PERINATOLOGI/PICU/NICU
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Tujuan Umum
Acuan atau pedoman untuk meningkatkan mutu pelayanan di Ruang Perinatologi .
2. Tujuan khusus :
a. Sebagai pedoman bagi perawat Perinatologi dalam memberikan asuhan keperawatan
di Unit Perinatologi
b. Menjamin safety bagi pasien maupun petugas.
i) Kelainan Kongenital.
j) Premature < 37 minggu BBLR < 2000 gram tetapi belum memerlukan
peralatan invasive agresif seperti : ventilator
b. Pelayanan NICU (Neonatus Intensive Care Unit : Bayi baru lahir – 1 Bulan
“Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat”)
Merupakan pelayanan keperawatan neonatus intensif yang memerlukan
pengawasan terus menerus dari perawat dan dokter serta dukungan fasilitas
berteknologi tinggi, berikut indikasi pasien masuk ruang NICU :
a) Bayi lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dengan berat lahir < 1000
gram yang memerlukan dukungan ventilasi mekanik dengan kriteria fisiologis
dari hasil foto thorak kesan HMD dengan belum terbentuknya surfaktan.
b) Bayi yang lahir dengan usia kelahiran < 28 minggu dan mempunyai resiko
tinggi untuk gagal nafas
c) Bayi level III adalah kondisi gawat dan reversible, pasca operasi
besar/berlangsung lama atau pasien dengan potensial kegawatan yang
membutuhkan pemantauan yang ketat dan atau terapi/tindakan agresif.
d) Bayi level III adalah pasien yang membutuhkan ventilator, Kriteria Fisiologis
: indikasi gagal nafas, aspiksia berat ( nilai apgar 1-3 ) aspirasi, GED berat,
sepsis berat, premature yang disertai dengan respiratory distress syndrome
(RDS), Aspirasi Meconium, Hypertensi Pulmonal, Pasca bedah mayor,
Kejang lama, Ketidakstabilan sirkulasi, misal : pasca bedah jantung, pasca
dan bayi dengan Ibu kehamilan/persalinan resiko tinggi
c. Pelayanan Intermedite Anak ( Pasien dengan Usia 1 Tahun – 10 Tahun dengan
tidak menggunakan alat Bantu nafas).
Merupakan pelayanan anak dengan ketergantungan tinggi dimana asuhan
keperawatan pada pasien ini difokuskan pada :
a) Anak dengan kejang berulang, sesak nafas dengan bantuan oksigen lebih dari
5 lpm.
b) Pasien dengan post operasi laparatomy.
c) Pasien yang mendapatkan terapi intravena secara drip (gamaras, albumin)
Indikasi pasien masuk Intermedite anak :
a) Pasien dengan post ekstubasi/ pasca ventilator dengan kriteria fisiologis
pasien sudah lepas ventilator selama 7 hari dengan keadaan umum pasien
sudah nafas dengan spontan dan hemodinamik stabil Frekuensi pernafasan
20x/menit nadi 60 -80x/menit, saturasi > 90 %.
b) pasien yang tidak menggunakan alat bantu nafas seperti kejang demam, DHF,
Febris, anemia, ISPA, BP, diare dll
d. Pelayanan PICU (Peadiatrik Intensive Care Unit : 1 Bulan – 10 Tahun “
Terpasang alat bantu Nafas dan Observasi Ketat”)
Merupakan pelayanan keperawatan pediatrik intensif yang memerlukan pengawasan
terus menerus dari perawat dan dokter, indikasi masuk PICU yaitu :
a) Pasien dengan resiko gagal nafas dan memerlukan batuan ventilasi mekanik
dengan kriteria fisiologis Frekuensi nafas 50 -60 x/menit, nadi 80
-100x/menit, saturasi 85 -87 % ada nya retraksi, penggunaan otot bantu
pernafasan.
b) Pasien post operasi jantung
c) Pasien dengan DSS dengan hasil laboratorium trombosit dibawah 50.000
d) Pasien kejang berlanjut.
1.4 BATASAN OPERASIONAL
1. Berdasarkan pada dokter yang merawat.
a. Perina/Intermendit oleh dokter spesialis anak.
b. NICI/PICU oleh dokter spesialis anak dengan dokter spesialis anak sub spesialis
intensif (Konsultan).
2. Berdasarkan umur pasien.
1) Perina : status untuk bayi 0 -1 bulan.
2) Intermedite anak : status intermedite untuk anak umur > 1 bulan – 10 tahun.
3) NICU : perawatan intensif untuk bayi 0 – 1 bulan.
4) PICU : Perawatan intensif untuk 1 bulan – 10 tahun.
3. Indikasi pasien masuk dari ruang kamar bayi ke ruang perinatologi.
1) pasien dengan RDS dengan kriteria pasien frekuensi nafas diatas 60x/menit
pasien membutuhan oksigen
1 Pendahuluan
Dalam rangka melaksanakan program pelayanan RS Mitra Keluarga Kelapa Gading Khususnya
pada pelayanan Perina, NICU,PICU, Intermedite Anak, diperlukan tenaga yang memadai agar
pelayanan yang berkualitas, aman, dan nyaman. Dapat terwujud untuk itu pola ketenagaan
diantur sebagai berikut perawat profesional sangatlah dibutuhkan. Untuk menetukan jumlah
kebutuhan tenaga perawat digunakan buku pedoman pelayanan keperawatan dirumah sakit
yang diterbitkan oleh departement kesehatan RI tahun 2005.
10
h. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan dilakukan kepada semua pasien sesuai dengan SPO
dan terdokumentasi dengan benar.
i. Sarana dan prasarana yang ada dalam kondisi siap pakai baik kualitas maupun
kuantitasnya.
2. Penanggung Jwab Shift (PJ Shift)
2.1 Nama Unit kerja : Perinatologi/PICU/NICU
2.2 Nama Jabatan : Penanggung Jawab Shift (PJ Shift)
2.3 Pengertian
Seorang perawat Profesional yang diberikan wewenang dan tanggung Jawab dalam
mengkoordinasi kegiatan pelayanan keperawatan diruang Perinatologi/PICU/NICU dan
turut melaksanakan pelayanan keperawatan pada satu unit ruangan perawatan pada sore,
malam dan hari libur.
2.4 Fungsi
Bertanggung Jawab untuk mengkordinasi semua kegiatan atau langkah – langkah asuhan
Keperawatan umum dan intensif untuk sekelompok pasien di Instalasi Perawatan Intensif
yang dilakukan oleh sekelompok /1 Group perawat.
2.5 Persyaratan dan Kualifikasi
1. D3 keperawatan.
2. Memiliki pengalaman kerja di PICU/NICU/PERINA
3. Mempunyai 1 sertifikat : kardiologi dasar atau pelatihan PICU atau NICU atau
sertifikat pelatihan Keperawatan bayi level 1,2,3.
4. Menguasai dan dapat melakukan prosedur keperawatan dengan baik.
5. Dapat mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya.
6. Dapat berkomunikasi dengan baik
7. Mempunyai surat izin perawat.
2.6 Lingkup Tugas
Memberikan Pelayanan keperawatan Gawat Darurat kepada pasien dan keluarga di
Perinatologi/PICU/NICU sampai ke ruang Perawatan Jika perlu dirawat.
2.7 Uraian Tugas
1. Mengecek jumlah tenaga pada shiftnya apakah sudah sesuai dengan jadwal yang ada
(kuantitas dan kualitasnya).
2. Mengatasi masalah ketenagaan dan masalah penting pada shiftnya dengan
mendiskusikan kepada supervisor Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
3. Membina staf dikelompokkan agar melaksanakan proses asuhan keperawatan sesuai
Standar Operasional Prosedur.
4. Mengecek pada pasien apakah kebutuhan layanannya sudah terpenuhi minimal 2 kali
selama shift dan memberikan bantuan secepatnya bila ada keluhan kurangnya
pelayanan.
5. Mengontrol hasil penugasan yang diberikan kepada stafnya.
6. Mengontrol kuantitas dan kualitas peralatan, instrumen obat dan alkes yang
dibutuhkan oleh shiftnya.
7. Mendiskusikan kepada dokter spesialis tentang reaksi pengobatan yang penting bagi
pasien di unitnya.Bertanggung jawab atas pekerjaan anggota kelompoknya.
8. Menentukan waktu untuk diskusi dengan kelompoknya sebelum memulai pekerjaan.
9. Jika ada pasien dengan masalah istimewa laporkan koordinator agar membuat diskusi
besar dengan seluruh perawat dibagian tersebut
2.8 Tanggung Jawab
1. Mengetahui dan mengerti kondisi suatu perkembangan semua pasien yang
berada di bawah pengawasannya.
2. Menjadi nara sumber bagi anggota tim dan dapat berfungsi sebagai pelaksana
bila diperlukan.
3. Mengenai seluruh pasien yang ada dibawah tanggung jawabnya dengan
seluruh masalahnya termasuk diagnosa, hasil pemeriksaan penunjang diagnosa yang
abnormal seperti Laboratorium, CT Scan, EKG, USG, Rontgen dan lain-lain.
4. Mengontrol agenda pasien dan catatan monitoring yang ada.
5. Berkomunikasi dengan bagian lain mendemonstrasikan kepada anggota
kelompoknya, bagaimana memberikan tindakan keperawatan khusus
6. Melaporkan masalah pasien kepada dokter jaga PICU/NICU/PERINA
2.9 Wewenang
a. Menggunakan waktu untuk pertemuan pembinaan dengan stafnya.
b. Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional keja kepada atasannya
untuk perbaikan kualitas layanan.
c. Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat, dan alkes
guna kelancaran kerja di unitnya
2.10 Standar Kerja
A. Tidak ada keluhan kekurangan tenaga pada saat dinas
B. Setiap staf mendapat tugas sesuai kompetensinya.
C. Sarana dan prasarana siap pakai saat bertugas.
D. Memberitahu supervisor / kepala ruang / managemen jika ada masaalah.
E. Dapat terselesaikannya semua tugas pada shiffnya.
F. Dapat bertindak sebagai penyelesaian masaalah jika terjadi masalah / komplain baik
internal maupun eksternal.
G. Segera lapor dokter jika terjadi reaksi pada pelaksanaan tindakan atau pengobatan
3. Perawat Pelaksana
3.1 Nama Unit kerja : Perinatologi/PICU/NICU
3.2 Nama Jabatan : Perawat Pelaksana Perinatologi/PICU/NICU
3.3 Pengertian : Seorang Perawat Profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan di
Perinatologi/PICU/NICU
3.4 Fungsi : Melakukan Asuhan Keperawatan terhadap pasien diruang Perawatan Intensif.
3.5 Persyaratan dan Kualifikasi
a. Pendidikan D3 keperawatan
b. Sertifikat minimal RJP Neonatus/anak.
c. Telah mengikuti pelatihan dasar prosedur keperawatan intensif yang
diselenggarakan oleh bagian diklat departemen Keperawatan RSMKKG
d. Menguasai prosedur keperawatan intensif dengan baik.
e. Dapat berkomunikasi dengan baik.
f. Mempunyai Surat Izin Perawat.
3.6 Lingkup Tugas
a. Melaksanakan Layanan Keperawatan intensif secara optimal dan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan Rumah Sakit Umum Banyuamnik 2 Semarang.
b. Menciptakan suasana yang tenang dan kenyamanan bagi pasien dan keluarganya
sehingga kualitas hasil asuhan keperawatan menjadi optimal.
c. Melaksanakan Pemeliharaan peralatan dan inventaris agar siap pakai dalam hal
kualitas dan kuantitas.
d. Menyelesaikan permasalahan pasien dan keluarganya dengan cara diskusi dan
diselesaikan dengan atasanya.
e. Menjalin kerjasama yang solid antara Tim kesehatan di unit keperawatan intensif
dengan unit lain Ruah sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.
f. Melaksanakan Pelayanan Keperawatan umum dan intensif kepada pasien di Ruang
Perinatologi/PICU/NICU selama berada diunit Keperawatan.
3.7 Uraian Tugas
a. Mengetahui dan mengikuti kondisi serta perkembangan semua pasien yang berada
dibawah pengawasannya
b. Menjadi anggota tim dalam proses keperawatan intensif.
c. Memelihara peralatan, mesin alkes dan obat, inventaris ruangan agar jumlah dan
kualitasnya selalu sesuai standar.
d. Memelihara kebersihan alat / instrumen ruangan sesuai SPO.
e. Mengetahui, memahami, dan dapat melaksanakan setiap tindakan keperawatan
sesuai SPO.
f. Merespon setiap keluhan pasien dengan mengkaji terlebih dahulu kemudian
menentukan inventaris atau mendiskusikan dengan dokter jaga diunitnya.
g. Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
h. Membuat dan melengkapi administrasi pada setiap prosedur tindakan.
i. Mencatat penggunaan obat dan alkes yang digunakan pada setiap prosedur
tindakan.
j. Bertanggung jawab tentang kesiapan setiap prosedur dan peralatan yang akan
dilakukan.
k. Menjaga tata tertib dan mematuhi kebijakan secara tepat
3.8 Tanggung Jawab
a. Merencanakan, melaksanakan pelaksanaan asuhan keperawatan yang sudah
ditentukan serta dokumentasinya.
b. Selalu melakukan evaluasi dari askep yang telah diberikan
c. Menjaga dan memastikan prosedur keperawatan intensif dilaksanakan sesuai
SPO
d. Sebelum memulai tugasnya harus memperkenalkan diri kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
e. Dapat bekerja sama dengan anggota tim
f. Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
g. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
h. Mengetahui setiap perkembangan prosedur keperawatan yang ada.
i. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat bagi semua anggota tim.
j. Mengontrol keseluruhan inventaris instrumen, obat, dan alkes.
k. Berkomunikasi dengan baik kepada bagian lain / dokter intensif.
l. Menerima dan menjalankan tugas-tugas yang diberikan
3.9 Wewenang
a. Menggunakan waktu untuk pertemuan evaluasi kerja.
b. Mengajukan usulan perbaikan Standar Prosedur Operasional kepada atasannya
untuk perbaikan kualitas layanan.
c. Mengajukan usulan penambahan atau perbaikan peralatan, mesin, obat, dan
alkes guna kelancaran kerja diuniknya
d. Mengajukan permohonan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sesuai
kebutuhan tugas di ruang intensif.
3.10 Standar Kerja
a. Adanya catatan yang lengkap di catatan keperawatan dan
terlaksana.
b. Adanya Asuhan Keperawatan di setiap pasien yang menjadi tugasnya
c. Sarana dan Prasarana siap pakai dan ada pada tempatnya.
d. Semua stock ruangan siap pakai dan lengkap.
e. Pasien puas/tidak ada komplain dan dilaksanakan sesuai SPO
f. Terjadi komunikasi yang terapeutik dengan dokter, staf, pasien dan keluarga.
g. Tidak ada kekurangan pemakaian stock inventaris ruangan setelah tindakan atau
prosedur pada lingkup tugasnya.
h. Siap dengan obat/alkes di saat merencanakan prosedur tindakan pada pasien
yang menjadi tugasnya
JABATAN KUALIFIKASI
Kepala unit perawatan Kepala unit Dokter spesialis anak 1
perawatan perina, NICU,PICU, konsultan
Intermedite anak
20
13 Vigon NCPAP no 8/10 1/1
14 Vasco no 7/7,5/8 1/1/1
LACI 3
1 Suction Chateter no 6/8/10 portex 3/3/3
2 Suction Connecting 2
3 ETT no 2/2,5/3 2/2/2
4 ETT no 3,5/4/4,5/5 2/2/2/1
5 Resusitasi Mask Neopuff No 40/50/60 1/1/1
6 Gueddle No 00/01 1/1
BAB IV
Perina mampu menggabungkan teknologi tinggi dan keahlian khusus dalam bidang
kedokteran dan keperawatan gawat darurat. Pelayanan Perina adalah suatu pelayanan yang
dilakukan untuk kebutuhan pasien yang sakit kritis. Tujuan dari pelayanan adalah memberikan
pelayanan medik berkelanjutan.
1. Prioritas pasien keluar dari Perina berdasarkan pertimbangan medis dengan syarat :
2) Pasien sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar (Makan dan minum sesuai
dengan kebutuhan cairan)
3) Hiperbilirubin ( nilai bilirubin di bawah 12 mg/dl)
1. Ruang Perina
a) Flowsheet.
b) Timbangan bayi.
c) Tempat tidur bayi.
d) Phototerapi.
e) Inpus pump/Syinge Pump.
f) Infant Warmer /Inkubator.
g) Monitor( Nadi, Saturasi Oksigen, pernafasan )
h) O2 Central (peralatan pemberian Oksigen : Oxyhood, kateter nasal)
i) Suction.
j) Termometer.
2. Ruangan NICU.
a) Flowsheet
b) Timbangan bayi
c) Inpus Pump/Syinge Pump
d) Tempat tidur bayi.
e) Incubator/Infant Warmer
f) Monitor lengkap (pengukuran tensi, nadi, saturasi oksigen pernafasan)
g) Oksigen central (peralatan pemberian oksigen : oyhood, kateter nasal)
h) Suction.
i) Termometer
j) Troly emergency yang berisi alat/obat untuk keadaan emergency : airway,
laryngoscope, ambu bag, adrenalin , cairan infus.
k) Ventilator.
3. Ruangan PICU
a) Flowsheet
b) Infus Pump/Syringe Pump
c) Tempat tidur anak
d) Monitor lengkap (pengukuran tensi, nadi, saturasi oksigen pernafasan)
e) Oksigen central (peralatan pemberian oksigen : oyhood, kateter nasal)
f) Suction.
g) Termometer
h) Troly emergency yang berisi alat/obat untuk keadaan emergency : airway,
laryngoscope, ambu bag, adrenalin , cairan infus.
i) Ventilator.
C. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN:
a) Ruang Perina
a. Obserasi keadaan umum pasien tiap 2 jam
b. Observasi tanda – tanda vital tiap 2 jam
c. Pengukuran intake dan output asien tiap 3-4 jam
d. Merubah posisi 2 – 3 jam sekali.
b) Ruang NICU/PICU
1) Observasi keadaan umum pasien tiap jam
2) Observasi tanda – tanda vital tiap 1 jam
3) Pengukuran intake dan output cairan pasien tiap jam
4) Merubah posisi 2 -3 jam sekali.
D. Prosedur Medik
1. Ruangan Perina
2) Pemasangan Stomach Tube
3) Pemasanagan Vena Umbilikal
4) Pemakaian Inkubator/Infant warmer
5) Pemasangan Infus
6) Pengoperasian fototerapi
7) Balance cairan
2. Ruangan NICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan Vena Umbilikal/ vena central
3) Pemakaian Inkubator/Infant warmer
4) Pemasangan infus
5) Pemasangan kateterpengoperasian Fototerapi
6) Intubasi dan perawatannya.
7) RJP Neonatus
8) Pemakaian Ventilator
9) Ekstubasi
10) Fisioterapi
11) Suction
12) Balance cairan
13) Penghitungan obat inotropik
14) Pemeriksaan AGD
3. Ruangan PICU
1) Pemasangan Stomach Tube
2) Pemasanagan vena central
3) Pemasangan infus
4) Pemasangan Kateter
5) Intubasi dan perawatannya.
6) RJP Anak
7) Pemakaian Ventilator
8) Ekstubasi
9) Fisioterapi
10) Suction
11) Balance cairan
12) Penghitungan obat inotropik
13) Pemeriksaan AGD
14) EKG
I. Pengiriman Pasien
1. Pengiriman ke radiologi/poliklinik
Sebelum pasien dibawa ke radioogi/poliklinik perawat appoitment terlebih dahulu mendaftar
sehingga pasien tidak menunggu lama di bagian radiologi ataupun Poliklinik, pasien yang
memerlukan pendampingan anastesi perawat perlu meminta persetujuan kepada keluarga
terlebih dahulu.
2. Pengiriman ke kamar operasi
Setelah semua persiapan operasi selesai yang menyangkut administrasi maupun fisik maka
pasien langsung diantar ke kamar operasi.
3. Pengiriman rujukan
Setiap pasien yang akan dirujuk ke rumah sakit lain harus sesuai dengan SPO merujuk ke
RS luar
4. Pengiriman ke kamar jenasah
Setelah 2 jam pasien dinyatakan meninggal oleh DPJP ataupun dokter jaga bangsal, maka
pasien diantar ke kamar jenasah.
J. Rekam Medis
Pasien yang dirawat di NICU bila pulang paksa atau meninggal dunia, status akan
dikembalikan lagi ke rekam medis, atau bila ada pasien lama yang dirawat maka rekam medik
akan memberikan status lamanya
BAB V
LOGISTIK
30
Cuter Karbon
Dus Infeksi Kartu Perjanjian
F.Ambulance Kertas Folio
F.Laboratorium Kertas Print
F.Pemakian Oksigen Lem
F.Pengambilan hasil Laboratorium Ondner Bindex
F.Penjelasan Penyakit Penggaris
F.Penyerahan Barang Penghapus
F.Permintaan barang Farmasi Pensil
F.Persetujuan Konsul Plastik Kresek
F.Pesanan Pulang Spidol
F.Pindah Ruang Struk Dokter
Penginputan alat kesehatan dilakukan 1 kali satu minggu setiap hari senin dan akan
diambil hari kamis, permintaan dilakukan dengan menginput dibagian farmasi dengan cara
anfrah ke bagian farmasi sesuai stok masing – masing ruangan.
B. Perencanaan Perlatan/Peremajaan
Untuk perencanaan permintaan alat baru dilakukan setelah dipastikan oleh bagian maintenance
medis bahwa tidak bisa digunakan dengan cara membuat kronologis kejadian yang diketahui
oleh manager masing – masing bagian bila sudah disetuji maka dikonfirmasi bagian farmasi
untuk barang – barang yang akan diganti.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
1.1 Pengertian
Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien menjadi lebih aman, sistem tersebut meliputi :
4. Asessemen risiko
5. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
6. Pelaporan dan analisis insiden
7. Kemampuan belajar dari rencana tindak lanjut yang telah ditentukan
8. Implementasi solusi untuk meminimalisir terulangnya risiko kembali
1.2 Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien dirumah sakit
2. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Meminimalisir serta menurunkan angka kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah
sakit
1.3 Standar Keselamatan Pasien
1. Seluruh unit kerja dirumah sakit wajib menerapkan dan melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien sesuai dengan yang telah ditetapkan
2. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam asuhan pasien di Rumah Sakit harus menjamin
keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan, koordinasi antar tenaga dan
antar unit pelayanan sejak pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
3. Rumah Sakit Umum Banyumanik 2 menerapkan 7 (tujuh) standar keselamatan
pasien yang terdiri dari :
1) Hak pasien
2) Mendidik pasien dan keluarga
3) Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4) Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5) Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6) Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7) Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
4. Enam sasaran keselamatan pasien Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading
adalah:
1) Ketepatan identifikasi pasien
2) Peningkatan komunikasi yang efektif
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4) Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5) Pengurangan pasien infeksi terkait pelayanan kesehatan
6) Pengurangan resiko pasien jatuh
5.Setiap pasien yang masuk rumah sakit harus dilakukan identifikasi minimal 2 dari
identitas pasien yaitu nama, tanggal lahir, dan nomor rekam medis.
6.Setiap pasien dilakukan identifikasi pada saat pemberian obat, pemberian transfusi
darah, pengambilan sampel untuk tindakan Laboratorium, pemeriksaan Radiologi
dan tindakan kedokteran
7.Setiap petugas yang menemukan insiden yang berhubungan dengan keselamatan
pasien wajib melaporkan insiden tersebut ke Atasan langsung tempat ditemukannya
insiden dan diteruskan ke sub komite keselamatan pasien maksimal 2 x 24 jam.
8.Setiap insiden yang dilaporkan dan berhubungan dengan keselamatan pasien wajib
dianalisis, ditindaklanjuti dan dievaluasi pelaksanaannya secara bersama oleh tim
komite keselamatan pasien dengan unit kerja terkait.
9.Pelaporan Insiden keselamatan pasien meliputi : kejadian tidak diharapkan (KTD),
kenjadian nyaris cidera (KNC) dan kejadian sentinel.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pendahuluan
B. Tujuan
Keselamatan dan kesehatan kerja /K3 merupakan bagian dari integral dari perlindungan
terhadap rumah sakit. Pegawai adalah bagian dari integral dari rumah sakit, jaminan kesehatan
dan keselamatan kerja akan meningkatkan produktifitas pegawai dan meningkatkan
produktifitas rumah sakit.
Agar pegawai dan setiap orang ditempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat dan
selamat.
Agar faktor – faktor produksi dapat dipakai dan digunakan sebagai efesien.
Agar proses produksi berjalan lancar tanpa adanya hambatan.
C. Identifikasi Kecelakaan Kerja
Faktor – faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat
digolongkan dalam 3 kelompok yaitu :
Kondisi dan lingkungan kerja.
Kesadaran dan kualitas kerja.
Peran dan kwalitas manajement
Dalam kaitannya dengan kondisi lingkungan kerja, kecelakanan dan penyakit akibat kerja
dapat terjadi apabila :
a) Peralatan tidak memenuhi standar .
b) Standar kualitas menurun.
c) Alat – alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi.
d) Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruang terlalu panas atau
terlalu dingin.
e) Tidak tersedianya alat alat pengaman.
f) Kurang memperhatikan persyaratan dan penanggulangan bahaya kebakaran dll.
D. Standarisasi Keselamatan Kerja
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam meminimalisir kecelakaan kerja di ruang Perina,
PICU, NICU, Intermediet anak adalah :
Peraturan keselamatan harus terpapang dengan jelas disetiap ruangan.
Penerangan lampu yang cukup baik, menghindarkan kelelahan penglihatan dan
memudahkan dokter atau perawat dalam melakukan tindakan kepada pasien.
Harus tersedia rak – rak menyimpanan alat – alat yang dapat diangkat dengan mudah
atau rak – rak yang beroda.
Lantai terbuat dari penil sehingga lantai tidak licin sehingga petugas terjatuh ketika
sedang berkerja dikarena ubin yang licin.
Bekerja sesuai dengan prosedur, memasukan jarum bekas pakai kedalam kardus.
Perlu diperhatiakan pengaturan suhu ruangan, kelembaban , pencegahan debu dan
pencegahan bahaya kebakaran.
Selalu memakai sarung sangan sesuai prosedur : pemasangan infus, mencuci alat bekas
pasien.
Pemasangan wizak pada tempat tidur bayi sehingga bayi terhindar dari benturan atau
trauma fisik.
Pelaksanaan kalibrasi pada alat yang seharusnya dikalibarasi sehingga alat yang dipakai
pasien terjamin keselamatannya.
Pemasangan hek tempat tidur pada semua tempat tidur sehingga bayi terhindar dari
jatuh.
Pemasangan alat fototerapi harus sesuai dengan SPO
Pemberian obat – obatan harus sesuai dengan SPO sehingga bayi terhindar dari
pemberian obat – obatan (Biknat, KCL)
Prosedur cuci tangan dijalankan untuk mencegahan infeksi nosocomial
Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi infeksi silang abtara
petugas adan pasien.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
1 Pengertian
Pengendalian Mutu adalah sistem pengelolaan terhadap mutu suatu proses atau pelayanan
dalam memenuhi harapan dan keinginan konsumen atau pelanggan.
Demikianlah pedoman pelayanan ini disusun agar digunakan sebagai acuan dalam menjalankan
proses pelayanan Perinatologi dengan tujuan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien serta
keselamatan kerja karyawan Rumah Sakit Umum Banyumanik 2 semarang.
Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2
sampai 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan standar visitasi .
Upaya terus menerus untuk mengacu pada standar pelayanan terbaik adalah harapan dari para
konsumen kesehatan. Melalui pelayanan prima diharapkan kulitas hidup para penderita gagal
ginjal kronis dapat ditingkatkan dan dapat berperan produktif pada bangsa dan Negara.