Anda di halaman 1dari 3

SATUAN TUGAS PENANGANAN

CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)


KABUPATEN GARUT

Garut, Desember 2020


Kepada :
Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Garut
2. Direktur RSUD dr. Slamet Garut
3. Direktur RSU Pameungpeuk
4. Kepala Rumkit TNI Garut
5. Seluruh Kepala UPT Puskesmas
6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta
di
Garut

SURAT EDARAN
Nomor : / /Dinkes/2020

Menindaklanjuti Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.01/07/MENKES/413/2020 Tanggal 13 Juli 2020 Tentang Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Revisi ke-5, di dalamnya memuat diantaranya tentang perubahan nomenklatur kasus,
tatalaksana kasus dan lain-lain. Dengan memperhatikan hasil evaluasi serta kajian Satuan Tugas Penanganan
COVID-19, maka dapat kami sampaikan penatalaksanaan kasus menurut kriteria dan definisi operasional dalam
nomenklatur terbaru di Kabupaten Garut, sebagai berikut :

No Kriteria Kasus Penatalaksanaan Kasus


1. Kontak Erat 1. Individu yang kontak erat dengan kasus konfirmasi positif Covid-19 dan tidak
memiliki gejala atau keluhan klinis tidak dilakukan pengambilan sample swab;
2. Individu pada point 1.1 wajib melakukan karantina mandiri selama 14 hari
secara disiplin dan dalam pemantauan Puskesmas dan Tim Satuan Tugas
setempat. Namun apabila dalam masa karantina mandiri timbul gejala ke arah
COVID-19, maka statusnya berubah menjadi suspek dan dilakukan tatalaksana
sesuai pedoman;
3. Pengambilan sample swab dilakukan pada tenaga kesehatan yang kontak erat
dengan kasus konfirmasi positif Covid-19 dan tidak menggunakan APD sesuai
standart.
4. Apabila kasus kontak erat meninggal dalam masa karantina mandiri dan
sebelumnya timbul gejala COVID-19 (Probable), maka pemulasaraan jenazah
sesuai dengan protokol pemulasaraan jenazah kasus konfirmasi positif covid-19
yang dilakukan di rumah sakit pemerintah / swasta / fasilitas lainnya yang
ditunjuk pemerintah.
5. Penentuan kontak erat dilakukan oleh pihak Puskesmas sesuai dengan
pedoman dan dilaporkan kepada Ketua Tim Satuan Tugas Kecamatan.
2. Suspek 1. Pengambilan sampel swab oropharing dan atau nasopharing minimal
dilakukan 1 kali apabila hasil pemeriksaan swab nya positif dan minimal 2 kali
dalam 2 hari secara berturut-turut apabila hasil pemeriksaan swab yang
pertama negatif;
2. Penatalaksanaan kasus suspek wajib melakukan isolasi yang dapat dilakukan
secara mandiri ataupun isolasi di fasilitas Kesehatan yang pelaksanaannya
disesuaikan dengan pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) Revisi ke-5;

1
No Kriteria Kasus Penatalaksanaan Kasus
3. Bagi kasus suspek yang melakukan isolasi mandiri maka Puskesmas setempat
beserta Tim Satuan Tugas wajib memantau dan membuat laporannya.
4. Apabila kasus suspek ditemukan di fasilitas klinik swasta dan praktek mandiri,
maka harus dikoordinasikan dengan Puskesmas setempat dan atau Tim
dokter penanganan Covid-19 untuk penentuan kasus dan penanganan lebih
lanjut serta Puskesmas wajib membantu penanganan kasus suspek tersebut
apabila klinik swasta dan mandiri mengalami kendala.
5. Untuk penanganan suspek dengan gejala sedang dan berat dan
membutuhkan perawatan lebih lanjut, maka FKTP (pemerintah atau swasta)
berkoordinasi dengan Tim dokter penanganan Covid-19 untuk penentuan
kasus dan penanganan lebih lanjut.
6. Fasilitas rujukan menggunakan sarana operasional PSC dan atau ambulan
FKTP;
7. Apabila suspek dinyatakan meninggal, maka pemulasaraan jenazah sesuai
dengan protokol pemulasaraan jenazah kasus konfirmasi positif covid-19 yang
dilakukan di rumah sakit pemerintah / swasta / fasilitas lainnya yang ditunjuk
pemerintah.

3. Konfirmasi Positif 1. Seluruh kasus konfirmasi positif dengan kategori gejala sedang dilakukan
isolasi di rumah sakit pemerintah dan swasta yang ditunjuk Pemerintah, dan
apabila kondisi membaik menjadi kasus konfirmasi positif dengan gejala ringan
maka dapat dilakukan proses rujuk balik atau pemindahan tempat isolasi ke
fasilitas kesehatan dan atau fasilitas lainnya yang telah ditunjuk / disediakan
pemerintah. Sementara kategori gejala berat, dilakukan isolasi di RSUD dr.
Slamet Garut dan RSU Pameungpeuk Garut sampai dinyatakan selesai isolasi
atau meninggal dunia.
2. Kasus konfirmasi positif dengan gejala ringan dan tanpa gejala, maka isolasi
dilakukan di fasilitas kesehatan dan atau fasilitas lainnya yang ditunjuk /
disediakan Pemerintah.
3. Kasus konfirmasi positif dengan gejala ringan dan tanpa gejala, berhak
melaksanakan isolasi mandiri dengan memenuhi ketentuan dan syarat yang
telah ditetapkan serta mendapatkan pemantauan dari Puskesmas beserta Tim
Satuan Tugas setempat dan kemudian dibuatkan laporannya.
4. Kasus konfirmasi positif dengan gejala ringan dan tanpa gejala, menjalani
masa isolasi mandiri selama 10 hari terhitung sejak pengambilan swab,
kemudian bebas isolasi;
5. Apabila kasus konfirmasi dinyatakan meninggal, maka pemulasaraan jenazah
sesuai dengan protokol pemulasaraan jenazah kasus konfirmasi positif covid-
19 yang dilakukan di rumah sakit pemerintah / swasta / fasilitas lainnya yang
ditunjuk pemerintah.

4. Probable 1. Kasus Probable adalah kasus suspek Covid-19 yang meninggal sebelum
sempat di swab atau sudah di swab tetapi hasilnya belum keluar.
2. Pengambilan sampel swab oropharing dan atau nasopharing dapat dilakukan
1 kali dan paling banyak 2 kali;
3. Kasus probable, maka pemulasaraan jenazah sesuai dengan protokol
pemulasaraan jenazah kasus konfirmasi positif covid-19 yang dilakukan di
rumah sakit pemerintah / swasta / fasilitas lainnya yang ditunjuk pemerintah.

2
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk menjadi perhatian dan segera ditindaklanjuti, serta akan
dievaluasi sesuai dengan perkembangan pandemi Corona Virus Disease-19 (COVID-19).

KETUA,

H. RUDY GUNAWAN, S.H., M.H., M.P.

Tembusan, Yth :
1. Wakil Ketua I (Komandan Distrik Militer 0611 Garut);
2. Wakil Ketua II (Kepala Kepolisian Resor Garut);
3. Wakil Ketua III (Wakil Bupati Garut);
4. Wakil Ketua IV (Ketua DPRD Garut);
5. Wakil Ketua V (Kepala Kejaksaan Negeri Garut);
6. Wakil Ketua VI (Ketua Pengadilan Negeri Garut).

Anda mungkin juga menyukai