Anda di halaman 1dari 57

5 4 3 2 1

NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA

3 2 6 1 11 7
E E

D D

4 12 10 8 5 9

C C
12 Key ST 37 16 x 6 x 4 18 x 10 12 -
11 Bushing ST 37 18 x 15 18 x 15 11 -
10 Ball ST 37 12 12 10 -
9 Handle ST 37 6 x 57 8 x 60 9 -
8 Clamping Button ST 37 36 x 8 36 x 8 8 -
7 Clamping Screw ST 37 15 x 68 18 x 70 7 -
6 Cap Screw ST 37 20 x 37 25 x 40 6 -
ST 37 104 x 25 x 12 107 x 27 x 14
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN

5 Clamp Plate 5 -
B 4 B
Washer ST 37 45 x 5 47 x 7 4 -
ST 37
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP

3 Nut 18 x 9 20 x 11 3 -
2 Drill Shaft ST 37 45 x 86 50 x 88 2 -
1 Base ST 37 114 x 96 116 x 98 1 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA
ASSEMBLING TUMBLE JIG
DIGAMBAR Faha A. S.

DIPERIKSA Dian P.
1:1
DISAHKAN -
A NO . ASSY : - A

POLITEKNIK NEGERI CILACAP FORMAT NO GAMBAR :

TELP. (0282) 533329 EMAIL : polcap@yahoo.co.id A4 01 / TM2C


JL. Dr. SOETOMO, SIDAKAYA, CILACAP, 53212
5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI DIGANTI DENGAN NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA

E E

62.0
40.0

27.0
57.0
D
20.0 50.0 20.0 96.0

24.0 10.0 32.0

12.5
2 x 45

3 x 45
28.0 12.0
C
20.0

10.0

1 5 .0
46.0
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN

12.5 12.0
B B
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP

3 Nut ST 37 18 x 9 20 x 11 3 -
2 Drill Shaft ST 37 45 x 86 50 x 88 2 -
1 Base ST 37 114 x 96 117 x 98 1 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR Fahan

TUMBLE JIG 1:5


DIPERIKSA Dian P
DISAHKAN -
A NO . ASSY : - A

POLITEKNIK NEGERI CILACAP FORMAT NO GAMBAR :

TELP. (0282) 533329 EMAIL : polcap@yahoo.co.id A4 02/TM2C


JL. Dr. SOETOMO, SIDAKAYA, CILACAP, 53212
5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI DIGANTI DENGAN NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA

E E

57.0

6.0
D

10.0

12.0
24.0
C
20.0

10.0
180°

10.0 32.0
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN

B B

6 Cap Screw ST 37 20 x 37 25 x 40 6 -
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP

5 Clamp Plate ST 37 104 x 25 x 12 107 x 27 x 14 5 -


4 Washer ST 37 45 x 5 47 x 7 4 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR Fahan

TUMBLE JIG 1: 1
DIPERIKSA Dian P
DISAHKAN -
A NO . ASSY : - A

POLITEKNIK NEGERI CILACAP FORMAT NO GAMBAR :

TELP. (0282) 533329 EMAIL : polcap@yahoo.co.id A4 03/TM2C


JL. Dr. SOETOMO, SIDAKAYA, CILACAP, 53212
5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI DIGANTI DENGAN NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA

12.0
4.0

4.0
18.0
.0
36

18.0
6.0

.0
R1
20.0
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN

R6.0 B
B
12 Key ST 37 16 x 6 x4 18 x 10 12 -
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP

11 Bushing ST 37 18 x 15 18 x 15 11 -
10 Ball ST 37 12 12 10 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR Fahan

TUMBLE JIG 1:1


DIPERIKSA Dian P
DISAHKAN -
A NO . ASSY : - A

POLITEKNIK NEGERI CILACAP FORMAT NO GAMBAR :

TELP. (0282) 533329 EMAIL : polcap@yahoo.co.id A4 05/TM2C


JL. Dr. SOETOMO, SIDAKAYA, CILACAP, 53212
5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI DIGANTI DENGAN NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
5 4 3 2 1
NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA NO PERUBAHAN TANGGAL NAMA

8.0
60.0

6.0
1.3 43.8 6.0

6.0

1 9 .0

45.0
3.0
35.0

12.0

45
.0 °
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN

8.0

9 Handle ST 37 6 x 57 8 x 60 9 -
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP

8 Clamping Button ST 37 36 x 8 38 x 10 8 -
7 Clamping Screw ST 37 15 x68 18 x 70 7 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR Fahan

TUMBLE JIG 1:5


DIPERIKSA Dian P
DISAHKAN -
A NO . ASSY : - A

POLITEKNIK NEGERI CILACAP FORMAT NO GAMBAR :

TELP. (0282) 533329 EMAIL : polcap@yahoo.co.id A4 04/TM2C


JL. Dr. SOETOMO, SIDAKAYA, CILACAP, 53212
5 4 3 2 1
PENGGANTI DARI DIGANTI DENGAN NO LEMBAR JUMLAH LEMBAR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Paryanto, dkk pada tahun 2017 telah merancang sebuah alat ekstraksi buah
mangrove menjadi pewarna alami batik. Alat tersebut menggunakan metode
ekstraksi padat cair dilakukan secara batch tiga tahap yaitu ekstraksi yang dilakukan
secara berulang-ulang, sehingga diharapkan kadar tanin yang terambil lebih banyak.
Ekstraksi dijalankan pada ekstraktor-evaporator skala pilot plant. Seperti pada
gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Rangkaian Alat Ekstraksi dan Evaporasi


Keterangan :
1. Tangki 7. Gas LPG
2. Pendingin balik 8. Gelas beaker
3. Statif
4. Motor listrik
5. Belt
6. Kompor gas

6
7

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Definisi-definisi
Batik
Kata Batik berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "titik".
Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan "malam"
(wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna
(dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya "wax-resist dyeing". (Wahono Dkk, 2004)
Pewarna Batik
Menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil digolongkan menjadi 2 yaitu:
pertama, Zat Pewarna Alam (ZPA) dan Zat Pewarna Sintesis (ZPS). Pada awalnya
proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring kemajuan
teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil maka semakin
terkikislah penggunaan zat warna alam. (Noor Fitrihana,2007)
Kualitas Pewarna Batik
Untuk mengetahui kualitas suatu produk tekstil harus ditinjau dari 2 aspek,
yaitu aspek fisika maupun kimia. Aspek fisika ditinjau melalui pengujian –
pengujian yang meliputi: pengujian kekuatan tarik kain, kekuatan sobek kain dan
mengkeret kain. Sedangkan dari aspek kimia ditinjau melalui pengujian misalnya
daya serap kain dan ketahanan luntur warna kain (Wedyatmo Dkk,2013).
Pewarna Alam
Zat warna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak
berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. (Noor
Fitrihana, 2007)
Propagul Mangrove
Tumbuhan mangrove memiliki biji terapung yang sesuai untuk terdispersi
melalui air. Berbeda dengan kebanyakan tumbuhan, biji mangrove dapat
berkecambah ketika masih melekat padan tumbuhan induk. Beberapa biji tumbuh
memecah kulit buah (vivipari), seperti Acanthus, Avicennia dan Aegiceras, sedang
biji lainnya tanpam memecah-kan kulit buah (kriptovivipari), seperti Ceriops,
Rhizophora, Bruguiera, dan Nypa untuk menghasilkan propagul, berupa seedling
8

yang dapat terbawa air kemana-mana. Propagul yang masak akan jatuh ke air dan
sebagian rusak dan menjadi limbah. (Setyawan Dkk, 2002)

Gambar 2.2 Propagul Mangrove

2.2.2 Sistem Transmisi dan Rangka


1. Sistem Transmisi
Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber
daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang
diinginkan. Adapun macam sistem transmisi diantaranya sistem transmisi roda
gigi, sistem transmisi sabuk, sistem transmisi rantai dan sprocket (chain drive).
A. Sistem transmisi roda gigi
Roda gigi mempunyai prinsip kerja berdasarkan pasangan gerak, bentuk
gigi dibuat untuk menghindari slip sehingga putaran dan daya dapat berlangsung
dengan baik, selain itu dapat dicapai keliling yang sama pada lingkaran singgung
sepasang roda gigi. Lingkaran singgung ini disebut lingkaran pitch, pada sepasang
roda gigi perlu diperhatikan bahwa jarak lengkung antara dua gigi yang berdekatan
(pitch)
Jenis-jenis roda gigi
1. Spur gear harus sama, sehingga kaitan antara gigi dapat berlangsung dengan baik.
Roda gigi yang paling sederhana yang terdiri dari silinder dengan gigi- gigi yang
terbentuk secara radial. Ujung roda gigi-gigi lurus dan tersusun paralel terhadap
aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa dihubungkan secara paralel.
9

Gambar 2.3 Roda Gigi Lurus


2. Helix gear
Roda gigi yang ujung roda gigi-giginya tersusun miring pada derajat tertentu,
gigi-gigi yang bersudut menghasilkan pergerakan roda gigi menjadi halus dan
sedikit getaran.

Gambar 2.4 Roda Gigi Helix


3. Bevel gear
Roda gigi yang ujung roda gigi-giginya berbentuk seperti kerucut terpotong.
Bevel gear dapat berbentuk lurus seperti spur gear atau spiral seperti helix gear.
Keutungan menggunakan bevel gear pergerakan roda gigi halus dan sedikit getaran.

Gambar 2.5 Roda Gigi Payung


4. Worm gear
Bentuk dari worm gear menyerupai screw berbatang yang dipasangkan
dengan spur gear. Worm gear pada umumnya digunakan untuk mendapatkan rasio
torsi yang tinggi dan kecepatan yang rendah. Kerugian menggunakan worm gear
adalah adanya gesekan yang menyebabkan efisiensi yang rendah sehingga
membutuhkan pelumasan.
10

Gambar 2.6 Roda Gigi Cacing

5. Pinion gear
Pasangan pinion gear terdiri dari roda gigi yang disebut pinion dan batang
bergeririgi yang disebut rack. Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekaisme
transmisi torsi yang berbeda, ketika pinion berputar, rack akan bergerak lurus.
Mekanisme ini digunakan pada beberapa jenis kendaraan untuk mengubah rotasi
dari setir kendaraan menjadi pergerakan ke kanan dan kiri dari rack sehingga roda
berubah arah.

Gambar 2.7 Roda Gigi Dalam (Internal Gear)


2. Sistem transmisi sabuk
Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros
mengakibatkan tidak memungkinkannya menggunakan transmisi langsung dengan
roda gigi, sehingga digunakan transmisi sabuk yang dapat menghubungkan kedua
poros. Keutungan menggunakan transmisi sabuk yaitu menghasilkan transmisi daya
yang besar pada tegangan yang lebih rendah dibandingkan dengan roda gigi dan
rantai, lebih halus dan tak bersuara. Kelemahan menggunakan transmisi sabuk
dimana transmisi sabuk memungkinkan terjadinya slip.
11

Gambar 2.8 Puli dan Sabuk


Jenis-jenis sabuk :
a. Sabuk datar (flat belt)
Jenis sabuk yang paling sederhana dan banyak digunakan pada mesin. Keuntungan
menggunakan sabuk datar yaitu sangat efisien untuk kecepatan tinggi, dapat
memindahkan jumlah daya yang besar pada jarak sumbu yang panjang.
b. Sabuk-V ( V-Belt)
Sabuk-V adalah penyempurnaan dari sabuk datar, dimana bentuk dari sabuk-V
difungsikan untuk membawa tarikan yang lebih besar, gaya gesekan yang diterima
juga lebih besar sehingga meminimalkan terjadinya slip.
c. Sabuk bergerigi
Berpasangan dengan roda gigi, dimana sabuk ini difungsikan untuk menerima
tegangan yang lebih besar, keuntungan menggunakan sabuk bergerigi yaitu tidak
terjadinya slip dan suara yang lebih halus dibandingkan rantai.
3. Sistem transmisi rantai dan sprocket (chain drive)
Digunakan untuk transmisi tenaga pada jarak sedang. Kelebihan transmisi ini
dibanding dengan transmisi sabuk dan puli yaitu dapat untuk menyalurkan daya
yang lebih besar , tidak ada slip. Kekurangan dari transmisi ini yaitu tidak dapat
digunakan untuk kecepatan tinggi, dan getaran yang tinggi. ( Suga K. & Sularso,
1991 )

Pengertian rangka
Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang
disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya dengan pen-pen luar,
sehingga membentuk suatu rangka kokoh, gaya luar serta reaksinya dianggap
terletak di bidang yang sama dan hanya bekerja pada tempat-tempat pen.
Prinsip statika
12

Gaya dan momen yang bekerja berupa gaya atau momen luar dan gaya atau momen
dalam.
1. Gaya luar
Gaya luar adalah beban dan reaksi yang menciptakan kestabilan konstruksi.
2. Reaksi
Reaksi adalah gaya luar yang timbul pada penumpu suatu konstruksi akibat
adanya beban yang dikenakan pada konstruksi tersebut.
3. Tumpuan
a. Tumpuan rol atau penghubung : dapat menahan gaya pada arah tegak lurus
penumpu.

Gambar 2.9 Tumpuan roll


b. Tumpuan sendi : dapat menahan gaya dalam segala arah

Gambar 2.2 Tumpuan sendi


c. Tumpuan jepit : dapat menahan gaya dalam segala arah dan dapat menahan
momen.

Gambar 2.10 Tumpuan jepit


13

2. Gaya dalam
1. Gaya normal : gaya dalam yang bekerja searah sumbu, tegak lurus penampang
balok.
- Gaya normal positif (+) jika sebagai gaya tarik.

Gambar 2.11 Gaya normal positif


- Gaya normal negatif (-) jika sebagai gaya desak.

Gambar 2.12 Gaya normal negatif

2. Gaya geser atau lintang : gaya dalam yang bekerja tegak lurus sumbu balok.
- Gaya geser dianggap positif (+) jika cenderung berputar searah jarum jam.

Gambar 2.13 Gaya geser positif


- Gaya geser dianggap negatif (-) jika cenderung berputar berlawanan jarum jam.

Gambar 2.14 Gaya geser negatif

3. Momen lentur : gaya dalam yang mendukung lentur sumbu balok.


- Momen lentur positif (+) jika cenderung membengkokan batang cekung ke atas
14

Gambar 2.15 Momen lentur positif

- Momen lentur negatif (-) jika cenderung membengkokan batang cembung ke


atas.

Gambar 2.16 Momen lentur negatif

2.2.3 Analisa Kekuatan Rangka


Bila gaya-gaya kelebihan yang dipilih dalam cara analisis gaya adalah
reaksi-reaksi, penahan-penahan fisik yang berhubungan dengan reaksi-reaksi sisa
harus dihilangkan dan balok asli diganti dengan sebuah balok statik tertentu
dengan’’derajat yang lebih rendah’’ yang menahan beban-beban yang diterapkan
dan gaya-gaya reaksi kelebihan. Sebagai contoh balok yang ujungnya terjepit atau
dapat dianggap sebagai sebuah balok sederhana dengan derajat lebih rendah atau
sebagai balok konsol dengan derajat lebih rendah . Karena sebuah balok sederhana
secara struktur lebih mudah diamati dari sebuah balok konsul, maka pilihan pertama
akan menhasilkan persamaan-persamaan simultan dalam keadaan yang lebih baik
dalam sebuah penyelesaian dengan angka-angka.
Gaya-gaya reaksi kelebihan ditentukan pertama-tama berdasarkan
prenyataan bahwa perpindahan-perpindahan putar atau geser dalam arah-arah gaya
kelebihan haruslah nol. Jadi, haruslah sedemikian rupa bahwa keduanya bersama
dengan beban-beban yang diterapkan, akan menyebabkan kelandaian-kelandaian
nol pada kedua ujung dari balok sederhana .
15

Setelah gaya-gaya reaksi kelebihan diperoleh, reaksi-reaksi lainnya


ditentukan dari persyaratan-persyaratan statika dan diagram-diagram gaya geser
dan momen dari balok yang asli dapat diperoleh. Umumnya, sebuah penyelesaian
pertama-tama dapat diperoleh dengan menggunakan sekumpulan gaya-gaya
kelebihan yang tepat, dan sebuah pemeriksaan kemudian dilakukan untuk mendapat
kepastian bahwa persyaratan-persyaratan kesepadaan memuaskan dalam sebuah
balok dengan derajat yang lebih rendah yang berbeda. Dalam kejadian pada balok
ujung-ujungnya terjepit, R1 dan R2 dapat diperoleh pertama-tama dengan
menggunakan balok sederhana dengan derajat yang lebih rendah, dan sebuah
pemeriksaan dilakukan dengan memastiklan bahwa R2 dan R1 akan menyebabkan
kelandaian dan lendutan nol pada ujung bebas dari balok konsol dengan derajat
lebih rendah.
(Sumber : Chu-kia wang,Ph.D, 1985 : 118)

2.3 Perancangan
Perancangan adalah merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan
mudah dapat diutarakan secara jelas. Sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu
dilakukan proses perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar skets
atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat.
Gambar sketsa yang sudah dibuat kemudian digambar kembali dengan aturan
gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses
pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perencanaan adalah hasil akhir dari
proses perencanaan dan sebuah produk dibuat dengan gambar-gambar
rancangannya, dalam hal ini dinamakan sebagai gambar kerja.

2.3.1 Gambar teknik


Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seorang
perancang. Fungsi gambar adalah bahasa teknik dan pola informasi, tugas gambar
digolongkan dalam tiga golongan berikut:
16

a. Penyampaian Informasi
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat
kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan,
pemeriksaan, perakitan.
b. Pengawetan, penyimpanan dan penggunaan keterangan
Gambar merupkan data teknis yang sangat ampuh, dimana teknologi dari
suatu perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja
diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan atau untuk
diperbaiki, tetapi gambar-gambar diperlukan juga untuk disimpan dan
dipergunakan sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru dikemudian
hari.
c. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan
dalam bentuk gambar melalui proses pemikiran dari perencanaan dan gambar.
Masalahnya pertama-tama dianalisa dan disintesa dengan gambar. Kemudian
gambarnya diteliti dan dievaluasi
Gambar teknik juga mempunyai tujuan-tujuan gambar sebagai berikut :
1) Internasionalisasi gambar
Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara
orang-orang bersangkutan, dan kemudian telah menjadi bentuk standar perusahaan.
Bersama dengan meluasnya dunia usaha, keperluan standar perdagangan dan
standar nasional meningkat.
2) Mempopulerkan gambar
Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi, golongan
yang harus membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya.
Akibatnya diperlukan mempopulerkan gambar, dan gambar harus jelas dan mudah,
peraturan-peraturan dan standar sederhana dan eksplisit sangat diperlukan
3) Perumusan gambar
Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri seperti permesinan,
struktur, perkapalan, perumahan atau arsitektrur, dan teknik sipil, masing-masing
denga kemajuan masyarakat teknologinya, tidak memungkinkan memnyelesaiakn
17

suatu proyek dari suatu bidang saja secara bebas, bahkan dari itu, telah menjadi
suatu keharusan untk menyediakan keterangan-keterangan gambar yang dapat
dimengerti, terlepas dari bidang-bidang diatas. Untuk tujuan ini masing-masing
bidang akan mencoba untuk mempersatukan dan mengidentisir standar-standar
gambar.
4) Sistematika gambar
Mengingat gambar kerja saja. Isi gambar menyajikan banyak perbedaan-
perbedaan, tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda
toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan permukaan juga.
5) Penyederhanaan gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya
untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh
karena itu penyederhanaan gambar manjadi masalah penting untuk menghemat
tenaga menggambar.
6) Modernisai gambar
Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa
mengikutinya. Dapat disebutkan disini cara-cara baru (modern) yang telah
dikembangkan seperti misalnya pembuatan film mikro, berbagai macam mesin
gambar otomatis dengan bantuan komputer, perencanaan dengan bantuan komputer
(CAD-Computer Aided Design].

2.3.2 Peran komputer dalam proses perancangan


Dalam penggunaannya di dalam proses perancangan grafis, komputer yang
berbasiskan teknologi menawarkan berbagai kemudahan, kecepatan, keleluasaan
dalam menghasilkan suatu gagasan-gagasan visual. Komputer telah menciptakan
suatu ruang bermain dan berkreasi bagi para perancang seluas-luasnya, banyak hal-
hal baru yang sebelumnya tidak memungkinkan untuk dilakukan dengan teknik
manual, saat ini menjadi suatu kenyataan bahkan suatu yang tidak terpikirkan
sebelumnya.
Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah ide, akal, mata, tangan,
alat gambar tangan dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap
sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual.
18

Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari
tata letak atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan pena, atau
untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak
ruang.
Dalam proses perancangan produk dengan bantuan komputer terjadi banyak
interaksi antara para anggota tim perancang yang terlibat dalam proses
perancangan. Interaksi tersebut berlangsung melalui mode geometric yang menjadi
pusat dari banyak kegiatan. Dalam menuangkan hasil dari rancang produk
menggunakan suatu software gambar.

2.3.3 SolidWorks
SolidWorks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh Dassault
Systemes digunakan untuk merancang part permesinan atau susunan part
permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D untuk mempresentasikan
part sebelum real part nya dibuat atau tampilan 2D (drawing) untuk gambar proses
permesinan.
A. Fungsi-fungsi SolidWorks
SolidWorks merupakan salah satu opsi diantara design software lainnya sebut
saja catia, inventor, Autocad, dan lain-lain. File dari solidWorks ini bisa di eksport
ke software analisis semisal Ansys, FLOVENT, dan lain-lain. Desain kita juga bisa
disimulasikan, dianalisis kekuatan dari desain secara sederhana, maupun dibuat
animasinya. SolidWorks dalam penggambaran/pembuatan model 3D menyediakan
feature-based, parametric solid modeling. Feature-based dan parametric ini yang
akan sangat mempermudah bagi usernya dalam membuat model 3D. Karena hal ini
akan membuat kita sebgai user bisa membuat model sesuai dengan institusi kita.

B. Tampilan SolidWorks
Tampilan software SolidWorks tidak jauh berbeda dengan software-software
lain yang berjalan diatas windows, jadi tidak ada yang akan merasa aneh dengan
tampilan dari SolidWorks. Gambar 2.5 di bawah merupakan tampilan awal dari
SolidWorks.
19

Gambar 2.17 Tampilan awal SolidWorks


SolidWorks menyediakan 3 templates utama yaitu :
1) Part
Part adalah sebuah object 3D yang terbentuk dari feature-feature. Sebuah
part bisa menjadi sebuah komponen pada suatu assembly, dan juga bisa
digambarkan dalam bentuk 2D pada sebuah drawing. Feature adalah bentukan dan
operasi-operasi yang membentuk part. Base feature merupakan feature yang
pertama kali dibuat. Extension file untuk part SolidWorks adalah .SLDPRT.
2) Assembly
Assembly adalah sebuah document dimana parts, feature dan assembly lain
(Sub Assembly) dipasangkan/disatukan bersama. Extension file untuk SolidWorks
Assembly adalah .SLDASM.
3) Drawing
Drawing adalah templates yang digunakan untuk membuat gambar kerja
2D/2D engineering Drawing dari single component (part) maupun Assembly yang
20

sudah kita buat. Extension file untuk SolidWorks Drawing adalah .SLDDRW.
Berikut ini gambar 2.6 yang memperlihatkan 3 templates dari SolidWorks.

Gambar 2.18 Templates dari SolidWorks

Dalam menuangkan hasil dari rancangan produk sering memakai perangkat


lunak CAD (Computer Aided Design). Keuntungan pemakaian CAD adalah :
a) Memperpendek waktu perancangan, karena memperpendek waktu penyelesaian
setiap kegiatan dalam proses perancangan.
b) Meningkatkan kualitas produk melalui pembuatan banyak alternatif produk yang
kini dapat dibuat dengan cepat dan mudah, melalui ketelitian dan ketepatan lebih
tinggi, melalui analisis, dan optimasi yang lebih canggih, dan lain-lain.
c) Meningkatkan produktifitas perancangan dan pembuatan.
d) Meningkatkan komunikasi, baik melalui satu data base yang cepat diakses oleh
para anggota tim perancang yang terlibat dalam proses perancangan, maupun
melalui dokumentasi dengan kualitas yang lebih baik.
e) Mengurangi biaya perancangan dan biaya produksi secara total.
f) Keuntungan-keuntungan lain yang terlalu banyak untuk disebut satu-persatu,
star prototype fisik yang dapat tidak usah dibuat tetapi cukup dengan membuat
model analitik yang simulasi pada komputer, koordinasi yang lebih baik, dan
lain-lain.
21

Kerugian yang dapat diderita dengan pemakaian CAD adalah :


a) Harga komputer yang tidak murah
b) Harga software yang tidak murah
c) Biaya maintenance.
d) Biaya untuk upgrade hardware dan software yang cepat kadaluarsa
e) Biaya training
f) Biaya untuk mengubah fasilitas perancangan dan fasilitas produksi dengan
didatangkan peralatan CAD yang baru.
g) Kehilangan produktifitas pada periode transisi dari cara konvensional ke system
CAD.

2.4 Proses Perancangan Menurut James H. Earle


Berikut beberapa tahapan perancangan menurut metode James H. Earle :
A. Identifikasi masalah (identify)
Identifikasi masalah adalah kegiatan mengenal/mencari tahu suatu kebutuhan
dan merupakan langkah awal ketika seorang perancang menyelesaikan suatu
masalah. Pertama yang dilakukan adalah mengenal kebutuhan selanjutnya
mengusulkan kriteria rancangan.
1) Daerah identifikasi masalah
Ada dua daerah identifikasi masalah yaitu mengenai pengenalan kebutuhan
dan identifikasi kriteria. Pada rancang bangun ini untuk identifikasi masalahnya
mengenai pengenalan kebutuhan. Untuk mengenal sebuah kebutuhan bisa di mulai
dengan pengamatan sebuah masalah atau kerusakan pada produk ataupun dari
sistem yang perlu diperbaiki, diantaranya yaitu :
a. Kelemahan rancangan.
b. Kebutuhan akan solusi.
c. Peluang pasar.
d. Penyelesaian yang lebih baik.
2) Langkah Identifikasi Masalah
Langkah identifikasi masalah diperlukan untuk menetapkan tuntutan,
keterbatasan, dan informasi pendukung yang lain tanpa terlibat dalam penyelesaian
masalah. Langkah identifikasi masalah meliputi :
22

a. Mencari dudukan masalah


Menggambarkan masalah untuk memulai proses berpikir.
b. Membuat daftar tuntutan
Merupakan daftar kondisi-kondisi yang harus perancang penuhi.
c. Membuat sketsa dan catatan
Sketsa merupakan ide desainer yang dituangkan dalam visual 2 dimensi atau 3
dimensi. Sketsa dibuat untuk ide yang disetai dengan catatan, sehingga ide ini
nantinya dapat dipelajari dan dibicarakan bersama.
d. Mengumpulkan data
Kegiatan mengumpulkan data berdasarkan kecenderungan masyarakat,
rancangan yang berhubungan, sifat-sifat fisik, laporan penjualan, mempelajari
pasar.
B. Ide awal
Kreatifitas sangat tinggi pada tahap ide awal dalam proses desain, karena
tidak ada batasan berinovasi, mencoba, dan tantangan. Pada tahap selanjutnya dari
proses desain, kebebasan kreatifitas dikurangi dan kebutuhan akan informasi
semakin bertambah.
1) Individu dan Tim
Desainer bekerja sebagai individu sekaligus sebagai anggota tim kerja.
a. Pendekatan Individu
Sebagai individu, desiner harus mempunyai sketsa dan catatan untuk
berkomunikasi sendiri kemudian dengan yang lain. Tujuan meraka adalah
menghasilkan ide sebanyak mungkin, karena ide yang lebih baik akan lebih
banyak muncul dari list ide yang panjang. Sketsa yang cepat dapat menangkap
gagasan yang berlalu, sebaliknya akan hilang selama pencarian ide.
b. Pendekatan Tim
Di sini akan muncul perbedaan dan ruang lingkup ide yang lebih luas pada
proses desain, namun biasanya akan diiringi adanya masalah manajemen dan
koordinasi. Tim akan lebih baik dengan adanya pemimpin yang dipilih untuk
mengarahkan aktivitas.
23

Tim harus mewakili individu dan kelompok kerja untuk mengambil


keuntungan dari keduanya. Sebagai contoh setiap anggota mengumpulkan ide
awal, membawanya kepertemuan dan membandingkan solusi yang mungkin
diambil. Pada akhirnya mengembalikan pada kerja indidvidu dengan harapan
baru.
2) Brainstorming
Brainstorming adalah teknik penyelesaian masalah dimana anggota
kelompok secara spontan mengungkapkan ide.
Aturan Brainstorming, yaitu :
a. Kritikan dilarang, pendapat tentang ide harus disimpan.
b. Kebebasan dianjurkan.
c. Kuantitas dituntut, artinya semakin banyak ide semakin mudah
mengambil/menemukan ide cemerlang.
d. Kombinasi dan perbaikan kebutuhan. Harus dicari cara untuk perbaikan ide yang
lain.
3) Rencana untuk Kegiatan
Langkah selanjutnya adalah melengkapi langkah ide awal pada proses desain
yaitu:
a. Mengumpulkan ilham.
b. Menyiapkan sketsa dan catatan.
c. Mengumpulkan data latar belakang.
d. Melakukan survey.
4) Info Latar Belakang
Salah satu untuk mengumpulkan ide adalah mencari produk dan desain yang
sama untuk dipertimbangkan. Dalam mencari informasi dapat dilakukan
diantaranya melalui media internet yaitu artikel-artikel dan jurnal, serta beberapa
buku.
5) Survei Opini
Desainer harus mengetahui sikap konsumen tentang produk baru, pada tahap
desain awal.
24

a. Apakah produk dibutuhkan?


b. Apakah konsumen tertarik pada produk?
c. Apakah produk akan dibeli?
d. Bentuk seperti apa yang disukai?
e. Berapa harga yang mereka sanggup untuk produk ini?
f. Apakah warna dan ukurannya bagus?
Untuk melakukan survey, level konsumen sasaran produk harus di identifikasi,
misalnya apakah pelajar, karyawan, dan lain-lain.
C. Perbaikan ide
Perbaikan dari ide-ide rancangan awal adalah permulaan dari kreativitas dan
imajinasi yang tidak terbatas. Seorang perancang sekarang ini berkewajiban
memberikan pertimbangan utama pada fungsi dan kegunaanya.
Sesi berdiskusi merupakan jalur yang baik untuk mengumpulkan ide yang
bagus, revolusioner, bahkan liar. Sket kasar, catatan, dan komentar dapat
menangkap dan mempertahankan persiapan ide untuk penyaringan lebih lanjut.Ide
selanjutnya lebih baik pada tahap ini.
Selanjutnya, persiapan ide yang baik dapat dipillih dengan penyaringan untuk
menentukan yang pantas. Sketsa gambar harus dapat dikonversi ke skala gambar
untuk analisis tempat (lay out), penentuan pengukuran penting, dan perhitungan
area dan volume kira-kira. Ilmu geometri membantu dalam menentukan hubungan
tempat, sudut antara bidang, panjang dari struktur, hubungan permukaan dan
bidang, dan hubungan geometrik lainnya. Sebelum gambaran geometri bisa
diaplikasikan, perancang harus dapat menggambar pandangan ortographis untuk
menskalakan dari pandangan yang membantu diproyeksikan
Geometri diskriptif mempunyai aplikasi yang paling besar dalam langkah-
langkah perbaikan ide dan proses perancangan, langkah ini oleh para perancang
disebut membuat gambar-gambar berskala dengan peralatan-peralatan untuk
memeriksa dimensi dan geometri yang tidak bisa di ukur dengan akurat pada sketsa
yang tidak memakai skala.
25

D. Analisa rancangan
Analisa rancangan adalah pengevaluasian dari sebuah rancangan yang
didasarkan atas pemikiran objektif dan merupakan aplikasi teknologi. Analisa
rancangan merupakan langkah dimana ilmu pengetahuan digunakan dengan intensif
untuk mengevaluasi desain terbaik dan membandingkan kelebihan setiap desain
dengan membandingkan kelebihan dengan perhatian kepada biaya, kekuatan,
fungsi, dan permintaan pasar. Analisa termasuk pengevaluasian dari :
1) Fungsi
Fungsi adalah karakteristik penting dari sebuah rancangan karena sebuah
produk yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya adalah sebuah kegagalan
dari keistimewaan produk yang diinginkan.
2) Faktor Manusia
Ergonomi adalah suatu rancangan dari produk dan cocok diperuntukan
kepada orang-orang yang menggunakan rancangan produk tersebut.
Keselamatan dan kenyamanan adalah hal yang penting untuk efisien,
produktivitas, dan keuntungan. Oleh karena itu, perancang harus
mempertimbangkan fisik, mental, keamanan, kebutuhan, emosional dari
pengguna dan bagaimana memberikan kepuasan terbaik kepada mereka.
3) Pasar Produk
Informasi pasar harusnya dikumpulkan untuk dipelajari mengenai kelompok
usia, golongan pendapatan, dan lokasi geografis dari calon pembeli produk.
Informasi ini membantu dalam perencanaan kampanye iklan untuk meraih
konsumen potensial.
4) Spesifikasi Fisik
Sepanjang langkah perbaikan, seorang perancang memerincikan berbagai
ukuran, seperti panjang, area, bentuk, dan sudut untuk produk. Selama tahapan
analisa perancang menggunakan geometri produk dan material untuk
menghitung ukuran bagian dan dimensi, berat, volume, kapasitas, kecepatan,
jarak pengoperasian, pengepakan, dan kebutuhan penggapaian dan informasi
sejenis.
26

5) Kekuatan
Kebanyakan analisa dalam perancangan suatu produk yang diperlukan
adalah analisa kekuatan sebuah produk untuk menahan beban produk
maksimum, menahan kejutan khusus, dan kepentingan menahan gerakan
berulang.
6) Faktor Ekonomi
Para perancang harus bersaing secara ekonomi untuk mempunyai sebuah
kesempatan menjadi sukses. Oleh karena itu sebelum mengeluarkan sebuah
produk untuk diproduksi, seorang perancang harus menganalisa biaya produk
tersebut dan memperkirakan batas keuntungan. Dua metode dari pemberian
harga sebuah produk adalah perincian dan perbandingan harga.
7) Model
Model adalah bantuan yang efektif untuk menganalisa sebuah rancangan
dalam tingkat akhir dari pengembangan model tersebut. Para perancang
menggunakan model 3 dimensi untuk mempelajari sebuah proporsi produk,
pengoperasian, ukuran, fungsi, dan daya guna. Tipe dari model yang sering
digunakan adalah model konseptual, Mock-ups, prototype, dan model layout
system, model material, model skala, model test.
E. Keputusan
Setelah seorang perancang menyusun analisa perbaikan dan pengembangan
untuk beberapa desain, kemudian salah satu dari desain tersebut harus dipilih untuk
diimplementasikan. Proses pengambilan keputusan untuk menentukan semua
kesimpulan tentang penemuan-penemuan signifikan, keistimewaan, perkiraan-
perkiraan dan rekomendasi-rekomendasi desain tersebut dimulai dengan presentasi
dari perancang (tim perancang). Agar mudah pelaksanaanya presentasi harus
terorganisir dan juga dapat mengkomunikasikan semua kesimpulan serta
rekomendasi yang di tentukan si perancang sebab hal ini sangat berarti untuk
memperoleh dukungan agar proyek tersebut nantinya dapat diterapkan menjadi
suatu kenyataan. Pada umumnya tim membuat keputusan dari mana pembiayaanya
harus diperoleh. Sekalipun pengambilan keputusan dipengaruhi oleh fakta, data,
analisa, yang pada akhirnya penilaian subjektiflah yang terbaik.
27

Tujuan dari laporan secara lisan dan tertullis adalah untuk memperoleh
kesimpulan dari suatu proses pelaksanaan proyek sedemikian rupa sehingga
nantinya dapat diambil keputusan apakah desain tersebut nantinya desain tersebut
nantinya di terapkan atau tidak. Salah satu dari dari tiga jenis keputusan yang
mungkin dibuat adalah :
1) Penerimaan, suatu desain mungkin dapat diterima secara keseluruhan, dengan
adanya indikasi kesuksesan dari si perancang.
2) Penolakan, suatu desain mungkin ditolak secara keseluruhan, dan bukan berarti
si perancang tersebut gagal. Perubahan dalam situasi ekonomi, desakan oleh
para pesaing, atau faktor lain diluar kendali perancang mungkin membuat
desain, usang, prematur, atau tak menguntungkan.
3) Kompromi, suatu desain mungkin tidak disetujui sebagian dan kompromi
mungkin menjadi jalan keluar.
F. Implementasi
Implementasi adalah langkah terakhir dalam proses desain, dimana sebuah
desain menjadi nyata. Perancang mendetailkan produk dalam gambar kerja dengan
spesifikasi dan catatan untuk fabrikasi. Metode grafik sangat penting dalam proses
implementasi, karena semua produk diproses berdasarkan gambar kerja dan
spesifikasinya. Implementasi juga melibatkan pengemasan, pergudangan,
distribusi, dan penjualan hasil produk.
1) Gambar Kerja
Gambar kerja dengan pandangan ortografik, dimensi-dimensi dan beberapa
catatan menggambarkan bagaimana caranya membuat suatu bagian dari produk.
Pengoperasian secara tepat dari gambar kerja dapat memastikan hasil produk akan
dapat di identifikasi apabila instruksi-instruksi di dalam gambar diikuti, tanpa
memperhatikan tempat dimana produk tersebut dibuat.
2) Spesifikasi
Spesifikasi adalah catatan-catatan dan instruksi-instruksi tertulis yang
mendukung informasi yang ditunjukan dalam gambar-gambar tersebut. Spesifikasi
mungkin saja dipersiapkan sebagai dokumen-dokumen yang dibuat secara terpisah
28

yang mendukung/menyertai gambar-gambar atau berdiri sendiri manakala


gambaran grafik tidak diperlukan.
3) Gambar Rakitan
Gambar rakitan mengilustrasikan bagaimana bagian-bagian tunggal apabila
disatukan untuk menjadikannya produk akhir. Gambar rakitan dapat digambarkan
dengan gambar 3 dimensi atau pandangan ortografik dalam keadaan terakit penuh,
benar-benar terpisah atau sebagian terpisah.

2.5 Metode Stuart Pugh


Metode Pugh adalah program evaluasi konsep desain kreatif yang
dikembangkan oleh Stuart Pugh, seorang insinyur disain dan proyek yang
mempunyai pengalaman panjang di industri sebelum akhirnya ditunjuk sebagai
profesor dan kepala divisi disain di University of Strathclyde di Scotland. Meskipun
metode ini pada awalnya diperuntukkan untuk keperluan disain, tetapi ternyata
metode ini juga berguna untuk untuk aplikasi-aplikasi lain, dimana tersedia banyak
pilihan ide yang berbeda yang harus dievaluasi dan dicari hasilnya yang optimum.
Berikut ini di jelaskan secara ringkas tahapan-tahapan proses evaluasi desain
menggunakan metode Pugh.
Setelah kriteria disain diserahkan ke perancang (bisa perorangan atau tim)
konsep-konsep ide dipelajari selama beberapa minggu, kemudian konsep disainnya
diserahkan untuk dievaluasi. Tim diskusi dipanggil untuk mengadakan rapat untuk
mengevaluasi konsep disain yang diajukan oleh tim perancang. Dihadapan tim
diskusi diletakkan papan tulis atau white board atau kertas kerja berukuran besar,
dibuatlah matrik dalam ukuran besar. Semua konsep desain dituliskan di sana, dan
diberi nilai, dengan mengacu kepada suatu acuan dasar yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Biasanya yang dipilih menjadi acuan dasar adalah produk sejenis yang
dianggap terbaik pada saat itu. Dalam memberi penilaian, gunakanlah tiga skala
yang biasa digunanakan pada metode Pugh yaitu:
+ berarti secara substansi lebih baik
- berarti lebih buruk (atau aspek ini menjadi perhatian khusus)
0 berarti kurang lebih sama.
29

Jika konsep desain yang diajukan lebih baik dari pada konsep atau produk
yang sudah ada yang menjadi acuan dasar, maka konsep desain yang baru tersebut
menjadi konsep no 1 dalam matrik. Jika konsep desain yang diajukan berkenaan
dengan sesuatu yang sama sekali baru, maka salah satu dari konsep baru yang
ditawarkan menjadi acuan dasar. Tiga skala evaluasi diatas memang kelihatan
sederhana dan bersifat kualitatif, tetapi sangat mudah untuk diaplikasikan.
2.6 Elemen Mesin
Elemen Mesin adalah bagian dari suatu alat untuk memindahkan energi/benda
yang mempunyai efisiensi mekanis, termis, hidrolis, maupun elektris. Elemen
mesin merupakan ilmu yang mempelajari bagian-bagian mesin (sisi bentuk
komponen, cara kerja, cara perancangan dan perhitungan kekuatan dari komponen
tersebut).
Dasar-dasar yang diperlukan dalam elemen mesin dan permasalahannya
antara lain berkaitan dengan :
a. Sistem gaya
b. Tegangan dan regangan
c. Pengetahuan bahan
d. Gambar teknik
e. Proses produksi

2.6.1 Motor listrik


Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,
memutar impeller pompa, fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat
bahan, dan lain-lain.
Motor listrik digunakan juga di rumah (mixer, bor listrik, kipas angin) dan di
industri. Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri sebab
diperkirakan bahwa motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di
industri.
Cara Kerja Motor Listrik
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama :
30

a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang
membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran atau loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya dan
arah yang berlawanan .
b. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torsi untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Gambar 2.19 dibawah ini,
menunjukan cara kerja motor listrik.

Gambar 2.19 Cara kerja motor listrik.

2.6.2 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berebeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan
menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan
dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung[7]. Lihat Gambar 2.20
yang menunjukan bentuk dari bantalan tersebut.

Klasifikasi Bantalan
31

a. Atas Dasar Gerakan Bantalan Terhadap Poros


1. Bantalan luncur,bantalan ini terjadi gesekan luncur antara poros dan Bantalan
karena permukaan poros ditumpu oleh permukaan bantalan dengan
perantaraan lapisan pelumas.
2. Bantalan gelinding, pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara bagian
yang berputar dengan yang diam melalui elemen gelinding seperti bola
(peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
b. Atas Dasar Arah beban dan poros
1. Bantalan Radial, arah bantalan ini adalah tegak lurus sumbu poros.
2. Bantalan radial, bantalan ini sejajar dengan sumbu poros.
3. Bantalan gelinding khusus, bantalan ini dapat menumpu beban yang arahnya
sejajar dan tegak lurus sumbu poros.

Gambar 2.20 Bantalan

2.6.3 Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama
dalam hal transmisi dipegang oleh poros.
Elemen poros merupakan elemen utama pada sistem transmisi putar yang
dapat berfungsi sebagai pembawa, pendukung putaran dan beban, dan
pengatur gerak putaran menjadi gerak lurus.
Macam-macam poros :
A. Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut:
32

1. Poros transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya di transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi puli sabuk atau
sprocket rantai, dan lain-lain.

2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus di
penuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukuranya
harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang di pasang di antara roda–roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang–kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan oleh
penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros
engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros luwes untuk
tranmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah, dan lain-lain.
Terlihat pada Gambar 2.21 bentuk dari poros.

Gambar 2.21 Poros.

Hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah poros :


a) Kekuatan poros
Poros transmisi mengalami beban puntir atau lentur maka kekuatannya
harus direncanakan sebelumnya agar cukup kuat dan mampu menahan beban.
b) Kekakuan poros
Lenturan yang dialami poros terlalu besar maka akan menyebabkan
33

ketidaktelitian atau getaran dan suara. Oleh karena itu kekakuan poros juga
perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin.
c) Putaran kritis
Putaran kerja poros haruslah lebih rendah dari putaran kritisnya demi
keamanan karena getarannya sangat besar akan terjadi apabila putaran poros
dinaikkan pada harga putaran kritisnya.
d) Korosi
Poros-poros yang sering berhenti lama maka perlu dipilih poros yang
terbuat dari bahan yang tahan korosi dan perlu untuk dilakukannya
perlindungan terhadap korosi secara berkala.
e) Bahan poros
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon
yang bervariasi. Adapun penggolongannya dapat dilihat pada Tabel 2.1
Penggolongan Bahan Poros.
Tabel 2.1 Penggolongan bahan poros.
Golongan Kadar C (%)
Baja lunak -0,15
Baja liat 0,2-0,3
Baja agak keras 0,3-0,5
Baja keras 0,5-0,8
2.6.3Baja
Pulisangat keras 0,8-1,2
Sebuah mesin sering menggunakan sepasang puli untuk mereduksi
kecepatan dari motor listrik, dengan berkurangnya kecepatan motor listrik maka
tenaga dari mesinpun ikut bertambah. Puli dapat digunakan untuk
mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang lain melalui sistem transmisi
penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular belt. Cara kerja puli sering
digunakan untuk mengubah arah gaya yang diberikan, mengirim gerak dan
mengubah arah rotasi.
34

Gambar 2.22 Puli

Perbandingan kecepatan (velocity ratio) pada puli berbanding terbalik


dengan perbandingan diameter puli, dimana secara matematis ditunjukan
dengan pesamaan berikut:
N1 x D1 = N2 x D2
Keterangan:
N1 = Putaran puli penggerak (rpm)
N2 = Putaran puli yang di gerakkan (rpm)
D1 = Diameter puli yang menggerakkan. (mm)
D2 = Diameter puli yang di gerakkan (mm)

2.6.4 Sabuk-V
Sabuk-V atau V-belt adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat
dari karet dan mempunyai penampang berbentuk trapesium. Dalam
penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga
lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.
Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah dalam
penanganannya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki
keunggulan lain yaitu akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan
rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Selain memiliki keunggulan
dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain, sabuk-V juga memiliki
kelemahan berupa terjadinya sebuah slip.
Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki oleh Sabuk-V:
35

a. Sabuk-V dapat digunakan untuk mentransmisikan daya yang jaraknya relative


jauh.
b. Memiliki faktor slip yang kecil.
c. Mampu digunakan untuk putaran tinggi.
d. Dari segi harga Sabuk-V relatif lebih murah dibanding dengan elemen
transmisi yang lain.
e. Pengoperasian mesin menggunakan Sabuk-V tidak membuat berisik.
Sabuk-V terdiri dari beberapa tipe yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan. Tipe yang tesedia A,B,C,D dan E bisa di lihat pada Gambar 2.11.
Berikut ini adalah tipe Sabuk-V berdasarkan bentuk dan kegunaaannya:
a. Tipe standar yang ditandai huruf A, B, C, D, & E
b. Tipe sempit yang ditandai simbol 3V, 5V, & 8V
c. Tipe beban ringan yang ditandai dengan 3L, 4L, & 5L

Gambar 2.23 Konstruksi dan ukuran


penampang Sabuk-V (Sularso, 2000)
2.7 Bahan dan Ukuran
Dengan mengacu pada gambar kerja dan konstrusi, maka dapat diketahui
bahan dan ukuran yang mengharuskan untuk dipatuhi. Pada pembuatan rangka
mesin roll pelat ini menggunakan beberapa bahan-bahan, diantaranya yaitu besi siku
dengan dimensi (50x50x6260 mm) dan kanal u dengan dimensi (50x50x596 mm).
Bahan-bahan tersebut digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut :
36

1) Kedua bahan tersebut merupakan bahan mild steel jenis MS AS3679-300 yang
biasa digunakan untuk pembuatan konsruksi sederhana dan mudah dilas.
2) Kedua bahan tersebut mudah diperoleh karena banyak dijumpai dipasaran
Dari daftar tabel standar bahan yang ada, kedua besi tersebut memiliki kadar
karbon <0,25% dan termasuk dalam jenis MS AS3679-300 yang memiliki sifat keras
tapi mudah dibentuk.

Gambar 2.24 Besi siku Gambar 2.25 Besi kanal U

2.8 Alat
Identifikasi alat dibutuhkan agar bisa mengetahui jenis-jenis alat apa saja
yang diperlukan dan digunakan berkaitan dengan proses pembuatan rangka mesin
roll. Adapun alat-alat yang dibutuhkan ialah sebagai berikut
a. Roll meter
Roll meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja
yang panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang panjang. Roll meter ini tingkat ketelitiannya adalah
setengah milimeter sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur benda kerja
secara presisi.

Panjang dari roll meter ini bervariasi dari 2, 30, dan 50 meter, tetapi
dalam bengkel kerja mesin ukuran terpanjang adalah 3 meter. (Sumantri,1989 : 39).

Gambar 2.26 Roll meter


37

b. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat, dimana
permukaan dan bagian sisinya rata dan lurus sehingga dapat juga digunakan
sebagai alat bantu dalam penggoresan. Mistar baja juga memiliki guratan -
guratan ukuran, dimana macam ukurannya bervariasi. Ada yang dalam satuan
inchi, dalam satuan sentimeter dan dalam satuan millimeter. (Sumantri, 1989 :
38).

Gambar 2.27 Mistar baja


c. Busur derajat
Busur derajat merupakan salah satu alat ukur yang digunakan untuk
menentukan derajat kemiringan atau keserongan suatu ukuran pada benda kerja.
Bahan dasar dari alat ukur ini bervariasi. Ada yang terbuat dari plastic dan juga
yang terbuat dari baja tahan karat. Alat ukur ini memiliki guratan-guratan ukuran
yang diposisikan sesuai dengan arah kemiringan dari 0-180 °.

Gambar 2.28 Busur derajat


d. Mistar siku
Mistar siku merupakan sebuah alat ukur yang berbentuk siku dengan
spesifikasi yaitu daun dan blok yang terbuat dari baja. Bloknya lebih tebal dan
lebih pendek dari pada daunnya. Daun dipasang 90° dengan blok, dengan cara
dikelilingi. Mistar siku ada yang diberi ukuran dengan ketelitian 1 mm dan
1/32", dan ada yang tanpa ukuran. Fungsi dari mistar siku ialah untuk membuat
garis-garis sejajar dan untuk mengeset benda kerja supaya tegak lurus. (Bagyo
Sucahyo, 2004 : 41)
38

Gambar 2.29 Mistar siku


e. Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau gambar pada benda kerja. Bibir penggores tajam,
maka penggores dapat menghasilkan goresan yang tipis. Bahan untuk membuat
penggores ini adalah baja perkakas sehingga penggores cukup keras dan mampu
menggores benda kerja. Penggores memiliki ujung yang sangat runcing dan
keras. Penggores dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pertama, penggores
dengan kedua ujungnya tajam tetapi ujung yang satunya lurus dan yang lainnya
bengkok. Sedangkan penggores kedua hanya memiliki salah satu ujung yang tajam
(Sumantri, 1989 : 121).

Gambar 2.30 Penggores

f. Mesin Gerinda
Karena memiliki banyak kegunaan mesin ini dibedakan menjadi beberapa jenis
tergantung dari pekerjaan yang dikerjakan. Beberapa jenis tersebut ialah sebagai
berikut :
1) Mesin gerinda duduk
Mesin gerinda ini memiliki mata gerinda yang tebal, dan ukuran mesin ini
cenderung besar. Mesin ini berfungsi sebagai pengasah atau pembuat sudut mata
potong pada peralatan potong seperti halnya mata bor, pisau frais, pahat bubut,
dan alat potong lainnya.
39

Gambar 2.31 Mesin gerinda duduk

2) Mesin gerinda tangan

Jenis mesin ini cenderung memiliki ukuran yang kecil dengan mata gerinda
sedang. Karena bentuknya yang kecil mesin ini bisa dibawa kemana-mana dengan
mudah. Mesin ini lebih sering digunakan untuk perataan permukaan, seperti
misalnya membuang beram hasil pengeboran, pemotongan, menghilangkan hasil
lasan, dan lain sebagainya.

Gambar 2.32 Mesin gerinda tangan

3) Mesin gerinda potong

Jenis mesin ini memliki ukuran yang sedang dengan mata gerinda tipis dan
cenderung lebar. Mesin ini berfungsi sebagai alat potong.

Gambar 2.33 Mesin gerinda potong


40

g. Mesin Las Busur Listrik ( SMAW )


Las Busur Listrik atau yang biasa disebut SMAW (Shielded Metal Arch
Welding) merupakan jenis pengelasan yang menggunakan bahan tambah
terbungkus atau elektroda atau yang biasa disebut busur listrik. Busur listrik
digunakan untuk melelehkan kedua logam yang akan disambung. Terjadinya nyala
busur listrik tersebut diakibatkan oleh perbedaan tegangan listrik antara kedua
kutub. Perbedaan tegangan listrik tersebut biasa disebut dengan tegangan busur
nyala.

Gambar 2.34 Mesin Las SMAW


g. Penitik garis
Penitik garis adalah suatu penitik, di mana sudut mata penitiknya adalah
60 derajat. Penitik ini mempunyai sudut yang kecil, maka penitik ini dapat
menghasilkan suatu tanda yang sangat kecil pula. Penitik jenis ini sangat
cocok untuk memberikan tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja.
Tanda-tanda batas pengerjaan pada benda kerja akibat penitikan akan
dihilangkan pada waktu finishing / pengerjaan akhir agar tidak menimbulkan
bekas setelah pekerjaan selesai (Sumantri, 1989 : 124 - 125).

Gambar 2.35 Penitik Garis


41

2) Penitik pusat

Penitik pusat memiliki sudut yang lebih besar dibandingkan dengan


penitik garis. Besar sudut penitik pusat adalah 90 derajat, sehingga penitik ini
akan menimbulkan luka atau bekas yang lebar pada benda kerja. Penitik pusat
ini cocok digunakan untuk membuat tanda terutama untuk tanda pengeboran.
Penitik ini mempunyai sudut yang besar, maka tanda yang dibuat oleh penitik
ini akan dapat mengarahkan mata bor untuk tetap pada posisi pengeboran.
Penitik ini sangat berguna sekali dalam pelaksanaan pembuatan benda kerja
yang memiliki proses kerja pengeboran (Sumantri, 1989 : 125).

Gambar 2.36 Penitik pusat


k. Kikir

Kikir adalah suatu peralatan untuk mengikir, sehingga dapat


menghasilkan permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk pembuatan kikir
adalah baja karbon tinggi dimana kandungan karbonnya pada baja jenis ini ialah
kurang lebih 0,7 sampai dengan 0,8 % C. Kikir digunakan untuk mengerjakan
bahan - bahan yang keras, sebab permukaan benda kerja akan tergesek
dengan baik tanpa tenaga besar, sudut potongannya yang besar itu memberikan
perlawanan yang baik terhadap mata potongan itu (Sumantri, 1989 : 153).

Gambar 2.37 Kikir


BAB III

METODOLOGI

3.1 Peralatan
A. Alat
Peralatan yang digunakan dalam proses perancangan pada alat
ekstraksi buah mangrove menjadi pewarna alami batik ini yaitu komputer
beserta software untuk mempermudah dalam proses perancangan seperti
SolidWorks Premium
2013.
B. Bahan
Bahan yang digunakan untuk komponen utama alat ekstraksi buah
mangrove menjadi pewarna alami batik terdiri dari : Besi kotak, besi pelat,
puli dan sabuk. Alat penunjang yang digunakan, seperti : mata bor, kawat
las, cat, ampelas, perkakas bengkel dan peralatan kunci pas, ring, dan shock.
Sedangkan mesin-mesin dalam pekerjaan logam yang untuk proses fabrikasi
menggunakan peralatan milik laboratorium bengkel Politeknik Negeri
Cilacap.
3.2 Metode Perancangan
Dalam melakukan tahapan perancangan alat ekstraksi buah mangrove
menjadi pewarna alami batik ini penulis melakukan pendekatan
menggunakan metode perancangan James H. Earle dan Metode pemilihan
konsep Stuart Pugh.
3.3 Prosedur Perancangan
Dalam melakukan perancangan alat ekstraksi buah mangrove menjadi
pewarna alami batik ini penulis melakukan beberapa prosedur dalam
perancangan
yang digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut.

42
43

3.3.1 Diagram alir proses perancangan


Langkah-langkah proses perancangan perhitungan elemen mesin
dijelaskan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut.

Gambar 3.1 Diagram alir proses perancangan

Secara rinci diagram alir proses perancangan dijabarkan dalam


tahapan prosedur perancangan sebagai berikut :
A. Identifikasi masalah
Yaitu proses awal dari penulis merancang, dimana tahapan yang
dilakukan sebagai berikut :
a. Mencari dudukan masalah.
Menggambarkan masalah untuk memulai proses berpikir.
b. Membuat daftar tuntutan.
Merupakan daftar kondisi-kondisi yang harus perancang penuhi.
44

c. Membuat sketsa dan catatan.


Sketsa merupakan ide desainer yang dituangkan dalam visual 2 dimensi
atau 3 dimensi. Sketsa dibuat untuk ide yang disetai dengan catatan,
sehingga ide ini nantinya dapat dipelajari dan dibicarakan bersama.
a. Mengumpulkan data menggunakan metode literatur, survei
lapangan, dan bimbingan.
B. Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan jalan mencari dan mengumpulkan
data-data tentang obyek yang akan kita buat dari buku-buku ilmiah, laporan
dan sumber lainnya. Pada studi literatur ini juga untuk mengetahui dan
menentukan rumus- rumus dari perhitungan elemen mesin yang akan
digunakan pada alat ekstraksi buah mangrove menjadi pewarna alami batik
ini.
C. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan cara mensurvey langsung di


lapangan (lokasi industri), yaitu tempat dimana alat ekstraksi buah mangrove
menjadi pewarna alami batik ini dibutuhkan. Studi Lapangan juga
diperlukan untuk mengambil data-data dari setiap elemen mesin yang
ada di industri/bengkel sebagai acuan penulis untuk menentukan
perhitungan elemen mesin pada alat ekstraksi buah mangrove menjadi
pewarna alami batik.
D. Ide awal
Kreatifitas sangat tinggi pada tahap ide awal dalam proses desain,
karena tidak ada batasan berinovasi, mencoba, dan tantangan. Pada tahap
selanjutnya dari proses desain, kebebasan kreatifitas dikurangi dan
kebutuhan akan informasi semakin bertambah. Dalam tahap ini penulis
membuat alternatif konsep desain menggunakan metode Brainstroming dan
Rencana untuk kegiatan. Kemudian penulis menggunakan metode pemilihan
konsep Stuart Pugh. Berikut adalah penjelasan dari metode yang digunakan
sebagai berikut.
45
1) Brainstorming
Brainstorming adalah teknik penyelesaian masalah dimana
anggota kelompok ataupun dosen pembimbing secara spontan
mengungkapkan ide. Aturan Brainstorming, yaitu :
a) Kritikan dilarang, pendapat tentang ide harus disimpan.
b) Kebebasan dianjurkan.
c) Kuantitas dituntut, artinya semakin banyak ide semakin
mudah mengambil/menemukan ide cemerlang.
d) Kombinasi dan perbaikan kebutuhan. Harus dicari cara untuk
perbaikan ide yang lain.
2) Rencana untuk Kegiatan
Langkah selanjutnya adalah melengkapi langkah ide awal pada
proses desain yaitu:
a) Mengumpulkan ilham.
b) Menyiapkan sketsa dan catatan.
c) Mengumpulkan data latar belakang.
Salah satu cara untuk mengumpulkan ide adalah mencari produk
dan desain yang sama untuk dipertimbangkan. Dalam mencari
informasi dapat dilakukan diantaranya melalui media internet yaitu
artikel-artikel dan jurnal, serta beberapa buku.
d) Melakukan survey.

E. Perbaikan ide
Penulis melakukan pemilihan/perbaikan ide dari konsep-
konsep yang terpilih dengan menggunakan 2 tahapan yaitu :
a. Melakukan evaluasi konsep dan memilih konsep yang memenuhi
persyaratan menggunakan Metode Stuart Pugh berdasarkan kriteria
Fungsi, Faktor Manusia, Spesifikasi Fisik, Kekuatan, Model dan Faktor
Ekonomi.
b. Memberi bentuk pada konsep yang dipilih berupa alternatif gambar
rakitan.
46
F. Analisa rancangan
Analisa rancangan adalah pengevaluasian dari sebuah rancangan yang
didasarkan atas pemikiran objektif dan merupakan aplikasi teknologi.
Analisa rancangan merupakan langkah dimana ilmu pengetahuan digunakan
dengan intensif untuk mengevaluasi desain terbaik dan membandingkan
kelebihan setiap desain dengan perhatian kepada biaya, kekuatan, fungsi, dan
permintaan pasar. Pada tahap ini yang dilakukan penulis yaitu
membandingkan kelebihan dan kekurangan dari setiap rancangan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti yang tertera pada tabel
penilaian kriteria berikut.

Tabel 3.1 Penilaian kriteria

Kriteria Penilaian Berdasarkan

Fungsi Suatu mesin atau komponen dapat beroperasi

Seleksi sesuai yang diharapkan


Kenyamanan dan keamanan dalam penggunaan
Faktor Manusia
mesin atau pada komponen mesin tersebut

Spesifikasin Fisik Dimensi, beban pada mesin atau komponen


yang digunakan
Dapat menahan getaran yang timbul akibat
Kekuatan penyemburan nyala api, mampu menumpu
beban dan kapasitas potong
Model Bentuk dan rancangan menarik
Faktor Proses pembuatan yang murah, mesin dan

Ekonomi komponen tersedia dipasaran.


47
G. Keputusan
Setelah melakukan analisa rancangan, tahapan selanjutnya yaitu
melakukan perbaikan dari kekurangan yang telah dijabarkan pada analisa
rancangan dengan cara sebagai berikut.
a. Mengevaluasi desain yaitu meniadakan kekurangan pada rancangan
dengan merubah bentuk dari komponen untuk memperbaiki fungsi dari
desain yang dirancang tanpa merubah fungsi
b. Menarik kesimpulan apakah desain layak diimplimentasikan atau tidak
dengan hasil akhir berupa gambar rakitan.

H. Implementasi
Langkah terakhir yang dilakukan penulis dalam proses
perancangan ini yaitu dimana desain yang terpilih akan dijadikan nyata
atau menjadi sebuah barang jadi.
a. Pembuatan Detail Drawing.
b. Membuat daftar bahan (Bill of Materials/BOM) dari keseluruhan
komponen.
c. Validasi desain.
d. Verifikasi desain melalui pembuatan alat atau mesin.

3.4 Prosedur Perhitungan Elemen Mesin


3.4.1 Studi literatur
Sebelum melakukan proses perhitungan elemen mesin, langkah
yang pertama adalah melakukan studi literatur, yaitu dengan mencari
literatur baik berupa jurnal, buku-buku, maupun diperoleh dari internet, dan
lain-lain. Yang dapat digunakan sebagai dasar proses perhitungan elemen
mesin.
48
1.4.2 Perhitungan Transmisi dan Rangka
1.4.3 Rumus perhitungan transmisi puli dan sabuk-V
Berikut ini merupakan rumus perhitungan puli dan sabuk-V yang akan
digunakan pada Mesin Pupuk Organik Cair 10 Kg, dapat menggunakan persamaan-
persamaan berikut:

a. Perhitungan perbandingan puli


= ................................................................................. [38]

Dimana :
= putaran poros pertama (rpm)
= putaran poros kedua (rpm)
= diameter puli penggerak (mm)
= diameter puli yang digerakkan (mm)

b. Perhitungan kecepatan sabuk

. .
=
.
........................................................................... [39]
Dimana :
= kecepatan sabuk (m/s)
dP = diameter puli motor (mm)
c. Perhitungan panjang sabuk

L = 2C + (dp + Dp) + .
(Dp – dp) ................................ [40]

Dimana:
L = panjang sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
Dp = diameter puli yang digerakkan (mm)
dP = diameter puli penggerak (mm)

[38]
Ibid., hal 166
[39]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[40]
Ibid., hal 170
49

d. Perhitungan jarak sumbu poros ( C )

.( )
C = ............................................................. [41]

Dimana :
b = 2L – ( - ) ............................................................ [42]
L = panjang sabuk (mm)
= diameter puli yang digerakkan (mm)
= diameter puli penggerak (mm)

e. Perhitungan sudut kontak Puli kecil

( )
Ɵ = 180o _ .............................................................. [43]

Dimana :
Ɵ = sudut kontak
Dp = diameter puli yang digerakkan (mm)
dp = diameter puli penggerak (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)

f. Perhitungan gaya tarik sabuk

F = .................................................................................... [44]
Dimana :
T = Torsi pada poros (kg.mm)
R = Radius puli (mm)

[41]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[42]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[43]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, op, cit, hal 173
[44]
R.S. Khurmi, “A Textbook Of Machine Design”, Eurasia Publishing House, New Delhi 2005, hal. 694
50
1.4.4 Rumus perhitungan poros
Berikut ini merupakan rumus perhitungan poros yang akan digunakan pada
Mesin Pupuk Organik Cair 10 Kg, dapat menggunakan persamaan-persamaan
berikut:
a. Perhitungan daya rencana (Pd)
Pd = fc.P.............................................................................. [45]
Dimana :
Pd = daya rencana (kw)
Fc = faktor koreksi
P = daya nominal motor listrik (HP)
b. Perhitungan momen rencana
T = 9,74.10 .................................................................... [46]
Dimana :
T = momen rencana(kg.mm)
Pd = daya rencana (kw)
n1 = putaran poros (rpm)
c. Perhitungan besarnya gaya reaksi
Ʃ =0
+ + =0

ƩF = 0
+ + = 0................................................................... [47]

Dimana :
jumlah gaya arah x = 0 ( ΣFx = 0 )
jumlah gaya arah y = 0 ( ΣFy = 0 )
jumlah momen = 0 ( ΣM = 0 )
d. Perhitungan tegangan geser

Ʈa = σb(Sf1x Sf2)................................................................. [48]

[45]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, op. cit. Hal 7
[46]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[47]
Agustinus Purna Irawan, Mekanika Teknik (Statika Struktur), Diktat Kuliah, Jakarta, 2007, hal 13
[48]
Ibid., hal 8
51
Dimana :
Ʈa = tegangan geser (kg/mm2)
σb = kekuatan tarik (kg/mm2)
Sf1 = faktor kamanan
Sf2 = konsentrasi tegangan

e. Perhitungan diameter poros dengan beban puntir

, /
= T ................................................................. . [49]

Dimana:
d = diameter poros (mm)
K = factor koreksi tumbukan
T = momen puntir rencana (kg.mm)
C = factor koreksi lenturan

f. Perhitungan diameter poros berongga dengan beban puntir dan lentur

. /
=
.( )
[ ( . ) + ( . ) ................................ . [50]

Dimana:
k =
di = diameter dalam (rencana)
do = diameter luar (rencana)
= diameter poros (mm)
= tegangan geser (kg/ )
= faktor korelasi
M = momen lentur (kg.mm)
= faktor koreksi
T = momen puntir (kg.mm)

[49]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, op. cit.hal 8
[50]
52
1.4.5 Analisa Kekuatan Rangka
Bila gaya-gaya kelebihan yang dipilih dalam cara analisis gaya adalah
reaksi-reaksi, penahan-penahan fisik yang berhubungan dengan reaksi-reaksi sisa
harus dihilangkan dan balok asli diganti dengan sebuah balok statik tertentu
dengan’’derajat yang lebih rendah’’ yang menahan beban-beban yang diterapkan
dan gaya-gaya reaksi kelebihan. Sebagai contoh balok yang ujungnya terjepit atau
dapat dianggap sebagai sebuah balok sederhana dengan derajat lebih rendah atau
sebagai balok konsol dengan derajat lebih rendah . Karena sebuah balok sederhana
secara struktur lebih mudah diamati dari sebuah balok konsul, maka pilihan pertama
akan menhasilkan persamaan-persamaan simultan dalam keadaan yang lebih baik
dalam sebuah penyelesaian dengan angka-angka.
Gaya-gaya reaksi kelebihan ditentukan pertama-tama berdasarkan
kenyataan bahwa perpindahan-perpindahan putar atau geser dalam arah-arah gaya
kelebihan haruslah nol. Jadi, haruslah sedemikian rupa bahwa keduanya bersama
dengan beban-beban yang diterapkan, akan menyebabkan kelandaian-kelandaian
nol pada kedua ujung dari balok sederhana .Setelah gaya-gaya reaksi kelebihan
diperoleh, reaksi-reaksi lainnya ditentukan dari persyaratan-persyaratan statika dan
diagram-diagram gaya geser dan momen dari balok yang asli dapat diperoleh.
Umumnya, sebuah penyelesaian pertama-tama dapat diperoleh dengan
menggunakan sekumpulan gaya-gaya kelebihan yang tepat, dan sebuah
pemeriksaan kemudian dilakukan untuk mendapat kepastian bahwa persyaratan-
persyaratan kesepadaan memuaskan dalam sebuah balok dengan derajat yang lebih
rendah yang berbeda. Dalam kejadian pada balok ujung-ujungnya terjepit, R1 dan
R2 dapat diperoleh pertama-tama dengan menggunakan balok sederhana dengan
derajat yang lebih rendah, dan sebuah pemeriksaan dilakukan dengan memastiklan
bahwa R2 dan R1 akan menyebabkan kelandaian dan lendutan nol pada ujung bebas
dari balok konsol dengan derajat lebih rendah.
53

Gambar 2 Rangka Mesin

Gambar Balok Statik Tidak Tentu


Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut menggunakan rumus :

(Sumber : Chu-kia wang,Ph.D, 1985 : 118)


54
3.4.6 Pengelasan
Lingkup pengenalan teknologi las meliputi : Perkapalan, jembatan, rangka
baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran, kendaraan, rel, dan sebagainya.
Disampung untuk pembuatan, poses las juga dapat dipergunakan untuk reparasi
midal untuk mengisi lubang-lubang pada cor-coran, membuat lapian keras pada
perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam reparasi
lainnya. Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tapi hanya untuk sarana
mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Berdasarkan definisi dari Duthche
Industri Normen ( DIN ) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau
paduan yang dilaksanakaan dalam keadaan lumer atau cair.

1. Perencanaan kekuatan sambungan las


a. Tegangan geser ijin pada sambungan las

τs ijin = l x W ( 2.5 )

Dimana :
τs ijin = tegangan geser ijin sambungan las ( Kg/mm2 )
l = panjang pengelasan ( mm )
W = beban yang bekerja pada sambungan las ( Kg )

b. Tegangan geser pada sambungan las

Dimana :
τs = tegangan geser pada sambungan las ( Kg/mm2 )
h = lebar pengelasan ( mm )
l = panjang pengelasan ( mm )
55
c. Penentuan aman tidaknya perencanaan pada sambungan dapat diketahui
dengan melakukan perbandingan antara tegangan geser ijin bahan dengan
tegangan geser sambungan las.

τs < τs ijin

Perbandingan diatas menunjukan bahwa perencanaan sambungan las aman.


DAFTAR PUSTAKA
Paryanto, dkk., (2017) Pengambilan Zat Warna Alami dari Buah Mangrove
Spesies Rhizopora mucronata secara Ekstraksi Padat-Cair Batch Tiga Tahap
dalam Skala Pilot Plant, Momentum, 13(2):5-10

Wahono, dkk. 2004. Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Makna dan Simbol).

Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng.

Noor Fitrihana. 2007. Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam Dari Tanaman Di
Sekitar Kita Untuk Pencelupan Bahan Tekstil. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri Vol. 1, No. 1.

Sumantri. 1989. Panduan Pengajar Buku Perawatan Mesin. Jakarta : Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Kependidikan.

Setyawan, dwi, dkk. 2002. Biodiversitas Genetik, Spesies, dan Ekosistem

Mangrove di Jawa.

Shigley, J.E. dan Mitchel, L.D., 1999, “Perencanaan Teknik Mesin”, Edisi

Keempat Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Pujono. 2008. Bahan Ajar Metode Perancangan Teknik. Cilacap: POLITEKNIK


CILACAP.

Sularso dan, Kiyokatsu Suga, (2008). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen

Mesin. Jakarta: Pradnya Paramita.

Yefrichan. (2011). Pengertian motor Listrik [Online]. Available :

https://yefrichan.wordpress.com/2011/03/26/pengertian-motor-listrik

Manurung, M., (2012), Aplikasi Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Sebagai Pewarna Alami pada Kain Katun secara PreMordanting, Journal
of Chemistry, 6(2):183-190
Paryanto, dkk., (2017) Pengambilan Zat Warna Alami dari Buah
MangroveSpesiesRhizopora mucronata secara Ekstraksi Padat-Cair
Batch Tiga Tahap dalam Skala Pilot Plant, Momentum, 13(2):5-10

Sukardjo, S., (1978), Some aspects of mangrove ecology, Training Materials


for Forestry Officer, FAO/UNDP/ BDG/84/056, Integrated
Development of the Sundarbans Reserved Forest, Rome, FAO

Rahim, A.A, Rocca, E., Steinmetz, J., Kassim, M.J., Adnan, R., and
Ibrahim, M.S., (2007), Mangrove Tannins and Their Flavanoids
Monomers as Alternative Steel Corrosion Inhibitors in Acidic
Medium, Corrosion Science, 49, 402 – 417

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima. 2016. Pengertian Ekstraksi.


Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayan Republik Indonesia

Wahono, dkk. 2004. Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Makna dan
Simbol).Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng.

Shigley, J.E. dan Mitchel, L.D., 1999, “Perencanaan Teknik Mesin”,


EdisiKeempat Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Pujono. 2008. Bahan Ajar Metode Perancangan Teknik. Cilacap:


POLITEKNIK CILACAP.

Sularso dan, Kiyokatsu Suga, (2008). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan


ElemenMesin. Jakarta: Pradnya Paramita.

Prasetyo, Budi. 2012. Rancang Bangun Rangka Mesin Pencacah Plastik


Kemasan. Proyek Akhir. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Widodo, Sri dan Setyo, A.Noor. 2008. Perhitungan Kekuatan Rangka Pada
Konstruksi Mesin Pembuat Pelet (Pakan Ikan) Dengan Penggerak
Motor Listrik. Universitas Tidar Magelang. Vol. 30 No.2. 15
September 2008. Hlm 115-124.

Wibowo, April Yanto. 2011. Proses Pembuatan Rangka Pada Mesin Roll Pelat
Penggerak Elektrik. Proyek Akhir. Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai