FIRDAUS
Abstrac: The problem in this research is the number of emerging schools based on
Islam in the midst of society. This has become a positive thing for education in the
Islamic world. But not a few institutions in the name of Islam just to attract sympathy or
interest from the community. So, so as not to get stuck with the words of Islam itself, it
would be nice to see whether the school is based on Islam or the school is only in the
name of Islam alone. The type of this research is qualitative with phenomenological
approach with focus problem of application of education concept according to Al-quran
in TK Islam YLPI Marpoyan. The purpose of this research is to see how far TK Islam
YLPI Marpoyan apply the concept of learning in education. The result of this research
concluded that TK Islam YLPI Marpoyan has been trying to apply the concept of
learning according to Alquran in education. But there is no learning that invites children
to analyze the object of study, although a simple analysis in appropriate with the ability
of learners.
Konsep Belajar Dalam Alquran
Islam sebagai ajaran agama yang
sempurna sangat kaya dengan ide-ide dan
gagasan-gagasan. Paradigma yang salah
yang sudah meracuni pemikiran orang-
orang muslim itu sendiri adalah anggapan
bahwa Islam tersebut hanya mengatur Artinya: “Maka mereka mempelajari dari
dalam permasalahan ibadah semata. keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat)
Islam yang kaya akan ide-ide dan memisahkan antara seorang (suami)
gagasan itu mencakup kepada seluruh dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat
aspek kehidupan manusia. Islam mencelakakan seseorang dengan sihirnya
mengatur masalah ibadah, Islam juga kecuali dengan izin Alaah. Mereka
mengatur masalah kemasyarakatan, sosial mempelajari sesuatu yang mencelakakan,
dan lebih spesifik lagi islam dan tidak memberikan mamfaat bagi
membicarakan juga masalah pendidikan. mereka”.
Perbedaan Islam dan non Islam mengenai Prof. Dr. Hamka menafsirkan ayat al
kerangka berfikir tentang suatu Baqoroh ini sebagai berikut : menurut ahli
persoalan, termasuk konsep ilmu, tafsir kedua orang tersebut adalah Harut
berawal dari perbedaan antara keduanya dan Marut, karena mereka orang yang
dalam memandang dan memberikan baik-baik sampai dikatakan orang seperti
penilaian terhadap alam, manusia dan malaikat. Macam-macam ilmu yang
kehidupan (Utsman, 1968: 22). mereka ajarkan. Ada juga yang meminta
Islam sebagai agama yang diajarkan sihir, mereka tahu ilmu itu,
sempurna membicarakan seluruh aspek tetapi siapa yang hendak belajar
kehidupan manusia. Dari aspek diberinya nasehat terlebih dahulu, supaya
kehidupan yang besar sampai keaspek jangan dipergunakan kepada hal yang
kehidupan yang terkecil. Inilah salah satu buruk, tetapi setelah mereka keluar dari
bentuk kesempurnaan ajaran Islam. tempat gurunya itu mereka
Alquran sebagai panduan hidup pergunakanlah kepada hal yang buruk,
seorang muslim berisikan aturan-aturan, sehingga dapat menceraikan suami
panduan dan pedoman hidup bagi dengan istrinya (Hamka, tt: 340).
Masih menurut Hamka, sebagian ahli ada guru dan juga murid. Fungsi guru
tafsir menceritakan bahwa tiap orang disini adalah membimbing dan
yang akan belajar disuruhnya terlebih menunjukkan arah kepada murid, mana
dahulu pergi buang air kecil. Setelah yang baik dan mana yang harus
orang tersebut kembali lalu ditanyai oleh ditinggalkan. Selain itu guru juga
Harut dan Marut itu, adakah yang keluar? berfungsi sebagai pendidik yang
Kalau hanya air kencing saja yang keluar, mengandung arti sangat luas tidak
belumlah mereka mau mengajar. Tetapi terbatas memberikan bahan-bahan
setelah ada yang mengatakan ada sesuatu pengajaran tetapi menjangkau etika dan
yang keluar dari farajnya, langsung estetika dalam menghadapi tantangan
terbang kelangit, barulah orang tersebut kehidupan (Sanjaya, 2009:160)
diajarnya. Karena iman orang itu telah Selanjutnya menurut M Arifin, guru
keluar dari dalam dirinya, karena yang sebagain pendidik memiliki arti yang
terbang itu adalah imannya. Maka kafirlah sangat luas, tidak terbatas memberikan
dia dan bisalah masuk pelajaran sihir bahan-bahan pengajaran tetapi
kepadanya (Hamka, tt: 340). menjangkau etika dan estetika dalam
Dalam Tafsir Alquran terbitan LSI, menghadapi tantangan kehidupan
menjelaskan bahwa kedua malaikat yang masyarakat (Arifin, 1999: 88).
mempelajari sihir ini, sebenarnya hendak Proses pembelajaran merupakan
memberi peringatan dan kewaspadaan. suatu proses yang mengandung
Keduanya tidak hendak mengajarkan serangkaian perbuatan guru dan siswa
kepada orang lain (Penerbitan Lembaga atas dasar hubungan timbal balik yang
Studi Islam: 2012:257) berlangsung dalam situasi edukatif untuk
Ibnu Katsir dalam tafsirnya mencapai tujuan tertentu. Dalam proses
mengenai ayat ini mengatakan pembelajaran ,tersirat adanya satu
bahwa,orang-orangpun mempelajari ilmu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan
sihir dari Harut dan Marut yang mereka antara siswa yang belajar dan guru yang
gunakan untuk hal-hal yang sangat mengajar. Agar proses pembelajaran
tercela, seperti membuat terjadinya dapat dilaksanakan secara efektif dan
perceraian antara pasangan suami istri, efisien, maka guru mempunyai peranan
padahal tadinya mereka akur dan yang penting dalam mengantarkan
harmonis dan ini termasuk perbuatan peserta didiknya mencapai tujuan yang
syaitan (Ali Syaikh, 2012: 256). diharapkan (Sudjana, 1989: 1).
Berdasarkan pengertian ta’allama Masih berbicara masalah belajar,
(belajar) diatas, maka ayat ini dapat Uzer usman mengatakan bahwa guru
diartikan kepada “ bahwasannya orang- memiliki peran sentral antara lain
orang Yahudi menerima ilmu sihir dari sebagai fasilitator, motivator, pemacu,
Harut dan Marut sebagai hasil pengajaran perekayasa pembelajaran, dan pemberi
keduanya. Dan ilmu yang mereka inspirasi bagi peserta didik (Usman,
dapatkan tersebut sekali-kali tidak 2015:14).
memberikan manfaat kepada mereka. Masalah belajar ini dapat kita lihat
Bahkan ilmu tersebut justru memberikan seperti apa yang telah dijelaskan oleh Prof
mudharat bagi mereka. Hamka yang menafsirkan kata-kata
Ayat diatas menjelaskan kepada kita ta’allama (belajar) yang ada pada ayat ini.
bahwa orangorang Yahudi sebagai Prof Hamka dalam tafsirnya AlAzhar
penuntut ilmu (murid) belajar atau mengatakan bahwa kedua orang tersebut
menuntut ilmu dengan kedua malaikat bernama Harut dan Marut. Karena dia
Harut dan Marut. Apabila kita lihat dalam orang baik-baik maka sampai dikatakan
kontek ini bahwa dalam belajar haruslah orang seperti Malaikat. Macam-macam
ilmu yang mereka ajarkan. Ada juga yang demikian) ? Bagaimana kamu mengambil
minta diajarkan sihir, dan mereka tahu keputusan? Atau apakah kamu mempunyai
ilmu sihir itu, tetapi siapa yang hendak kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu
belajar diberinya nasehat terlebih dahulu pelajari? Sesungguhnya kamu dapat
supaya jangan digunakan kepada hal yang memilih apa saja yang ada disalamnya”.
buruk (Hamka: 1981: 340). Pada ayat yang ke 36 dan 37 Allah
Hal seperti inilah yang menunjukkan Swt menggunakan pertanyaan
bahwa salah satu fungsi seorang guru “Bagaimana kamu mengambil keputusan?
adalah membimbing anak didiknya untuk atau apakah kamu mempunyai kitab (yang
mengenal mana yang baik dan mana yang diturunkan Allah) yang kamu pelajari?
buruk. Kepada hal hal yang buruk sudah Apabila kita perhatikan secara
sepantasnyalah seorang guru seksama firman Allah pada ayat yang
menasehatkan kepada anak didiknya ke37 berbunyi yang Artinya: “Atau
untuk meninggalkan perbuatan tersebut apakah kamu mempunyai kitab (yang
seperti apa yang telah dilakukan oleh diturunkan Allah) yang kamu pelajari?”.
Harut dan Marut diatas. Ini adalah suatu pertanyaan Allah
Ungkapan alquran “Wa kepada orang-orang pendosa tersebut
yata’allamuna minhuma ma yadhurruhum dengan pertanyaaan apakah mereka
wala yan fa’uhum menggambarkan bahwa diberikan kitab oleh Allah dan apakah
sesuatu yang dipelajari tersebut haruslah mereka mempelajarinya? Dari kata-kata
sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan diatas dapat kita ambil suatu kesimpulan
manusia (Kadar, 2013: 36). Jika objek bahwa belajar dapat juga dilakukan
yang dipelajari tersebut tidaklah dengan sendirian atau yang sering kita
bermanfaat, maka Islam melarang kita kenal dengan otodikdak. Karena dengan
untuk mempelajari hal tersebut, karena otodikdak seseotrang juga akan
akan mengakibatkan sesuatu kerusakan mendapatkan ilmu pengetahuan.
dan sesuatu yang kurang baik bagi Salanjutnya Allah berfirman pada
penuntut ilmu itu sendiri. ayat selanjutnya yang berbunyi Artinya:
Oleh karena itulah, islam melarang “Sesungguhnya kamu dapat memilih apa
manusia untuk menuntut ilmu sihir, saja didalamnya”.
karena ilmu tersebut tidak mendatangkan Ayat diatas menerangkan kepada
manfaat bahkan sebaliknya kita bahwa setelah belajar hendaklah kita
mendatangkan mudharat bagi kehidupan menganalisa apa yang telah kita pelajari.
manusia itu sendiri. Setelah Allah menanyakan apakah orang-
Selanjutnya al-quran juga orang pendosa tersebut mempelajari
menggunakan kata darasa yang kitab Allah, selanjutnya Allah menyuruh
mempunyai arti mempelajari. Hal ini mereka untuk memilih atau menganalisa
dapat kita lihat pada al Qalam ayat 34-38: apa yang telah mereka pelajari.
ت اﻟﻧﱠ ِﻌﯾْمِ أَﻓَﻧَﺟْ ﻌَ ُل ِ إِنﱠ ِﻟ ْﻠ ُﻣﺗ ﱠ ِﻘﯾْنَ ِﻋ ْﻧ َد رَ ِﺑّ ِﮭ ْم َﺟﻧﱣ Maka dapat kita simpulkan bahwa
َا ْﻟ ُﻣ ْﺳﻠِﻣِ ﯾْنَ ﻛَﺎ ْﻟﻣُﺟْ رِ ﻣِ ﯾْنَ ﻣَﺎ ﻟَ ُﻛ ْم ۗ َﻛﯾْفَ ﺗ َﺣْ ُﻛﻣُوْ ن dalam suatu pembelajaran haruslah ada
proses analisa yang dilakukan oleh orang
أ َ ْم ﻟَ ُﻛ ْم ِﻛﺗٰبٌ ﻓِ ْﯾ ِﮫ ﺗَدْرُ ﺳُوْ نَ إِنﱠ ﻟَ ُﻛ ْم ﻓِ ْﯾ ِﮫ ﻟَﻣَﺎ yang belajar. Analisa ini akan menjadikan
َﺗ َ َﺧﯾﱠرُ وْ ن seseorang tersebut dapat melihat suatu
Artinya: “Sungguh, bagi orang-orang yang permasalahan dengan jelas dan dapat
bertaqwa (disediakan) surga yang penuh menentukan mana yang baik dan mana
kenikmatan disisi Tuhannya. Apakah patut yang buruk yang harus mereka
Kami memperlakukan orang-orang Islam tinggalkan.
itu seperti orang-orang yang berdosa Hasil analisa dalam pembelajarn
(orang kafir)? Mengapa kamu (berbuat tersebut haruslah menjadi temuan
(pengetahuan yang baru) yang harus dari apa yang disembah oleh nenek
menjadi pedoman dan menjadi teori-teori moyangmu,” dan mereka berkata, “(Al-
yang baru yang memperkaya khazanah Quran) ini tidak lain hanya lah
ilmu pengetahuan, sehingga pengetahuan kebohongan yang diada-adakan saja. “Dan
tersebut semakin lama semakin orang-orang kafir berkata terhadap
berkembang dan selalu terperbaharui. kebenaran ketika kebenaran (al-quran) itu
Ayat diatas menggambarkan kepada datang kepada mereka, “ini tidak lain
kita bahwa prilaku merupakan efek dari hanyalah sihir yang nyata. “Dan kami tidak
apa yang dipelajari (Kadar, 2013: 43). pernah memeberikan kepada mereka
Orang kafir setelah dia menerima kitab- kitab-kitab yang mereka baca dan kami
kitab dari Allah sswt mereka memilah- tidak pernah mengutus seorang pemberi
milah dan mengamalkan menurut peringatan kepada mereka sebelum
kehendak dari mereka sendiri. Hal engkau (Muhammad)”.
tersebut dilihat dari kehidupan dan Orang kafir menolak ajaran yang
tingkah laku mereka sehari-hari. disampaikan Rasul, mereka
Ayat diatas juga menunjukkan menganggapnya sebagai dongeng dan
kepada kita bahwa orang-orang kafir sihir. Mereka sangat fanatik dengan
tersebut setelah diturunkannya kitab kepercayaan nenek moyang. Seakan-akan
kepada mereka dan mereka hal itu telah mereka pelajari dari al-Kitab
mempelajarinya. Akan tetapi apa yang atau dari rasul yang diutus kepada
mereka pelajari tersebut tidak mereka. Padahal mereka tidak pernah
memberikan bekas yang baik pada diri diberi al-Kitab dan juga tidak pernah
mereka sendiri. Sehingga Allah swt diutus seorang Rasul, yang memberi
menyatakan dalam ayat sebelumnya peringatan. Pernyataan ayat ini secara
“Apakah patut Kami memperlakukan implicit menggambarkan begitu eratnya
orang-orang Islam itu seperti orang-orang kaitan perillaku dengan belajar.
yang berdosa (orang kafir)”. Selanjutnya untuk menyatakan
Inilah yang menunjukkan kepada belajar, alquran menggunakan kata-kata
kita bahwa orang-orang kafir, setelah Tadzakkara. Allah menggunakan kata-
mereka diberikan kitab oleh Allah swt kata tadzakkara salah satunya dalam
mereka tetap berbuat dosa kepada Allah. surat az-Zumar (39) ayat 9 yang berbunyi
Jadi apa yang mereka pelajari dari kitab ۗ َﻗُﻞْ ھَﻞْ ﯾَ ْﺴﺘَﻮِى ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ ﯾَ ْﻌﻠَﻤُﻮنَ وَ ٱﻟﱠﺬِﯾﻦَ َﻻ ﯾَ ْﻌﻠَﻤُﻮن
tersebut tidaklah meninggalkan bekas ﺐ
ِ إِﻧﱠﻤَﺎ ﯾَﺘَﺬَﻛﱠﺮُ أ ُ۟وﻟُﻮ ۟ا ْٱﻷ َ ْﻟ َٰﺒ
pada tingkah laku mereka.
Artinya: “Apakah sama orang-orang yang
Kata Darasa juga digunakan oleh
mengetahui dengan orang yang tidak
Allah dalam surat Saba’ ayat 43-44 yang
mengetahui?” sesungguhnya hanya orang-
berbunyi:
orang yang berakal sehatlah yang dapat
ت ﻗَﺎﻟُﻮا ﻣَﺎ َٰھﺬَا إ ﱠِﻻ ٍ ﻋ َﻠ ْﯿ ِﮭ ْﻢ آﯾَﺎﺗُﻨَﺎ ﺑَ ِﯿّﻨَﺎ
َ وَ إِذَا ﺗُﺘْﻠ َٰﻰ menerima pelajaran”.
ﺼﺪﱠ ُﻛ ْﻢ َﻋﻤﱠﺎ ﻛَﺎنَ ﯾَ ْﻌﺒُﺪُ آﺑَﺎ ُؤ ُﻛ ْﻢ ُ َرَ ُﺟ ٌﻞ ﯾ ُِﺮﯾﺪُ أ َنْ ﯾ Imam Ali Ash Shobuni dalam
َوَ ﻗَﺎﻟُﻮا ﻣَﺎ َٰھﺬَا إ ﱠِﻻ إِﻓْﻚٌ ُﻣ ْﻔﺘ َﺮً ى ۚ وَ ﻗَﺎ َل اﻟﱠﺬِﯾﻦ tafsirnyaShofwatu Tafasir mengatakan,
Baahwasannya orang-orang yang dapat
ٌَﻖ ﻟَﻤﱠﺎ ﺟَﺎ َء ُھ ْﻢ إِنْ َٰھﺬَا إ ﱠِﻻ ﺳِﺤْ ﺮٌ ُﻣﺒِﯿﻦ ِ ّ َﻛﻔَﺮُ وا ِﻟ ْﻠﺤ mengambil ‘Ibrah ataupun pelajaran dan
َ ْﺐ ﯾَﺪْرُ ﺳُﻮ َﻧﮭَﺎ ۖ وَ ﻣَﺎ أ َر
ﺳ ْﻠﻨَﺎ ٍ ُ وَ ﻣَﺎ آﺗَ ْﯿﻨَﺎ ُھ ْﻢ ﻣِ ﻦْ ُﻛﺘ orang-orang yang dapat menerima
ِﯾﺮ ٍ ﻧَﺬ ﻣِ ﻦ َﻗَ ْﺒﻠَﻚ إِﻟَ ْﯿ ِﮭ ْﻢ nasehat adalah orang-orang yang berakal
Artinya: “Dan apabila dibacakan kepada sehat (Ash-Shobuni: 1401: 72). Artinya
mereka ayatayat Kami yang terang, orang yang tidak memiliki akal yang sehat
mereka berkata, “orang ini tidak lain dia tidak akan dapat menerima pelajaran
hanya ingin menghalang-halangi kamu dari orang lain.
mearasakan dan memegang benda yang tersebut. Menurut beliau dengan peserta
diterangkan oleh guru tersebut. didik menemukan sendiri pengetahuan
Menurut ibu Andri Yanindi S.Pd. tersebut, maka pengeratahuan tersebut
tujuan dari dilakukan penegenalan objek akan tersimpan lama dalam memori anak
secara langsung kepada peserta didik dan tidak cepat hilang.
anak didik tadi mengenal dan mengetahui Berdasarkan pengamatan yang
objek yang akan dipelajari tersebut. dilakukan oleh peneliti dilapangan, yang
Sebagai contoh, ketika guru tersebut peneliti sendiri terjun keobjek penelitian,
ingin mengenalkan benda berupa payung, peneliti melihat bahwa dalam proses
maka guru tersebut langsung membawa pendidikannya para guru mengenalkan
payung dan mendemonstrasikan payung objek secara langsung kepada siswa. Hal
tersebut dihadapan anak didiknya. ini dapat dilihat pada saat guru
Sehingga pembelajaran yang seperti ini menerangkan benda-benda yang masih
lebih berkesan dan bermakna untuk para asing bagi siswa.
anak didik. Dalam hal ini guru tidak hanya
Selanjutnya, masih menurut guru menerangkan objek tersebut secara
tersebut, pembelajaran yang seperti ini verbal. Akan tetapi guru langsung
akan memberikan bekas pembelajaran menghadirkan benda yang diterangkan
yang lama pada peserta didik. Karena tersebut dihadapan siswa. Sehingga siswa
peserta didik langsung diberikan dapat menyaksikan dan mengenal objek
pengalaman dan juga peserta didik yang asing tersebut secara langsung.
merupakan pelaku dari proses Ternyata apa yang dilakukan oleh
pembelajaran tersebut. guru tersebut sangat menyenangkan bagi
Menurut ibu Andri Yanindi,S.Pd, siswa. Karena siswa menjalani suatau
pembelajaran seperti inilah yang akan pengalaman yang baru dalam
memberikan pengaruh kepada diri kehidupannya sekaligus mengenal
peserta didik. Pengalaman langsung yang sesuatu secara langsung terhadap benda
didapat oleh peserta didik akan yang belum pernah dilihatnya.
memberikan pengaruh yang positif bagi Tidak hanya sebatas itu,
peserta didik. peneganalan objek secara langsung juga
Senada dengan hal tersebut slah memberikan dampak positif bagi
seorang guru yang bernama Umi Hasna perkembangan kognitif peserta didik.
S.Pd juga mengakui bahwa proses belajar Dengan mengenal objek yang asing, guru
mengajar yang langsung melibatkan dapat merlangkah ketingkat yang lebih
peserta didik dengan objek pelajaran akan tinggi pada manfaat ataupun kegunaan
memberikan pengaruh yang sangat besar dari benda tersebut.
bagi peserta didik. Masih menurut beliau, Disini peneliti mengamati bahwa
salah satu pengaruhnya adalah setelah para siswa mengenal sesuatu
pengetahuan yang didapati siswa akan objek, maka guru dapat menjelaskan dari
lebih lama terseimpan dan akan fungsi ataupun kegunaan dari benda
menimbulkan kesan yang positif bagi tersebut dan siswa dapat
siswa tersebut. mengimajinasikannya dalam kehidupan
Selanjutnya, menurut hasil mereka sehari-hari.
wawancara dengan Ibu Andri Yanindi Dari pengamatan yang peneliti
S.Pd, beliau mengatakan bahwa pola lakukan dapatlah ditarik suatu
pengajaran yang diterapkan di TK Islam kesimpulan bahwa apa yang diajarkan
YLPI adalah merangsang siswa untuk dan dilakukan oleh guru tersebut telah
mencari pengetahuan tersebut serta menimbulkan suatu efek positif dan juga
menemukan sendiri pengetahuan perubahan pada peserta didik. Karena
prinsip yang mendasar dalam suatu yang bersangkutan memeinta maaf dan
pengajaran adalah perubahan. membersihkan sampah tersebut.
Dari proses belajar mengajar dikelas Menasehati dan menegur
siswa memperoleh ilmu pengetahuan. Hal merupakan suatu proses pendidikan dan
ini peneliti lihat dari banyaknya siswa juga pembelajaran. Dimana nasehat dan
yang belum mengenal huruf-huruf vokal. suatu teguran tersebut merupakan suatu
Setelah guru menerangkan dan metode dalam dunia pendidikan. Dengan
menunjukkan bentuk dari huruf vokal menasehati berarti seorang guru telah
tersebut siswa sudah mengenalnya. memberikan ilmu dan pengetahuan
Pengetahuan siswa terhadap huruf- kepada anak didiknya. Dengan
huruf vokal ini menurut penulis inilah menasehati guru telah menanamkan
salah satu bentuk bahwa siswa tersebut suatu prinsip yang baik bagi anak
telah memperoleh ilmu pengetahuan. didiknya.
Berarti perolehan ilmu pengetahuan Dampak ataupun efek fositif terjadi
tersebut adalah efek dari suatu proses pada saat itu juga. Peneliti melihat setelah
belajar mengajar yang telah dilakukan guru tersebut menegur dan menasehati
oleh guru dikelas. murid yang bersangkutan, terjadi suatu
Berdasarkan keterangan dari guru perubahan pada anak itu. Anak tersebut
yang bernama Umi Hasna, bahwasannya langsung membersihkan sampah yang
setelah mengalami proses belajar dibuatnya tadi.
mengajar ada pengaruh yang baik atau Selanjutnya peneliti melihat bahwa
perubahan kejalan yang lebih baik lagi di TK Islam YLPI Marpoyan telah
yang dialami oleh siswa. Pengaruh- dibimbing oleh tenaga pendidik dan
pengaruh yang timbul tersebut baik dari guru-guru yang cukup mumpuni. Hal ini
segi kognitif siswa maupun pengaruh telah memenuhi persyaratan dari suatu
yang ditunjukkan oleh sikap siswa itu proses belajar mengajar yang
sendiri. mempersyaratkan adanya seorang guru.
Dari pengamatan peneliti yang Guru tadilah yang membimbing siswa-
peneliti sendiri melihat bahwasannya siawanya dalam belajar dan menuntut
setelah melalui proses belajar mengajar, ilmu.
dalam hal ini pelajaran menulis adanya Yang belum peneliti temukan
suatu perubahan dari segi kognitif siswa dalam proses belajar mengajar di TK YLPI
antara sebelum dan sesudah terjadinya Marpoyan adalah belum adanya proses
proses belajar. Sebelum belajar siswa analisis dalam pembelajaran. Walaupun
kesulitan dalam menuliskan huruf-huruf analisis yang sederhana. Guru tidak
yang bersambung. Akan tetapi, setelah pernah menanyakan kepada anak
melewati proses belajar mengajar yang didiknya mengapa seperti ini dan
dilakukan dikelas, siswa dapat menulis, mengapa bisa terjadi seperti itu. Ini
walaupun siswa tersebut menulis masih menunjukkan bahwa proses belajar
tertatih-tatih. Akan tetapi dapat kita lihat mengajar di TK Islam YLPI belumlah
perubahan yang baik secara kognitif pada melatih dan menerapkan konsep analisis
murid tersebut. pada anak didiknya.
Dari segi sikap peneliti melihat
perubahan tersebut dalam suatu kasus PENUTUP
dimana seorang siswa mengotori tempat Dari urain data diatas dan hasil
belajarnya dengan rautan pinsilnya. triangulasi data antara wawancara
Melihat hal tersebut seorang guru datang kepada guru dan pengamatan peneliti,
menegur dan menasehati perbuatan maka peneliti mengambil suatu
murid yang bersangkutan. Dan murid kesimpulan bahwa TK Islam YLPI dalam