DI SUSUN OLEH:
Palembang,oktober 2020
DAFTAR ISI
Kata
pengantar ...................................................................................
i
Daftar
isi ...........................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................... 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Quran menurut Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan". Sedangkan
dari segi kebahasaan, sesuatu yang dibaca berulang-ulang".
Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata
kerja qara'a yang artinya membaca. Al Qur’an diturunkan
secara beransur-ansur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari
atau 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan 10 tahun di Madinah.
Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan dari langit oleh Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril a’s.
Sejarah penurunannya selama 23 tahun secara berangsur-
angsur telah memberi kesan yang sangat besar dalam
kehidupan seluruh manusia. Al- quran diturunkan dalam 2
periode yaitu periode mekkah dan periode madinah. Sejarah
kodifikasi Al- quran diturunkan dari zaman Rasullah SAW ,
zaman Khalifah Abu Bakar as Sidiq, zaman khalifah Umar bin
Khatab, zaman khalifah Usman bin. Al-Qur’an sebagai kitab suci
terbesar telah menyedot perhatian banyak orang. Dalam
pandangan umat islam, al-Qur’an merupakan teks yang
diwahyukan Allah SWT kepada nabi Muhammad sebagai
pedoman dan petunjuk bagi manusia. kitab suci ini diturunkan
untuk menjawab persoalan-persoalan nyata yang muncul di
tengah kehidupan manusia. Ia adalah kitab bacaan yang
mendapatkan kedudukan istimewa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penurunan Al-qur’an dari masa ke
masa?
2. Apa faktor pendorong adanya penulisan Al-Qur’an?
3. Turunnya sesuatu ayat sesuai dengan peristiwa-peristiwa
yang terjadi akan lebih mengesankan dan lebih berpengaruh di
hati.
4. Memudahkan penghafalan. Orang-orang musyrik yang telah
menayakan mengapa Al Qur’an tidak diturunkan sekaligus.
BAB II
TINJAUAN UMUM SEJARAH AL-QUR’AN
C. Pengertian al-qur’an
Quran menurut Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan". Sedangkan
dari segi kebahasaan, sesuatu yang dibaca berulang-ulang".
Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata
kerja qara'a yang artinya membaca. AL-Quran di turunkan
dalam tempo 22 tahun,2 bulan,222 hari,yaitu mulai malam 17
Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi Muhammad
SAW,sampai 9 Dzulhijjah Haji Wada’ tahun 63 dari kelahiran
Nabi atau tahun 10 H. Al-Qur’an sebagai kitab suci terbesar
telah menyedot perhatian banyak orang. Dalam pandangan
umat islam, al-Qur’an merupakan teks yang diwahyukan Allah
SWT kepada nabi Muhammad sebagai pedoman dan petunjuk
bagi manusia. kitab suci ini diturunkan untuk menjawab
persoalan-persoalan nyata yang muncul di tengah kehidupan
manusia. Ia adalah kitab bacaan yang mendapatkan kedudukan
istimewa.
D. Hikmah Diturunkan Al-Quran Secara Beransur-Ansur
Al Qur’an diturunkan secara beransur-ansur dalam masa 22
tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan
10 tahun di Madinah. Hikmah Al Qur’an diturunkan secara
beransur-ansur itu ialah:
1. Agar lebih mudah difahami dan dilaksanakan. Orang tidak
akan melaksanakan suruhan, dan larangan sekiranya suruhan
dan larangan itu diturunkan sekaligus banyak. Hal ini
disebutkan oleh Bukhari dan riwayat ‘Aisyah r.a.
BAB III
ANALISA PEMBAHASAN
Al Qur’an diturunkan secara beransur-ansur dalam masa 22
tahun 2 bulan 22 hari atau 23 tahun, 13 tahun di Mekkah dan
10 tahun di Madinah. Sebagai umat Islam, kita haruslah
berpegang kepada Al-Quran dengan membaca, memahami dan
mengamalkan serta menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang
mencintai dan mendalaminya akan mengambil iktibar serta
pengajaran, lalu menjadikannya sebagai panduan dalam meniti
kehidupan dunia menuju akhirat yang kekal abadi. Pada
permulaan Islam, kebanyakan orang bangsa Arab Islam adalah
bangsa yang buta huruf, amat sedikit di antara mereka yang
tahu menulis dan membaca. Mereka belum mengenal kertas
seperti kertas yang ada sekarang. Perkataan “al waraq” (daun)
yang digunakan dalam mengatakan kertas pada masa itu
hanyalah pada daun kayu saja. Kata “al qirthas” digunakan oleh
mereka hanya merujuk kepada benda-benda (bahan-bahan)
yang mereka pergunakan untuk ditulis seperti kulit binatang,
batu yang tipis dan licin, pelepah tamar tulang binatang dan
sebagainya. Sesudah wafatnya Nabi Muhammad barulah
mereka mengetahui kertas. Orang Persia menamakan kertas itu
sebagai “kaqhid”. Walaupun kebanyakkan bangsa Arab Islam
pada masa itu masih buta huruf, namun mereka mempunyai
ingatan yang amat kuat. Memelihara dan meriwayatkan syair-
syair dari pujangga-pujangga dan penyair-penyair mereka,
peperangan-peperangan yang terjadi di antara mereka,
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat dan
kehidupan adalah kepada hafalan semata-mata.
Faktor pendorong penulisan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar
adalah adanya kekhawatiran hilangnya ayat Al-Qur’an akibat
kematian sejumlah besar para penghafal dan para pembaca
dalam peperangan. Hal ini disebabkan karena ayat Al-Qur’an
dalam bentuk tulisan yang dimiliki para pembaca dan penghafal
dapat hilang karena kematiannya, dan sebagaimana kita tahu
bahwa penghimpunan Al-Qur’an harus disandarkan pada
hafalan dan tulisan. Oleh karena itu, lembaran-lembaran
(shuhuf) yang menghimpun ayat Al-Qur’an pada masa Abu
Bakar telah mendapatkan perhatian besar dan lembaran-
lembaran tersebut berada ditangan Abu Bakar sampai Allah
mewafatkannya, kemudian berpindah tangan kepada Umar
sampai Allah mewafatkannya. Kemudian beralih ke tangan
Hafshah sampai pada masa Utsman r.a. yang memintanya dari
Hafshah untuk dihimpun ketiga kalinya. Utsman melakukannya
dengan menyederhanakan tulisan mushaf pada satu huruf dari
tujuh huruf yang dengannya Al-Qur’an turun.
BAB IV
PENUTUP
J. Kesimpulan
Al- qur’an diturunkan oleh Nabi Muhammad SAW dengan
cara berangsur – angsur , sebagai pedoman hidup, al- quran
merupakan kitab yang paling sempurna dari kitab lainnya .
dikarenakan di dalam al – Qur’an terdapat peraturan –
peraturan yang dapat menyelamatkan manusia dari
kesengsaraan, dari keadaan hina , dan dari segala kejelekan
selama hidup di dunia sampai akhirat kelak.
k. Saran
Sebagai umat Islam, kita haruslah berpegang kepada Al-Quran
dengan membaca, memahami dan mengamalkan serta
menyebarluas ajarannya. Bagi mereka yang mencintai dan
mendalaminya akan mengambil iktibar serta pengajaran, lalu
menjadikannya sebagai panduan dalam meniti kehidupan dunia
menuju akhirat yang kekal abadi.
[1] Kamaludin Marzuki, `Ulumul Qur,an, hal.68
[2] Al-Qaththan,op,.Cit..,hlm 126
[3] Ash-Shalih, ,. Cit,. Hlm 77
[4] Al-Shalih, op,. Cit,. Hlm 81
[5] Shalih, op. Cit., hlm. 89-91
[6] ibid
[7] Al-Qaththan, op. Cit, hlm. 146-147.
[8]Ulum qur’an, hal 51.
[9] Ash-Shalih, op. Cit, 277