Anda di halaman 1dari 4

BERSINERGI DENGAN DPR RI GUNA MELAWAN PANDEMI COVID-19

Triana Maudy Yulianti Surasa


SMAN 2 JOMBANG

Virus Corona atau Covid-19 yang merebak akhir-akhir ini dinilai berdampak negatif
terhadap seluruh bidang kehidupan bangsa, mulai dari bidang kesehatan, pendidikan,
ekonomi, sosial, budaya, dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, pemerintah diminta untuk
bergerak cepat dalam mengatasi penyebaran Covid-19. Dalam hal ini, pemerintah sebagai
lembaga eksekutif tidak bisa sendirian menjalankan tugasnya, butuh dukungan parlemen /
DPR RI guna mempercepat penanganan Covid-19. Dengan demikian, pemerintah diminta
untuk segera bersinergi dan duduk bersama dengan DPR RI dalam membuat kebijakan
khusus, yang tidak hanya bertujuan untuk mengatasi penyebaran Covid-19, namun juga
membuat kebijakan khusus yang bisa mengatasi dampak-dampak buruk yang muncul di
kemudian hari. Dengan bergotong rotong bersama DPR RI, pemerintah diyakini bisa
mengatasi situasi pandemi Covid-19 dengan sesegera mungkin.
Sebagai lembaga legislatif, DPR RI diketahui mempunyai 3 fungsi utama, yaitu
fungsi legislasi, anggaran dan pengawasan. 1 Fungsi DPR RI ini tertuang dalam Pasal 20A
ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 2 Fungsi legislasi adalah
fungsi yang berhubungan dengan upaya menerjemahkan aspirasi masyarakat menjadi
keputusan-keputusan politik yang nantinya dilaksanakan oleh pihak eksekutif (pemerintah).
Di sini kualitas anggota DPR diuji. Mereka harus mampu merancang dan menentukan arah
serta tujuan aktivitas pemerintahan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Fungsi
anggaran adalah fungsi yang berkaitan dengan kemampuan DPR mendistribusikan anggaran
sesuai dengan skala prioritas yang secara politis telah ditetapkan. Sementara itu, fungsi
pengawasan adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya memastikan pelaksanaan keputusan
politik yang telah diambil tidak menyimpang dari arah dan tujuan yang telah ditetapkan.3
Tiga fungsi DPR RI sebagaimana diuraikan di atas tetap bisa dijalankan oleh para
anggota DPR RI baik secara fisik maupun secara virtual, meskipun sedang berada di situasi
pandemi. Pandemi Covid-19 bahkan tidak menjadi halangan bagi DPR RI untuk bekerja
1
Buletin Parlementaria. 2020. KPK Harus Awasi Anggaran Penanganan Covid-19. Nomor
1102/I/V/2020: 1-24.
2
Achmadudin Rajab. 2017. Peran Penting Badan Keahlian DPR RI dalam Sistem Hukum
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Mendukung Terwujudnya Keadilan Untuk Kedamaian.
Jurnal Legislasi Indonesia. 14 (2): 233-244.
3
Ratnia Solihah dan Siti Witianti. 2016. Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat
Pasca Pemilu 2014: Permasalahan dan Upaya Mengatasinya. Jurnal Ilmu Pemerintahan. 2 (2): 291-307.
secara profesional. Namun demikian, di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini tidak
semua fungsi tersebut diprioritaskan oleh para anggota DPR RI. Hanya ada dua fungsi yang
dinilai layak untuk diprioritaskan dalam rangka menghadapi pandemi Covid-19, yakni fungsi
anggaran dan pengawasan.4
Berkaitan dengan fungsi anggaran, sudah seharusnya DPR RI di tengah pandemi ini
mengusulkan agar alokasi anggaran infrastruktur dan sektor lainnya yang tidak prioritas
supaya direalokasikan untuk penanganan Covid-19. Misalnya: 1) Merealokasikan anggaran
negara untuk memproduksi APD. Sebab, kurangnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga
medis menjadi persoalan yang cukup serius saat ini. Jumlah APD yang tidak memadai
menyebabkan banyak tenaga medis yang terpapar Covid-19 dan akhirnya gugur ditengah
perjuangannya menghentikan pandemi mematikan ini. Menyikapi persoalan APD ini, maka
sudah seharusnya DPR RI mendesak pemerintah agar merealokasikan anggaran negara untuk
diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memproduksi APD, sehingga produksi APD
segera dilakukan dan hasilnya bisa didistribusikan ke setiap rumah sakit yang ada di seluruh
wilayah Indonesia. 2) Merealokasikan anggaran negara untuk insentif tenaga medis, santunan
kematian, bantuan iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dan dana gugus tugas Covid-19.
Terkait fungsi pengawasan, ada beberapa persoalan besar yang perlu disikapi dan
mendapat perhatian khusus dari DPR RI. Pertama, ada perbedaan data jumlah kasus
kematian Covid-19 antara pemerintah dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dimana data
jumlah kematian akibat Covid-19 yang diperoleh dari IDI lebih banyak ketimbang data yang
diperoleh dari pemerintah. Dari adanya temuan ini, sudah saatnya DPR RI melakukan fungsi
pengawasannya semaksimal mungkin dengan cara menelusuri akar persoalannya dan
kemudian mencari solusi atas persoalan tersebut. Kedua, kartu prakerja yang dicanangkan
oleh pemerintah belum berjalan dengan baik, padahal jumlah korban pemutusan hubungan
kerja atau PHK semakin hari semakin meningkat. Belum berjalannya kartu prakerja ini tidak
lain disebabkan karena adanya prosedur pendaftaran yang berbelit-belit, ketentuan
persyaratan yang cukup banyak dan rumit, serta karena diwajibkannya tes. Hal ini tentu
membuat para korban PHK sangat kesulitan mendapatkan kartu prakerja. Untuk itu, sudah
saatnya DPR RI menjalankan pengawasan atas pelaksanaan kartu prakerja tersebut, misalnya
dengan cara meminta pemerintah menyederhanakan prosedur pendaftaran, memperjelas
persyaratan serta menghapus tes.5 Ketiga, sebagaimana diketahui saat ini pemerintah telah
berupaya memberikan bantuan sosial kepada masyarakat melalui berbagai program bantuan,
4
Ady Thea. 2020. Mendorong Peran Pengawasan DPR Saat Pandemi Covid-19. Diakses pada 28
September 2020. Tersedia dari https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e9d931d5e7f8/mendorong-peran-
pengawasan-dpr-saat-pandemi-covid-19/
seperti prorgam kartu prakerja dengan manfaat berupa uang Rp 600 ribu untuk 4 bulan (total
Rp. 2,4 juta); program BLT UMKM dengan manfaat modal usaha Rp 600 ribu untuk 4 bulan
(total Rp. 2,4 juta); program subsidi bagi karyawan yang terdaftar di BPJS ketenagakerjaan
dan memiliki gaji di bawah Rp 5 juta dengan bantuan Rp 600 per bulan selama 4 bulan (total
Rp. 2,4 juta); dan prorgam lain yang serupa yakni keluarga harapan (PKH) untuk rakyat
miskin dengan manfaat yang didapat berbeda yaitu uang Rp. 600 selama 3 bulan (April-Juni)
dan diperpanjang menjadi Rp 300 selama 5 bulan (Juli-Desember). Menyikapi hal tersebut,
sudah seharusnya DPR RI tidak membiarkan perbedaan manfaat dari setiap program yang
diberikan. Keempat, penyaluran bantuan sosial yang dilakukan pemerintah masih menuai
masalah, terutama berkaitan dengan masalah data penerima bantuan yang tidak tepat sasaran,
seperti ditujukan kepada PNS dan golongan elit. Bahkan ada yang ditujukan kepada orang-
orang yang sudah meninggal. Melihat permasalahan akurasi data penerima bantuan sosial
tersebut, sudah saatnya DPR RI memberikan masukan kepada pemerintah untuk
memperbaiki dan mengoreksi data penerima bantuan sosial sehingga benar-benar tepat
sasaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan bergotong rotong
bersama DPR RI, pemerintah diyakini bisa mengatasi situasi pandemi Covid-19 dengan
sesegera mungkin. Namun demikian, perlu ditekankan bahwa penanganan Covid-19 tidak
akan berhasil jika hanya melibatkan sinergi antara Pemerintah dan DPR RI saja. Tetapi juga
perlu ada sinergi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat, maupun antara masyarakat
dengan masyarakat. Dengan kata lain, perlu ada gotong-royong bersama untuk melawan virus
yang diduga berasal dari Wuhan, China ini. Jika gerakan gotong royong antara lembaga
eksekutif, legislatif, serta masyarakat berjalan dengan baik, maka penyebaran Covid-19 di
seluruh wilayah Indonesia akan cepat terhenti.

5
Hukum Online. 2020. Mendorong Peran Pengawasan DPR Saat Pandemi Covid-19. Diakses pada 28
September 2020. Tersedia dari https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e9d931d5e7f8/mendorong-peran-
pengawasan-dpr-saat-pandemi-covid-19?page=2
DAFTAR PUSTAKA

Buletin Parlementaria. 2020. KPK Harus Awasi Anggaran Penanganan Covid-19. Nomor
1102/I/V/2020: 1-24.
Hukum Online. 2020. Mendorong Peran Pengawasan DPR Saat Pandemi Covid-19. Diakses
pada 28 September 2020. Tersedia dari
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e9d931d5e7f8/mendorong-peran-
pengawasan-dpr-saat-pandemi-covid-19?page=2
Rajab, Achmadudin. 2017. Peran Penting Badan Keahlian DPR RI dalam Sistem Hukum
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang Mendukung Terwujudnya
Keadilan Untuk Kedamaian. Jurnal Legislasi Indonesia. 14 (2): 233-244.
Solihah, R dan S. Witianti. 2016. Pelaksanaan Fungsi Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat
Pasca Pemilu 2014: Permasalahan dan Upaya Mengatasinya. Jurnal Ilmu
Pemerintahan. 2 (2): 291-307.
Thea, Ady. 2020. Mendorong Peran Pengawasan DPR Saat Pandemi Covid-19. Diakses pada
28 September 2020. Tersedia dari
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5e9d931d5e7f8/mendorong-peran-
pengawasan-dpr-saat-pandemi-covid-19/

Anda mungkin juga menyukai