Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KETRAMPILAN (PRODUK)

Kelas IX

Ardhita Pramesti 9B/02


Nama konflik
: Konflik Antar Agama di Ambon (1999)
Tempat dan waktu terjadinya konflik
: Tahun 1999,di Ambon,Maluku

Konflik yang ada kaitannya dengan agama terjadi


di Ambon sekitar tahun 1999. Konflik ini akhirnya
meluas dan menjadi kerusuhan buruk antara agama
Islam dan Kristen yang berakhir dengan
banyaknya orang meninggal dunia. Orang-orang
dari kelompok Islam dan Kristen saling serang dan
berusaha menunjukkan kekuatannya.

Konflik ini awalnya dianggap sebagai konflik


biasa. Namun muncul sebuah dugaan jika ada
pihak yang sengaja merencanakan dengan
memanfaatkan isu yang ada. Selain itu ABRI juga
tak bisa menangani dengan baik, bahkan diduga
sengaja melakukannya agar konflik terus berlanjut
dan mengalihkan isu-isu besar lainnya. Kerusuhan
yang terjadi di Ambon membuat kerukunan antar
umat beragama di Indonesia jadi memanas hingga
waktu yang cukup lama.
Penyebab terjadinya konflik:
Orang-orang dari kelompok Islam dan Kristen
saling serang dan berusaha menunjukkan
kekuatannya. Konflik ini awalnya dianggap
sebagai konflik biasa. Namun muncul sebuah
dugaan jika ada pihak yang sengaja merencanakan
dengan memanfaatkan isu yang ada. Selain itu
ABRI juga tak bisa menangani dengan baik,
bahkan diduga sengaja melakukannya agar konflik
terus berlanjut dan mengalihkan isu-isu besar
lainnya.

Akibat konflik :
Secara garis besar, konflik di Ambon dapat dibagi
dalam 4 babak yaitu:
 BABAK I: 19 Jan-Mar’99
Pusat: Bt.merah-Mardika
Pemicu: Pertikaian preman
Dampak:
• Korban jiwa & luka
• Bangunan rusak (rumah,
toko, rumah ibadat)
• 100.000 pengungsi ke luar
Ambon
• 20.000 pengungsi di Ambon
• Segregasi: Merah & Putih
• Kerusuhan meluas ke Tual

 BABAK II: Juli-Nov’99


Pusat: Poka
Pemicu: Pemblokiran jalan
Dampak:
• Korban jiwa & luka
• Bangunan rusak (rumah, toko
rumah ibadat)
• Harta benda dijarah
• 40.000 pengungsi
• Tersisa 1 desa campur
• Segregasi: Obet & Acang
• Kerusuhan meluas ke Malut
 BABAK III: Des’99-Jan’00
Pusat: Pohon Pule
Pemicu: Anak tertabrak
Dampak;
• Meluas ke Haruku, Seram,
Buru
• 80.000 pengungsi di Ambon
• 20.000 pengungsi di Seram
• 10.000 pengungsi di Buru
• 2.000 pengungsi di Haruku
• Aliran pengungsi ke masing-
masing wilayah memperluas
segregasi seluruh MalTengah
 BABAK IV: April-sekarang
Pusat: Waihaong
Pemicu:
- konvoi becak
- penembakan warga di tawiri
- insiden di Paso
- kedatangan pasukan jihad
Dampak:
• Kehancuran yang semakin
parah
• Darurat sipil
• Isu intervensi asing

Hasil akhir :
1.Berita di atas setidaknya memberikan jawaban
bahwa meskipun masalah perbedaan agama
dan etnis cukup memberi peluang akan
timbulnya konflik, namun kerentanan dari
dalam masyarakat itu sendiri tidak mungkin
sampai pada situasi yang menghancurkan diri
sendiri tanpa mengalami tekanan yang cukup
kuat dari luar.
2.Ada kesamaan pola kerusuhan di Ambon
dengan yang terjadi di wilayah-wilayah lain,
dan simbol-simbol agama dipakai untuk
membangkitkan sentimen agama dan etnis.
3.Setelah mengalami bencana kerusuhan babak
I,penanganan akibat dari bencana tidak
dilakukan yang semestinya, penanganan
darurat malah memunculkan kerentanan yang
lebih parah, sehingga tahap pemulihan
menjadi sulit. Hal ini menjadi peluang untuk
memunculkan kerusuhan-kerusuhan
berikutnya yang berkepanjangan.
Sumber berita :
 simposiumjai.ui.ac.id
 https://www.boombastis.com/konflik-
sara/60197

Pendapat pribadi :
Menurut saya konflik seperti ini hanyalah salah
paham yang membuat konflik ini menjadi semakin
besar,seharusnya kita sebagai warga Indonesia
yang memiliki keragaman suku,budaya,dan agama
harus saling menghormati satu sama lain.Semua
agama itu baik dan benar maka seharusnya tidak
boleh saling serang dan berusaha untuk
menunjukkan kekuatannya dan kita juga harus
menanamkan rasa tidak saling membenci dan iri
antara suku/agama yang berbeda.Sekarang zaman
sudah maju saya harap kejadian atau konflik
seperti ini tidak akan terjadi untuk kedua kali
nya,kita juga bisa mengambil hikmahnya.

SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai