Anda di halaman 1dari 5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya antibiotik digunakan untuk tindakan-tindakan terapi pada

kasus-kasus infeksi akibat invasi dari bakteri. Dalam dunia kedokteran hewan dan

peternakan penggunaan antibiotik diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian no.

14/PERMENTAN /PK.350 /5 /2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan, sebagai

peraturan perpanjangan UU no. 41 tahun 2014. Undang-undang tersebut

tercantum syarat-syarat khusus penggunaan antibiotik yaitu (1) harus dengan

resep dokter dan (2) hanya keperluan terapi dengan lama pemakaian maximal 7

hari. (Dirjen Peternakan dan Keswan, 2017).

Antibiotik dalam dunia peternakan akhirnya disalahgunakan sebagai feed

additive dan dimanfaatkan sebagai growth promoter. Situasi tersebut ditemui di

tahun-tahun 1980-an dan dimanfaatkan sebagai tambahan / suplemen pada pakan

ternak. Mulai akhir tahun 2015 beberapa negara mempersoalkan penggunaan

antibiotik yang tidak sesuai indikasi (missused). Persoalan tersebut dari tahun ke

tahun semakin mengemuka dan akhirnya munculah konsep one health untuk

menjaga persoalan fenomena Antimicrobial Resistance (AMR) yang

menimbulkan permasalahan pada pengobatan penyakit infeksi pada manusia

(Muladno, 2016). Penyalahgunaan antibiotik pada peternakan salahsatunya adalah

difungsikan sebagai senyawa growth promoter khususnya untuk ternak sapi,

unggas dan ternak lain yang produk ternak tersebut akan dikonsumsi manusia

(Marlina dkk., 2019). Persoalan utama penyalahgunaan dibidang peternakan

tentang penambahan antibiotika adalah kemunculan kuman/mikroba yang tahan

1
2

terhadap antibiotik tersebut yang produk akhirnya dikonsumsi oleh manusia.

Selain itu penggunaan antibiotik yang tidak memenuhi ketentuan pada produk

ternak yang dikonsumsi manusia akan menimbulkan residu antibiotik.

Unggas merupakan salah satu ternak yang dimanfaatkan untuk hewan

konsumsi oleh kalangan masyarakat secara universal. Salah satu jenis ternak

unggas yang paling berkembang yang akan dikonsumsi manusia adalah ayam.

Produk-produk turunan lain dari ayam seperti telur dan daging merupakan jenis-

jenis produk segar asal hewan (PSAH) yang banyak dikonsumsi oleh manusia.

Ditinjau dari jumlah populasi industri peternakan ayam merupakan jenis industri

ternak konsumsi no. 1 setelah industri perikanan yang banyak dikonsumsi oleh

manusia. Sementara diketahui bahwa dalam mengelola managemen peternakan,

salah satu anggaran terbesar adalah soal biaya pakan ternak hingga mencapai 70%

dari biaya produksi (Zurmiati dkk., 2014). Pengeluaran yang cukup besar tersebut

pada akhirnya dilakukan percobaan terkait reduksi anggaran sehingga munculah

penggunaan antibiotik yang dipromosikan sebagai growth promoter (Mitchell et

al., 1998; Radetsky., 1998 dan Van Den Boogard et al., 2000). Sementara

persoalan penambahan antibiotik dan hormonal untuk produk ternak yang

dikonsumsi manusia dan tidak sesuai indikasi telah dilarang di negara-negara Uni

Eropa sejak tahun 2006 (Firmansyah dkk., 2017).

Terkait dengan uraian di atas mengenai penggunaan antibiotik yang

digunakan pada pakan, maka peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai

survei sediaan pakan ayam yang mengandung antibiotik di beberapa poultry shop

kota Surabaya.
3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dirumuskan masalah penelitian adalah apakah

terdapat sediaan pakan ayam yang mengandung antibiotik di beberapa poultry

shop kota Surabaya.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keberadaan sediaan pakan

yang mengandung antibiotik di beberapa poultry shop kota Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini sebagai sumber informasi

mengenai masih tersedianya sediaan pakan yang mengandung antibiotik di

beberapa poultry shop kota Surabaya.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi para pengambil kebijakan mengevaluasi implementasi

Peraturan Menteri Pertanian no. 14/PERMENTAN /PK.350 /5 /2017.

1.5 Landasan Teori

Antibakteri atau antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh

organisme hidup dalam konsentrasi tertentu mampu menghambat pertumbuhan

dan atau mampu membunuh mikroorganisme lain (Utami, 2011). Salah satu

tujuan dasar penggunaan antibiotik pada dunia kedokteran hewan dan

perunggasan adalah Antibiotic Growth Promoter (AGP).


4

Antibiotic Growth Promoter (AGP) atau antibiotik imbuhan pakan, adalah

antibiotik yang diberikan untuk meminimalisir bakteri merugikan pada saluran

pencernaan bertujuan untuk memacu pertumbuhan dalam waktu singkat. Dosis

penggunaan antibiotik melalui pakan sebagai pemacu peningkatan berat badan

digunakan dosis subterapeutika (Anthony, 2017). Antibiotik yang digunakan

sebagai Antibiotic Growth Promoter (AGP) pada hewan berfungsi untuk

mencegah infeksi dan sebagai pemacu pertumbuhan ternak agar dapat tumbuh

lebih besar dalam kurun waktu efektif singkat (Mitchell et al., 1998; Radetsky.,

1998 dan Bogaard et al., 2000). Beberapa jenis antibiotik yang banyak di pakai

sebagai Antibiotic Growth Promoter (AGP) antara lain dari golongan tetracyclin,

penicillin, macrolide, lincomysin dan virginiamycin (Angulo et al., 2004).

Penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) dapat menimbulkan residu

antibiotik dalam produk peternakan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan

pada manusia, serta timbulnya resistensi beberapa jenis mikroorganisme patogen

terhadap antibiotik (Alfen, 2014).

Pakan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam produksi

ternak. Oleh karena itu, penyediaannya sangat menentukan keberhasilan suatu

usaha peternakan. Semakin tinggi konversi ransum akan diiringi dengan

peningkatan biaya produksi selama pemeliharaan. Tingginya konversi ransum

ayam membuat biaya produksi semakin tinggi sehingga peternak tidak sanggup

memelihara secara intensif. Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup,

memiliki kontinuitas, berkualitas tinggi dan harga yang relatif murah serta tidak

bersaing dengan kebutuhan manusia merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh
5

bahan yang akan dijadikan pakan, namun kendala yang dialami oleh peternak

adalah belum tercukupinya kebutuhan pakan ternak.

1.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah terdapat sediaan pakan yang mengandung

antibiotik di beberapa poultry shop kota Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai