Anda di halaman 1dari 16

WARTA ARDHIA

Jurnal Perhubungan Udara

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) di


Indonesia

The Implementasion of Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B in


Indonesia

Yati Nurhayati dan Susanti


Pusat Litbang Perhubungan Udara, Jl. Merdeka Timur no. 5, Jakarta Pusat 10110
email: litbang_udara@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK

Histori Artikel: Teknlologi ADSB is a new technology in the observation plane


Diterima: 11 Agustus 2014 which is a combination of global positioning system (GPS), so that the
Direvisi: 12Sept 2014 aircraft can be traced to the position, velocity, wind direction, and
Disetujui: 15Sept 2014 altitude. This tool can be installed in the aircraft or ground stations
and more superior than the radar.
Keywords:
ADS-B is indeed a revolutionary look, start with only the antenna
ADS-B, .navigation, radar
and the tool less than for a small refrigerator can detect aircraft and
Kata kunci: air traffic displays.
ADS-B, navigasi, radar Automatic Dependent Surveillance- Broadcast (ADS-B) is a
detection technology where each plane passing owned transponder
emits every two times per second information altitude, position, speed,
direction, and other information to ground stations and other
aircraft. This information is obtained from the information the Global
Positioning System (GPS) or backup Flight Management System (FMS)
in each plane.

Teknlologi ADSB adalah teknologi baru dalam pengamatan


pesawat terbang yang merupakan kombinasi global positioning
system (GPS), sehingga pesawat bisa terlacak posisi, kecepatan,
arah angin, dan ketinggian. Alat ini bisa dipasang di pesawat atau
stasiun darat dan lebih unggul dari radar.
ADS-B ini memang terlihat revolusioner, dengan hanya berbekal
antenna dan alat kurang dari sebesar lemari es kecil dapat
mendeteksi pesawat terbang dan menampilkan lalu lintas udara.
Automatic Dependent Surveillance- Broadcast (ADS-B) adalah
teknologi pendeteksi dimana setiap pesawat lewat transponder
yang dimiliki memancarkan setiap dua kali dalam tiap detik
informasi ketinggian, posisi, kecepatan, arah, dan informasi lainnya
ke stasiun darat dan pesawat lainnya. Informasi ini didapat dari
informasi Global Positioning System (GPS) atau backup Flight
Management System (FMS) yang ada di pesawat masing-masing.
.

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 147


Susanti)
PENDAHULUAN dari informasi Global Positioning System
Keselamatan transportasi udara (GPS) atau backup Flight Management
merupakan faktor penting dan utama System (FMS) yang ada di pesawat
dalam penyelenggaraan pelayanan masing-masing.
penerbangan termasuk di dalamnya Diagram ADS-B- Setiap pesawat
pelayanan navigasi penerbangan. memancarkan sinyal data-data kondisi
Sementara itu pelayanan navigasi penerbangan yang dibantu satelit GPS,
penerbangan dapat diberikan secara via transponder yang dimiliki dan
maksimal oleh penyelenggara bandar ditangkap station base darat untuk
udara ketika didukung oleh fasilitas diteruskan ke ATC.
bandar udara yang baik. Letak perbedaan Radar dengan ADB-S
Seiring dengan perkembangan ada pada cara kerjanya. Pola sistem
teknologi yang semakin hari semakin stasiun, perangkat penerima ADB-S
canggih, fasilitas pendukung pelayanan menunggu dan menerima transmisi dari
navigasi penerbangan pun semakin pesawat yang berisi sejumlah informasi
berkembang dengan cepat. Penggunaan mengenai posisinya secara berkala.
teknologi peralatan navigasi Dalam hal ini informasi ditranmisikan
penerbangan yang awalnya masih menggunakan Global Positioning System
konvensiaonal yakni menggunakan radar (GPS) dan Mode-S, sehingga inegritas
kini perlahan mulai beralih ke Automatic data terkirim tidak berkurang, sejalan
Dependent Surveillance-Broadcast (ADS- dengan jarak antara stasiun pemancar
B). dan stasiun penerima yang semakin
Teknlologi ADSB adalah teknologi menjauh. “Pembagian informasi akan
baru dalam pengamatan pesawat posisi, kecepatan, arah dan ketinggian
terbang yang merupakan kombinasi pesawat dengan pesawat lain pada
global positioning system (GPS), radius tertentu tersaji lebih akurat. ACT
sehingga pesawat bisa terlacak posisi, pun sangat terbantukan dalam
kecepatan, arah angin, dan ketinggian. mengendalikan penerbangan di suatu
Alat ini bisa dipasang di pesawat atau ruangan udara dan menjadi elemen
stasiun darat dan lebih unggul dari radar. kritikal dalam koordiansi antar flight
ADS-B ini memang terlihat information region. Pada teknologi ADB-
revolusioner, dengan hanya berbekal S semua hal itu mampu dicapai.
antenna dan alat kurang dari sebesar Informasi yang menuju ke stasiun
lemari es kecil dapat mendeteksi darat ini disebut ADS-B Out yang
pesawat terbang dan menampilkan lalu hasilnya dapat dilihat berupa output
lintas udara. layaknya melihat layar lalu lintas udara
Automatic Dependent Surveillance- pada umumnya. Informasi ini juga dapat
Broadcast (ADS-B) adalah teknologi dipancarkan untuk pesawat yang
pendeteksi dimana setiap pesawat lewat dilengkapi ADS-B dan akan terlihat
transponder yang dimiliki memancarkan dalam cockpit traffic display. Inilah yang
setiap dua kali dalam tiap detik informasi disebut sebagai ADS-B In. Sebagai
ketinggian, posisi, kecepatan, arah, dan tambahan, stasiun darat ADS-B dapat
informasi lainnya ke stasiun darat dan memberikan informasi tambahan lainnya
pesawat lainnya. Informasi ini didapat

148 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162


seperti kondisi cuaca dan informasi pemasangan ADS-B, pelayanan navigasi
ruang udara lewat link yang ada. penerbangan lebih efektif dan optimal
Dalam upaya mewujudkan dibandingkan dengan pemasangan
penyediaan fasilitas navigasi radar?
penerbangan dengan kualitas dan Maksud dan Tujuan
kuantitas yang memadai yang mengacu Maksud pengkajian ini adalah untuk
pada regulasi internasional dan mengetahui sejauhmana pelaksanaan
berteknologi tinggi, Indonesia pada Automatic Dependent Surveillance-
bulan September 2006 s/d Agustus 2007 Broadcast (ADS-B) di Indonesia.
dalam rangka implementasi program Sedangkan tujuan dari kajian adalah
CNS/ATM khususnya dalam bidang memberikan masukan kepada
pengamatan bekerjasama dengan pimpinan/instansi terkait mengenai
Airservices Australia (ASA), SITA dan pelaksanaan Automatic Dependent
Thales mengadakan uji coba ADS-B Surveillance-Broadcast (ADS-B) di
dengan menginstalasi 3 ground station Indonesia.
ADS-B di Bali, Kupang dan Natuna
selama 1 tahun yang merupakan fase TINJAUAN PUSTAKA
ujicoba, dalam rangka rencana
implementasi ADS-B di Indonesia. Navigasi Penerbangan
Kemudian berlanjut pada tahun 2009 Navigasi penerbangan adalah proses
telah terpasang 5 ground station yaitu di mengarahkan gerak pesawat udara dari
Kendari, Timika, Manado, Biak dan satu titik ke titik yang lain dengan
Surabaya. selamat dan lancar untuk menghindari
Untuk mengetahui sejauhmana bahaya dan/atau rintangan
implementasi ADS-B di Indonesia penerbangan. Navigasi penerbangan
termasuk didalamnya untuk melakukan mempunyai tujuan sebagai berikut:
kolaborasi data ADS-B di area boundary 1) Terwujudnya penyediaan jasa
yang saling berbatasan dengan negara pelayanan navigasi penerbangan
tetangga diantaranya, Australia, sesuai dengan standar yang berlaku;
Singapura, Vietnam dan Hongkong, maka 2) Terwujudnya efisiensi penerbangan;
dilakukan pengkajian Implementasi ADS- dan
B di Indonesia. 3) Terwujudnya suatu jaringan
Dalam upaya mewujudkan pelayanan navigasi penerbangan
penyediaan fasilitas navigasi secara terpadu, serasi, dan harmonis
penerbangan dengan kualitas dan dalam lingkup nasional, regional, dan
kuantitas yang memadai yang mengacu internasional.
pada regulasi internasional dan
berteknologi tinggi, Indonesia sejak Radar
tahun 2007 sampai dengan sekarang Radar adalah singkatan dari Radio
tengah melaksanakan pemasangan ADS- Direction And Raging (Radio). Sesuai
B secara bertahap. Untuk mengetahui dengannamanya radar digunakan untuk
sejauhmana Implementasi Automatic mendeteksi posisipesawat yang
Dependent Surveillance - Broadcast dinyatakan dengan arah atauazimuth
(ADS-B) di Indonesia maka didapat yang mengacu pada arah Utara dan pada
rumusan permasalahan : apakah dengan jarak (range) tertentu dari antena.

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 149


Susanti)
Penggunaan radar dalam pengendalian bernama IFF (Identification Friend or
Lalu Lintas Udara pertama kalinya Foe). Cara kerjanya setiap kali radar
adalah untukalat bantu pendaratan. melakukan “sapuan” gelombang maka
Setelah pengembanganperalatan yang disaat itu juga sinyal berfrekuensi tinggi
lebih baik,peralatan tersebutkemudian akan dipancarkan. Sinyal ini diterima
ditingkatkan untuk mengatur arus oleh transponder di pesawat dan akan
lalulintas. Radar telahmemungkinkan memancarkan sinyal untuk dikembalikan
pengendalianLalu lintas Udara untuk ke stasiun radar darat. Ini akan
melihat dan mengarahkan pesawat guna memberikan keakuratan terhadap lokasi
menghindarkan tabrakan antarpesawat pesawat daripada hanya mengandalkan
atau antara pesawat dan rintangan di gelombang radar semata.
darat. Ketika kita menggunakan radar, kita
Radar bekerja dengan menggunakan pasti ingin mencapai salah satu dari tiga
gelombang radio yang dipantukan dari hal dibawah ini :
permukaan objek. Radar menghasilkan 1) Mendeteksi kehadiran sebuah objek
sinyal energi elektromagnetik yang dari jarak jauh umumnya objek
difokuskan oleh antenna dan tersebut bergerak, seperti pesawat
ditransmisikan ke atmosfer. Benda yang terbang. Tapi radar juga bisa
berada dalam alur sinyal digunakan mendeteksi objek-objek
elektromagnetik ini yang disebut objek, yang terkubur di dalam tanah. Dalam
menyebarkan energi elektrom agnetik beberapa kasus radar bisa mengenali
tersebut. Sebagian dari energi tipe pesawat yang dideteksinya;
elektromagnetik tersebut disebarkan 2) Mendeteksi kecepatan sebuah objek;
kembali ke arah radar. Antena penerima 3) Memetakan sesuatu, misalnya orbit
yang biasanya juga antenna pemancar satelit dan pesawat ruang angkasa;
menangkap sebaran balik tersebut dan Dalam pesawat terbang pun
memasukkannya ke alat yang disebut sebenarnya penggunaan radar sangat
receiver. signifikan Dalam situs Wikipedia
Sedangkan alat pendeteksi disebutkan pesawat peringatan dini
konvensional, radar atau (Airborne Early Warning -- AEW) adalah
kepanjangannya Radio Detection and sebuah sistem radar yang dibawa oleh
Ranging, menggunakan gelombang radio sebuah pesawat terbang yang dirancang
untuk pendeteksian. Jika gelombang untuk mendeteksi pesawat terbang lain.
yang dipancarkan mengenai benda Radar ini dapat membedakan antara
(dalam hal ini adalah pesawat) akan pesawat terbang kawan dan pesawat
berbalik arah, dan waktu yang terbang musuh dari jarak jauh. Pesawat
diperlukan untuk kembali lewat alat peringatan dini digunakan dalam operasi
penerima dapat mengetahui informasi penerbangan defensif maupun ofensif.
jarak, kecepatan, arah, dan ketinggian. Secara ofensif sistem ini bertugas untuk
Perkembangan radar menambah mengarahkan pesawat tempur ke
peralatan baru yang bernama targetnya. Secara defensif, sistem
SecondarySurveillance Radar (SSR) bertugas untuk mengawasi serangan
sebagai pelengkap radar Primary musuh.
Surveillance Radar (PSR). SSR
merupakan penemuan militer yang

150 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162


Komponen radar di pesawat udara. Secara sederhana cara
1) Modulator, adalah alat pengendali kerjanya adalah sebagai berikut:
transmitter dengan menentukan SSR di darat memancarkan sinyal
waktu dan jumlah sinyal yang harus yang disebut dengan interrogation pada
ditransmisikan. frekuensi 1030 Mhz.
2) Transmitter adalah alat yang Jika mendapatkan sinyal interogasi,
menghasilkan energiuntuk sinyal maka transponder akan menjawab/
yang akan ditransmisikan. memberikan sinyal balasan pada
3) Antena, memfokuskan energi sinyal frekuensi 1090 Mhz. Dekoder yang ada di
untuk dipancarkan ke atmosfer dan SSR akan menghitung jarak pesawat
mengumpulkan hasil pantulan tersebut dari lamanya sinyal sampai
kembali dari objek. kembali ke SSR. Arah pesawat tersebut
4) Duplexer sebagai penghubung antara akan ditentukan oleh arah antena radar
transmitter dan receiver. SSR yang berputar 360 derajat. Jadi
5) Receiver sebagai penguat sinyal misalnya antena SSR sedang mengarah
kembali yang diterima antenna. ke timur pada arah 090° dan
6) Signal procesor sebagai pengolah mendapatkan jawaban (reply) dari
sinyal kembali. sebuah transponder, maka jarak dan
7) Layar tampilan, menampilkan posisi pesawat akan diketahui oleh SSR.
informasi actual tentang pulsa yang
telah kembali. Mode S transponder
Mode S adalah mode yang lebih
Primary Surveillance Radar canggih lagi dari sebuah transponder.
Primary Surveillance Radar (PSR), Sebuah transponder dengan mode S
atau yang biasa kita kenal dengan kata tidak hanya dapat menjawab interrogasi
radar saja, adalah alat yang SSR dan memberikan posisi dan jarak
memancarkan sinyal pulsa-pulsa radio dari SSR tapi juga dapat “mengobrol”
dan jika pulsa tersebut mengenai sebuah dengan transponder mode S yang
permukaan logam (badan pesawat) lainnya. Kemampuan ini digunakan oleh
maka pulsa radio tersebut akan alat di pesawat yang bernama TCAS
dipantulkan balik kembali ke radar. (Traffic Collission and Avoidance
Radar ini kemudian menghitung System) yang dapat mencegah tabrakan
waktu pantulan untuk menghitung jarak pesawat udara. Jika 2 buah pesawat
benda tersebut. PSR ini tidak efektif udara mendekat dengan sangat cepat
untuk mendeteksi objek yang ukurannya maka transponder mode S akan
kecil seperti pesawat ringan. Bahkan menghitung rasio mendekatnya kedua
pesawat yag besar pun, hanya dapat pesawat tersebut dan jika
diketahui keberadaannya tapi tidak membahayakan maka alat TCAS akan
dapat ditampilkan identitasnya di layar berbunyi, "traffic, traffic!" sehingga
radar. penerbang akan menghindari tabrakan.

Secondary Surveillance Radar Kegunaan lain dari Transponder


Secondary Surveillance Radar (SSR) Selain memancarkan ketinggian dan
adalah radar yang bekerja dengan data-data lain, transponder juga sangat
bantuan alat yang bernama transponder membantu untuk mengatur pergerakan

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 151


Susanti)
pesawat di darat. Di bandar udara yang sinyal gelombang yang dipantulkan
memiliki ground surveillance radar kembali dapat digunakan untuk
dapat memantau pergerakan pesawat di menghitung kecepatan dari benda
darat sebelum terbang atau sesudah tersebut.
mendarat. Banyak bandar udara super c. Posisi
sibuk dan juga berjarak pandang jelek, Merupakan nilai sekian derajat
yang menggunakan ground surveillance terhadap titik utara stasiun radar
radar ini untuk mengatur pesawat yang kearah pesawat terbang dengan
datang dan pergi. Ground controller putaran searah jarum jam(Clock
(pengatur darat) dapat melihat posisi Wise/Cw).
pesawat di radar jika dia tidak dapat d. Ketinggian
melihat pesawat karena jarak pandang Ketinggian dari suatu pesawat harus
yang kurang baik karena kabut misalnya. diketahui baik pilot maupun ATC (air
Dalam keadaan darurat atau traffic control) untuk
emergency, transponder ini berguna menyeimbangkan pesawat agar tidak
untuk memberi tahu ATC. Contohnya berada pada jalur yang salah.
adalah kode 7600. Jika penerbang Ketinggian Pesawat
memasukkan kode 7600 di transponder TerbangMenunjukkan ketinggian
maka ATC akan tahu bahwa pesawat pesawat udara terhadap permukaan
yang bersangkutan mengalami laut dengan satuan feet.
kerusakan radio komunikasi, baik tidak e. Kode pesawat
bisa mengirim atau tidak bisa mendengar Kode pesawat digunakan untuk
komunikasi radio. Kode lainnya adalah mengetahui pesawat jenis apa yang
7700, artinya pesawat tersebut sedang terbang pada saat itu. Dan
mengalami keadaan darurat dan butuh untuk membedakan pesawat satu
bantuan segera. Biasanya alarm akan dengan yang lainnya.
berbunyi di radar ATC. Bagian-bagian dari secondary
Informasi yang dapat dihasilkan oleh surveillance radar adalah sebagai
secondary surveillance radar adalah : berikut :
a. Jarak Antenna
Salah satu cara yang bisa dipakai Antena Radar dirancang untuk dapat
untuk mengukur jarak suatu objek memancarkan energi dengan
dari antena ialah dengan diarahkan (directive), untuk dapat
mengirimkan sinyal gelombang radio menghasilkan pattern yang berbentuk
(radiasi elektromagnetik) dan kipas dengan sudut elevasi yang lebar
mengukur jeda waktu pantulan dan azimuth yang sempit. Antenna ini
gelombangnya. Jarak(Range) Pesawat berfungsi untuk mengirimkan pulsa
Terbang menunjukkan jarak pesawat interrogasi dari interrogator ke udara
terbang terhadap staiun radar atau (1030 MHz) dan menerima jawaban
bandar udara dalam satuan Nautical berupa kode-kode dari transponder
Mile(NM) dimana 1 NM = 1,852 pesawat (1090 MHz). Antenna ini
kilometer. dibuat sedemikian sehingga untuk
b. Kecepatan menghilangkan efek side lobe (SLS)
Perbedaan frekuensi antara sinyal sewaktu memancarkan interrogation.
gelombang yang dipancarkan dan Untuk tujuan pemantauan lalu lintas

152 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162


udara, maka beam pattern dari adalah : Memfilter, memperkuat
antenna harus dapat menjelajahi dan mendeteksi jawaban-
seluruh wilayah pemantauan. Untuk jawaban dari transponder
itu azinuth tersebut dipasang pada pesawat berupa pulsa-pulsa kode
dudukan yang dapat berputar satu pada frekuensi 1090 MHz.
lingkaran penuh searah jarum jam (Study Tentang Secondary
yaitu menggunakan sebuah motor. Surveillance Radar (SSR) Untuk
Antena radar termasuk jenis antena Menentukan Berbagai Informasi
terarah (directive antena), yang PeSawat Terbang di PT.
memiliki keuntungan-keuntungan AngkasaPura II Polonia Medan,
sebagai berikut : Mawaddah, 2010).
(1) Pancaran pulsa terkonsentrasi
(mirip lampu sorot atau beam), Automatic Dependent Surveillance –
sehingga jangkauannya lebih jauh Broadcast (ADS-B)
dan pantulannya dapat langsung Automatic Dependent Surveillance –
disalurkan ke penerima. Broadcast (ADS-B) adalah teknologi
(2) Dengan pancaran yang pengamatan (surveillance) yang
terkonsentrasi maka akan lebih digunakan untuk memberikan informasi
mudah dan cepat membedakan posisi pesawat di udara. Sistem ADS-B
dua target yang terpisah adalah suatu sistem
azimuthnya. Kemampuan radar pengamatan/surveillance dimana sistem
dalam menjelajahi seluruh avionik dari suatu pesawat terbang
wilayah pemantauan dalam memancarkan (broadcast) informasi
mendeteksi sasaran menjadikan mengenai posisi terbang, ketinggian
alat ini disebut surveillance radar terbang, kecepatan terbang dan
atau radar pemantauan. Untuk parameter lainnya secara lengkap dan
informasi posisi sasaran, otomatis setiap 0.5 detik
mengacu ke pada arah utara. dipancarkan/broadcast ke sistem ADS-B
(3) Transmitter ground station di darat. Selanjutnya data
Transmitter adalah alat yang tersebut dikirimkan ke display ATC
menghasilakn energi untuk sinyal untuk digunakan oleh ATC dalam
yang akan ditransmisikan. Fungsi memonitoring pesawat terbang seperti :
dari transmitter ini adalah : posisi terbang, ketinggian terbang,
 Menghasilkan frekuensi kecepatan terbang dan parameter
carrier/pembawa 1030 MHz. lainnya. Coverage maksimum dari ADS-B
 Memodulasi secara pulsa dari adalah 200 NM (370 Km).
P1 – P2 – P3. Pesawat dilengkapi dengan sebuah
 Memperkuat daya dari pulsa transponder ADS-B yang berfungsi untuk
P1 – P2 – P3 yang telah mengirimkan informasi secara terus
termodulasi frekuensi 1030 menerus ke ADS-B receiver yang ada di
MHz. darat (ground station). Data ini dipakai
(4) Receiver untuk menampilkan posisi pesawat
Receiver sebagai penguat sinyal secara visual dan informasi linnya
kembali(echo) yang diterima seperti ketinggian, kecepatan,
antenna. Fungsi dari receiver identifikasi pesawat. Selain itu sistem

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 153


Susanti)
ADS-B memberikan keuntungan  GPS Rx Antenna;
dibandingkan dengan sistem radar  ADS-B Rx Antenna;
seperti pembaharan data yang lebih  Site monitor
serius dan data pesawat yang potensial 2) Remote Control and Monitoring
seperti update cuaca, tujuan pesawat dan System (RCMS)
data avionic. ADS-B kalo diartikan per 3) Local Control and Monitoring
kata artinya sebagai berikut : System (LCMS)
Automati : pekerjaannya tidak
diintervensi oleh manusia
Dependent : hasil pengamatan tidak
ditentukan oleh pengamat tetapi yang
Memberikan pengamatan adalah objek
tersebut
Surveillance : data yang masuk berupa
posisi, ketinggian, kecepatan, arah, dan
lain-lain
Broadcast : pengiriman tanpa
external trigger yang memiliki spesifik
adress.
Keunggulan sistem ADS-B seperti
mengurangi kepadatan komunikasi,
memberikan keselamatan dan
kewaspadaan pada penerbang, Gambar 1. Sistem ADS-B
mengurangi penundaan taxi atau take off
dan mengurangi biaya. Sistem ADS-B dibuat sedemikian rupa
Pesawat dilengkapi dengan MOD-S sehingga dapat menunjang kegiatan
Transponder yang akan menerima data operasional dengan tujuan antara lain :
lokasi dari GNSS (Global Navigation  Untuk meningkatkan keselamatan;
Satellite System), kemudian akan  Meningkatkan kapasitas dan efisiensi
mengirim data-data tersebut ke ADS-B dari operasi sistem wilayah udara
receiver atau ADS-B grund station. nasional;
Format data dari pesawat ke ADS-B  Mengurangi penempatan Radar;
receiver disebut disebut data MOD-S  Dapat digunakan pada cakupan diluar
sedangkan data yang dikirim dari ADS-B Radar;
receiver ke ATC adalah data dengan Diagram ADS-B- Setiap pesawat
format Asetrix 21. Semua standar yang memancarkan sinyal data-data kondisi
digunakan sudah diatur oleh ICAO penerbangan yang dibantu satelit GPS,
(International Civil Aviation via transponder yang dimiliki dan
Organization). ditangkap station base darat untuk
Secara umum sistem ADS-B terdiri dari 3 diteruskan ke ATC.
sub sistem yaitu : Informasi yang menuju ke stasiun
1) ADS-B Ground Station darat ini disebut ADS-B Out yang
 Receiver ADS-B Signal Unit; hasilnya dapat dilihat berupa output
 GPS Receiver Unit; layaknya melihat layar lalu lintas udara
 Processing Unit; pada umumnya. Informasi ini juga dapat

154 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162


dipancarkan untuk pesawat yang responden dan pengamatan langsung
dilengkapi ADS-B dan akan terlihat sebagai data primer. Data sekunder
dalam cockpit traffic display. Inilah yang adalah berupa laporan, kebijakan yang
disebut sebagai ADS-B In. Sebagai berlaku, refernsi sesuai materi kajian dan
tambahan, stasiun darat ADS-B dapat data yang secara berkala telah tersaji di
memberikan informasi tambahan lainnya instansi terkait.
seperti kondisi cuaca dan informasi Proses analisis/pembahasan
ruang udara lewat link yang dilakukan dengan penguaraian,
ada.(Implementasi Automatic Dependent pemaparan dan penjelasan rinci
Surveillance Broadcast (Ads-B) Untuk berdasarkan data primer dan data
Jasa Pelayanan Lalu Lintas Udara, sekunder yang telah terkumpul. Untuk
Keuntungan Dalam Optimalisasi Ruang menetapkan hasil pembahasan penulis
Udara Di Wilayah Udara Indonesia, Yani menggunakan teori weibull untuk
Yudha Wirawan, Bandung). menentukan kehandalan sistem navigasi
penerbangan.
METODOLOGI PENELITIAN
Teknik Pengumpulan Data PEMBAHASAN
Dalam kajian ini, pengumpulan data
dilakukan dengan teknik sebagai berikut Implementasi ADS-B di Indonesia
: Indonesia sebagai bagian dari jalur
a) Wawancara yaitu tanya jawab
penerbangan sipil internasional dan
langsung dengan responden yang
anggota International Civil Aviation
ditetapkan;
Organization (ICAO) terikat dengan
b) Pengamatan/observasi yaitu dengan
peraturan internasional tentang
melihat langsung di lokasi penelitian
penerbangan sipil. Peraturan ini
yaitu bandar udara lokasi survei.
menyangkut keselamatan dan keamanan
Pengamatan ini dilakukan dalam
penerbangan dimana di dalamnya
upaya mencocokan data yang di
tercakup masalah komunikasi, navigasi
peroleh dari wawancara dan angket;
dan pengawasan penerbangan lalu lintas
c) Angket (kuisioner) yaitu teknik
udara (Communication Navigation and
pengumpulan data yang dilakukan
Surveillance – Air Traffic Management /
dengan memberikan lembaran
CNS-ATM). Beberapa tahun terakhir ini
pertanyaan pada responden untuk di
jumlah lalu lintas penerbangan di
isi;
wilayah Indonesia telah meningkat
d) Data sekunder merupakan data yang
secara signifikan. Kepadatan lalu lintas
telah terdokumentasi, literatur,
penerbangan di udara dan bandara
laporan berkala dan lain-lain yang
menjadi sangat tinggi dan keselamatan
telah tersedia di instansi terkait.
penerbangan menjadi hal yang sangat
penting.
Metode Analisis
Infrastruktur pendukung navigasi
Pengkajian ini menggunakan metode
berperan besar dalam menentukan
kuantitatif dan kualitatif yang disebut
tingkat keselamatan jalur penerbangan
juga metode penelitian ilmiah. Dalam
secara keseluruhan. Tingkat keselamatan
prosedur penelitiannya digunakan data
ruang udara sangat membutuhkan data
lisan dan tertulis yang bersumber dari
serta informasi yang akurat sebagai

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 155


Susanti)
kebutuhan yang mutlak dan mendesak.  Pemanfaatan PSR pada selective
Data yang akurat dapat diperoleh dari airport(high density traffic);
perangkat surveillance ADS-B (Automatic  Mengintegrasi JAATS dengan MAATS.
Dependent Surveillance- Broadcast). Salah satu aspek implementasi ADS-B
Sistem ADS-B adalah suatu sistem di Indonesia adalah untuk memenuhi
pengamatan (surveillance) dimana peningkatan kemampuan pengamatan
sistem avionik dari suatu pesawat dan target level of safety layanan lalu
terbang memancarkan (broadcast) lintas udara (ATS) di ruang udara
informasi mengenai posisi terbang, Indonesia dimana masih banyak blank
ketinggian terbang, kecepatan terbang area di wilayah FIR Indonesia yang
dan parameter lainnya secara lengkap belum tercover oleh Radar.
dan otomatis setiap 0.5 detik Pada bulan September s/d Agustus
dipancarkan/broadcast ke sistem ADS-B 2006 dalam rangka implementasi
ground station di darat. Selanjutnya data program Communication Navigation and
tersebut dikirimkan ke display ATC Surveillance – Air Traffic Management
untuk digunakan oleh ATC dalam (CNS-ATM) di Indonesia, khususnya
memonitoring pesawat terbang seperti : dalam bidang pengamatan, maka
posisi terbang, ketinggian terbang, Indonesia bekerjasama dengan Airsevices
kecepatan terbang dan parameter Australia (ASA), SITA dan Thales
lainnya. Coverage maksimum dari ADS-B mengadakan uji coba ADS-B dengan
adalah 200 NM (370 Km). Disamping itu menginstalasi 3 Ground Station ADS-B di
sistem ADS-B dibuat sedemikian rupa Bali, Kupang dan Natuna selama 1 tahun
sehingga dapat menunjang kegiatan yang merupakan fase ujicoba dalam
operasional dengan tujuan antara lain : rangka rencana implementasi ADS-B. Uji
untuk meningkatkan keselamatan; coba ADS-B dilaksanakan dengan
meningkatkan kapasitas dan efisiensi maksud untuk :
dari operasi sistem wilayah udara a. Menaksir tingkat perlengkapan
nasional; mengurangi penempatan pesawat;
Radar; dan dapat digunakan pada b. Menaksir unjuk kerja dan
cakupan diluar Radar. fungsionalitas;
Kebijakan Umum DGCA Tentang RADAR, c. Memperkenalkan pengatur lalu lintas
ADS-B dan ADS-C udara Indonesia pada teknologi ADS-
 Mengoptimalkan radar yang sudah B, dan
ada; d. Pembagian data antar FIR.
 Daerah yang tidak terjangkau radar
maka pemanduan lalu lintas Dari hasil uji coba tersebut, Indonesia
penerbangan dengan ADS; mendapatkan Jane’s ATC Award untuk
 Secara bertahap melaksanakan kategori Enabling Technology Award
integrasi ADS/CPDLC pada JAATS; pada tahun 2008. Jane’s ATC Global
 Merealisasikan Pembangunan New Award adalah ajang tahunan tingkat
JAATS; dunia yang diselenggarakan Jane's
 Penggunaan SSR pada enroute padat Airport Review untuk memberikan
dan pada terminal tetap apresiasi dan perhatian berbagai
dipertahankan; kontribusi yang telah diberikan oleh
 Mengganti SSR dengan MSSR Mode S;

156 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162


masing-masing institusi penerbangan 1) Untuk identifikasi bentuk sektor
seluruh dunia. ruang udara dan pengaruhnya
terhadap kemampuan ADS-B;
2) Menginformasikan kepada DGCA
terkait temuan-temuan,
rekomendasi dan perbaikannya.
b. Initial Safety Assessment Review
1) Review dokumentasi sistem
desain;
2) Review dokumentasi konsep
operasional;
3) Review informasi safety
assessment;
Rencana implementasi ADS-B di 4) Review temuan-temuan dan
Indonesia masih harus dipersiapkan rekomendasi perbaikannya.
diantaranya perlu disusunnya Manage c. Policy and DevelopmentAssistance
Of Service (MOS) dengan maksud
1) Review kebijakan dan aturan DGCA
menyiapkan implementasi ADS-B
dimulai dari persiapan sampai tahap tentang ADS-B;
operasional. Tahap yang perlu 2) Usulan kebijakan dan aturan
dipersiapkan oleh Direktorat Jenderal tentang gap-gap;
Perhubungan Udara diantaranya : 3) Membantu DGCA mengembangkan
a. Persiapan peralatan; prosedur dan proses sertifikasi
b. Persiapan personil (ATC dan pesawat.
Teknisi); d. IndustryAwarenessSeminar
c. Persiapan aturan implementasi Mengadakan seminar sehari tentang
ADS-B; industry awareness yang ditujukan
d. Sosialisasi dengan airline, provider kepada semua unsur dunia
dan instansi terkait. penerbangan termasuk airlines,
Pada tahun 2008 Indonesia regulators, ATC provider dan
melalui Direktorat Jenderal government officials.
Perhungan Udara juga bekerjasama
dengan Australia Air Services (ASA)
telah menyusun MOS Pre Operational
(Gap Analisis) implementasi ADS-B di
Indonesia dengan beberapa
rekomendasi umum dan teknis.
Diantara beberapa rekomendasi
umum dan teknis yang dihasilkan dari
Pre-operationalisation project adalah
sebagai berikut :

Gambar 5 Gap Analysis Activities

Implementation Support meliputi :


Gap analisis meliputi : a. Implementation Safety Assessment
a. AirspaceDesignReview Workshop

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 157


Susanti)
Workshop 2 hari tentang safety komunikasi atau sistem monitoring
assessment sebagai kunci DGCA staff yang berasal dari supplier peralatan.
teknik dan operasi.
b. ProcurementSupport
Membantu DGCA secara operational
dan teknis untuk implementasi dan
perawatan fasilitas ADS-B.
c. ATC OperationsProceduresAssistance
Membantu perbaikan prosedur dan
metode operasi ATC terkait
implementasi ADS-B.
d. Technical Support ProcedureReview
Review bantuan teknis berupa Gambar 7 Pre Operation Support
dokumentasi groundstation dan
infrastruktur komunikasi. Project Completetion Report
Laporan akhir yang memberikan
kesimpulan kegiatan operasional.

Gambar 6 Implementation Support Gambar 8 Project Completetion Report

Pre Operations Support Sampai saat ini Indonesia telah


a. Post TrainingReview memasang 30 ADS-B Ground Station di
Memberikan pelatihan bagi ATC dan 30 lokasi dengan sistem dual
teknik untuk menjamin kesiapan menggunakan teknologi 1090 Mode S
operasi ADS-B. Extended Squitter yang bekerja secara
b. Transition PlanReview independently sesuai rekomendasi dari
Review rencana operasi pada masa ICAO dan peralatan ADS-B saat ini
transisi dan menjamin seluruh aspek digunakan sebagai monitoring untuk
sebagai bahan pertimbangan. keperluan ATC, lokasi pemasangan ADS-
c. CommissioningSupport B Ground Station adalah sebagai berikut :
Review rencana commissioning dan 1. Banda 16. Tarakan
bantuan untuk operasi dan teknik Aceh 17. Galela
terkait peralatan ADS-B. 18. Timika
d. SystemsMonitoring &Performance 2. Matak 19. Kendari
PlanSupport 3. Soetta 20. Manado
Review rencana sistem monitoring 4. Pangkalan 21. Natuna
dan performance yang diusulkan oleh Bun 22. Makassar
DGCA untuk menjamin kesempurnaan 5. Cilacap 23. Kupang
sistem berdasarkan sistem 6. Palemban 24. Sorong

158 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162


g 25. Merauke
7. Pekanbar 26. Banjarmasin Tabel 2 Baseline Ads-B Service Performance
Parameters
u 27. Balikpapan
8. Medan 28. Biak Service Category 1 Category 2 Category 3
Paramet (Tier 1) 5nm (Tier 2) (Tier 3)
9. Pontianak 29. Surabaya
er separation Situational Position
10. Kintamani 30. Semarang capable awareness Reporting
– Bali commensura similar to ADS- with
te with C (safety net Enhanced
11. Palu Radars alerts, SAR, Flight
12. Ambon (separation/ supports Operation
13. Tual vectoring/hi procedural
gh separation
14. Alor performance without voice,
15. Waingapu with not 5nm
reliability, separation)
integrity &
Saat ini ADS-B yang telah terpasang latency)
sebanyak 30 Unit sudah dapat Aircraft 1 second < 1 second < 1 second <
Updates Rate < 5 Rate < 20 Rate < 60
menjangkau seluruh ruang udara seconds as seconds as seconds as
Indonesia dan telah terintregasi ke Operationall Operationally Operationa
dalam Air Traffic Management system y required lly
required required
(ATM System) di Jakarta Automation Air Network 95%: < 2 95%: < 15 95%: < 60
Traffic Services (JATSC) untuk Flight Latency seconds of seconds of seconds of
Information Region (FIR) wilayah Jakarta ground- ground-station ground-
station output station
dan Makassar Air Traffic Services Center output output
(MATSC) (FIR Ujung Pandang). Reliabilit 2 1 unduplicated 1
y1 autonomous ground- unduplicat
Indonesia dalam tahap pelaksanaan
ground- station ed
implementasi ADS-B saat ini masih stations including ground-
dalam tahap Category Tier 3, sesuai including antenna station
antenna, including
dengan Dokumen ICAO “Baseline ADS-B each antenna
Service Performance Parameters” tahun providing
2007. Fasilitas ADS-B di Indonesia masuk data, no
common
pada Category 2. Dalam Task Force yang point of
diselenggarakan pada tanggal 22-23 Mei failure
di Bandung telah disepakati Indonesia Reliabilit Each ground- Each ground- Each
y2- station station ground-
akan memasuki implementasi ADS-B MTBF including including station
pada Tier 2 pada bulan September 2014 antenna to antenna to including
have have antenna to
yaitu ADS-B akan diujicobakan pada MTBF MTBF >10,000 have MTBF
beberapa rute tertentu. Dan akan >10,000 hrs hrs >10,000
memasuki tahap Tier 1 pada bulan Juni hrs
Reliabilit Completely Unduplicated, Unduplicat
Tahun 2015 mendatang, pada tahap ini y– duplicated, MTBF > 400 ed, MTBF
diharapkan ADS-B dapat Commun no hrs > 200 hrs
diimplementasikan secara menyeluruh ications common
Infrastru point of
setelah regulasi terkait ADS-B telah cture failure
selesai dibuat.
Reliabilit Total Service Total
y– MTBF > Total Service Service
Total 50,000 hrs MTBF > 400 MTBF
ADS-B hrs > 200 hrs

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 159


Susanti)
Service ADS-B Collaboration
Availabil Total Service Total Service Total
Sesuai dengan rekomendasi ICAO ada
ity – Availability Availability > Service pertemuan APANPIRG/15 bulan Agustus
Total > .999 .95 Availabilit 2004 dalam Conclusion 15/26 nya
ADS-B y > .90
Service memutuskan untuk mendorong negara-
Integrity Site monitor, Site monitor, Site negara yang saling bertetangga agar
– including including GPS monitor,
melakukan kolaborasi data ADS-B serta
Ground GPS RAIM, RAIM, including
Station monitored monitored by GPS membangun mekanisme dan
by RCMS RAIM, infrastruktur untuk mencapai tujuan
RCMS monitored
by
tersebut.
RCMS Hasil pertemuan ICAO ADS-B SITF/7
Integrity All systems All systems up All systems di Chengdu-China pada bulan April 2008,
– Data up to ATM to ATM up to
Commun system, system, errors ATM
SEA Subregional ADS-B Implementation
ication errors < 1 x < 1 x 10E-6 system, Working Group ke – 2 (Bali), ke-3
s& 10E- errors (Malaysia) dan ke-4 (Australia),
Processi 6 < 1 x 10E-6
ng Indonesia, Australia, Singapura, dan
Vietnam telah sepakat untuk melakukan
Sumber: ICAO, APANPIRG/18-September 2007
kolaborasi data ADS-B di area boundary
yang saling berbatasan.
Lokasi yang di kolaborasikan adalah
Merauke, Saumlaki, Kupang, Kintamani
(Indonesia) dengan Thursday Island,
Gove, Broome, Doongan (Australia) dan
Natuna, Matak (Indonesia) dengan
Singapura.

ADS-B Collaboration Indonesia –


Gambar 9 Australia
Coverage ADS-B di 30 lokasi di Indonesia
Phase I : Lokasi Indonesia (Merauke,
Saumlaki, Kintamani, Kupang).
Lokasi Australia (Thursday Island, Gove,
Broome, Doongan)
Letter of Operational Agreement (LOA)
sudah ditandatangani pada tanggal 20
September 2010, sudah digunakan data
ADS-B untuk Situasional Awareness ATC.

Gambar 10
Tampilan ADS-B di Layar Monitor

Gambar 11 ADS-B Collaboration


Indonesia-Australia

160 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162


Data ADS-B dari ADS-B Ground Monitoring Station dapat dilihat pada
Station Indonesia dan Australia gambar 14.
ditampilkan di Remote Control
Monitoring Station dapat dilihat pada
gambar 12.

Gambar 14 Tampilan ADS-B di


Layar Monitor Indonesia-Singapura

Tantangan Implementasi ADS-B di


Indonesia
Gambar 12 Tampilan ADS-B di Layar Monitor Bebarapa tantangan dalam mengahadapi
Indonesia-Australia implementasi ADS-B di Indonesia adalah
sebagai berikut :
ADS-B Collaboration Indonesia – 1. Pembentukan Tim Task Force untuk
Singapura mempersiapkan regulasi dan
Phase I : Implementasi ADS-B di South prosedur ADS-B dan di Indonesia
China Sea area untuk pelayanan di ATS
dengan anggota dari Regulator, ATS
Route L642 dan M771. Kolaborasi ADS-B
meliputi 4 negara (Indonesia, Singapura, operator, dan airline, institusi terkait
Vietnam dan Hongkong. Letter of penerbangan;
Operational Agreement (LOA) 2. Sosialisasi dan Training kepada ATS
ditandatangani pada akhir 22 Desember operator dan pilot terkait
2010. implementasi ADS-B;
3. Instalasi, Standarisasi dan sertifikasi
peralatan ADS-B Avionic pada
Pesawat;
4. Perlu pembuatan SKEP Dirjen Hubud
untuk ADS-B Task Force Nasional;
5. Perlu pelatihan ADS-B bagi ATC,
Teknisi dan Pilot;
6. Perlu sosialisasi mengenai ADS-B
dengan melaksanakan workshop /
seminar;
7. Perlu pembuatan prosedur,
peraturan, penyusunan konsep
Gambar 13ADS-B Collaboration
Indonesia-Singapura
operasi, safety assessment yang akan
dibantu oleh konsultan ahli dalam
Data ADS-B dari ADS-B Ground implementasi ADS-B;
Station Indonesia dan Singapura 8. Perlu dibuatkan jaringan untuk ADS-B
ditampilkan di Remote Control yang terpisah dengan peralatan lain.

Implementasi Automatic Dependent Surveillance Broadcast di Indonesia (Yati Nurhayati,, 161


Susanti)
KESIMPULAN 3. Perlu pelatihan ADS-B bagi ATC,
Teknisi dan Pilot;
Kesimpulan 4. Perlu sosialisasi mengenai ADS-B
Dari uraian pada bab sebelumnya, dapat dengan melaksanakan workshop /
ditarik beberapa kesimpulan sebagai
seminar;
berikut :
1. Saat ini ADS-B yang telah terpasang 5. Perlu pembuatan prosedur,
sebanyak 30 Unit sudah dapat peraturan, penyusunan konsep
menjangkau seluruh ruang udara operasi, safety assessment untuk
Indonesia dan telah terintregasi ke implementasi ADS-B.
dalam Air Traffic Management system
(ATM System) di Jakarta Automation
Air Traffic Services (JATSC) untuk
Flight Information Region (FIR)
wilayah Jakarta dan Makassar Air
Traffic Services Center (MATSC) (FIR
Ujung Pandang);
2. Implementasi ADS-B di Indonesia
belum dapat dilaksanakan secara
penuh, Indonesia pada saat ini baru
memasuki tahap Category Tier 3.
Indonesia akan memasuki
implementasi ADS-B pada Tier 2 pada
bulan September 2014 yaitu ADS-B
akan diujicobakan pada beberapa rute
tertentu. Dan akan memasuki tahap
Tier 1 pada bulan Juni Tahun 2015
mendatang, pada tahap ini
diharapkan ADS-B dapat
diimplementasikan secara
menyeluruh setelah regulasi terkait
ADS-B telah selesai dibuat;
3. Indonesia telah melakukan kerjasama
dalam data sharing penggunaan ADS-
B dengan Australia dan Singapura
melalui Letter of Agreement on ADS-B
Collaboration.

Saran
1. Perlunya Sosialisasi dan Training
kepada ATS operator dan pilot terkait
implementasi ADS-B;
2. Perlunya Instalasi, Standarisasi dan
sertifikasi peralatan ADS-B Avionic
pada Pesawat;

162 Warta Ardhia, Vol. 40 No. 3 September 2014, hal. 147-162

Anda mungkin juga menyukai