Anda di halaman 1dari 1

LAHIRNYA ANAK BEKANTAN

K abar gembira kembali datang dari Stasiun Riset Bekantan & Ekosistem
Lahan Basah di Pulau Curiak, setelah seekor bekantan (nasalis lavartus)
betina muda yang diberi nama Juwita melahirkan seekor bayi bekantan
mungil yang sangat imut dan lucu di dalam kawasan Stasiun Riset Bekantan, Pulau
Curiak di perairan Sungai Banto, Anjir Muara, Barito Kuala tepat pada tanggal 1
Agustus 2019.

S
tasiun riset berkonsep ekowisata yang dibangun dan dikelola oleh
Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) ini mulai beroperasi sejak 2018, di
Pulau Curiak yang luasnya sekitar 7 (tujuh) hektar dan ditumbuhi vegetasi
khas rawa mangrove, setelah tiga tahun sebelumna tim Biodiversitas
Indonesia, Universitas Lambung Mangkurat  menemukan belasan populasi
bekantan di pulau yang saat itu menjadi lokasi tambatan kapal tongkang milik
salah satu perusahaan tambang.

B ekantan, satwa unik yang juga dikenal dengan sebutan  Si Hidung
Mancung ini merupakan spesies endemik Pulau Kalimantan yang
statusnya terancam punah dan termasuk spesies binatang yang
dilindungi negara berdasar Peraturan pemerintah No. 7 Tahun 1999.
Selain itu  secara internasional si monyet Belanda ini juga sudah masuk
dalam apendiks I CITES (Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild  Fauna  and  Flora) dan sejak tahun 2000,
IUCN (International Union For Conservation of Nature and Natural
Resources) juga telah memasukkan Bekantan ke dalam kelompok satwa
yang terancam punah.

Anda mungkin juga menyukai