3 2 6 1 11 7
E E
D D
4 12 10 8 5 9
C C
12 Key ST 37 16 x 6 x 4 18 x 10 12 -
11 Bushing ST 37 18 x 15 18 x 15 11 -
10 Ball ST 37 12 12 10 -
9 Handle ST 37 6 x 57 8 x 60 9 -
8 Clamping Button ST 37 36 x 8 36 x 8 8 -
7 Clamping Screw ST 37 15 x 68 18 x 70 7 -
6 Cap Screw ST 37 20 x 37 25 x 40 6 -
ST 37 104 x 25 x 12 107 x 27 x 14
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
5 Clamp Plate 5 -
B 4 B
Washer ST 37 45 x 5 47 x 7 4 -
ST 37
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP
3 Nut 18 x 9 20 x 11 3 -
2 Drill Shaft ST 37 45 x 86 50 x 88 2 -
1 Base ST 37 114 x 96 116 x 98 1 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA
ASSEMBLING TUMBLE JIG
DIGAMBAR Faha A. S.
DIPERIKSA Dian P.
1:1
DISAHKAN -
A NO . ASSY : - A
E E
62.0
40.0
27.0
57.0
D
20.0 50.0 20.0 96.0
12.5
2 x 45
3 x 45
28.0 12.0
C
20.0
10.0
1 5 .0
46.0
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
12.5 12.0
B B
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP
3 Nut ST 37 18 x 9 20 x 11 3 -
2 Drill Shaft ST 37 45 x 86 50 x 88 2 -
1 Base ST 37 114 x 96 117 x 98 1 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR Fahan
E E
57.0
6.0
D
10.0
12.0
24.0
C
20.0
10.0
180°
10.0 32.0
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
B B
6 Cap Screw ST 37 20 x 37 25 x 40 6 -
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP
TUMBLE JIG 1: 1
DIPERIKSA Dian P
DISAHKAN -
A NO . ASSY : - A
12.0
4.0
4.0
18.0
.0
36
18.0
6.0
.0
R1
20.0
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
R6.0 B
B
12 Key ST 37 16 x 6 x4 18 x 10 12 -
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP
11 Bushing ST 37 18 x 15 18 x 15 11 -
10 Ball ST 37 12 12 10 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR Fahan
8.0
60.0
6.0
1.3 43.8 6.0
6.0
1 9 .0
45.0
3.0
35.0
12.0
45
.0 °
DILARANG MEMFOTOKOPI, MEMPERBANYAK, MENYALIN, MEMINDAHTANGANKAN
8.0
9 Handle ST 37 6 x 57 8 x 60 9 -
GAMBAR INI TANPA IZIN TERTULIS DARI POLITEKNIK NEGERI CILACAP
8 Clamping Button ST 37 36 x 8 38 x 10 8 -
7 Clamping Screw ST 37 15 x68 18 x 70 7 -
JML NAMA BAGIAN BAHAN UKURAN JADI UKURAN KASAR NO. ID KETERANGAN
> 0 6 30 120 400 1000 PROYEKSI
< 6 30 120 400 1000 2000 PENGERJAAN LANJUT NO ORDER
TOL 0.1 0.2 0.3 0.5 0.8 1.2
NAMA SKALA DIGAMBAR Fahan
6
7
yang dapat terbawa air kemana-mana. Propagul yang masak akan jatuh ke air dan
sebagian rusak dan menjadi limbah. (Setyawan Dkk, 2002)
5. Pinion gear
Pasangan pinion gear terdiri dari roda gigi yang disebut pinion dan batang
bergeririgi yang disebut rack. Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekaisme
transmisi torsi yang berbeda, ketika pinion berputar, rack akan bergerak lurus.
Mekanisme ini digunakan pada beberapa jenis kendaraan untuk mengubah rotasi
dari setir kendaraan menjadi pergerakan ke kanan dan kiri dari rack sehingga roda
berubah arah.
Pengertian rangka
Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang
disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya dengan pen-pen luar,
sehingga membentuk suatu rangka kokoh, gaya luar serta reaksinya dianggap
terletak di bidang yang sama dan hanya bekerja pada tempat-tempat pen.
Prinsip statika
12
Gaya dan momen yang bekerja berupa gaya atau momen luar dan gaya atau momen
dalam.
1. Gaya luar
Gaya luar adalah beban dan reaksi yang menciptakan kestabilan konstruksi.
2. Reaksi
Reaksi adalah gaya luar yang timbul pada penumpu suatu konstruksi akibat
adanya beban yang dikenakan pada konstruksi tersebut.
3. Tumpuan
a. Tumpuan rol atau penghubung : dapat menahan gaya pada arah tegak lurus
penumpu.
2. Gaya dalam
1. Gaya normal : gaya dalam yang bekerja searah sumbu, tegak lurus penampang
balok.
- Gaya normal positif (+) jika sebagai gaya tarik.
2. Gaya geser atau lintang : gaya dalam yang bekerja tegak lurus sumbu balok.
- Gaya geser dianggap positif (+) jika cenderung berputar searah jarum jam.
2.3 Perancangan
Perancangan adalah merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan
mudah dapat diutarakan secara jelas. Sebelum sebuah produk dibuat terlebih dahulu
dilakukan proses perancangan yang nantinya menghasilkan sebuah gambar skets
atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat.
Gambar sketsa yang sudah dibuat kemudian digambar kembali dengan aturan
gambar sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses
pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perencanaan adalah hasil akhir dari
proses perencanaan dan sebuah produk dibuat dengan gambar-gambar
rancangannya, dalam hal ini dinamakan sebagai gambar kerja.
a. Penyampaian Informasi
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat
kepada orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan,
pemeriksaan, perakitan.
b. Pengawetan, penyimpanan dan penggunaan keterangan
Gambar merupkan data teknis yang sangat ampuh, dimana teknologi dari
suatu perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja
diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan atau untuk
diperbaiki, tetapi gambar-gambar diperlukan juga untuk disimpan dan
dipergunakan sebagai bahan informasi untuk rencana-rencana baru dikemudian
hari.
c. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan
dalam bentuk gambar melalui proses pemikiran dari perencanaan dan gambar.
Masalahnya pertama-tama dianalisa dan disintesa dengan gambar. Kemudian
gambarnya diteliti dan dievaluasi
Gambar teknik juga mempunyai tujuan-tujuan gambar sebagai berikut :
1) Internasionalisasi gambar
Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara
orang-orang bersangkutan, dan kemudian telah menjadi bentuk standar perusahaan.
Bersama dengan meluasnya dunia usaha, keperluan standar perdagangan dan
standar nasional meningkat.
2) Mempopulerkan gambar
Dalam lingkungan teknologi tinggi, akibat dikenalnya teknologi, golongan
yang harus membaca dan mempergunakan gambar meningkat jumlahnya.
Akibatnya diperlukan mempopulerkan gambar, dan gambar harus jelas dan mudah,
peraturan-peraturan dan standar sederhana dan eksplisit sangat diperlukan
3) Perumusan gambar
Hubungan yang erat antara bidang-bidang industri seperti permesinan,
struktur, perkapalan, perumahan atau arsitektrur, dan teknik sipil, masing-masing
denga kemajuan masyarakat teknologinya, tidak memungkinkan memnyelesaiakn
17
suatu proyek dari suatu bidang saja secara bebas, bahkan dari itu, telah menjadi
suatu keharusan untk menyediakan keterangan-keterangan gambar yang dapat
dimengerti, terlepas dari bidang-bidang diatas. Untuk tujuan ini masing-masing
bidang akan mencoba untuk mempersatukan dan mengidentisir standar-standar
gambar.
4) Sistematika gambar
Mengingat gambar kerja saja. Isi gambar menyajikan banyak perbedaan-
perbedaan, tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda
toleransi ukuran, toleransi bentuk dan keadaan permukaan juga.
5) Penyederhanaan gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya
untuk mempersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana. Oleh
karena itu penyederhanaan gambar manjadi masalah penting untuk menghemat
tenaga menggambar.
6) Modernisai gambar
Bersamaan dengan kemajuan teknologi, standar gambar juga telah dipaksa
mengikutinya. Dapat disebutkan disini cara-cara baru (modern) yang telah
dikembangkan seperti misalnya pembuatan film mikro, berbagai macam mesin
gambar otomatis dengan bantuan komputer, perencanaan dengan bantuan komputer
(CAD-Computer Aided Design].
Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari
tata letak atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan pena, atau
untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak
ruang.
Dalam proses perancangan produk dengan bantuan komputer terjadi banyak
interaksi antara para anggota tim perancang yang terlibat dalam proses
perancangan. Interaksi tersebut berlangsung melalui mode geometric yang menjadi
pusat dari banyak kegiatan. Dalam menuangkan hasil dari rancang produk
menggunakan suatu software gambar.
2.3.3 SolidWorks
SolidWorks adalah salah satu CAD software yang dibuat oleh Dassault
Systemes digunakan untuk merancang part permesinan atau susunan part
permesinan yang berupa assembling dengan tampilan 3D untuk mempresentasikan
part sebelum real part nya dibuat atau tampilan 2D (drawing) untuk gambar proses
permesinan.
A. Fungsi-fungsi SolidWorks
SolidWorks merupakan salah satu opsi diantara design software lainnya sebut
saja catia, inventor, Autocad, dan lain-lain. File dari solidWorks ini bisa di eksport
ke software analisis semisal Ansys, FLOVENT, dan lain-lain. Desain kita juga bisa
disimulasikan, dianalisis kekuatan dari desain secara sederhana, maupun dibuat
animasinya. SolidWorks dalam penggambaran/pembuatan model 3D menyediakan
feature-based, parametric solid modeling. Feature-based dan parametric ini yang
akan sangat mempermudah bagi usernya dalam membuat model 3D. Karena hal ini
akan membuat kita sebgai user bisa membuat model sesuai dengan institusi kita.
B. Tampilan SolidWorks
Tampilan software SolidWorks tidak jauh berbeda dengan software-software
lain yang berjalan diatas windows, jadi tidak ada yang akan merasa aneh dengan
tampilan dari SolidWorks. Gambar 2.5 di bawah merupakan tampilan awal dari
SolidWorks.
19
sudah kita buat. Extension file untuk SolidWorks Drawing adalah .SLDDRW.
Berikut ini gambar 2.6 yang memperlihatkan 3 templates dari SolidWorks.
D. Analisa rancangan
Analisa rancangan adalah pengevaluasian dari sebuah rancangan yang
didasarkan atas pemikiran objektif dan merupakan aplikasi teknologi. Analisa
rancangan merupakan langkah dimana ilmu pengetahuan digunakan dengan intensif
untuk mengevaluasi desain terbaik dan membandingkan kelebihan setiap desain
dengan membandingkan kelebihan dengan perhatian kepada biaya, kekuatan,
fungsi, dan permintaan pasar. Analisa termasuk pengevaluasian dari :
1) Fungsi
Fungsi adalah karakteristik penting dari sebuah rancangan karena sebuah
produk yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya adalah sebuah kegagalan
dari keistimewaan produk yang diinginkan.
2) Faktor Manusia
Ergonomi adalah suatu rancangan dari produk dan cocok diperuntukan
kepada orang-orang yang menggunakan rancangan produk tersebut.
Keselamatan dan kenyamanan adalah hal yang penting untuk efisien,
produktivitas, dan keuntungan. Oleh karena itu, perancang harus
mempertimbangkan fisik, mental, keamanan, kebutuhan, emosional dari
pengguna dan bagaimana memberikan kepuasan terbaik kepada mereka.
3) Pasar Produk
Informasi pasar harusnya dikumpulkan untuk dipelajari mengenai kelompok
usia, golongan pendapatan, dan lokasi geografis dari calon pembeli produk.
Informasi ini membantu dalam perencanaan kampanye iklan untuk meraih
konsumen potensial.
4) Spesifikasi Fisik
Sepanjang langkah perbaikan, seorang perancang memerincikan berbagai
ukuran, seperti panjang, area, bentuk, dan sudut untuk produk. Selama tahapan
analisa perancang menggunakan geometri produk dan material untuk
menghitung ukuran bagian dan dimensi, berat, volume, kapasitas, kecepatan,
jarak pengoperasian, pengepakan, dan kebutuhan penggapaian dan informasi
sejenis.
26
5) Kekuatan
Kebanyakan analisa dalam perancangan suatu produk yang diperlukan
adalah analisa kekuatan sebuah produk untuk menahan beban produk
maksimum, menahan kejutan khusus, dan kepentingan menahan gerakan
berulang.
6) Faktor Ekonomi
Para perancang harus bersaing secara ekonomi untuk mempunyai sebuah
kesempatan menjadi sukses. Oleh karena itu sebelum mengeluarkan sebuah
produk untuk diproduksi, seorang perancang harus menganalisa biaya produk
tersebut dan memperkirakan batas keuntungan. Dua metode dari pemberian
harga sebuah produk adalah perincian dan perbandingan harga.
7) Model
Model adalah bantuan yang efektif untuk menganalisa sebuah rancangan
dalam tingkat akhir dari pengembangan model tersebut. Para perancang
menggunakan model 3 dimensi untuk mempelajari sebuah proporsi produk,
pengoperasian, ukuran, fungsi, dan daya guna. Tipe dari model yang sering
digunakan adalah model konseptual, Mock-ups, prototype, dan model layout
system, model material, model skala, model test.
E. Keputusan
Setelah seorang perancang menyusun analisa perbaikan dan pengembangan
untuk beberapa desain, kemudian salah satu dari desain tersebut harus dipilih untuk
diimplementasikan. Proses pengambilan keputusan untuk menentukan semua
kesimpulan tentang penemuan-penemuan signifikan, keistimewaan, perkiraan-
perkiraan dan rekomendasi-rekomendasi desain tersebut dimulai dengan presentasi
dari perancang (tim perancang). Agar mudah pelaksanaanya presentasi harus
terorganisir dan juga dapat mengkomunikasikan semua kesimpulan serta
rekomendasi yang di tentukan si perancang sebab hal ini sangat berarti untuk
memperoleh dukungan agar proyek tersebut nantinya dapat diterapkan menjadi
suatu kenyataan. Pada umumnya tim membuat keputusan dari mana pembiayaanya
harus diperoleh. Sekalipun pengambilan keputusan dipengaruhi oleh fakta, data,
analisa, yang pada akhirnya penilaian subjektiflah yang terbaik.
27
Tujuan dari laporan secara lisan dan tertullis adalah untuk memperoleh
kesimpulan dari suatu proses pelaksanaan proyek sedemikian rupa sehingga
nantinya dapat diambil keputusan apakah desain tersebut nantinya desain tersebut
nantinya di terapkan atau tidak. Salah satu dari dari tiga jenis keputusan yang
mungkin dibuat adalah :
1) Penerimaan, suatu desain mungkin dapat diterima secara keseluruhan, dengan
adanya indikasi kesuksesan dari si perancang.
2) Penolakan, suatu desain mungkin ditolak secara keseluruhan, dan bukan berarti
si perancang tersebut gagal. Perubahan dalam situasi ekonomi, desakan oleh
para pesaing, atau faktor lain diluar kendali perancang mungkin membuat
desain, usang, prematur, atau tak menguntungkan.
3) Kompromi, suatu desain mungkin tidak disetujui sebagian dan kompromi
mungkin menjadi jalan keluar.
F. Implementasi
Implementasi adalah langkah terakhir dalam proses desain, dimana sebuah
desain menjadi nyata. Perancang mendetailkan produk dalam gambar kerja dengan
spesifikasi dan catatan untuk fabrikasi. Metode grafik sangat penting dalam proses
implementasi, karena semua produk diproses berdasarkan gambar kerja dan
spesifikasinya. Implementasi juga melibatkan pengemasan, pergudangan,
distribusi, dan penjualan hasil produk.
1) Gambar Kerja
Gambar kerja dengan pandangan ortografik, dimensi-dimensi dan beberapa
catatan menggambarkan bagaimana caranya membuat suatu bagian dari produk.
Pengoperasian secara tepat dari gambar kerja dapat memastikan hasil produk akan
dapat di identifikasi apabila instruksi-instruksi di dalam gambar diikuti, tanpa
memperhatikan tempat dimana produk tersebut dibuat.
2) Spesifikasi
Spesifikasi adalah catatan-catatan dan instruksi-instruksi tertulis yang
mendukung informasi yang ditunjukan dalam gambar-gambar tersebut. Spesifikasi
mungkin saja dipersiapkan sebagai dokumen-dokumen yang dibuat secara terpisah
28
Jika konsep desain yang diajukan lebih baik dari pada konsep atau produk
yang sudah ada yang menjadi acuan dasar, maka konsep desain yang baru tersebut
menjadi konsep no 1 dalam matrik. Jika konsep desain yang diajukan berkenaan
dengan sesuatu yang sama sekali baru, maka salah satu dari konsep baru yang
ditawarkan menjadi acuan dasar. Tiga skala evaluasi diatas memang kelihatan
sederhana dan bersifat kualitatif, tetapi sangat mudah untuk diaplikasikan.
2.6 Elemen Mesin
Elemen Mesin adalah bagian dari suatu alat untuk memindahkan energi/benda
yang mempunyai efisiensi mekanis, termis, hidrolis, maupun elektris. Elemen
mesin merupakan ilmu yang mempelajari bagian-bagian mesin (sisi bentuk
komponen, cara kerja, cara perancangan dan perhitungan kekuatan dari komponen
tersebut).
Dasar-dasar yang diperlukan dalam elemen mesin dan permasalahannya
antara lain berkaitan dengan :
a. Sistem gaya
b. Tegangan dan regangan
c. Pengetahuan bahan
d. Gambar teknik
e. Proses produksi
a. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya Jika kawat yang
membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran atau loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya dan
arah yang berlawanan .
b. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar atau torsi untuk memutar kumparan.
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Gambar 2.19 dibawah ini,
menunjukan cara kerja motor listrik.
2.6.2 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berebeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemen mesin lainnya bekerja dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan
menurun atau tak dapat bekerja secara semestinya. Jadi, bantalan dalam permesinan
dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung[7]. Lihat Gambar 2.20
yang menunjukan bentuk dari bantalan tersebut.
Klasifikasi Bantalan
31
2.6.3 Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin. Hampir
semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan utama
dalam hal transmisi dipegang oleh poros.
Elemen poros merupakan elemen utama pada sistem transmisi putar yang
dapat berfungsi sebagai pembawa, pendukung putaran dan beban, dan
pengatur gerak putaran menjadi gerak lurus.
Macam-macam poros :
A. Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut:
32
1. Poros transmisi
Poros semacam ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya di transmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi puli sabuk atau
sprocket rantai, dan lain-lain.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel. Syarat yang harus di
penuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukuranya
harus teliti.
3. Gandar
Poros seperti yang di pasang di antara roda–roda kereta barang, dimana tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang–kadang tidak boleh berputar, disebut
gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakan oleh
penggerak mula dimana akan mengalami beban puntir juga.
Menurut bentuk poros dapat digolongkan atas poros lurus umum, poros
engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain. Poros luwes untuk
tranmisi daya kecil agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah, dan lain-lain.
Terlihat pada Gambar 2.21 bentuk dari poros.
ketidaktelitian atau getaran dan suara. Oleh karena itu kekakuan poros juga
perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin.
c) Putaran kritis
Putaran kerja poros haruslah lebih rendah dari putaran kritisnya demi
keamanan karena getarannya sangat besar akan terjadi apabila putaran poros
dinaikkan pada harga putaran kritisnya.
d) Korosi
Poros-poros yang sering berhenti lama maka perlu dipilih poros yang
terbuat dari bahan yang tahan korosi dan perlu untuk dilakukannya
perlindungan terhadap korosi secara berkala.
e) Bahan poros
Poros yang biasa digunakan pada mesin adalah baja dengan kadar karbon
yang bervariasi. Adapun penggolongannya dapat dilihat pada Tabel 2.1
Penggolongan Bahan Poros.
Tabel 2.1 Penggolongan bahan poros.
Golongan Kadar C (%)
Baja lunak -0,15
Baja liat 0,2-0,3
Baja agak keras 0,3-0,5
Baja keras 0,5-0,8
2.6.3Baja
Pulisangat keras 0,8-1,2
Sebuah mesin sering menggunakan sepasang puli untuk mereduksi
kecepatan dari motor listrik, dengan berkurangnya kecepatan motor listrik maka
tenaga dari mesinpun ikut bertambah. Puli dapat digunakan untuk
mentransmisikan daya dari poros satu ke poros yang lain melalui sistem transmisi
penggerak berupa flat belt, V-belt atau circular belt. Cara kerja puli sering
digunakan untuk mengubah arah gaya yang diberikan, mengirim gerak dan
mengubah arah rotasi.
34
2.6.4 Sabuk-V
Sabuk-V atau V-belt adalah salah satu transmisi penghubung yang terbuat
dari karet dan mempunyai penampang berbentuk trapesium. Dalam
penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga
lebar bagian dalamnya akan bertambah besar.
Sabuk-V banyak digunakan karena sabuk-V sangat mudah dalam
penanganannya dan murah harganya. Selain itu sabuk-V juga memiliki
keunggulan lain yaitu akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan transmisi roda gigi dan
rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Selain memiliki keunggulan
dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain, sabuk-V juga memiliki
kelemahan berupa terjadinya sebuah slip.
Berikut ini adalah kelebihan yang dimiliki oleh Sabuk-V:
35
1) Kedua bahan tersebut merupakan bahan mild steel jenis MS AS3679-300 yang
biasa digunakan untuk pembuatan konsruksi sederhana dan mudah dilas.
2) Kedua bahan tersebut mudah diperoleh karena banyak dijumpai dipasaran
Dari daftar tabel standar bahan yang ada, kedua besi tersebut memiliki kadar
karbon <0,25% dan termasuk dalam jenis MS AS3679-300 yang memiliki sifat keras
tapi mudah dibentuk.
2.8 Alat
Identifikasi alat dibutuhkan agar bisa mengetahui jenis-jenis alat apa saja
yang diperlukan dan digunakan berkaitan dengan proses pembuatan rangka mesin
roll. Adapun alat-alat yang dibutuhkan ialah sebagai berikut
a. Roll meter
Roll meter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja
yang panjangnya melebihi ukuran dari mistar baja, atau dapat dikatakan untuk
mengukur benda-benda yang panjang. Roll meter ini tingkat ketelitiannya adalah
setengah milimeter sehingga tidak dapat digunakan untuk mengukur benda kerja
secara presisi.
Panjang dari roll meter ini bervariasi dari 2, 30, dan 50 meter, tetapi
dalam bengkel kerja mesin ukuran terpanjang adalah 3 meter. (Sumantri,1989 : 39).
b. Mistar Baja
Mistar baja adalah alat ukur yang terbuat dari baja tahan karat, dimana
permukaan dan bagian sisinya rata dan lurus sehingga dapat juga digunakan
sebagai alat bantu dalam penggoresan. Mistar baja juga memiliki guratan -
guratan ukuran, dimana macam ukurannya bervariasi. Ada yang dalam satuan
inchi, dalam satuan sentimeter dan dalam satuan millimeter. (Sumantri, 1989 :
38).
f. Mesin Gerinda
Karena memiliki banyak kegunaan mesin ini dibedakan menjadi beberapa jenis
tergantung dari pekerjaan yang dikerjakan. Beberapa jenis tersebut ialah sebagai
berikut :
1) Mesin gerinda duduk
Mesin gerinda ini memiliki mata gerinda yang tebal, dan ukuran mesin ini
cenderung besar. Mesin ini berfungsi sebagai pengasah atau pembuat sudut mata
potong pada peralatan potong seperti halnya mata bor, pisau frais, pahat bubut,
dan alat potong lainnya.
39
Jenis mesin ini cenderung memiliki ukuran yang kecil dengan mata gerinda
sedang. Karena bentuknya yang kecil mesin ini bisa dibawa kemana-mana dengan
mudah. Mesin ini lebih sering digunakan untuk perataan permukaan, seperti
misalnya membuang beram hasil pengeboran, pemotongan, menghilangkan hasil
lasan, dan lain sebagainya.
Jenis mesin ini memliki ukuran yang sedang dengan mata gerinda tipis dan
cenderung lebar. Mesin ini berfungsi sebagai alat potong.
2) Penitik pusat
METODOLOGI
3.1 Peralatan
A. Alat
Peralatan yang digunakan dalam proses perancangan pada alat
ekstraksi buah mangrove menjadi pewarna alami batik ini yaitu komputer
beserta software untuk mempermudah dalam proses perancangan seperti
SolidWorks Premium
2013.
B. Bahan
Bahan yang digunakan untuk komponen utama alat ekstraksi buah
mangrove menjadi pewarna alami batik terdiri dari : Besi kotak, besi pelat,
puli dan sabuk. Alat penunjang yang digunakan, seperti : mata bor, kawat
las, cat, ampelas, perkakas bengkel dan peralatan kunci pas, ring, dan shock.
Sedangkan mesin-mesin dalam pekerjaan logam yang untuk proses fabrikasi
menggunakan peralatan milik laboratorium bengkel Politeknik Negeri
Cilacap.
3.2 Metode Perancangan
Dalam melakukan tahapan perancangan alat ekstraksi buah mangrove
menjadi pewarna alami batik ini penulis melakukan pendekatan
menggunakan metode perancangan James H. Earle dan Metode pemilihan
konsep Stuart Pugh.
3.3 Prosedur Perancangan
Dalam melakukan perancangan alat ekstraksi buah mangrove menjadi
pewarna alami batik ini penulis melakukan beberapa prosedur dalam
perancangan
yang digambarkan dalam diagram alir sebagai berikut.
42
43
E. Perbaikan ide
Penulis melakukan pemilihan/perbaikan ide dari konsep-
konsep yang terpilih dengan menggunakan 2 tahapan yaitu :
a. Melakukan evaluasi konsep dan memilih konsep yang memenuhi
persyaratan menggunakan Metode Stuart Pugh berdasarkan kriteria
Fungsi, Faktor Manusia, Spesifikasi Fisik, Kekuatan, Model dan Faktor
Ekonomi.
b. Memberi bentuk pada konsep yang dipilih berupa alternatif gambar
rakitan.
46
F. Analisa rancangan
Analisa rancangan adalah pengevaluasian dari sebuah rancangan yang
didasarkan atas pemikiran objektif dan merupakan aplikasi teknologi.
Analisa rancangan merupakan langkah dimana ilmu pengetahuan digunakan
dengan intensif untuk mengevaluasi desain terbaik dan membandingkan
kelebihan setiap desain dengan perhatian kepada biaya, kekuatan, fungsi, dan
permintaan pasar. Pada tahap ini yang dilakukan penulis yaitu
membandingkan kelebihan dan kekurangan dari setiap rancangan dengan
mempertimbangkan beberapa faktor, seperti yang tertera pada tabel
penilaian kriteria berikut.
H. Implementasi
Langkah terakhir yang dilakukan penulis dalam proses
perancangan ini yaitu dimana desain yang terpilih akan dijadikan nyata
atau menjadi sebuah barang jadi.
a. Pembuatan Detail Drawing.
b. Membuat daftar bahan (Bill of Materials/BOM) dari keseluruhan
komponen.
c. Validasi desain.
d. Verifikasi desain melalui pembuatan alat atau mesin.
Dimana :
= putaran poros pertama (rpm)
= putaran poros kedua (rpm)
= diameter puli penggerak (mm)
= diameter puli yang digerakkan (mm)
. .
=
.
........................................................................... [39]
Dimana :
= kecepatan sabuk (m/s)
dP = diameter puli motor (mm)
c. Perhitungan panjang sabuk
L = 2C + (dp + Dp) + .
(Dp – dp) ................................ [40]
Dimana:
L = panjang sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
Dp = diameter puli yang digerakkan (mm)
dP = diameter puli penggerak (mm)
[38]
Ibid., hal 166
[39]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[40]
Ibid., hal 170
49
.( )
C = ............................................................. [41]
Dimana :
b = 2L – ( - ) ............................................................ [42]
L = panjang sabuk (mm)
= diameter puli yang digerakkan (mm)
= diameter puli penggerak (mm)
( )
Ɵ = 180o _ .............................................................. [43]
Dimana :
Ɵ = sudut kontak
Dp = diameter puli yang digerakkan (mm)
dp = diameter puli penggerak (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
F = .................................................................................... [44]
Dimana :
T = Torsi pada poros (kg.mm)
R = Radius puli (mm)
[41]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[42]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[43]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, op, cit, hal 173
[44]
R.S. Khurmi, “A Textbook Of Machine Design”, Eurasia Publishing House, New Delhi 2005, hal. 694
50
1.4.4 Rumus perhitungan poros
Berikut ini merupakan rumus perhitungan poros yang akan digunakan pada
Mesin Pupuk Organik Cair 10 Kg, dapat menggunakan persamaan-persamaan
berikut:
a. Perhitungan daya rencana (Pd)
Pd = fc.P.............................................................................. [45]
Dimana :
Pd = daya rencana (kw)
Fc = faktor koreksi
P = daya nominal motor listrik (HP)
b. Perhitungan momen rencana
T = 9,74.10 .................................................................... [46]
Dimana :
T = momen rencana(kg.mm)
Pd = daya rencana (kw)
n1 = putaran poros (rpm)
c. Perhitungan besarnya gaya reaksi
Ʃ =0
+ + =0
ƩF = 0
+ + = 0................................................................... [47]
Dimana :
jumlah gaya arah x = 0 ( ΣFx = 0 )
jumlah gaya arah y = 0 ( ΣFy = 0 )
jumlah momen = 0 ( ΣM = 0 )
d. Perhitungan tegangan geser
[45]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, op. cit. Hal 7
[46]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, loc. cit.
[47]
Agustinus Purna Irawan, Mekanika Teknik (Statika Struktur), Diktat Kuliah, Jakarta, 2007, hal 13
[48]
Ibid., hal 8
51
Dimana :
Ʈa = tegangan geser (kg/mm2)
σb = kekuatan tarik (kg/mm2)
Sf1 = faktor kamanan
Sf2 = konsentrasi tegangan
, /
= T ................................................................. . [49]
Dimana:
d = diameter poros (mm)
K = factor koreksi tumbukan
T = momen puntir rencana (kg.mm)
C = factor koreksi lenturan
. /
=
.( )
[ ( . ) + ( . ) ................................ . [50]
Dimana:
k =
di = diameter dalam (rencana)
do = diameter luar (rencana)
= diameter poros (mm)
= tegangan geser (kg/ )
= faktor korelasi
M = momen lentur (kg.mm)
= faktor koreksi
T = momen puntir (kg.mm)
[49]
Sularso dan Kiyo katsu Suga, op. cit.hal 8
[50]
52
1.4.5 Analisa Kekuatan Rangka
Bila gaya-gaya kelebihan yang dipilih dalam cara analisis gaya adalah
reaksi-reaksi, penahan-penahan fisik yang berhubungan dengan reaksi-reaksi sisa
harus dihilangkan dan balok asli diganti dengan sebuah balok statik tertentu
dengan’’derajat yang lebih rendah’’ yang menahan beban-beban yang diterapkan
dan gaya-gaya reaksi kelebihan. Sebagai contoh balok yang ujungnya terjepit atau
dapat dianggap sebagai sebuah balok sederhana dengan derajat lebih rendah atau
sebagai balok konsol dengan derajat lebih rendah . Karena sebuah balok sederhana
secara struktur lebih mudah diamati dari sebuah balok konsul, maka pilihan pertama
akan menhasilkan persamaan-persamaan simultan dalam keadaan yang lebih baik
dalam sebuah penyelesaian dengan angka-angka.
Gaya-gaya reaksi kelebihan ditentukan pertama-tama berdasarkan
kenyataan bahwa perpindahan-perpindahan putar atau geser dalam arah-arah gaya
kelebihan haruslah nol. Jadi, haruslah sedemikian rupa bahwa keduanya bersama
dengan beban-beban yang diterapkan, akan menyebabkan kelandaian-kelandaian
nol pada kedua ujung dari balok sederhana .Setelah gaya-gaya reaksi kelebihan
diperoleh, reaksi-reaksi lainnya ditentukan dari persyaratan-persyaratan statika dan
diagram-diagram gaya geser dan momen dari balok yang asli dapat diperoleh.
Umumnya, sebuah penyelesaian pertama-tama dapat diperoleh dengan
menggunakan sekumpulan gaya-gaya kelebihan yang tepat, dan sebuah
pemeriksaan kemudian dilakukan untuk mendapat kepastian bahwa persyaratan-
persyaratan kesepadaan memuaskan dalam sebuah balok dengan derajat yang lebih
rendah yang berbeda. Dalam kejadian pada balok ujung-ujungnya terjepit, R1 dan
R2 dapat diperoleh pertama-tama dengan menggunakan balok sederhana dengan
derajat yang lebih rendah, dan sebuah pemeriksaan dilakukan dengan memastiklan
bahwa R2 dan R1 akan menyebabkan kelandaian dan lendutan nol pada ujung bebas
dari balok konsol dengan derajat lebih rendah.
53
τs ijin = l x W ( 2.5 )
Dimana :
τs ijin = tegangan geser ijin sambungan las ( Kg/mm2 )
l = panjang pengelasan ( mm )
W = beban yang bekerja pada sambungan las ( Kg )
Dimana :
τs = tegangan geser pada sambungan las ( Kg/mm2 )
h = lebar pengelasan ( mm )
l = panjang pengelasan ( mm )
55
c. Penentuan aman tidaknya perencanaan pada sambungan dapat diketahui
dengan melakukan perbandingan antara tegangan geser ijin bahan dengan
tegangan geser sambungan las.
τs < τs ijin
Wahono, dkk. 2004. Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Makna dan Simbol).
Noor Fitrihana. 2007. Teknik Eksplorasi Zat Pewarna Alam Dari Tanaman Di
Sekitar Kita Untuk Pencelupan Bahan Tekstil. Jurnal Teknologi Kimia dan
Industri Vol. 1, No. 1.
Mangrove di Jawa.
Shigley, J.E. dan Mitchel, L.D., 1999, “Perencanaan Teknik Mesin”, Edisi
Sularso dan, Kiyokatsu Suga, (2008). Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
https://yefrichan.wordpress.com/2011/03/26/pengertian-motor-listrik
Manurung, M., (2012), Aplikasi Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)
Sebagai Pewarna Alami pada Kain Katun secara PreMordanting, Journal
of Chemistry, 6(2):183-190
Paryanto, dkk., (2017) Pengambilan Zat Warna Alami dari Buah
MangroveSpesiesRhizopora mucronata secara Ekstraksi Padat-Cair
Batch Tiga Tahap dalam Skala Pilot Plant, Momentum, 13(2):5-10
Rahim, A.A, Rocca, E., Steinmetz, J., Kassim, M.J., Adnan, R., and
Ibrahim, M.S., (2007), Mangrove Tannins and Their Flavanoids
Monomers as Alternative Steel Corrosion Inhibitors in Acidic
Medium, Corrosion Science, 49, 402 – 417
Wahono, dkk. 2004. Gaya Ragam Hias Batik (Tinjauan Makna dan
Simbol).Semarang: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng.
Widodo, Sri dan Setyo, A.Noor. 2008. Perhitungan Kekuatan Rangka Pada
Konstruksi Mesin Pembuat Pelet (Pakan Ikan) Dengan Penggerak
Motor Listrik. Universitas Tidar Magelang. Vol. 30 No.2. 15
September 2008. Hlm 115-124.
Wibowo, April Yanto. 2011. Proses Pembuatan Rangka Pada Mesin Roll Pelat
Penggerak Elektrik. Proyek Akhir. Universitas Negeri Yogyakarta.