Anda di halaman 1dari 19

Spermisida adalah metode kontrasepsi untuk 

mencegah hamil, yang biasanya


mengandung bahan kimia nonoxynol-9 yang dapat membunuh sperma atau
menghentikan pergerakannya. Alat KB ini tersedia dalam bentuk krim, gel, foam,
atau supositori.

Spermisida bisa digunakan sendiri, namun lebih efektif jika digunakan bersamaan
dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom

Spermisida membunuh sperma dan menghentikan pergerakannya sebelum sperma


bisa berenang masuk ke dalam rahim. Supaya efektif, ia harus ditempatkan jauh di
dalam vagina, dekat leher rahim. Spermisida bentuk krim, gel, dan foam biasanya
disemprotkan ke dalam vagina menggunakan aplikator khusus. Jenis lainnya
adalah vaginal contraceptive film (VCF) yang berupa lembaran tips yang harus
ditempelkan di belakang vagina, dan vagina supositori yang dimasukkan langsung
ke dalam vagina.

Spermisida harus dimasukkan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim.


Masing-masing produk biasanya akan memberi instruksi pada labelnya mengenai
kapan waktu yang tepat untuk memakainya. Ada beberapa produk yang
membolehkan Anda langsung berhubungan seks segera setelah memakainya,
namun sebagian besar baru mulai bekerja setidaknya 15 menit setelah dipakaikan,
sehingga Anda harus menunggu sebentar sebelum memulai penetrasi.

Semua jenis spermisida hanya efektif selama satu jam setelah dimasukkan. Jika
Anda sudah memasukkannya ke dalam vagina namun ternyata hubungan seks
Anda baru terjadi satu jam setelahnya, Anda perlu memakainya kembali sebelum
memulai. Wanita juga dianjurkan untuk tidak bersih-bersih dengan sabun pencuci
vagina (douche) selama 6 jam setelah berhubungan seks memakai spermisida.

Cara kerja dari spermisida adalah sebagai berikut:


1. Menyebabkan sel selaput sel sperma pecah.
2. Memperlambat motilitas sperma.
3. Menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
1. Uterus pada wanita nulipara dewasa berbentuk seperti buah avokad
atau buah pir dengan ukuran 7,5 x 5 x 2,5 cm

2. Prolapsus uteri adalah suatu kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus


1
ke dalam atau keluar melalui vagina. Hal tersebut dikarenakan dukungan
yang tidak adekuat dari ligamentum kardinal dan uterosakral serta struktur
penyangga pelvis mengalami kerusakan dan kadang-kadang organ pelvis
yang lain juga ikut turun

3. Latihan otot dasar panggul (senam Kegel) sangat berguna pada


prolapsus ringan, terutama yang terjadi pada pasca persalinan yang
belum lebih dari enam bulan. Tujuannya untuk menguatkan otot-otot
dasar panggul dan otot- otot yang
mempengaruhi miksi.

4. Cara menghitung MAP

5. Berikut merupakan penyusun otot dasar panggul yaitu :


a. m. ischiocavernosus dan m. bulbocavernosus
b. m. levator ani dan m. sfingther ani
c. m. levator ani dan m. coccygeus
d. m. puborectalis dan m.coccygeus
e. m. ischiocavernosus dan m. sfingther ani
6. Tempat predileksi terjadinya karsinoma serviks yaitu:
a. Epitel kolumnar
b. Epitel squamosa
c. Squamocolumnar junction (SCJ)
d. Epitel simplex
e. Epitel silinder bersilia
7. Langkah amp :
a. Penelusuran
b. Identifikasi
c. Pencatatan dan pelaporan kematian dan kesakitan maternal
dan perinatal/neonatal yang menyeluruh
d. Pelacakan sebab kematian oleh petugas puskesmas dengan cara
otopsi verbal
e. Identifikasi faktor- faktor non medis termasuk informasi rujukan
dan masalah sosial ekonomi keluarga
8. Pintu Atas Panggul (Pelvic inlet)

- Dibentuk oleh promontorium korpus vertebra sacral 1,


linea innominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis.
- konjugata vera  Panjang jarak dari pinggir atas simfisis
ke promontorium (lebih kurang 11 cm)
- diameter transversa  Jarak terjauh garis melintang
pada pintu atas panggul/linea terminalis (lebih kurang
12,5 - 13 cm)
- diameter oblikua  Garis dari artikulasio sakroiliaka ke
titik persekutuan antara diameter transversa dan
konjugata vera dan diteruskan ke linea innominata (lebih
kurang 12,5 cm)
- konjugata diagonalis  Jarak bagian bawah simfisis
sampai ke promontorium (12,5 cm)
- konjugata vera = konjugata diagonalis - 1,5 cm
- konjugata obstetrik  jarak dari bagian dalam tengah
simfisis ke promontorium

9. Uterus Berbentuk seperti buah pir, berongga dengan dinding otot.


Ukuran pada wanita nullipara p:±7,5 cm, L: ±5 cm, tebal ±2,5 cm. dengan
berat kurang lebih 30-40 gr
10. Ligamentum penyangga uterus adalah ligamentum cardinal dan
ligamentum sacrouterina
11. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam
ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang
disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada
manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus
perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang
bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan.
12. Sindrom klimakterium adalah kadar esterogen yang menurun atau masa
transisi yang berawal dari tahap akhir reproduksi dan berakhir pada awal
senium (35-65 tahun), ditandai dengan berbagai keluhan yang disebabkan
penurunan fungsi ovarium.
13. Pemberian povidine iodine saat hendak operasi adalah tindakan
a.Desinfeksi
b. Asepsis
c.Dekontaminasi
14. Setiap alat dan bahan yang terkena cairan tubuh atau darah, setiap
selesai digunakan hendaknya dilakukan: dekontaminasi
15. Coitus saxonicus adalah meremas uretra dipangkal penis segera sebelum
ejekulasi ddmemaksa semen kembali ke kandung kemih.
16. Kontap yang efektifitasnya paling rendah adalah medlener
17. Mekanisme kontrasepsi hormonal Hormon estrogen dan progesteron
memberikan umpan balik, terhadap kelenjar hipofisis melalui
hipotalamus sehingga terjadi hambatan terhadap perkembangan folikel
dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus dan hipofisis, estrogen dapat
menghambat pengeluaran Folicle Stimulating Hormone (FSH) sehingga
perkembanagan dan kematangan Folicle De Graaf tidak terjadi. Di
samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran Hormone
Luteinizing (LH). Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil
konsepsi mencapai uterus endometrium yang belum siap untuk
menerima implantasi.
18. Kontrasepsi pil kombinasi
Pil oral kombinasi adalah pil kontrasepsi yang mencegah teradinya
ovulasi dan mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti
menimbulkan perubahan perubahan pada lendir serviks, pada motilas
tuba fallaopi dan uterus. Kontraindikasi terhadap : ibu menyusui, dan ibu
hipertensi.
19. Mekanisme kerja
a) Menekan ovulasi
b) Mencegah implantasi
c) Mengentalkan lendir serviks
d) Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan terganggu.

20. Mini pil adalah pil kontrasepsi yang mengandung progestin saja, tanpa
estrogen. keuntungan dari mini pil adalah sangat efektif bila digunakan
benar, tidak mengganggu hubungan seksual, tidak mempengaruhi ASI
karena kadar gestagen dalam ASI sangat rendah, kesuburan cepat
kembali, nyaman dan mudah digunakan, sedikit efek samping, dapat
dihentikan setiap saat, dan tidak mengandung estrogen.
21. Jenis kontrasepsi Suntik ,
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu :
- Depo Mendroksi Progesteron (DMPA), mengandung 150
mg DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara di
suntik intramuscular (di daerah pantat).
- Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat),
mengandung 200 mg Noretindron Enantat, diberikan
setiap dua bulan dengan cara di suntik intramuscular (di
daerah pantat atau bokong).
22. Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subuur / ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa
termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral,
per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu
yang sama selama 5 menit. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-360C. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu (hormone turun
mendadak) dan naik menjadi 37-38 0C kemudian tidak akan kembali pada
suhu 350C. Pada saat itulah terjadi masa subur / ovulasi. (progesterone
tinggi membuat suhu tubuh lebih tinggi). Kondisi kenaikan suhu tubuh ini
akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 20C
dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal
ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan
suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak
terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak
adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya,
jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa
subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel
telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi
hormon progesteron, akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

23. Kontrasepsi pasca abortus dapat segera dimulai segera karena ovulasi
dapat terjadi 11 hari sesudah terapi abortus.
24. Inlet dianggap sempit bila C.V kurang dari 10 cm atau diameter transversa
kurang dari 12 cm. Karena yang biasa diukur adalah conjugata Diagonalis
(C.D) maka inlet dianggap sempit bila C.D kurang dari 11,5 cm
25. Panggul disebut sempit apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari yang
normal
26. Perdarhan post partum klasifikasi :
a. Atonia uteri, uterus tidak berkontraksi dan lembek
pentalaksanaannya adalah uteronika Berikan 20 – 40 unit oksitosin
dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% / Ringer Laktat dengan
kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM. Lanjutkan infus oksitosin
20 unit dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% / Ringer Laktat dengan
kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
Atau berikan ergometrin 0,2 mg setiap 4 jam.
Lakukan kompresi bimanual
b. Retensi plasenta (plasenta yang tidak lahir seluruhnya), rest
plasenta (sisa plasenta),
penatalaksanaan Berikan 20 – 40 unit oksitosin dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9% / Ringer Laktat dengan kecepatan 60
tetes/menit dan 10 unit IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit
dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% / Ringer Laktat dengan
kecepatan 40 tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
Lakukan tarikan tali pusat terkendali. Bila tarikan tali pusat
terkendali tidak berhasil,
lakukan plasenta manual secara hati-hati.
Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisilin 2 g IV dan
metronidazol 500 mg IV). Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang
lebih lengkap bila terjadi komplikasi perdarahan hebat atau infeksi.
c. Laserasi vagina
- Ruptur derajat 1 perineum
- Rupture derajat 2
- Rupture derajat 3
- Rupture derajat 4
27. KET terbanyak di tuba (ampula, isthmus, fimbria dan intertisial) kemudian
di ovarium, serviks, abdomen.
28. Gangguan lama dan jumlah haid
- Hipermenorea (menoragia) adalah perdarahan lebih banyak
dari normal mengganti lebih dari 6 pembalut
- Hipomenorea hipomenorea perdarahan haid dengan jumlah
lebih sedikit.
29. Gangguan siklus haid
- Polimenorea perdarahan haid dengan siklus pendek 21 hari
- Oligomenorea perdarahan haid yang siklusnya panjang 35
hari
- Amenore tidak terjadi haid
30. Gangguan perdarahan di luar siklus haid adalah menometroagia
31. Penatalkasanaan non hormonal adalah pemberian NSAID ibuprofen 600-
1200 mg/hari, asam mefenamat 250-500 mg/hari dan asam tranexama
32. Penatalaksanaan hormonal
- Pil kombinasi 1x1 tablet selama 3 bulan
- Pil progestin (mpa 10 mg 1x1 perhari) selama 14 hari
33. Endometriosis adalah kelaianan ginekologi jinak yang sering di derita oleh
perempuan usia reproduktif yang ditandai dengan adanya glandula dan
stroma endometrium diluar letak normalnya. (paling sering di peritoneum
panggul).
- Gejala klinis nyeri pelvik, dyspareunia, diskezia,
subfertilitas
- Terapi simptometik (anaklgetik)
- Progestin, danazol, GnRh agoinst

34. Bakteri vaginosis ( gejala klinis gatal, berbau amis, dysuria )


Duh vagina berwarna putih keabu-abuan, melekat di dinding vagina tidak
ditemukan gambaran peradangan ( terdapat clue cells ) pengobatan
metronidazole 2 gr, atau metronidazole 2x500mg selama 7 hari.

35. Trikomoniasis vaginalis ( secret vagina berwarna kuning kehijauan,


berbuih, dinding vagina tampak merah atau strawberry appearance)
terdapat keluhan disparuni dan perdarahan pasca koituis pengobatan
metronidazole 2 gr, atau metronidazole 2x500mg selama 7 hari.
36. Kandidiasis vagina
MATERI

I. Pengertian
KB adalah perencanaan kehamilan sehingga kehamilan terjadi pada waktu
yang diinginkan dan jarak antara kehamilan dapat diperpanjang.
Kontrasepsi merupakan suatu usaha untuk mengambat atau mencegah
terjadinya kehamilan

II. Metoda Kontrasepsi


 Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
 Metoda kontrasepsi hormonal
 Metoda kontrasepsi mantap (kontap)
 Metoda kontrasepsi sederhana

A. KONTRASEPSI SEDERHANA TANPA ALAT


1. SENGGAMA TERPUTUS
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini
tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu
kapan spermanya keluar.

2. PANTANG BERKALA (SISTEM KALENDER)


Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri
dalam masa subur.
Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk
sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena
sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain
itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya
setiap bulan.
B. KONTRASEPSI SEDERHANA DENGAN ALAT
1. KONDOM
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang
sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis,
biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis
yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina.
Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga
dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Murah dan dapat dibeli secara umum
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
 Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
harus ditunda

2. DIAFRAGMA
Diafrgma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet)
yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma :
 Flat spring (flat metal band)
 Coil spring (coiled wire)
 Arching spring)
Cara kerja kontrasepsi diafragma :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat
spermisida.
Manfaat kontrasepsi diafragma :
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mengganggu kesehatan sistemik

3. SPERMISIDA
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menon-aktifkan atau membunuh sperma.
Jenis kontrasepsi spermasida :
 Aerosol
 Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
 Krim
Cara kerja kontrasepsi spermisida :
Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat pergerakan
sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Manfaat kontrasepsi spermisida :
 Efektif seketika (busa dan krim)
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
 Tidak mengganggu kesehatan klien
 Tidak mempunyai pengaruh sistemik
 Mudah digunakan
 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

4. Kb Suntik
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal
a. Kb Suntik 1 bulan (kombinasi)
adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol
sipionat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg
roretindron enantat dan 5mg Estradional Valerat yang diberikan injeksi
I.m sebulan sekali
Keuntungan menggunakan KB Suntik
 Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari
99%.
 Tidak membatasi umur
 Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui
Kerugian menggunakan KB Suntik
 Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan
berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri
payudara
 Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
Indikasi:
 Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
 Ibu hamil atau diduga hamil
 Pendarahan vaginal tanpa sebab
 Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
 Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
 Penderita kanker payudara
b. Kb  Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone
yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat
termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi
ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat
cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu
laktasi.
Keuntungan kb suntik 3 bulan
 Resiko terhadap kesehatan kecil.
 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
 Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
 Jangka panjang
 Efek samping sangat kecil
 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Kerugian kb suntik 3 bulan
 Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama
sekali.
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian
pemakaian
 Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas
tulang
 Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,
sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

5. KB PIL
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan
sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan
menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila
diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya
keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu
yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka
hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak
(atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah
kehamilan yang lain..
Jenis-jenis kontrasepsi Pil
a. Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua
hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila
diminum secara teratur.
Jenis – jenis pil kombinasi:
 monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet
mengandung hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis
yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
 Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua dosis yang
berbeda adalah estrogen dan progesteron, dengan 7 tablet tanpa
hormone aktif.
 Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang
berbeda adalah mengandung berbagai dosis progestin. Pada
sejumlah jenis obat tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif
bervariasi. Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan
besarnya dosis pada pasien serendah mungkin selama siklus
dengan tingkat kemampuan dalam pencegahan kehamilan yang
setara
b. Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari
leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit
pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan
telur yang telah dibuahi.
Kontra indikasi Pemakaian Pil
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis,
radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker kandungan,
hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina,
kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak
napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar
haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit
jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat
badan.
6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan
alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat
setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan
mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada
wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR :
a.  Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga
halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup
baik.
b. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai
luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga
halus pada jenis Coper-T.
c. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri
dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke
bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas
permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3
ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
d. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau
huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada
ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran
panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B
27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan
30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka
kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini
ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan
usus, sebab terbuat dari bahan plastik.

7. KONTRASEPSI IMPLANT
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada
lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas
sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang
seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang
akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut
akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian
susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun.

8. Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)


Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.
Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian,
jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan
lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali,
karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling
penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang
belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk
mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.

9. Kontrasepsi vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma
terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Indikasi kontrasepsi vasektomi
Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana fungsi
reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria
dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi
 Infeksi kulit pada daerah operasi
 Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
 Hidrokel atau varikokel
 Hernia inguinalis
 Filarisasi(elephantiasis)
 Undesensus testikularis
 Massa intraskotalis
 Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang
menggunakan antikoaglansia

Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur


1. Umur ibu kurang dari 20 tahun:
 Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
 Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan
muda frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai
kegagalan tinggi.
 Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
 Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
2. Umur ibu antara 20–30 tahun
 Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
 Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral
sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun
 Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant.
Kondom bisa merupakan pilihan kedua.
 Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi
(sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan
dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah

Anda mungkin juga menyukai