Anda di halaman 1dari 3

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

RESUSITASI JANTUNG PARU

No.Dokumen: Revisi : Halaman:


RSUD BANDAR 1/3
NEGARA HUSADA 01

Ditetapkan :
Direktur RSUD Bandar Negara
STANDAR Tanggal terbit: Husada,
PROSEDUR
OPERASIONAL 1 Februari 2021

dr. Djohan Lius, M.Kes.


NIP. 1971022 200212 1 004
1. Pengertian Resusitasi jantung paru merupakan usaha yang dilakukan untuk
mengembalikan fungsi pernapasan dan atau sirkulasi pada henti
napas (respiratory arrest) dan atau henti jantung (cardiac arrest)
pada orang dimana fungsi tersebut gagal total oleh suatu sebab yang
memungkinkan untuk hidup normal selanjutnya bila kedua fungsi
tersebut bekerja kembali.

2. Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah – langkah bagi dokter dan


perawat dalam resusitasi jantung paru.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan respirasi
yang adekuat sampai keadaan henti jantung teratasi atau sampai
penderita dinyatakan meninggal.
3. Memberikan oksigenasi terhadap otak, jantung dan organ –
organ vital sampai datangnya sistem pengobatan yang definitif.
4. Kebijakan 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
4. Keputusan Kepala Rumah Sakit Bandar Negara Husada Provinsi
Lampung Nomor : 180/053.B/V.02.9/VIII/2017 tentang
Pemberlakuan Prosedur Tetap Pelayanan dan Administrasi di
RSUD Bandar Negara Husada Provinsi Lampung

5. Alat dan Bahan 1. Alat pelindung diri (masker, hanscoon)


2. Laryngoscope lurus dan bengkok (jika ada))
3. Orofaring /Mayo berbagai ukuran
4. Perlengkapan infus (blood set)
5. Gunting verban
6. Papan resusitasi (long spine board)
7. Spuit dan jarum no.14-16
8. Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai (Bag valve mask,
Masker)
9. Set penghisap lendir lengkap dan siap pakai
10. EKG monitor (bila ada& bila memungkinkan)
6. Prosedur 1. Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan
2. Atur posisi pasien di tempat datar atau alas keras
3. Baju bagian atas pasien dibuka (sambil periksa apakah ada
cedera/ trauma)
4. Petugas menggunakan alat pelindung diri (masker, handscoon)
5. Mengecek kesadaran pasien dengan cara :
a. Memanggil nama
b. Menanyakan keadaannya
c. Menggoyangkan bahu/ mencubit pasien
6. Jika pasien tidak sadar/ tidak ada respon, segera aktifkan
SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu)
7. Buka jalan nafas dengan head tilt chin lift (tekan dahi angkat
dagu) dan bersihkan jalan nafas dari sumbatan
8. Menilai pernafasan dengan cara :
a. Melihat pergerakan dada/ perut
b. Mendengar suara keluar masuknya udara dari hidung
c. Merasakan adanya udara dari mulut/ hidung pipi
9. Jika pasien tidak bernafas, berikan nafas buatan sebanyak 2x
secara perlahan
10. Periksa denyut jantung dengan cara meraba nadi carotis, jika
nadi carotis teraba cukup berikan nafas buatan setiap 5 detik
sekali selama 1menit
11. Jika nadi carotis tidak teraba segera lakukan kombinasi nafas
buatan dan kompresi jantung dengan perbandingan 30: 2 (30
pijat jantung, 2 nafas buatan/ ventilasi) dengan kecepatan 100-
120x/menit selama 5-7 siklus
12. Cek nadi carotis tiap 2 menit dan cek pernafasan setiap 5 siklus
13. Jika nafas tetap belum ada lanjutkan lagi dengan kompresi
14. Dokumentasikan semua tindakan yang dilakukan dalam rekam
medis
7. Hal – hal yang Resusitasi jantung paru dilakukan sampai:
perlu diperhatikan
1. Timbul nafas spontan
2. Diambil alih alat/ petugas lain
3. Timbul lebam mayat/ pasien dinyatakan meninggal
4. Penolong kelelahan/ setelah 30 menit dilakukan RJP tapi pasien
2/4
tidak ada respon
8. Unit Terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Rawat Inap
3. Rawat Jalan
4. Critical Care Unit
5. Kamar Operasi
9. Dokumen Terkait Rekam Medis

3/4

Anda mungkin juga menyukai