Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN TERHADAP


KEKERASAN FISIK

RUMAH SAKIT PRATAMA MANGGELEWA


KABUPATEN DOMPU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan hidayah-Nya sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan panduan dalam memberikan Perlindungan
Terhadap Kekerasan Fisik dan menyelesaikan dengan secara
sitematis.

Dalam pelayanan Rumah Sakit wajib melakukan


perlindungan terhadap kekerasan fisik pada setiap pasien yang
dirawat di RS Pratama Manggelewa untuk memberikan
perlindungan serta kemanan dan kenyamanan selama perawatan
di RS Pratama Manggelewa.

Panduan ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai


panduan dalam memberikan pelayanan secara optimal terhadap
perlindungan terhadap kekerasan fisik pada pasien di RS Pratama
Manggelewa.

Dompu, Oktober 2019

TIM PENYUSUN

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................... 1
C. Pengertian.................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP............................................................. 3
A. Dasar Hukum............................................................... 3
B. Kelompok Beresiko yang Perlu Perlindungan................ 3
C. Penyebab Resiko Kekerasan......................................... 3
D. Penanggung Jawab....................................................... 3
E. Jenis Perlindungan....................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA............................................................... 4
A. Tata Laksana Perlindungan Tindak Kekersasan................ 4
B. Tata Laksana Pelaporan Tindak Kekerasan Fisik............... 5
C. Alur Penanganan/Pelaporan Kekerasan Fisik.................... 6
BAB IV DOKUMENTASI.............................................................. 7
Daftar Pustaka............................................................................ 8
Lampiran.................................................................................... 9

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kekerasan merupakan masalah dalam kesehatan
masyarakat, hukum dan sosial. Masalah kekerasan dapat terjadi
dimana saja termaksud dalam institusi kesehatan. Secara umum
tindakan kekerasan dapat diartikan sebagai penggunaan secara
sengaja kekuatan fisik, ancaman atau kekerasan actual terhadap
diri sendiri, orang lain, atau terhadap kelompok yang
mengakibatkan luka, berakibat besar melukai, mematikan dan
membahayakan psikis.
Konteks sosial menjelaskan bawa kekerasan termaksud
kekerasan fisik dapat terjadi berdasarkan kondisi sosial, tekanan
sosial, berkembangnya perasaan kebencian, mobilisasi untuk
beraksi, dan kontrol sosial. Kekerasan dapat terjadi dimana saja
termkasud institusi kesehatan atau Rumah Sakit. Tindak
kekerasan yang terjadi di Rumah Sakit dapat mempengaruhi mutu
pelayanan, keamanan pasien, dan kesembuhan pasien.
Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan maka Rumah Sakit wajib memberikan perlindungan
kepada pasien terhadap terjadinya kekerasan fisik selama
melakukan pengobatan atau tindakan perawatan selama berada di
lingkungan Rumah Sakit.

B. Tujuan
1. Sebagai panduan atau pedoman bagi seluruh staf Rumah Sakit
dalam melaksanakan pelayanan perlindungan pasien terhadap
kekerasan fisik pada kelompok pasien usia lanjut, penderita
cacat, anak-anak/bayi yang dilakukan oleh pengunjung, staf
Rumah Sakit dan pasien lainnya di RS Pratama Manggelewa.
2. Setiap pasien mendapatkan perlindungan selama dirawat di RS
Pratama Manggelewa
3. Seluruh staf Rumah Sakit mampu melaksanakan pengelolaan
pelayanan terhadap perlindungan kekerasan fisik.

C. Pengertian
1. Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau
penganiayaan secara langsung merusak integritas fisik maupun
psikologis dan mencakup antara lain memukul, menendang,
menampar, mendorong, menggigit, mencubit, pelecehan
seksual, dan lain-lain yang dilakukan baik oleh pasien, staf
maupun oleh pengunjung.
2. Menurut Atkinson, tindak kekerasan adalah perilaku melukai
orang lain, secara verbal (kata-kata yang sinis, memaki dan

1
membentak) maupun fisik (melukai atau membunuh) atau
merusak harta benda.
3. Perlindungan pasien adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi hak-hak pasien selama dalam perawatan di
Rumah Sakit dari segala bentuk ancaman dan tindakan yang
akan mengancam fisik, mental dan emosional.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Panduan perlindungan pasien dari kekerasa


fisik ini meliputi kriteria yang dapat digolongkan sebagai tindakan
kekerasan, upaya-upaya yang dilakukan RS Pratama Manggelewa
dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan serta prosedur
pelaporan bila dijumpai tindak kekerasan pada pasien diatur dan
dikategorikan dalam ruang lingkup panduan ini.
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
B. Kelompok beresiko yang perlu perlindungan
1. Bayi
2. Anak-anak
3. Manula
4. Pasien tidak mampu untuk melindungi dirinya sendiri
5. Individu yang cacat
6. Pasien koma
7. Gangguan mental dan emosional
8. Populasi pasien lain yang beresiko
C. Penyebab resiko kekerasan pasien
1. Pengunjung
2. Pasien lain
3. Staf rumah sakit
D. Penanggung jawab
1. Staf yang bertugas/berdinas
2. Satuan pengamanan rumah sakit
3. Keluarga pasien
E. Jenis perlindungan
1. Perlindungan dari kekerasan fisik
2. Keselamatan pasien
a. Penyiksaan
b. Kelalaian asuhan
c. Bila terjadi kebakaran

BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana perlindungan kekerasan fisik RS Pratama


Manggelewa dilaksanakan oleh seluruh komponen RS yang dapat
disebabkan oleh petugas rumah sakit, pasien lainnya dan
pengunjung. Pelaksanaan perlindungan kekerasan fisik diterapkan

3
pada saat pertama kali pasien dan keluarga pasien melakukan
pendaftaran di RS Pratama Manggelewa yaitu di unit rawat jalan,
rawat inap dan IGD serta seluruh pelayanan kesehatan yang
tersedia di RS selama pasien medapatkan pelayanan kesehatan.

A. Tata Laksana Perlindungan Tindak Kekerasan Secara Umum


1. Petugas medis dimasing-masing unit pelayanan
mengidentifikasi pasien yang beresiko terkena tindak
kekerasan/yang memerlukan perlindungan.
2. Petugas medis menempatkan pasien/tempat tidur pasien
sesuai dengan kategori setiap kasus yang diderita pasien.
3. Petugas medis menginformasikan kepada keluarga pasien
untuk dapat membantu menjaga pasien selama proses
perawatan atau pengobatan di RS Pratama Manggelewa.
4. Sistem berkunjung pasien dengan batasan-batasan tertentu
untuk memonitor atau mengontrol kondisi pasien dalam hal
sisi kesehatan pasien dan resiko kekerasan. Jam berkunjung
pasien : Pukul 08.00 – 22.00 WITA.
5. Menyediakan kartu pengunjung atau kartu jaga untuk keluarga
yang mendampingi/penunggu untuk pasien rawat inap.
6. Dilakukan monitoring melalui CCTV pada semua wilayah RS.
7. Disusun mekanisme atau sistem pengawasan yang terpadu
antara perawat/petugas dengan satuan pengamanan RS untuk
mengantisipasi terjadinya kekerasan fisik.
8. Petugas medis ruang rawat inap menutup akses pintu
berdasarkan jadwal berkunjung.

B. Tatalaksana Pelaporan Tindak Kekerasan Fisik


1. Apabila terjadi kekerasan fisik di RS seluruh yang
mengetahuinya/menemukan insiden tersebut segera melapor
ke kepala bagian dimana insiden tersebut terjadi untuk
ditindak lanjuti (dicegah/ditangani).
2. Melakukan pengamanan internal yang dilakykan oleh staf
medis yang terkait yang melihat langsung tindak kekerasan
fisik kepada pasien.
3. Segera menghubungi petugas keamanan RS untuk
penanganan lebih lanjut sebagai antisipasi resiko tindakan
yang berlebihan terhadap pasien.
4. Segera membuat laporan dengan mengisi Formulir Laporan
Insiden pada akhir jam kerja/shift paling lambat 2x24 jam
(tidak menunda laporan).

4
5. Setelah mengisi laooran segera serahkan kepada atasan
langsung.
6. Atasan langsung akan memeriksa laporan apakah kekerasan
fisik yang terjadi dapat diselesaikan pada tingkat kepala
bagian/unit atau memerlukan keputusan yang lebih tinggi.
7. Setelah selesai melakukan investigasi, lakukan sistem
pelaporan investigasi kepada Direktur RS Pratama
Manggelewa.

ALUR PENANGANAN/PELAPORAN KEKERASAN FISIK

INSIDEN
KEKERASAN
FISIK

KEPALA UNIT
TEMPAT
KEJADIAN
5
DAPAT TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN DISELESAIKAN

PETUGAS
KEAMANAN

DIREKTUR

BAB IV
DOKUMENTASI

6
Setiap kejadian atau insiden tindakan kekerasan harus
terdokumentasi dan dilakukan investigasi secara menyeluruh
untuk dicari penyebab masalah agar kejadian tersebut tidak
terulang lagi. Hasil investigasi dilaporkan ke Direktur RS Pratama
Manggelewa terkait tindakan pencegahan kekerasan fisik terhadap
pasien.
1. Dokumentasi rekam medis pasien.
2. Dokumentasi pelaporan tindakan kekerasan
3. Dokumentasi pencatatan identifikasi pengunjung pasien.

Direktur
Rumah Sakit Pratama Manggelewa

Husni Mubarak

Lampiran.

FORMULIR LAPORAN INSIDEN TINDAK KEKERASAN


RUMAH SAKIT PRATAMA MANGGELEWA

I. DATA PASIEN
Nama :

7
No. Rekam Medis : ……………………………..Ruangan :
……………………
Umur * 0-1 bulan >15 tahun – 30 tahun
>1 bulan – 1 tahun >30 tahun – 65 tahun
>1 tahun – 5 tahun >65 tahun
>5 tahun – 15 tahun
Jenis Kelamin :L/P
Tanggal Masuk :………………………Pukul :
………………………………

II. RINCIAN KEJADIAN


1. Tanggal dan waktu kejadian :
2. Insiden
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………
3. Kronologi Insiden
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………
4. Orang pertama yang melaporkan insiden
 Karyawan : Dokter/perawat/petugas lainnya
 Pasien
 Keluarga/pendamping pasien
 Pengunjung
 ………………………………………………………………(lain-
lain)
5. Insiden menyangkut pasien :
 Pasien rawat inap
 Pasien rawat jalan
 Pasien IGD
 ………………………………………………………………(Lain-
lain)
6. Tempat insiden :
…………………………………………………………………………
(Lokasi)
7. Akibat insiden terhadap pasien :
 Kematian
 Cedera berat/ Irreversibel

8
 Cedera sedang / Reversibel
 Cedera ringan
8. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian dan lainnya :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………

Pembuat : Penerima :
Laporan Laporan

Praf : Paraf :

Tgl Lapor : Tgl Terima :

Anda mungkin juga menyukai