TIM PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................... 1
C. Pengertian.................................................................... 2
BAB II RUANG LINGKUP............................................................. 3
A. Dasar Hukum............................................................... 3
B. Kelompok Beresiko yang Perlu Perlindungan................ 3
C. Penyebab Resiko Kekerasan......................................... 3
D. Penanggung Jawab....................................................... 3
E. Jenis Perlindungan....................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA............................................................... 4
A. Tata Laksana Perlindungan Tindak Kekersasan................ 4
B. Tata Laksana Pelaporan Tindak Kekerasan Fisik............... 5
C. Alur Penanganan/Pelaporan Kekerasan Fisik.................... 6
BAB IV DOKUMENTASI.............................................................. 7
Daftar Pustaka............................................................................ 8
Lampiran.................................................................................... 9
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kekerasan merupakan masalah dalam kesehatan
masyarakat, hukum dan sosial. Masalah kekerasan dapat terjadi
dimana saja termaksud dalam institusi kesehatan. Secara umum
tindakan kekerasan dapat diartikan sebagai penggunaan secara
sengaja kekuatan fisik, ancaman atau kekerasan actual terhadap
diri sendiri, orang lain, atau terhadap kelompok yang
mengakibatkan luka, berakibat besar melukai, mematikan dan
membahayakan psikis.
Konteks sosial menjelaskan bawa kekerasan termaksud
kekerasan fisik dapat terjadi berdasarkan kondisi sosial, tekanan
sosial, berkembangnya perasaan kebencian, mobilisasi untuk
beraksi, dan kontrol sosial. Kekerasan dapat terjadi dimana saja
termkasud institusi kesehatan atau Rumah Sakit. Tindak
kekerasan yang terjadi di Rumah Sakit dapat mempengaruhi mutu
pelayanan, keamanan pasien, dan kesembuhan pasien.
Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit dan Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan maka Rumah Sakit wajib memberikan perlindungan
kepada pasien terhadap terjadinya kekerasan fisik selama
melakukan pengobatan atau tindakan perawatan selama berada di
lingkungan Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Sebagai panduan atau pedoman bagi seluruh staf Rumah Sakit
dalam melaksanakan pelayanan perlindungan pasien terhadap
kekerasan fisik pada kelompok pasien usia lanjut, penderita
cacat, anak-anak/bayi yang dilakukan oleh pengunjung, staf
Rumah Sakit dan pasien lainnya di RS Pratama Manggelewa.
2. Setiap pasien mendapatkan perlindungan selama dirawat di RS
Pratama Manggelewa
3. Seluruh staf Rumah Sakit mampu melaksanakan pengelolaan
pelayanan terhadap perlindungan kekerasan fisik.
C. Pengertian
1. Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau
penganiayaan secara langsung merusak integritas fisik maupun
psikologis dan mencakup antara lain memukul, menendang,
menampar, mendorong, menggigit, mencubit, pelecehan
seksual, dan lain-lain yang dilakukan baik oleh pasien, staf
maupun oleh pengunjung.
2. Menurut Atkinson, tindak kekerasan adalah perilaku melukai
orang lain, secara verbal (kata-kata yang sinis, memaki dan
1
membentak) maupun fisik (melukai atau membunuh) atau
merusak harta benda.
3. Perlindungan pasien adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi hak-hak pasien selama dalam perawatan di
Rumah Sakit dari segala bentuk ancaman dan tindakan yang
akan mengancam fisik, mental dan emosional.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
3
pada saat pertama kali pasien dan keluarga pasien melakukan
pendaftaran di RS Pratama Manggelewa yaitu di unit rawat jalan,
rawat inap dan IGD serta seluruh pelayanan kesehatan yang
tersedia di RS selama pasien medapatkan pelayanan kesehatan.
4
5. Setelah mengisi laooran segera serahkan kepada atasan
langsung.
6. Atasan langsung akan memeriksa laporan apakah kekerasan
fisik yang terjadi dapat diselesaikan pada tingkat kepala
bagian/unit atau memerlukan keputusan yang lebih tinggi.
7. Setelah selesai melakukan investigasi, lakukan sistem
pelaporan investigasi kepada Direktur RS Pratama
Manggelewa.
INSIDEN
KEKERASAN
FISIK
KEPALA UNIT
TEMPAT
KEJADIAN
5
DAPAT TIDAK DAPAT
DISELESAIKAN DISELESAIKAN
PETUGAS
KEAMANAN
DIREKTUR
BAB IV
DOKUMENTASI
6
Setiap kejadian atau insiden tindakan kekerasan harus
terdokumentasi dan dilakukan investigasi secara menyeluruh
untuk dicari penyebab masalah agar kejadian tersebut tidak
terulang lagi. Hasil investigasi dilaporkan ke Direktur RS Pratama
Manggelewa terkait tindakan pencegahan kekerasan fisik terhadap
pasien.
1. Dokumentasi rekam medis pasien.
2. Dokumentasi pelaporan tindakan kekerasan
3. Dokumentasi pencatatan identifikasi pengunjung pasien.
Direktur
Rumah Sakit Pratama Manggelewa
Husni Mubarak
Lampiran.
I. DATA PASIEN
Nama :
7
No. Rekam Medis : ……………………………..Ruangan :
……………………
Umur * 0-1 bulan >15 tahun – 30 tahun
>1 bulan – 1 tahun >30 tahun – 65 tahun
>1 tahun – 5 tahun >65 tahun
>5 tahun – 15 tahun
Jenis Kelamin :L/P
Tanggal Masuk :………………………Pukul :
………………………………
8
Cedera sedang / Reversibel
Cedera ringan
8. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian dan lainnya :
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………
Pembuat : Penerima :
Laporan Laporan
Praf : Paraf :