Anda di halaman 1dari 9

STUDI KASUS 1

1. Latar Belakang
Pada industri pertambangan, terdapat beberapa alternatif pola kerja, yaitu pola kerja
dilakukan sendiri, pola kerja dengan sistem menyewa alat dan pola kerja menggunakan
sistem kontrak. Ketiga alternatif pola kerja ini memiliki kelebihan dan kelemahan yang
berbeda-beda.

Pada kesempatan ini, penulis bermaksud untuk membahas dua (2) buah pola kerja pada
pekerjaan pengupasan overburden, yaitu pola kerja I menyewa alat excavator CAT 330
dan pola kerja II mengerjakan sendiri (membeli alat excavator CAT 330). Selanjutnya dari
kajian yang dilakukan, akan dihasilkan panduan bagi PT. X dalam mengambil keputusan
dalam pekerjaan pengupasan overburden.

2. Dasar Teori
2.1 Konsep Bunga
Bunga dapat didefinisikan sebagai biaya atau sewa uang. Konsep bunga tidak hanya
digunakan untuk transaksi peminjaman uang, akan tetapi di semua transaksi investasi.
Khususnya pada pembiayaan kapital di proyek-proyek perusahaan.

Pada bunga majemuk, nilai bunga yang dihasilkan pada akhir setiap periode ditambahkan
kembali pada pokok pinjaman semula. Perhitungan bunga majemuk, nilai uang pada masa
datang adalah:
n
F = P ( 1+i)
Keterangan :
F = nilai uang pada akhir penelaahan
P = nilai uang saat ini (awal)
i = tingkat bunga per periode waktu
n = periode penelaahannya

2.4 Penyusunan Aliran Kas (Cash Flow)


Aliran kas disusun dengan mempertimbangkan semua elemen pemasukan tunai dan
semua elemen biaya tunai pada setiap periode selama umur investasi tersebut. Biaya
tunai yang dimaksudkan adalah meliputi semua transaksi baik berupa biaya yang
dikeluarkan secara tunai maupun pengeluaran tunai dalam bentuk investasi. Sedangkan
pemasukan tunai adalah semua pendapatan yang dihasilkan dan dikumpulkan secara
tunai atau pendapatan yang meningkatkan rekening tagihan.

Langkah-langkah dalam analisis ekonomi untuk membuat aliran kas pada suatu
perusahaan dilakukan berdasarkan urutan tertentu seperti yang terlihat pada gambar 2
(Stermole & Stermole, 1987).

Pendapatan Kotor
Biaya Operasi
Depresiasi
1
Deplesi
Amortisasi
Pembayaran yang ditangguhkan
Pajak Pendapatan
+
Pendapatan Bersih
Biaya Operasi
Depresiasi
Deplesi
Amortisasi
Pembayaran yang ditangguhkan +
Aliran Kas

Gambar 1 Penyusunan aliran kas

2.4 Present Worth Cost (Nilai Biaya Sekarang)


Kriteria penilaian ekonomi tidak menghasilkan keputusan investasi secara langsung.
Kriteria penilaian ekonomi hanya menyediakan panduan untuk membuat keputusan.
Pengambilan keputusan investasi harus mempertimbangkan kriteria lain seperti pasar,
teknik dan manfaat sosial (social profitability).

Pemilihan alat secara ekonomi didasarkan pada alternatif yang menyediakan jasa atau
layanan dengan biaya yang minimum. Dalam analisa keputusan biaya terkecil,
keputusannya diambil berdasarkan biaya dan penghasilan dimana biaya bertanda positif
dan pemasukan bertanda negatif, sehingga ketika menggubah tanda dalam perhitungan,
maka kita harus memperhatikan nilai tanda tersebut dalam perhitungan selanjutnya.

Net present value (NPV) adalah selisih jumlah seluruh aliran dana (cash flow) selama masa
proyek yang dihitung dengan nilai sekarang dikurangi oleh investasi awal dari proyek. Net
Present Value (NPV) bisa diuraikan menjadi Present Worth Revenues (PWR) dikurangi
Present Worth Cost (PWC).Untuk mengkaji analisa keputusan dari dua alternatif yang
bersifat pengeluaran, kita dapat memilih untuk menggunakan analisa dari segi Present
Worth Cost saja. Present Worth Cost bisa dinyatakan dengan rumus:

n
PWC = ∑ F t ( ( 1+i )−n = F ( P/ F , i, n )
t=0 (2)
Keterangan :
PWC = Present Worth Cost
Ft = aliran kas pada periode t
n = umur proyek
i = nilai bunga

2
Setelah kita melakukan perhitungan Present Worth Cost (PWC), maka menjadi sesuatu
yang penting untuk menafsirkan hasil analisa kita. Dalam analisa PWC yang lebih spesifik
pada segi pengeluaran dengan dua atau lebih alternatif, maka sebaiknya kita memilih nilai
PWC yang terkecil dari dua atau lebih alternatif tersebut.

3. Metodologi
Metodologi pemilihan pola kerja pengupasan overburden dilakukan dengan analisa
kelayakan ekonomi melalui tahapan seperti pada gambar 2 berikut ini :

Permasalahan Alternatif I Permasalahan Alternatif II

Menyusun Asumsi-asumsi Alternatif I Menyusun Asumsi-asumsi Alternatif II

Perhitungan Nilai Asumsi-asumsi Alternatif I Perhitungan Nilai Asumsi-asumsi Alternatif II

Perhitungan Biaya Perhitungan Biaya


Alternatif I Alternatif II

Penyusunan Aliran Kas Penyusunan Aliran Kas


Alternatif I Alternatif II

Perhitungan PWC Perhitungan PWC


Alternatif I Alternatif II

Analisa Pola Kerja

Pemilihan Pola Kerja

Gambar 2 Pola Pikir Pemilihan Pola Kerja Berdasarkan Present Worth Cost

4. Hasil dan Pembahasan

3
Pada analisa kelayakan ekonomi ini, penulis akan membandingkan antara dua buah
alternatif investasi dalam kegiatan pengupasan overburden di Pit IV PT. X, yaitu antara
mengadakan sewa unit atau dengan mengerjakan sendiri (investasi alat sendiri).

Data yang digunakan adalah data produksi pengupasan overburden di Pit IV PT. X pada
bulan Juli 2008 yang kemudian diproyeksikan dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
Dalam analisa kelayakan ekonomi ini, penulis juga akan menggunakan asumsi-asumsi
tentang kondisi di masa yang akan datang. Dalam perhitungannya, penulis mengubah
tanda dalam perhitungan, sehingga untuk pemasukkan menggunakan tanda negatif dan
untuk pengeluaran menggunakan tanda positif (John and Franklin Stermole, 2000).

4.1 Hasil
4.1.1 Alternatif I (Sewa Unit)
A. Permasalahan Pada Alternatif I
Pada alternatif I, penulis akan menjabarkan faktor-faktor yang mempengaruhi aliran kas
pada saat perusahaan mengadakan sewa unit dengan pemilik unit. Saat ini PT. X
melakukan sewa unit alat gali muat berupa Excavator CAT 330 dalam kegiatan
pengupasan overburdennya.

B. Asumsi-asumsi Pada Alternatif I


Berberapa asumsi yang digunakan untuk perhitungan aliran kas alternatif I adalah sebagai
berikut.
1. Data diambil berdasarkan performance produksi overburden bulan Juli 2008.
2. Diproyeksikan untuk lima tahun ke depan
3. 1 US$ = Rp. 10.000.
4. Nilai sewa unit Excavator CAT 330 adalah Rp. 400.000 per jam atau US$ 40 per jam
kerja. Dengan jam kerja selama bulan Juli 2008 adalah 322 jam
5. Biaya solar ditanggung oleh PT. X. Harga BBM industri pada bulan Juli 2008 adalah Rp.
12.000 per liter atau US$ 1,2 per liter. Jumlah pengunaan solar pada bulan Juli 2008
adalah 39,38 liter per jam.
6. Biaya akomodasi karyawan, baik operator dan mekanik oleh PT. X.
7. Biaya makan karyawan, baik operator dan mekanik oleh PT. X.
8. Biaya mobilisasi dan demobilisasi unit.
9. Nilai pengeluaran per bulan diasumsikan akan terulang selama satu tahun
10. Eskalasi biaya sebesar 10%
11. Interest Rate = 11%
12. Pekerja ada dua orang

C. Perhitungan Biaya Pada Alternatif I


1. Nilai Sewa
Dihitung berdasarkan jumlah jam kerja (jam) x nilai sewa per jam-nya (US$/jam):
= 322 jam x US$ 40/jam
= US$ 12.880

2. Penggunaan Solar
Dihitung berdasarkan jumlah pemakaian solar (liter) x harga solar per liter (US$/liter):

4
= 39,38 liter/jam x 322 jam x US $/liter1,2 = US$ 15.216,43

3. Biaya Akomodasi
Nilainya adalah US$ 175/bulan. Nilai ini merupakan estimasi dana yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk biaya akomodasi.

4. Biaya Makan
Biaya makan dihitung berdasarkan jumlah operator dan mekanik x jumlah kali makan x
nilai sekali makan:
= 2 x 3 x US$ 1
= US$ 6 per hari atau
= US$ 180 per bulan
Diasumsikan pekerja ada 2 orang, yaitu satu orang operator dan satu orang mekanik.

5. Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Unit


Biaya ini termasuk dalam naskah sewa unit, dimana PT. X membayar biaya untuk
mobilisasi dan demobilisasi unit yang disewa ke daerah atau wilayah tambang.
Dihitung berdasarkan jumlah unit yang disewa x biaya mobilisasi dan demobilisasi:
= 1 unit x US$ 450
= US$ 450

Tabel 1 Biaya Operasional Alternatif I


Pengeluaran
No. Uraian
(US$) / bulan
Nilai Sewa 12.880,00
Penggunaan Solar 15.216,43
Biaya Akomodasi 175,00
Biaya Makan 180,00
Total 28,451.43

Nilai di atas merupakan nilai per satu bulan. Dengan asumsi bahwa dalam satu tahun nilai
tersebut berulang, maka pengeluaran per satu tahun:
= 12 x US$ 28,451.43
= US$ 341.417,16

Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Unit hanya terdapat pada tahun ke nol, karena nilainya
dibayar dimuka. Jadi, biaya pada tahun ke-0 sebesar US$ 400.

D. Aliran Kas Alternatif I


Untuk memprediksi nilai pada tahun-tahun berikutnya, penulis menggunakan asumsi
bahwa terjadi kenaikan biaya (eskalasi) sebesar 10% dari nilai tahun sebelumya. Aliran kas
alternatif I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2 Aliran Kas Alternatif I


Dalam US $

5
Tahun
Uraian
0 1 2 3 4 5

Biaya Operasional 450,0 341.417,2 375.558,9 413.114,8 454.426,2 499.868,9

Aliran Kas 450,0 341.417,2 375.558,9 413.114,8 454.426,2 499.868,9

E. Perhitungan Present Worth Cost (PWC) Alternatif I


Pada Perhitungan PWC, penulis juga menggunakan asumsi nilai i (Interest Rate) sebesar
11% dengan horizon perencanaan selama lima tahun adalah US $ 1.510.903,47

4.1.2 Alternatif II (Membeli Unit)


A. Permasalahan Pada Alternatif II
Pada alternatif ini, penulis akan mencoba melakukan analisis jika PT. X melakukan
pembelian alat gali muat excavator CAT 330, sehingga permasalahannya bisa disebut
sebagai investasi alat sendiri.

B. Asumsi-asumsi Pada Alternatif II


Untuk penjabaran faktor-faktor yang terlibat penulis mencoba memasukkan nilai dari
hourly operating cost untuk unit alat gali muat excavator CAT 330 yang dikeluarkan oleh
pihak Trakindo yang disesuaikan dengan keadaan kerja di PT. X.

Berberapa asumsi yang digunakan untuk perhitungan biaya alternatif II adalah sebagai
berikut.
1. Data diambil berdasarkan performance produksi overburden bulan Juli 2008.
2. Biaya diproyeksikan untuk lima tahun ke depan
3. 1 US$ = Rp. 10.000.
4. Nilai beli excavator Cat 330 US $ 225.000.
5. Nilai jual excavator Cat 330 adalah 25% dari nilai beli.
6. Perhitungan depresiasi excavator Cat 330 adalah linier.
7. Nilai hourly operating cost excavator Cat 330.
8. Jumlah jam kerja 322 jam/bulan
9. Biaya gaji karyawan, baik operator maupun mekanik.
10. Biaya akomodasi karyawan, baik operator dan mekanik oleh PT. X.
11. Biaya makan karyawan, baik operator dan mekanik oleh PT. X.
12. Biaya mobilisasi dan demobilisasi unit.
13. Nilai pengeluaran per bulan diasumsikan akan terulang selama satu tahun
14. Eskalasi biaya sebesar 10%
15. Interest Rate = 11%
16. Pekerja ada dua orang

C. Perhitungan Biaya Alternatif II


1. Nilai beli dan nilai jual unit excavator CAT 330
Harga beli = US$ 225.000
Harga jual = US$ 50.000 (Nilainya berasal dari asumsi Harga Jual = 25% dari Harga Beli)

6
2. Nilai depresiasi unit excavator CAT 330
Dengan Metode Depresiasi Garis Lurus, maka:
P−S
Dt =
n
Dimana:
P = US$ 225.000
S = US$ 56.250
n = 5 tahun

US $ 225. 000 − US $ 56. 250


Dt =
5
Dt = US $ 33. 750 per tahun

3. Nilai hourly operating cost


Dihitung berdasarkan nilai hourly operating cost x jam kerja:
= US$ 63.97 /jam x 322 jam / bulan
= US$ 20.599,37 / bulan

4. Biaya akomodasi karyawan, baik operator dan mekanik.


Nilainya adalah US$ 175/bulan. Nilai ini merupakan estimasi dana yang harus dikeluarkan
oleh perusahaan untuk biaya akomodasi.

5. Biaya makan karyawan, baik operator dan mekanik.


Dihitung berdasarkan jumlah operator dan mekanik x jumlah kali makan x nilai sekali
makan:
= 2 x 3 x US$ 1
= US$ 6 per hari atau US $ 180 per bulan
Diasumsikan pekerja ada 2 orang, yaitu satu orang operator dan satu orang mekanik.

6. Biaya Safety
Biaya perlengkapan terdiri dari:
 Biaya pembelian peralatan safety karyawan = US$ 50
 Biaya seragam karyawan = US$ 10
Total biaya perlengkapan = US$ 50 + US$ 10 = US$ 60
Untuk dua orang karyawan, maka nilainya = 2 x US$ 60 = US$ 120

7. Biaya gaji karyawan (Sesuai UMR daerah Kalimantan Timur)


 Gaji untuk operator = US$ 300
 Gaji untuk mekanik = US$ 350
Jadi, gaji karyawan untuk satu bulan = US$ 300 + US$ 350 = US$ 650

Tabel 3 Biaya Operasional Alternatif II


Pengeluaran
No. Uraian
(US$) / bulan
7
Nilai Hourly Operating Cost 20.599,37
Biaya Akomodasi 175,00
Biaya Makan 180,00
Biaya Gaji Karyawan 650,00
Total 21.604,37

Nilai di atas merupakan nilai per satu bulan. Dengan asumsi bahwa dalam satu tahun nilai
tersebut berulang, maka pengeluaran per satu tahun:
= 12 x US$ 21.604,37
(dalam US $)
Tahun
Uraian
0 1 2 3 4 5
+ Biaya Investasi 225.000,00          
- Nilai Sisa           -78.750,00
+ Biaya Safety 120,00          
+ Biaya operasional   259,252.44 285,177.68 313,695.45 345,065.00 379,571.50
Aliran Kas 225.120,00 259,252.44 285,177.68 313,695.45 345,065.00 300,821.50
= US$ 259.252,44

Biaya pembelian unit dan perlengkapan kerja hanya terdapat pada tahun ke-0. Biaya yang
terjadi pada tahun ke-0 adalah sebagai berikut :
1. Biaya pembelian unit sebesar US $ 225.000
2. Biaya safety US $120

D. Aliran Kas Alternatif II


Untuk memprediksi nilai pada tahun-tahun berikutnya, penulis menggunakan asumsi
bahwa terjadi kenaikan biaya (eskalasi) sebesar 10% dari nilai tahun sebelumya. Aliran kas
alternatif II dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4 Aliran Kas Alternatif II

E. Perhitungan Present Worth Cost (PWC) Alternatif II


Pada Perhitungan PWC, penulis juga menggunakan asumsi nilai i (Interest Rate) sebesar
11% dengan perencanaan selama lima tahun adalah US $1.325.336,69.

4.2 Pembahasan
Pada interest rate 11%, diperoleh PWC alternatif pola kerja I adalah US $ 1.510.903,47.
Hal ini menunjukkan bahwa jika PT. X melakukan pola kerja alternatif I atau menyewa
unit, maka sampai lima tahun mendatang, diestimasikan nilai sekarang biaya yang
dikeluarkan untuk pekerjaan pengupasan overburennya sebesar US $ 1.510.903,47.

Pada interest rate 11%, PWC alternatif pola kerja II (investasi alat) adalah US $
1.325.336,69. Hal ini menunjukkan bahwa jika PT. X melakukan pola kerja alternatif II atau
investasi unit, maka sampai lima tahun mendatang, diestimasikan nilai sekarang biaya
yang dikeluarkan untuk pekerjaan pengupasan overburdennya sebesar US $
1.325.336,69.

8
Pada pemilihan alat secara ekonomi didasarkan pada alternatif yang menyediakan jasa
atau layanan dengan biaya (PWC) yang minimum. Berdasarkan hasil perhitungan PWC,
kita menjumpai nilai PWC atau biaya untuk alternatif pola kerja I adalah lebih besar
dibandingkan PWC alternatif pola kerja II.

Dari hasil perhitungan PWC, jika PT. X melakukan investasi alat pada kegiatan pengupasan
overburden, maka diperoleh penghematan biaya sekarang sebesar US $ 185.566,78.
Dengan menekan biaya, maka diharapkan keuntungan dapat ditingkatkan.

Namun pada pola kerja alternatif I, nilai investasi awal yang dikeluarkan oleh PT. X akan
lebih tinggi serta adanya resiko kepemilikan. Sementara walaupun pola kerja alternatif II
(sewa unit) memerlukan biaya yang lebih besar, namun investasi awal kecil karena
peralatan tambang disediakan oleh pihak penyewa serta resiko kepemilikan berkurang.

Pemilihan pola kerja dengan Present Worth Cost, hanya meninjau dari segi pengeluaran
saja, tanpa memperhatikan ketersediaan biaya kapital yang dimiliki, tercapai tidaknya
target produksi dan resiko kepemilikan barang modal. Oleh karenanya, hasil perhitungan
hanya merupakan saran.

5. Kesimpulan
Dari hasil kelayakan ekonomi terhadap alternatif yang tersedia, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Biaya operasional pengupasan overburden per tahun pada alternatif pola kerja I
adalah US$ 341.417,16, sedangkan alternatif pola kerja II adalah US$ 259.252,44.
2. PWC pengupasan overburden pada alternatif pola kerja I adalah US $
1.510.903,47, sedangkan alternatif pola kerja II adalah US $1.325.336,69.
3. PT. X akan melakukan penghematan biaya sekarang sebesar US $ 185.566,78 jika
melakukan investasi alat pada kegiatan pengupasan overburden.
4. Berdasarkan analisa PWC, disarankan untuk memilih alternatif pola kerja II
(melakukan sendiri) dalam melakukan pengupasan overburden di PT. X.
5. Pemilihan pola kerja dengan Present Worth Cost, hanya meninjau dari segi
pengeluaran saja, tanpa memperhatikan ketersediaan biaya kapital yang dimiliki,
tercapai tidaknya target produksi dan resiko kepemilikan barang modal.

6. Daftar Pustaka
Stermole Franklin, John, 2000, Economic Evaluation and Investment Decision Methods,
Goldenvue Drive, Colorado, USA.

Anda mungkin juga menyukai