Anda di halaman 1dari 19

INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009.

43

STRATEGI PELAKSANAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU


PENDIDIKAN (SPPMP) OLEH PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA

Oleh: Moerdiyanto

Abstrak

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pentingnya penjaminan


mutu pendidikan bagi setiap sekolah sebagai bentuk tanggung jawabnya
kepada stakeholder atau masyarakat. Penjaminan mutu tersebut dilakukan
melalui monitoring sekolah oleh pemerintah kabupaten/kota (MSPK),
Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan Pengkajian Sekolah Imbas (PSI) yang harus
dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.
Diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah berdampak terhadap pengelolaan pendidikan di daerah.
Di satu sisi kebijakan otonomi pendidikan sangat berpengaruh positif terhadap
berkembangnya sekolah yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan yang
dihadapi. Namun akibat keragaman potensi sumberdaya pendidikan di daerah
menyebabkan mutu keluaran sangat bervariasi. Oleh karena itu, standarisasi
mutu regional dan nasional merupakan faktor utama yang harus diperhatikan
dalam upaya quality assurance atau penjaminan dan peningkatan mutu
pendidikan. Dalam rangka pengendalian mutu pendidikan di Indonesia,
Depdiknas mengembangkan sebuah Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu
Pendidikan (SPPMP).
Salah satu komponen dari SPPMP adalah Monitoring Sekolah oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota (MSPK) yang telah mulai dilaksanakan pada
tahun 2009. Tujuan dari MSPK adalah untuk meningkatkan mutu monitoring
sekolah yang dilaksanakan oleh Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
pengawas sekolah di tiap Kabupaten / Kota agar informasi yang diperoleh
dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah-sekolah. Adapun langkah- langkah dalam pelaksanaan MSPK yaitu:
(a) menyusun petunjuk teknis pelaksanaan MSPK, (b) Uji coba petunjuk
teknis pelaksanaan MSPK, (c) mereviu petunjuk teknis MSPK, dan (4)
melaksanakannya secara nasional. MSPK dapat dilakukan dengan Evaluasi
Diri Sekolah (EDS) dan Pengkajian Sekolah Imbas (PSI). EDS adalah
penilaian untuk meninjau kesesuaian kinerja sekolah dengan rencana sekolah
yang telah dikembangkan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Sedangkan PSI
adalah pengkajian terhadap sekolah yang: (a) memiliki masalah dalam sekolah
dan kinerja sekolah jauh di bawah standar yang telah ditetapkan, dan (b)
kinerja sekolah jauh di atas standar yang telah ditetapkan dan dapat dipetik
pelajaran dari pencapaian ini.
Kata kunci : Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan (SPPMP),
Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota (MSPK), Evaluasi Diri
.Sekolah (EDS)
44 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

A. Pendahuluan
Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan
komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta
meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia.
Di lain pihak dengan diberlakukannya Undang-undang No.32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah berdampak terhadap pengelolaan
pendidikan di daerah. Di satu sisi kebijakan otonomi pendidikan sangat
berpengaruh positif terhadap berkembangnya sekolah sebagai lembaga
pendidikan yang berbasis kepada kebutuhan dan tantangan yang dihadapi.
Keragaman potensi sumberdaya pendidikan di daerah yang ada menyebabkan
mutu keluaran sekolah sangat bervariasi. Keberadaan satuan pendidikan baik
secara jenjang dan jenis di Indonesia yang tersebar di seluruh Negara kesatuan
Republik Indonesia memiliki keragaman layanan proses, sarana dan prasarana,
tenaga pendidik dan kependidikan, serta mutunya. Oleh karena itu, standarisasi
mutu regional dan nasional merupakan salah satu faktor yang harus
diperhatikan dalam upaya penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan.
Upaya penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan sulit dilepaskan
keterkaitannya dengan manajemen mutu, dimana semua fungsi manajemen
yang dijalankan diarahkan semaksimal mungkin dapat memberikan layanan
yang sesuai dengan atau melebihi standar nasional pendidikan. Berkaitan
dengan hal tersebut diperlukan upaya untuk mengendalikan mutu (quality
control). Pengendalian mutu dalam pengelolaan pendidikan tersebut
dihadapkan pada kendala keterbatasan sumber daya pendidikan. Oleh karena
itu diperlukan suatu upaya pengendalian mutu dalam bentuk jaminan atau
assurance, agar semua aspek yang terkait dengan layanan pendidikan yang
diberikan oleh sekolah sesuai dengan atau melebihi standar nasional
pendidikan. Konsep yang terkait dengan hal ini dalam manajemen mutu
dikenal dengan Quality Assurance atau penjaminan mutu.
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan
tanggungjawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh pemerintah,
pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota sesuai
dengan kewenangan masing-masing serta peran serta masyarakat. Pada level
Pemerintah dilaksanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional, Departemen
Agama, dan Departemen Dalam Negeri serta instansi terkait lainnya. Pada
level Pemerintah Daerah Propinsi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Propinsi, LPMP dan Kantor Wilayah Departemen Agama, sedangkan pada
level pemerintah daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota dan Kantor Departemen Agama.
Implementasi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan hingga
saat ini masih menghadapi berbagai macam permasalahan antara lain: (1)
belum tersosialisasikannya secara utuh Standar Nasional Pendidikan sebagai
acuan mutu pendidikan; (2) pelaksanaan penjaminan dan peningkatan mutu
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 45

pendidikan masih terbatas pada pemantauan komponen mutu di satuan


pendidikan; (3) pemetaan mutu masih dalam bentuk pendataan pencapaian
mutu pendidikan yang belum terpadu dari berbagai penyelenggara pendidikan;
dan (4) tindak lanjut hasil pendataan mutu pendidikan yang belum terkoordinir
dari para penyelenggara dan pelaksana pendidikan pada berbagai tingkatan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka diperlukan aspek legal tentang
penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan meliputi: (1) pengertian dan
ruang lingkup penjaminan dan peningkatan mutu; (2) pembagian tugas dan
tanggungjawab yang proporsional dalam penjaminan dan peningkatan mutu
pendidikan, (3) pencapaian Standar Nasional Pendidikan, dan (4)
pengembangan sistem informasi mutu pendidikan yang efektif untuk
pengelolaan, pengambilan keputusan dalam penjaminan dan peningkatan mutu
pendidikan.
Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota (MSPK) yang
merupakan komponen dari Sistem Penjaminan dan peningkatan Mutu
Pendidikan (SPPMP) telah dikembangkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas). Pelaksanaan SPPMP telah dimulai pada tahun 2009.
SPPMP disusun oleh Depdiknas untuk mendukung komitmen dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional. SPPMP disusun setelah
dilaksanakannya review terhadap Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan
(LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Permberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (P4TK) pada tahun 2007. Dengan SPPMP, personil dari Kantor
Dinas Pendidikan kabupaten/kota serta pengawas sekolah akan memiliki
peranan penting dalam menilai mutu sekolah dan mutu tenaga kependidikan
sekolah. Mereka akan mengacu pada informasi penjaminan mutu dalam rangka
membantu kabupaten/kota, sekolah dan tenaga kependidikan di sekolah
meningkatkan kinerja dan meningkatkan mutu hasil pendidikan siswa. Strategi
utama penjaminan mutu dalam SPPMP di tingkat Kabupaten/Kota mencakup
MSPK, Evaluasi Diri Sekolah (EDS), dan Pengkajian Sekolah Imbas (PSI).
Strategi-strategi tersebut akan dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota.
Menurut SPPMP, penjaminan mutu adalah serentetan proses yang
saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data
tentang kinerja dan mutu tenaga kependidikan, program pendidikan dan
institusi pendidikan. Penjaminan mutu mengarah pada peningkatan mutu.
Proses penjaminan mutu mencakup bidang yang akan dicapai beserta prioritas
pengembangan, menyajikan data perencanaan yang didasarkan pada bukti serta
pengambilan keputusan, dan mendukung budaya peningkatan yang
berkelanjutan. Mutu hasil pendidikan di tingkat pendidikan dasar dan
menengah di Indonesia dinilai berdasarkan delapan standar pendidikan
nasional BSNP. SPPMP untuk pendidikan dasar dan menengah mencakup: (a)
penilaian mutu pendidikan, (b) analisis dan pelaporan mutu pendidikan dan (c)
peningkatan mutu pendidikan.
Mutu satuan pendidikan dan tenaga kependidikan dinilai berdasarkan
delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dikembangkan oleh Badan
46 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Hubungan antara komponen-komponen


utama dapat dilihat dalam Diagram 1.
Diagram 1: Penjaminan dan dapeningkatan mutu menurut SPPMP

Peningkatan
mutu
pendidikan

Standar
Pendidikan
Nasional
Analisis & Penilaian
Pelaporan Mutu Mutu
Pendidikan PENJAMINAN Pendidikan
MUTU
ASSURANCE

Praktik pelaksanaan kegiatan pada tiga bidang di atas secara efektif


akan mengarah pada pengembangan budaya peningkatan mutu secara
berkelanjutan di satuan pendidikan pada tingkat Kabupaten/Kota. Karena
tujuan utama SPPMP adalah meningkatkan mutu lulusan, strategi penjaminan
mutu SPPMP di tingkat Kabupaten/Kota difokuskan pada Standar Nasional
Pendidikan, dengan perhatian utama pada kinerja sekolah, kinerja kepala
sekolah, dan kinerja guru. Standar yang menjadi perhatian utama dalam MSPK
adalah : (1) Standar Proses belajar mengajar, (2) Standar Penilaian Pendidikan,
(3) Standar Pengelolaan, (4) Standar Kepala Sekolah, (5) Standar Guru, (6)
Standar Isi, (7) Standar Kompetensi Lulusan, dan (8) Standar Sarana dan
.Prasarana Pendidikan
SPPMP menggunakan beberapa cara yang saling berkaitan untuk
mendapatkan data tentang mutu, kinerja dan pencapaian satuan pendidikan dan
tenaga kependidikan dengan menggunakan SNP yang relevan. Di Tingkat
nasional, Depdiknas bertanggung jawab untuk: (a) mengatur dan
mengkoordinasikan pembuatan kebijakan, regulasi dan strategi SPPMP, (b)
mensosialisasikan SPPMP ke seluruh wilayah Indonesia, (c) mengatur dan
mengkoordinasikan pelaksanaan SPPMP di tingkat nasional, (d) memantau dan
.melaksanakan SPPMP, dan (e) mereviu dan meningkatkan SPPMP
Tiga puluh tiga Lembaga Penjaminan Mutu (LPMP) di tiap-tiap
provinsi, akan mendukung pelaksanaan SPPMP dan membantu pengawas
sekolah di tingkat Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan dalam melaksanakan
tugas penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan. Pelaksanaan SPPMP di
.Kabupaten/kota adalah seperti berikut ini
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 47

Tahap pertama difokuskan pada pengumpulan, analisis dan .a


penggunaan data tentang mutu satuan pendidikan, kepala sekolah
.dan guru
Tahap kedua difokuskan pada mutu pengawas sekolah di tingkat .b
.Kabupaten/Kota
Berbagai strategi pengumpulan data penjaminan mutu SPPMP dapat
.dilihat pada diagram berikut ini
Diagram 2: Strategi penjaminan mutu dan Pengumpulan data SPP

EVALUASI
DIRI
SERTIFIKA SEKOLAH
SI GURU, (Dengan Validasi
PENGEMB eksternal) PENGKAJIA
ANGAN (Annual) N SEKOLAH
PROFESIO IMBAS
NAL (Jika perlu)
BERKELAN
JUTAN
(Tahunan) PENJAM
INAN
DAN
PROGRAM MONITORIN
AKREDITASI PENING G SEKOLAH
SEKOLAH KATAN OLEH
TINGKAT MUTU KABUPATEN/
PROPINSI KOTA
(Lima PENGUMPU (Laporan
tahunan) LAN DATA tahunan)
OLEH
PADATI
(Tiap tahun)

ahun)
Kotak yang diarsir adalah strategi
Penjaminan Mutu Tingkat
Kabupaten/kota

Tujuan penting SPPMP adalah meningkatkan mutu, validitas data dan


penggunaan data tentang penjaminan mutu untuk memastikan bahwa: (a)
pengumpulan data cukup dilakukan sekali saja, (b) informasi dan data yang
terkumpul valid, (c) data yang terkumpul dapat dipakai untuk penjaminan
mutu, dan peningkatan mutu, (d data yang telah dianalisis dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan kebijakan, alokasi sumber daya, perencanaan dan
.peningkatan mutu
48 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

B. SPPMP di Tingkat Kabupaten/Kota


SPPMP mensyaratkan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, pengawas
sekolah dan para kepala sekolah untuk memainkan peranan penting dalam
rangka pelaksanaan tiga strategi kunci penjaminan mutu: (1) monitoring
Sekolah oleh Pemerintah Kabupaten(MSPK), Evaluasi Diri Sekolah (EDS),
dan (c) Pengkajian Sekolah Imbas (PSI).. Hal ini terlihat dalam Diagram 3:
Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan tingkat Kabupaten/kota

DETROPPUS
FLES LOOHCS -
NOITAULAVE –
YB DETADILAV
STCIRTSID
)ESSS(

&UTUM NANIMAJNEP
UTUM NATAKGNINEP

DETEGRAT LOOHCS
LOOHCS LANRETXE YB GNIROTINOM
SWEIVER STCIRTSID
)RSET( )DMS(

Ketiga strategi utama penjaminan mutu SPPMP di tingkat


:Kabupaten/Kota tersebut di atas saling terkait karena dua hal yaitu
Pertama, informasi yang berhasil dikumpulkan dalam pelaksanaan .a
setiap strategi penjaminan mutu akan berkontribusi pada gambaran
total dari pencapaian dan mutu satuan pendidikan dan tenaga
kependidikan. Informasi tersebut selanjutya digunakan untuk tujuan
.peningkatan mutu dan pelaporan
Kedua, setiap kegiatan dapat menyediakan informasi yang digunakan .b
untuk mengarahkan strategi SPPMP yang lainnya. Sebagai contoh,
informasi yang didapat dari MSPK dan EDS dapat mempermudah
Kabupaten/Kota dalam menentukan satuan pendidikan yang
kinerjanya berada di bawah standar yang ditentukan dan Pengkajian
Sekolah Imbas (PSI) perlu dilakukan. Temuan-temuan yang didapat
dari PSI dapat digunakan untuk mengarahkan strategi peningkatan
sekolah dan kegiatan-kegiatan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan
.MSPK di masa yang akan datang
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 49

C. Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota (MSPK)


1. Rasional
Peraturan pemerintah dan peraturan menteri yang ada saat ini tentang
satuan pendidikan dan manajemen Kabupaten/Kota mensyaratkan agar satuan
pendidikan menyusun rencana sekolah dan Kabupaten/Kota wajib memonitor
kerja satuan pendidikan. Informasi yang didapat di tingkat Kabupaten/Kota
mengenai mutu satuan pendidikan dan tenaga kependidikan memiliki arti yang
sangat penting untuk meningkatkan mutu pendidikan di satuan-satuan
.pendidikan
Hasil penelitian berskala internasional menemukan bahwa kualitas hasil
belajar siswa tergantung pada: (1) Mutu belajar mengajar di tiap-tiap kelas, (2)
mutu dan kinerja para guru, (3) mutu kepemimpinan dan manajemen satuan
.pendidikan, dan (4) Ketersediaan dan penggunaan sumber belajar
Tanpa informasi yang jelas dan akurat tentang mutu dan kinerja bidang-
bidang tersebut, kepala sekolah, guru dan pengawas pendidikan tidak akan
mampu menyusun dan melaksanakan program-program dan kegiatan yang
sesuai untuk meningkatkan mutu pendidikan di kelas dan sekolah-sekolah.
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan pengawas sekolah telah mendapatkan
data dari sekolah dan kepala sekolah tentang kinerja dan mutu. Informasi
tersebut biasanya dilaporkan kepada Dinas Pendidikan Provinsi. Akan tetapi,
berdasarkan reviu yang dilakukan Depdiknas terhadap praktik di satuan
pendidikan dan Kabupaten/Kota terbukti bahwa mutu dan efektifitas
.monitoring sekolah serta cara mempergunakan data masih perlu diperbaiki
Banyak Kepala sekolah mengatakan bahwa data yang sama juga
diminta oleh satuan kantor dan kelompok yang berbeda yang berada dalam
sistem pendidikan. Menurut Dinas pendidikan Kabupaten/Kota data yang
dberikan unit pendidikan tidak valid dan andal. Menurut masyarakat dan orang
tua murid sekolah tidak memberikan informasi yang transparan tentang mutu
dan kinerja sekolah. Menurut satuan pendidikan dan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota pengawas sekolah tidak menjalankan tugas pengawasannya
dengan cukup baik. Di samping itu, sebagian besar data yang dikumpulkan
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang digunakan Dinas
pendidikan Kabupaten/Kota saat ini bersifat kuantitatif karena metode seperti
itu hanya berfokus pada hal-hal seperti profil staf dan siswa, perlengkapan dan
gedung. Perlu digali informasi lebih mendalam tentang kinerja dan mutu
tenaga kependidikan, proses belajar mengajar dan mutu hasil belajar. Karena
alasan itulah pendekatan yang lebih baik terhadap monitoring sekolah oleh
.kabupaten/kota sangat dibutuhkan

1. Tujuan dan Pendekatan MSPK


Tujuan dari MSPK adalah untuk meningkatkan mutu monitoring
sekolah yang dilaksanakan oleh Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan
50 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

pengawas sekolah di tiap Kabupaten / Kota di seluruh Indonesia. Dengan


meningkatkan mutu monitoring, informasi dapat digunakan secara efektif
.untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah
Untuk melaksanakan strategi nasional penerapan MSPK diperlukan
: sebuah pendekatan yang
Dapat membantu Pemerintah Kabupaten/Kota untuk meningkatkan .a
mutu pendidikan dan hasil belajar
Memastikan bahwa delapan SNP, dan Standar Pelayanan Minimal .b
(SPM), merupakan fokus dari proses pengumpulan data tentang
.penjaminan mutu serta setiap kegiatan peningkatan mutu
Menjelaskan tanggung jawab dan peranan dari tiap tingkatan dalam .c
.sistem pendidikan
Cukup fleksibel sehingga tiap kabupaten/kota mampu mengadaptasi .d
.MSPK ke dalam kondisi lokal masing-masing
Jika memungkinkan, memperbaiki praktek yang sudah ada daripada .e
.mengambil langkah-langkah baru atau langkah-langkah tambahan
Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota meningkatkan sistem .f
informasi dan proses manajemen yang mampu menyajikan data
yang valid, benar dan transparan tentang satuan pendidikan dan
.prestasi yang telah dicapai
Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota melaporkan data tentang .g
profil Kabupaten/Kota, pencapaian satuan pendidikan kepada
.pemerintah pusat seperti yang diamanatkan oleh undang-undang
Adapun langkah- langkah dalam pelaksanaan MSPK yaitu: (1)
menyusun petunjuk teknis pelaksanaan MSPK untuk memberi arahan bagi
Kabupaten/Kota, (2) menguji coba petunjuk teknis pelaksanaan MSPK tersebut
kepada kelompok perwakilan Kabupaten/Kota, (3) mereviu petunjuk
pelaksanaan teknis MSPK dengan mengelaborasi masukan-masukan yang
didapat dari uji coba yang telah dilakukan, dan (4) melaksanakan MSPK secara
.nasional

Langkah 1: Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan MSPK


Petunjuk teknis pelaksanaan MSPK perlu disusun untuk memberi
arahan pada Kabupaten/Kota, terutama para pengawas sekolah, dalam
melaksanakan kegiatan monitoring sekolah yang baik. Petunjuk tersebut akan
disusun dengan sejelas jelasnya agar personil di tingkat Kabupaten/Kota
mampu melaksanakan program monitoring sekolah yang sesuai dengan syarat-
syarat yang ditetapkan dalam SPPMP tingkat nasional dan yang begitu
fleksibel sehingga Pemerintah Kabupaten/Kota mampu menyesuaikannya
dengan kondisi prioritas lokal. Dalam proses penyusunan petunjuk teknis
tersebut, tim penyusun mengacu pada pengalaman dan temuan-temuan dari
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 51

penelitian serta kegiatan monitoring sekolah yang sudah dilaksanakan di


.negara-negara lain

Tabel 1
Kerangka Petunjuk teknis pelaksanaan MSPK

Bab 1 – SPPMP – Latar belakang dan Konteks


Bab 2 – Dasar hukum SPPM dan Monitoring Sekolah, Kepala Sekolah,
dan Guru Oleh Pemerintah Kabupaten/kota
Bab 3 – Strategi Penjaminan dan Peningkatan Mutu tingkat
Kabupaten/kota
Bab 4 – Prinsip-prinsip Program MSPK yang efektif
Bab 5 – Petunjuk Teknis Pelaksanaan MSPK yang efektif
5.1 Tujuan Penjaminan dan peningkatan Mutu tingkat
Kabupaten/Kota
5.2 Wilayah yang menjadi prioritas Penjaminan dan Peningkatan
Mutu tingkat Kabupaten/Kota.
5.3 Perencanaan Peningkatan dan Penjaminan Mutu tingkat
Kab/kota
5.4 Pelaksanaan Penjaminan dan Peningkatan Mutu Tingkat
Kabupaten/Kota
5.5 Manajemen Informasi
5.6 Pemanfaatan informasi Penjaminan mutu untuk Peningkatan
Mutu
5.7. Peran dan Tanggung jawab terhadap SPPMP
Bab 6 – Alat dan Instrumen Penjaminan Mutu
LAMPIRAN: instrument pengumpulan data.

Perlu diketahui bahwa penyusunan petunjuk teknis harus diawasi oleh


Tim Pengarah yang terdiri dari perwakilan dari kelompok-kelompok utama
seperti terlihat dalam tabel 2 di bawah ini. Tim Pengarah dapat memilih tim
penulis yang keanggotaannya memiliki pengetahuan yang sesuai dengan
.bidang monitoring ini
52 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

:Tabel 2
Anggota Kelompok Kerja MSPK
Lokasi Lembaga Pelaksana Pelaksana
Satuan Pendidikan Sekolah Kepala SD, dan Kepala SMP
Kab/Kota Dinas Pendidikan Kadinas Pendidikan dan
Pengawas.
Mandikdasman Dit PSD dan DitPSMP
Depdiknas
PMPTK DitTendik, DitProfesi dan
DitBindiklat
LPMP Seksi Supervisi
BALIBANG Pusat Statistik Pendidikan
(PSP)
Langkah 2: Menguji cobakan Petunjuk Teknis pelaksanaan
Ketika draf pertama Petunjuk Pelaksanaan MSPK selesai disusun,
petunjuk pelaksanaan MSPK tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu. Tim
Pelatih terdiri dari Koordinator Tim Monitoring Sekolah Pemerintah
Kabupaten/Kota, pengawas sekolah dan personil LPMP melaksanakan
pelatihan minimal 3 hari yang berkaitan dengan pelatihan capacity building.
Fokus dari pelatihan tersebut meliputi: (a) pemahaman terhadap SPPMP, (b)
.petunjuk teknis MSPK, (c) proses fasilitasi, dan (d) monitoring dan evaluasi
Langkah 3: Review Petunjuk Teknis MSPK
Data hasil ujicoba yang dikumpulkan akan digunakan untuk memberi
.arah pada finalisasi petunjuk teknis
Langkah 4: Pelaksanaan secara nasional
Pelaksanaan SPMK secara nasional diikuti juga oleh pengawas sekolah,
pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan personil LPMP terpilih yang
telah mengikuti training (capacity building) tentang MSPK, EDS dan PSI
sebagai satu paket pelaksanaan SPPMP di tingkat kabupaten/kota. Dalam
pelaksanaannya secara nasional maka: (a) petunjuk teknis MSPK perlu dicetak
dan dibagikan kepada seluruh Kabupaten/Kota, (b) sekolah dan pengawas
sekolah, (c) LPMP akan membutuhkan dukungan dan laporan kemajuan
sebagai bagian dari tugas penjaminan mutu mereka dan (d) diperlukan rencana
pelaksanaan yang telah disetujui bersama secara nasional oleh Pejabat Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi, dan
.Depdiknas

D. Tugas dan tangungjawab dalam MSPK


Tugas dan tanggung jawab Tim pelaksana MSPK dijabarkan dalam
tabel 3. Tugas-tugas tersebut dijabarkan dalam petunjuk teknis pelaksanaan
MSPK. Tim pelaksana MSPK terdiri dari : (a) kepala sekolah, (b) guru, (c)
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 53

pengawas sekolah, (d) dinas pendidikan kabupaten/kota, (e) Lembaga LPMP,


(f) Dinas Provinsi, (g) Depdiknas Pusat yaitu Balitbang Depdiknas, dan (h)
Badan Standar Nasional Pendidikan atau BSNP. Anggota Tim pelaksana
.MSPK tersebut memiliki tugas dan fungsi masing-masing
Pihak-pihak pelaksana ini menjalankan tugas penjaminan mutu mulai
dari satuan pendidikan (sekolah) sebagai lembaga penyelenggara pendidikan
hingga institusi pembina sekolah di tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga di
.tingkat pusat yaitu Departemen Pendidikan Nasional
:Tabel 3
Tugas dan tanggung jawab dalam MSPK

Tugas yang harus silaksanakan


Lembaga Petugas

1. Melaksanakan Rencana Pengembangan


Se Kepala Sekolah,
Sekolah dan mengadakan evaluasi rutin
Ko Guru terhadap kinerja sekolah.
2. Membantu pengawas sekolah mereview
Lah pencapaian sekolah melalui MSPK.
3. Menyusun laporan untuk pengawas
sekolah dan masyarakat tentang
pencapaian sekolah dan hal-hal yang
perlu diperbaiki.
4. Melaksanakan program untuk
meningkatkan kinerja dan mutu
pendidikan.
5. Menggunakan data MSPK untuk
menyiapkan akreditasi.
54 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

1. Menyusun dan mengembangkan strategi


dan alat untuk memonitor kinerja sekolah
Pengawas dan mutu sekolah.
Sekolah 2. Mengumpulkan data tentang kinerja
Kabu- sekolah melalui kunjungan ke sekolah
Paten/ secara rutin.
3. Menyusun laporan untuk Dinas
Kota Pendidikan dan Kandepag
Kabupaten/Kota tentang kinerja sekolah,
pencapaian dan hal-hal yang perlu
diperbaiki dengan menggunakan SNP.
4. Memberi rekomendasi kepada Dinas
Pendidikan dan Kandepag
Kabupaten/Kota tentang sekolah mana
yang harus dilakukan PSI
5. Membantu sekolah untuk menyusun dan
melaksanakan program perbaikan.
6. Memonitor pelaksanaan dan efektifitas
program peningkatan sekolah

1. Membantu pengawas sekolah menyusun


dan mengembangkan instrument dan
Kantor Dinas straTegi MSPK
Pendidikan 2. Mengentri data yang disediakan oleh
pengawas sekolah kedalam EMIS
Kabupaten/Kota.
3. Menganalisa data dan menggunakan data
untuk penyusunan kebijakan, pembuatan
keputusan, perencanaan, alokasi sumber
daya dan perbaikan sekolah.
4. Memberi laporan kepada
Depdiknas/Depag tentang pencapaian
sekolah/kabupaten menurut SNP.
5. Menggunakan data MSPK untuk
merencanakan dan melaksanakan PSI
terhadap sekolah yang teridentifikasi.
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 55

1. Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota


LPMP
dan pengawas sekolah menyusun dan
mengembangkan instrument dan strtaegi
MSPK
2. Memberi nasehat kepada Pemerintah
Provinsi Kabupaten/Kota dan sekolah tentang hal-
1. Meninjau data MSPK Kabupaten/Kota
Kantor Diknas
tentang kinerja sekolah berdasarkan SNP
Provinsi
2. Menyusun laporan di tingkat propinsi
tentang kinerja dan pencapaian sekolah
1. Memfasilitasi penyusunan program dan
Depdiknas
strategi nasional SPPMP
Nasional (Pusat Statistik 2. Menganalisa data dari Kabupaten/Kota
Pendidikan/PSP) dan Propinsi dan melaporkannya kepada
Menteri tentang kinerja sekolah

E. Strategi MSPK Tingkat Kabupaten/Kota

MSPK berkaitan erat dengan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan


Pengkajian Sekolah Imbas (PSI). Ulasan singkat tentang kedua strategi itu
dijabarkan dibawah ini sehingga keterkaitan antara ketiga kegiatan SPPMP
.tersebut bisa difahami

Evaluasi Diri Sekolah (EDS) .1


EDS harus dilaksanakan tiap tahun oleh sekolah dengan dukungan
pengawas sekolah. Dengan menerapkan strategi EDS sekolah diharapkan dapat
meninjau kesesuaian kinerja mereka dengan rencana sekolah dengan
menggunakan Standar Nasional Pendidikan untuk menguji mutu kinerja
mereka. Informasi yang dihasilkan dalam EDS akan digunakan sekolah untuk:
(a) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, (b) menyiapkan rencana
pengembangan sekolah ke depan, (c) melaksanakan program pengembangan,
dan (d) melaporkan kinerja mereka dan hal-hal yang perlu diperbaiki kepada
.masyarakat dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Pengawas akan membantu sekolah-sekolah untuk melaksanakan
program EDS mereka, validasi laporan, dan membantu sekolah merancang
program pengembangan sekolah yang akan datang dan memonitor pelaksanaan
program sekolah. Informasi tentang kinerja sekolah dapat dipakai untuk tujuan
pelaporan nasional dan mengenali sekolah yang mungkin membutuhkan
.pengkajian sekolah imbas (PSI)
56 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

Pengkajian Sekolah Imbas (PSI) .2


Pengkajian Sekolah Imbas (PSI) merupakan bagian dari SPPMP di
tingkat Kabupaten/Kota tetapi prosesnya hanya akan dilaksanakan ketika
MSPK, EDS dan akreditasi Badan Akreditasi Nasional menunjukkan bahwa:
(a) terdapat suatu masalah dalam sekolah dan kinerja sekolah jauh di bawah
standar yang telah ditetapkan, dan (b) kinerja sekolah jauh di atas standar yang
telah ditetapkan dan dapat dipetik pelajaran dari pencapaian ini. Sejumlah PSI
akan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan oleh tim dari Dinas Pendidikan
. Kabupaten/Kota
Pelaksanaan strategi penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan adalah
.seperti tercantum pada tabel berikut ini

Tabel 4:
Ringkasan Strategi Penjaminan Mutu SPPMP

Strategi Fokus Peserta Kerangka Data dan Instrumen/


Waktu Penggunaa Cara
nnya Yang
Terkait
Evaluasi  Kajian  Staf  Tahunan  Data Profil  Pengump
Diri pencapaian sekolah Deskriptif ulan data
Sekolah pembalajara  Komite  Kualitatif Pusat
(EDS) n di Sekolah data dan
sekolah/mad  Kuantitatif informas
rasah  Peserta  Peningkata i (Padati)
dibandingka didik n Sekolah/  Program
n dengan  Masyarak madrasah monitori
rencana at  Monitoring ng
tahunan  Pengawas Dinas sekolah,
sekolah dan Pendidikan guru dan
satndar  Yayasan
kabupaten / kepala
nasional Kota dan sekolah
pendidikan Kandep (PMSGK
(SNP) kabupaten/ S).
 Pelaporan Kota  Program
pencapaian Akredita
SNP oleh si
sekolah/mad Sekolah
rasah ke tingkat
Kabupaten/ Propinsi
Kota
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 57

Program  Kajian  Pengawas  Pengumpul  Data Profil  Evaluasi


Monitorin eksternal  Kepala an data Deskriptif Diri
g Sekolah, terhadap Sekolah/ yang terus  Kualitatif Sekolah
Guru & kinerja madrasah berjalan (EDS)
Kepala sekolah/mad  Kuantitatif
 Staf  Laporan  Kajian
Sekolah rasah, tahunan  Monitoring Sekolah
(PMSGK kepala Sekolah / Dinas
madrasah mengenai Target
S) sekolah/mad kinerja Pendidikan (KST)
(Dilaksan rasah dan  Komite sekolah kabupaten,/
guru dengan Sekolah kota  Padati
akan oleh
Dinas acuan SNP  Pegawai  Peningkata
Pendidika  Kajian Dinas n Sekolah
n pencapaian Pendidika  Perencanaa
kabupaten, prioritas n n
Kandepag kontekstual kabupaten
propinsi lokal  Alokasi
 Pegawai sumber
dan
 Mengemban Kandepag daya
kabupaten, propinsi
gkan
& yayasan dan
kapasitas
Pendidika kabupaten
kepala
n)
sekolah/mad  Yayasan
rasah untuk Sekolah
mengelola
kinerja dan
pengemban
gan guru
Sekolah  Reviu  Pengawas  Jika  Kualitatif  Program
Target eksternal  Staf dibutuh  Kuantitatif monitori
Kajian sekolah/mad LPMP kan ng
(STK) rasah yang  Monitoring sekolah,
 Staff  Reviu – Dinas
kinerjanya dua hari guru dan
sangat Balai Pendidikan kepala
Pendidika untuk kabupaten
dibawah pengumpul sekolah
atau sangat n dan dan (PMSGK
Pelatihan an data; Kandepag
diatas dari dua hari S).
kinerja yang  Masyarak propinsi
untuk dan  Evaluasi
diharapkan at pelaporan Diri
oleh kabupaten
 Staf Sekolah
kabupaten / Sekolah  Peningkata (EDS
kota n
 Yayasan Sekolah/ma
 Sekolah Sekolah
akan drasah
diidentifikas  Yayasan  Penelitian
ikan oleh pendidika dan
kabupaten/k n Islam/ Pengemban
ota dengan Pondok gan
mempergun Pesantren
akan data
dari Ujian
Nasional,
58 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

EDS dan
Monitoring
Sekolah
oleh
Kabupaten /
Kota
Padati  Pengumpula  Kepala  Tahunan  Data Profil  EDS
n data Sekolah/  Data Deskriptif  PMSGK
kuantitatif– Madrasah dimasukk  Kuantitatif S
staf, peserta  Pengawas an oleh
didik,  Kinerja
 Staf kabupate sistem
sumber n/kota
daya, Kabupate dibandingk
n/Kota dan an dengan
infrastruktur dikirim
,  PSP SNP dan
ke PSP SPM
kompetensi
guru dan  Akses
sebagainya. data ke
LPMP/Ba
lai Diklat
Depag
dalam
waktu
yang
sama
Sertifikasi  Penilaian  Guru  Berjalan  Kualitatif  PMSGK
dan kompetensi  Kepala dengan  Kuantitatif  EDS
Pemutakh guru Sekolah kuota
iran tahunan  Pemetaan
 Sertifikasi  Pengawas Kompetensi
Sertifikasi guru
 Perguruan Tenaga
 Pemutakhira tinggi Pendidik
n kinerja  Peningkata
dan  P4TK
n
kompetensi  Bindiklat Kompetensi
 Beasiswa
untuk
kualifikasi
S1

Prog-  Akreditasi  Dewan  Setiap  Kualitatif  EDS


ram sekolah/m Akredita lima  Kuantitati  PMSG
Akredi- adrasah si tahun ( f KS
tasi berdasark Propinsi  Akreditas
Sekolah an SNP  Yayasan i Sekolah
oleh /Pondok
Propinsi  Monitorin
Pesantre g kinerja
n sekolah/m
 Pengaw adrasah
as
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 59

 BAN  Peningkat
S/M an
Sekolah

G. Implementasi SPPMP
Implementasi SPPMP dalam suatu sistem pendidikan di Indonesia yang
wilayahnya luas, dan ditambah dengan pelaksanaan otonomi pendidikan di
tingkat Kabupaten/Kota tentu akan berjalan lambat. Oleh karena itu,
implementasi SPPMP perlu dibuat dalam beberapa tahapan dan dilakukan
dengan cara hati-hati oleh semua fihak yang punya tanggungjawab terhadap
perbaikan mutu pendidikan.
Strategi implementasi SPPMP secara nasional harus dilakukan secara
bertahap dengan kegiatan utama penilaian mutu dan analisis mutu komponen
SPPMP. Prioritas dukungan harus diberikan kepada :
Kegiatan yang akan dilaksanakan secara berkala dan sering .a
dilakukan secara rutin
Kegiatan yang memiliki peluang untuk mendapatkan dampak .b
terbesar dalam meningkatkanhasil belajar peserta didik
Kegiatan yang akan memberikan informasi yang paling luas dan .c
.paling valid mengenai pencapaian SNP
Dengan alasan-alasan tersebut di atas maka pelaksanaan SPPMP akan
memberikan prioritas utama pada implementasi Evaluasi Diri Sekolah (EDS)
dan Program Monitoring Sekolah, Guru dan Kepala Sekolah (PMSGKS).
Sedangkan dalam SPPMP, Kajian Sekolah Target (KST) menjadi tahapan
penting. Namun, implementasi KST akan bergantung pada implementasi dan
ananalisis yang baik dari EDS dan PMSGKS. Oleh karena itu, KST baru akan
dilaksanakan pada tahapan berikutnya.
Bermitra dengan Depdiknas, BAN Sekolah melakukan pengkajian
kembali program akreditasi sekolah agar dapat menselaraskan program
akreditasi dengan pelaksanaan SNP. Ketika BSNP telah selesai merumuskan
Kerangka Kerja Indikator Pencapaian untuk pengumpulan data tentang
pencapaian SNP, kemudian instrumen akreditasi BAN Sekolah akan dikaji
ulang untuk menjamin keselarasannya dengan Kerangka Kerja Indikator
BSNP.

G. Kesimpulan
1. Kepala sekolah dan guru, dengan dukungan dari pengawas, memegang
tanggung jawab utama untuk program penjaminan mutu pendidikan,
dan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) adalah kegiatan utama untuk
mendorong peningkatan kinerja sekolah, pengembangan profesi guru
dan peningkatan hasil belajar siswa..
60 Strategi Pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendiikan

2. SPPMP harus dilaksanakan untuk membangun budaya perbaikan mutu


berkelanjutan di sekolah. Seluruh pimpinan, guru dan pegawai sekolah
menjadi fokus dari upaya penjaminan mutu dan perbaikan mutu
sekolah.
3. SPPMP dapat dilakukan oleh pengawas, dan ahli pendidikan yang
memiliki kompetensi penjaminan dan peningkatan mutu sekolah yang
memadai termasuk praktisi pendidikan dari LPMP atau perguruan
tinggi.
4. Pengelolaan, penyimpanan, dan penyajian data SPPMP yang efektif
dan efisien akan menjadi hal yang penting untuk menjamin validitas
dan aksesibilitas data untuk tujuan penjaminan dan peningkatan mutu.

Daftar Pustaka
Ahire, SL, DY Golhar and Mattew AW, 1996. Development and Validation of
TQM Implementation Construct, Decision Sciences, Winter Vol 27.
Art & Humanities Research Council, 2007. Understanding Your Project: A
Guide to Self Evaluation).
Banks, Jerry, 1989. Priciples of Quality Control. New York: John Willey and
Sons, Inc.
Depdiknas, 2008. Sistem Penjaminan dan Peningkatan Mutu Pendidikan
(SP2MP)
Dumond, Ellen J, 1995. Learning from the Quality Improvement Process:
Experiences from US Manufacturing Firms, “Production and Inventory
Management Journal”. Fourth Quarter, p.7-13.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,2003. Pedoman Penjaminan Mutu
(Quality Assurance) Pendidikan Tinggi.
Evans, JR and WM.Lindsay, 1996. The Management and Control Quality,
Third Edition .Mineapolis: West Publishing Company.
Hongren, CT, GL. Sundem dan FH.Selto, 1993. Introduction to Management
Accounting. Ninth Edition, Englewoods Cliffs. New Jersey:Prentice Hall
Inc.
Mears, Peter, 1993. How to Stop Talking About and Begin Progress towrd
Total Quality Management. Business Horizon (Mei-Juni).
Roth H, dan WJ.Morse, 1983. Let’s Help Measure and Report Quality Cost :
Management Accounting. (August) Nomor 65.
Reeves, CA and David Bednar, 1994. Definimg Quality: Quality Alternatives
and Implications. “The Academy of Management Review”. Vol 19 (3)
July, p446-471.
Spencer, Barbara A, 1994. Model of Organization and Total Quality
Management: Acomparation and Critical Evaluation. “The Academy of
Management Review”. Vol 19 (3) July, p419-829.
INFORMASI, No. 2, XXXV, Th. 2009. 61

Snyder NH, JD.Dowd dan DM.Houghton, 1994. Vision, Values, and Courage.
New York. The Fredd Press.
Shea, John and David Gobell, 1995. TQM: The Experiences of Ten Small
Business. Business Horizon (January-February).
Biodata Penulis: Moerdiyanto, doktor dalam Ilmu Ekonomi, UNY, Lektor
Kepala di Bidang Manajemen, Pembina Utama Muda/Gol. IV/C, dan dosen
Manajemen/ Keuangan pada Jurusan Manajemen Fakultas Ilmu Sosial dan
Ekonomi UNY.

Anda mungkin juga menyukai