan Kantor Wilayah Departemen Agama, sedangkan pada
level pemerintah daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Kantor Departemen Agama.
Implementasi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan hingga
saat ini masih menghadapi berbagai macam permasalahan antara lain: (1)
belum tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional Pendidikan sebagai
acuan mutu pendidikan; (2) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan mutu
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 45
Peningkatan
mutu
pendidikan
Standar
Pendidikan
Nasional
Analisis & Penilaian
Pelaporan Mutu Mutu
Pendidikan PENJAMINAN Pendidikan
MUTU
ASSURANCE
EVALUASI
DIRI
SERTIFIKA SEKOLAH
SI GURU, (Dengan Validasi
PENGEMB eksternal) PENGKAJIA
ANGAN (Annual) N SEKOLAH
PROFESIO IMBAS
NAL (Jika perlu)
BERKELAN
JUTAN
(Tahunan) PENJAM
INAN
DAN
PROGRAM MONITORIN
AKREDITASI PENING G SEKOLAH
SEKOLAH KATAN OLEH
TINGKAT MUTU KABUPATEN/
PROPINSI KOTA
(Lima PENGUMPU (Laporan
tahunan) LAN DATA tahunan)
OLEH
PADATI
(Tiap tahun)
ahun)
Kotak yang diarsir adalah strategi
Penjaminan Mutu Tingkat
Kabupaten/kota
DETROPPUS
FLES LOOHCS -
NOITAULAVE –
YB DETADILAV
STCIRTSID
)ESSS(
&UTUM NANIMAJNEP
UTUM NATAKGNINEP
DETEGRAT LOOHCS
LOOHCS LANRETXE YB GNIROTINOM
SWEIVER STCIRTSID
)RSET( )DMS(
Tabel 1
Kerangka Petunjuk teknis pelaksanaan MSPK
:Tabel 2
Anggota Kelompok Kerja MSPK
Lokasi Lembaga Pelaksana Pelaksana
Satuan Pendidikan Sekolah Kepala SD, dan Kepala SMP
Kab/Kota Dinas Pendidikan Kadinas Pendidikan dan
Pengawas.
Mandikdasman Dit PSD dan DitPSMP
Depdiknas
PMPTK DitTendik, DitProfesi dan
DitBindiklat
LPMP Seksi Supervisi
BALIBANG Pusat Statistik Pendidikan
(PSP)
Langkah 2: Menguji cobakan Petunjuk Teknis pelaksanaan
Ketika draf pertama Petunjuk Pelaksanaan MSPK selesai disusun,
petunjuk pelaksanaan MSPK tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu. Tim
Pelatih terdiri dari Koordinator Tim Monitoring Sekolah Pemerintah
Kabupaten/Kota, pengawas sekolah dan personil LPMP melaksanakan
pelatihan minimal 3 hari yang berkaitan dengan pelatihan capacity building.
Fokus dari pelatihan tersebut meliputi: (a) pemahaman terhadap SPPMP, (b)
.petunjuk teknis MSPK, (c) proses fasilitasi, dan (d) monitoring dan evaluasi
Langkah 3: Review Petunjuk Teknis MSPK
Data hasil ujicoba yang dikumpulkan akan digunakan untuk memberi
.arah pada finalisasi petunjuk teknis
Langkah 4: Pelaksanaan secara nasional
Pelaksanaan SPMK secara nasional diikuti juga oleh pengawas sekolah,
pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan personil LPMP terpilih yang
telah mengikuti training (capacity building) tentang MSPK, EDS dan PSI
sebagai satu paket pelaksanaan SPPMP di tingkat kabupaten/kota. Dalam
pelaksanaannya secara nasional maka: (a) petunjuk teknis MSPK perlu dicetak
dan dibagikan kepada seluruh Kabupaten/Kota, (b) sekolah dan pengawas
sekolah, (c) LPMP akan membutuhkan dukungan dan laporan kemajuan
sebagai bagian dari tugas penjaminan mutu mereka dan (d) diperlukan rencana
pelaksanaan yang telah disetujui bersama secara nasional oleh Pejabat Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi, dan
.Depdiknas
Tabel 4:
Ringkasan Strategi Penjaminan Mutu SPPMP
EDS dan
Monitoring
Sekolah
oleh
Kabupaten /
Kota
Padati Pengumpula Kepala Tahunan Data Profil EDS
n data Sekolah/ Data Deskriptif PMSGK
kuantitatif– Madrasah dimasukk Kuantitatif S
staf, peserta Pengawas an oleh
didik, Kinerja
Staf kabupate sistem
sumber n/kota
daya, Kabupate dibandingk
n/Kota dan an dengan
infrastruktur dikirim
, PSP SNP dan
ke PSP SPM
kompetensi
guru dan Akses
sebagainya. data ke
LPMP/Ba
lai Diklat
Depag
dalam
waktu
yang
sama
Sertifikasi Penilaian Guru Berjalan Kualitatif PMSGK
dan kompetensi Kepala dengan Kuantitatif EDS
Pemutakh guru Sekolah kuota
iran tahunan Pemetaan
Sertifikasi Pengawas Kompetensi
Sertifikasi guru
Perguruan Tenaga
Pemutakhira tinggi Pendidik
n kinerja Peningkata
dan P4TK
n
kompetensi Bindiklat Kompetensi
Beasiswa
untuk
kualifikasi
S1
BAN Peningkat
S/M an
Sekolah
G. Implementasi SPPMP
Implementasi SPPMP dalam suatu sistem pendidikan di Indonesia yang
wilayahnya luas, dan ditambah dengan pelaksanaan otonomi pendidikan di
tingkat Kabupaten/Kota tentu akan berjalan lambat. Oleh karena itu,
implementasi SPPMP perlu dibuat dalam beberapa tahapan dan dilakukan
dengan cara hati-hati oleh semua fihak yang punya tanggungjawab terhadap
perbaikan mutu pendidikan.
Strategi implementasi SPPMP secara nasional harus dilakukan secara
bertahap dengan kegiatan utama penilaian mutu dan analisis mutu komponen
SPPMP. Prioritas dukungan harus diberikan kepada :
Kegiatan yang akan dilaksanakan secara berkala dan sering .a
dilakukan secara rutin
Kegiatan yang memiliki peluang untuk mendapatkan dampak .b
terbesar dalam meningkatkanhasil belajar peserta didik
Kegiatan yang akan memberikan informasi yang paling luas dan .c
.paling valid mengenai pencapaian SNP
Dengan alasan-alasan tersebut di atas maka pelaksanaan SPPMP akan
memberikan prioritas utama pada implementasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
dan Program Monitoring Sekolah, Guru dan Kepala Sekolah (PMSGKS).
Sedangkan dalam SPPMP, Kajian Sekolah Target (KST) menjadi tahapan
penting. Namun, implementasi KST akan bergantung pada implementasi dan
ananalisis yang baik dari EDS dan PMSGKS. Oleh karena itu, KST baru akan
dilaksanakan pada tahapan berikutnya.
Bermitra dengan Depdiknas, BAN Sekolah melakukan pengkajian
kembali program akreditasi sekolah agar dapat menselaraskan program
akreditasi dengan pelaksanaan SNP. Ketika BSNP telah selesai merumuskan
Kerangka Kerja Indikator Pencapaian untuk pengumpulan data tentang
pencapaian SNP, kemudian instrumen akreditasi BAN Sekolah akan dikaji
ulang untuk menjamin keselarasannya dengan Kerangka Kerja Indikator
BSNP.
G. Kesimpulan
1. Kepala sekolah dan guru, dengan dukungan dari pengawas, memegang
tanggung jawab utama untuk program penjaminan mutu pendidikan,
dan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah kegiatan utama untuk
mendorong peningkatan kinerja sekolah, pengembangan profesi guru
dan peningkatan hasil belajar siswa..
60 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan
Daftar Pustaka
Ahire, SL, DY Golhar and Mattew AW, 1996. Development and Validation of
TQM Implementation Construct, Decision Sciences, Winter Vol 27.
Art & Humanities Research Council, 2007. Understanding Your Project: A
Guide to Self Evaluation).
Banks, Jerry, 1989. Priciples of Quality Control. New York: John Willey and
Sons, Inc.
Depdiknas, 2008. Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
(SP2MP)
Dumond, Ellen J, 1995. Learning from the Quality Improvement Process:
Experiences from US Manufacturing Firms, “Production and Inventory
Management Journal”. Fourth Quarter, p.7-13.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,2003. Pedoman Penjaminan Mutu
(Quality Assurance) Pendidikan Tinggi.
Evans, JR and WM.Lindsay, 1996. The Management and Control Quality,
Third Edition .Mineapolis: West Publishing Company.
Hongren, CT, GL. Sundem dan FH.Selto, 1993. Introduction to Management
Accounting. Ninth Edition, Englewoods Cliffs. New Jersey:Prentice Hall
Inc.
Mears, Peter, 1993. How to Stop Talking About and Begin Progress towrd
Total Quality Management. Business Horizon (Mei-Juni).
Roth H, dan WJ.Morse, 1983. Let’s Help Measure and Report Quality Cost :
Management Accounting. (August) Nomor 65.
Reeves, CA and David Bednar, 1994. Definimg Quality: Quality Alternatives
and Implications. “The Academy of Management Review”. Vol 19 (3)
July, p446-471.
Spencer, Barbara A, 1994. Model of Organization and Total Quality
Management: Acomparation and Critical Evaluation. “The Academy of
Management Review”. Vol 19 (3) July, p419-829.
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 61
Snyder NH, JD.Dowd dan DM.Houghton, 1994. Vision, Values, and Courage.
New York. The Fredd Press.
Shea, John and David Gobell, 1995. TQM: The Experiences of Ten Small
Business. Business Horizon (January-February).
Biodata Penulis: Moerdiyanto, doktor dalam Ilmu Ekonomi, UNY, Lektor
Kepala di Bidang Manajemen, Pembina Utama Muda/Gol. IV/C, dan dosen
Manajemen/ Keuangan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi UNY.