Abstrak: Kota Ambon mempunyai jumlah penduduk yang semakin meningkat. Hal ini berimplikasi pada peningkatan
jumlah kendaraan bermotor yang akan meningkatkan konsentrasi zat pencemar di udara. Tujuan penelitian ini adalah
melakukan analisis risiko kesehatan lingkungan (ARKL) untuk mengetahui risiko paparan polutan udara terhadap
kesehatan karyawan toko di sekitar Jalan Diponegoro Kota Ambon. Penelitian ini menggunakan rancangan cross
sectional dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Jumlah sampel sebanyak 15 orang sesuai
kriteria inklusi yang ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi SO2, NO2, O3, Debu,
Pb, dan NH3 tertinggi pada pukul 14.00–15.00 WIT dan terendah pada pukul 18.00–19.00 WIT. Adapun tingkat
risiko menunjukkan nilai Risk Quotient (RQ) < 1. Disimpulkan bahwa semua polutan udara di Jalan Diponegoro
Kota Ambon masih aman dan masih memenuhi Baku Mutu Udara Ambien Nasional jika dalam waktu yang singkat,
tetapi sebaliknya akan berisiko yang sangat tinggi terhadap dampak kesehatan jika karyawan maupun masyarakat
di sekitar jalan Diponegoro terpapar dalam waktu yang lama dan terus menerus. Oleh karena itu upaya pemantauan,
pengawasan, maupun pembinaan oleh pihak pemerintah Kota Ambon akan sangat dibutuhkan untuk meminimalisir
adanya gangguan kesehatan serta menanam pohon-pohon yang dapat menyerap polutan udara di sekitar jalan raya
di Kota Ambon.
Abstract: Ambon has population that more increasing. It implies an increase number of vehicles that will increase the
concentration of contaminants in the air. The aim of this study is to analyze the Environmental Health Risk Assessment
(ARKL) to determine the risk of exposure of air pollutants on the health of employees shop around Jalan Diponegoro
Ambon. This study used cross sectional design with Environmental Health Risk Assessment (ARKL) approach. There
were 15 people samples according inclusion criteria specified. The results showed that the average concentration of
SO2, NO2, O3, dust, Pb, and NH3 the highest at 14:00 to 15:00 WIT and the lowest at 18:00 to 19:00 WIT. The average
risk quotient of the pollutants shows the value of Risk Quontient (RQ) < 1. It was concluded that all air pollutants in Jalan
Diponegoro Ambon City still safe and still under National Ambient Air Quality Standards if in a short time, but instead
will be very high risk to the health impact if employees and the communities around Jalan Diponegoro exposed for a
long time and continuously. Therefore, monitoring, supervision, and guidance by the administration in Ambon City will
be needed to minimize their health problems as well as planting trees to absorb air pollutants around the highway in
the city of Ambon.
158
K U Rumselly, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan 159
berjumlah 15 orang hanya yang memenuhi dari Jam 14.00–15.00. Peningkatan ini perlu
kriteria inklusi. Adapun kriteria inklusi dalam diwaspadai karena paparan gas SO2 yang terus
penelitian ini adalah berusia 18–50 tahun, menerus dapat menyebabkan iritasi pada selaput
bersedia bekerja sama sebagai responden, telah lendir saluran pernapasan dan iritasi pada mata
menjadi karyawan toko minimal 1 tahun, bekerja (Mukono, 2011).
mulai pukul 07.30–15.30 WIT, bekerja pada toko
yang pintu utamanya berhadapan langsung Hasil Pengukuran NO2
dengan Jalan Raya Diponegoro dan terbuka Hasil dari 3 kali pengukuran pada titik yang
setiap saat. Tidak merokok dan tidak pernah sama menunjukkan konsentrasi yang tertinggi ada
merokok. Variabel dalam penelitian ini adalah pada Contoh Uji I.2 sebesar 28,903 μg/Nm3 pada
Kadar SO2, NO2, NH3, Debu, O3, Pb, karakteristik jam 14.00–15.00 WIT, sedangkan konsentrasi
responden antara lain: umur, jenis kelamin, lama NO 2 yang terendah ada pada Contoh Uji I.3
kerja, tingkat pendidikan, waktu kerja dan Analisis sebesar 16,107 μg/Nm 3 pada jam 18.00–19.00
Risiko Kesehatan Lingkungan. Pengolahan data WIT. Konsentrasi NO2 masih jauh di bawah Nilai
menggunakan perhitungan analisis risiko dengan Baku Mutu Udara Ambien Nasional Konsentrasi
menggunakan persamaan berikut (BBTKL&PP RI, NO2 dan debu yang tinggi dapat memengaruhi
2011): pernapasan manusia. Menurut Mukono (2011),
NO2 merupakan gas yang berbahaya dan dapat
I = C×R×f ×t ×D mengganggu sistem pernapasan paru yang mana
Wb × t avg dapat merangsang terjadinya gejala asthmatics
(sesak napas).
HASIL DAN PEMBAHASAN
40
Hasil Pengukuran SO2 30
Contoh Uji I.1
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 20
Contoh Uji I.2
dari 3 kali pengukuran pada titik yang sama 10
menunjukkan konsentrasi SO 2 yang tertinggi ada Contoh Uji I.3
0
pada Contoh Uji I.2 yaitu 1,432 μg/Nm 3 pada jam
Konsentrasi
Konsentrasi NO2 SO2
14.00–15.00 WIT, sedangkan konsentrasi SO 2
yang terendah ada pada Contoh Uji I.3 yaitu
Gambar 2. Kecenderungan Konsentrasi NO2 di Jalan
0,413 μg/Nm 3 p a d a jam 18.00–19.00 WIT. Diponegoro Kota Ambon, Desember
2013.
2
1.5 Sedangkan efek inhalasi partikel yang
Contoh Uji I.1 berukuran paling kecil (diameter 0,1 mikron)
1
Contoh Uji I.2 dapat mencapai alveoli dan akan menyebabkan
0.5
Contoh Uji I.3
terjadinya disfungsi ke dinding alveoli. Partikel
0 berukuran 0,1–3,3 mikron masuk ke dalam saluran
Konsentrasi SO2
Konsentrasi SO2 napas bagian bawah. Sedangkan yang berukuran
diatas 3,3–9,2 mikron masuk ke saluran napas
Gambar 1. Kecenderungan Konsentrasi SO2 di Jalan bagian atas dan berpengaruh terhadap mata.
Diponegoro Kota Ambon, Desember
2013. Hasil Pengukuran Debu
Kadar debu dari 3 kali pengukuran pada
Dari data yang ada terlihat bahwa konsentrasi titik yang sama menunjukkan konsentrasi yang
SO2 masih berada di bawah Baku Mutu menurut tertinggi sebesar 203,05 μg/Nm 3 pada jam
PP 41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran 14.00–15.00 WIT, sedangkan konsentrasi debu
Udara untuk konsentrasi SO2 yaitu 900 μg/Nm 3. yang terendah ada pada Contoh Uji I.3 sebesar
Berdasarkan hasil pengukuran di Jalan 113,15 μg/Nm 3 pada jam 18.00–19.00 WIT.
Diponegoro Kota Ambon, Kecenderungan Konsentrasi tersebut masih di bawah nilai baku
konsentrasi SO 2 meningkat di siang hari mutu.
K U Rumselly, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan 161