Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin meningkatnya kebutuhan transportasi umum di Indonesia,
pembangunan infrastruktur dalam bidang transportasi juga semakin meningkat.
Seperti pembangunan infrastruktur jalan, baik pembangunan jalan baru maupun
peningkatan kualitas terhadap infrastruktur yang sudah ada.Jalan adalah prasarana
transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah
dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).
Semua infrastuktur memiliki masa layan, dengan kata lain semua struktur
yang dirancangakan gagal pada suatu titik tertentu, tetapi umur dari suatu struktur
ditentukan oleh aktivitas pemeliharaan dan perbaikan (Bhatt dkk, 2013).
Mengacu dari pendapat tersebut, tentunya pemeliharaan (maintenance) dan
perbaikan (rehabilitation) perlu dilakukan secara sistematis dan berkala pada
suatu ruas jalan tertentu, guna mempertahankan kondisi suatu ruas jalan agar
selalu dalam kondisi prima, untuk melayani beban kendaraan yang melewati jalan
tersebut. Dalam upaya perawatan perkerasan jalan, perlu adanya pemeriksaan dan
pemeliharaan berkala. Salah satu metode pemeriksaan kualitas perkerasan jalanya
itu adalah dengan survei analisis lendutan jalan dengan menggunakan metode
LWD (Light Weight Deflectometer) dan BB (Benkelmen Beam) dimana kedua
metode ini bersifat tidak merusak NDT (Non Destruction Test).
Menurut Rosyidi (2004), metode NDT lebih hemat karena dapat dikerjakan
di tempat atau lapangan tanpa memerlukan waktu yang lama. Metode NDT yang
berkembang saat ini diantaranya Benkelman Beam (BB), Falling Weight
Deflectometer (FWD), Light Weight Deflectometer (LWD), Spectral Analysis of
Surface Wave (SASW), Ground Penetrating Radar, dan Rolling Dynamic
Deflectometer.

1
2

Sesuai metode NDT, BB dan LWD merupakan metode yang telah digunakan
dan berkembang hingga saat ini. BB merupakan alat untuk mengukur lendutan
balik dan lendutan langsung perkerasan yang menggambarkan kekuatan struktur
perkerasan jalan untuk mengetahui tebal lapis tambahan. Tebal lapis tambahan
(overlay) merupakan lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas konstruksi
perkerasan yang ada dengan tujuan untuk meningkatkan kekuatan struktur
perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama
kurun waktu yang akan datang, sedangkan LWD merupakan alat untuk mengukur
deformasi vertikal oleh massa jatuh sehingga menggambarkan kekuatan struktur
perkerasan jalan serta mengetahui modulus elastisitasnya.
Berdasarkan penjelasan yang dijabarkan sebelumnya, maka topik utama
yang diambil pada penelitian ini adalah “penilaian struktural jalan menggunakan
alat light weight deflectometer dengan studi kasus ruas jalan Klangon-Tempel km
21+000-23+000 Kec. Moyudan, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta”.
Adapun pemilihan lokasi ini dikarenakan, ruas jalan Klangon-Tempel memiliki
tingkat pertumbuhan dan pembebanan lalu lintas yang cukup tinggi utamanya
pada hari libur, dengan intensitas kendaraan yang melewati adalah kendaraan
berat baik pada pagi ataupun sore hari, sehingga penulis memutuskan untuk
melakukan penelitian pada lokasi ini untuk mengetahui kinerja dan kekuatan
perkerasan jalan secara struktural, guna mengakomodasi pertumbuhan dan
pembebanan lalu lintas yang semakin meningkat.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Bagaimana menentukan modulus elastisitas struktur perkerasan jalan
dengan metode Light Weight Deflectometer (LWD).
2. Bagaimana kualitas struktur perkerasan jalan dengan metode Light
Weight Deflectometer (LWD) untuk mengukur lendutan yang
menggambarkan kekuatan stuktur perkerasan jalan.
3

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Menilai kondisi struktur jalan menggunakan alat Light Weight
Deflectometer (LWD)
2. Membandingkan lendutan dari alat Benkelman Beam (BB) dan Light
Weight Deflectometer (LWD).
3. Menentukan modulus elastisitas pada permukaan dan subgrade
perkerasan jalan dengan metode Light Weight Deflectometer (LWD).
4. Menghitung structural number (SN) bedasarkan AASHTO 1993.

D. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Penelitian dilakukan pada perkerasan jalan lentur.
2. Penelitian dilakukan pada ruas jalan Klangon-Tempel, Kecamatan
Moyudan, Kabupaten Sleman. Daerah Istimewa Yogyakarta
menggunakan alat Light Weight Deflektometer (LWD) darista 21+000-
23+000.
3. Data untuk metode Benkelman Beam (BB) merupakan data dari
penelitian Perancangan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur
(Overlay) Dengan Metode Lendutan Balik Menggunakan Alat
Benkelman Beam pada ruas jalan Klangon-Tempel KM 21+000-
23+000 Kec. Moyudan, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
(Solihat, 2017) sebagai data sekunder.
4. Penelitian ini tidak menganalisis tebal lapis tambahan pada ruas jalan
Klangon-Tempel KM 21+000-23+000 Kec. Moyudan, Kab. Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Dapat menjadi bahan rujukan untuk menentukan nilai kondisi
perkerasan jalan untuk Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga.
4

2. Menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan tentang penilaian


perkerasan jalan berdasarkan metode Benkelman Beam (BB) dan Light
Weight Deflectometer (LWD).

F. Keaslian Penelitian
Tugas akhir dengan judul “Perbandingan Alat Benkelman Beam Dan Light
Weight Deflectometer Dengan Metode Lendutan Balik (studi kasus: ruas jalan
Klangon-Tempel KM 21+000-23+000 Kec. Moyudan, Kab. Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta)” disetujui, dan telah melalui tahap pengujian kepustakaan,
sehingga diketahui belum ada tugas akhir yang mengangkat permasalahan ini,
penelitian ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku dan
literatur-literatur yang sesuai dengan kajian permasalahan dalam penulisan tugas
akhir ini, sehingga hasil kajian dalam tugas akhir ini dapat dikatakan actual dan
asli serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai