Anda di halaman 1dari 13

KESEJAHTERAAN SOSIAL Journal of Social Welfare http://www.universitas-trilogi.ac.

id/journal/ks
Vol. 1 No. 2, Mei 2014: 87-100
ISSN: 2354-9874

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN KELUARGA
MELALUI POSDAYA DI KOTA BEKASI

Sri Budianti
Universitas Trilogi, Jakarta 12760, Indonesia
e-mail: budianti2007@yahoo.com

Abstrak
Studi ini untuk mengetahui seberapa jauh implementasi kebijakan, kepemimpinan,
implementasi sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi masyarakat dalam mempengaruhi
kualitas pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh pos pemberdayaan keluarga (posdaya).
Metode yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial melalui
kuesioner. Survei mencakup 240 responden dari 20 posdaya. Hasil survei menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan dari implementasi kebijakan, kepemimpinan, implementasi SDM
dan partisipasi masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan, baik secara parsial maupun
keseluruhan. Partisipasi masyarakat merupakan faktor pendukung utama yang mempengaruhi
pelayanan kesehatan diikuti dengan implementasi SDM, implementasi kebijakan dan
kepemimpinan sebagai faktor pendukung terakhir. Dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan secara lebih efektif, perlu peningkatan kapasitas posdaya dan kompetensi
serta pengetahuan terutama untuk kader-kader kesehatan dalam program preventif dan
promotif bidang kesehatan, antara lain melalui pelatihan dan bimbingan serta dilakukan
pengawasan dan evaluasi secara berkala.

Kata kunci: pemberdayaan keluarga, kualitas pelayanan kesehatan, partisipasi masyarakat

Factors Affecting the Family Health Degree Improvement


Through Posdaya in Bekasi Municipality

Abstract
The survey was conducted to search how far the policy implementation, the leadership, the
human resources implementation and community participation influence the quality of health
services done by family empowerment program (posdaya). The sample taken from with 240
respondents selected from 20 posdaya. The method used is descriptive statistical analysis and
inferential analysis through questionnaires. The survey proved that there is significant
influence of the policy implementation, leadership, the human resources implementation, and
the community participation against the health service quality either partially or
simultaneously. The community participation is a primary supporting factor that influence the
quality of health service followed by the implementation of human resources, the policy
implementation, and leadership is the last supporting factor. Thus, posdaya, in improving the
health service quality to be more effective, should be up graded and raised the competence and
knowledge primarily of the health cares in health preventive and promotive program through
training, assistance, as well as monitoring, and periodic evaluation.

Keywords: family empowerment, quality health service, community participation


_________________________________________________________________

Program peningkatan kesehatan menuju Komitmen dunia dalam menjadikan masyarakat


masyarakat hidup sehat telah menjadi kebutuhan sejahtera telah disepakati oleh 189 negara ter-
dasar manusia dan menjadi komitmen secara masuk Indonesia, melalui kesepakatan pencapai-
nasional dan internasional, yang menjadi salah an target yang dituangkan dalam Millennium
satu persyaratan menuju masyarakat sejahtera. Development Goals (MDGs). Beberapa target
88 BUDIANTI KESEJAHTERAAN SOSIAL

MDGs di bidang kesehatan sampai tahun 2015 bentukan dan pengembangan posdaya ber-
secara nasional diprediksi tidak tercapai, seperti koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah
penurunan angka kematian ibu (AKI), dan (SKPD) terkait. Posdaya bukan sebagai
kesadaran hidup sehat masih kurang. Hal ini pengganti organisasi yang ada. Posdaya me-
dinyatakan dalam International NGO Forum on rupakan wadah dari komunitas masyarakat,
Indonesian Development (INFID) dan Ke- dibentuk untuk ikut membantu Pemerintah Kota
menterian Kesehatan pada Hari Kesehatan Bekasi dalam menyejahterakan masyarakat
Nasional ke 49 (11 November 2013). Pada tahun melalui dirinya sendiri. Posdaya yang dibentuk
2007, AKI adalah 390 per 100.000 kelahiran merupakan forum silaturahim, komunikasi,
hidup dan saat ini mencapai 359 (SDKI, 2012), advokasi, dan wadah kegiatan penguatan fungsi-
dimana masih jauh dari target MGDs 2015 fungsi keluarga secara terpadu. Posdaya di-
sebesar 102. harapkan oleh pemerintah dapat membantu usaha
Penjabaran secara nasional oleh Pemerintah peningkatan kesehatan, khususnya terhadap
Indonesia telah dituangkan dalam Peraturan usaha pendekatan promotif dan preventif dengan
Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2010 melakukan dukungan terhadap pelayanan
tentang Rencana Pembangunan Jangka kesehatan.
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014 Posdaya merupakan bentuk wadah di tingkat
dan selanjutnya dijabarkan dalam Rencana wilayah kecil yang cocok dalam usaha men-
Pembangunan Jangka Menengah Daerah dukung tujuan pemberdayaan masyarakat, di-
(RPJMD). Setiap unsur yang berkaitan dengan antaranya bidang kesehatan yang selama ini
kesejahteraan keluarga harus diwujudkan, diharapkan oleh Kementerian Kesehatan dan juga
diantaranya mewujudkan derajat kesehatan Pemerintah Kota Bekasi, sehingga: Kesehatan
masyarakat yang menyeluruh, yaitu pem- dianggap sebagai hal penting dan diberi nilai
bangunan kesehatan di Indonesia untuk mencapai tinggi oleh masyarakat; Masyarakat melakukan
visi “Indonesia Sehat” yang dilandaskan tindakan yang perlu untuk mencapai kesehatan
paradigma sehat. Pendekatan preventif dan diri dan lingkungannya; Masyarakat agar ber-
promotif perlu digalakkan pada seluruh usaha membantu dan mengembangkan, serta
masyarakat, dalam menyadarkan setiap individu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia
untuk berperilaku sehat. Perlu dukungan seluruh untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
lapisan masyarakat baik sebagai pelaku maupun Prevalensi berbagai penyakit di kalangan
motivator gerakan untuk menuju Indonesia Sehat penduduk miskin saat ini tergolong tinggi,
telah menjadi program utama pemerintah dan dimulai dari status gizi balita, konsumsi garam
perlu diimplementasikan hingga keluarga dan yodium, status imunisasi, kesehatan ibu dan anak
individu sebagai akar rumputnya. Usaha-usaha yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik hingga
dalam meningkatkan kesehatan di level yang berkaitan dengan penyakit, baik penyakit
komunitas lokal saat ini telah diusahakan sebaik- menular maupun penyakit tidak menular. Sebagai
baiknya, misalnya dengan keberadaan pusat contoh, masalah kesehatan yang tergolong
pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas) sederhana saja, seperti kekurangan garam yodium
/puskesmas pembantu dan posyandu serta yang menyebabkan penyakit gondok menjadi
dibentuknya pos pemberdayaan keluarga rumit, karena tidak semua lapisan masyarakat
(posdaya). Dengan mengacu pada salah satu menyadari pentingnya garam yodium.
alternatif model pemberdayaan, maka dipilih Dari hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas)
alternatif model pemberdayaan keluarga dengan tahun 2007 diperoleh gambaran hanya 62,3%
posdaya (Suyono, 2006). Untuk mewujudkan rumah tangga di Indonesia mengkonsumsi garam
keberhasilannya posdaya perlu didukung oleh yodium. Status gizi balita buruk dan kurang di
seluruh masyarakat, dalam upaya untuk Kota Bekasi masih cukup besar, sekitar 8%-9%.
mewujudkan masyarakat sehat. Pemerintah Kota Dan pada kurun waktu 5 tahun tidak banyak
Bekasi mengapresiasi dukungan terhadap perubahan. Di Kota Bekasi, status gizi balita
pemberdayaan keluarga tidak saja di bidang buruk dan kurang selama 5 tahun berturut-turut
kesehatan tetapi di bidang lainnya, seperti tahun 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009, adalah
pendidikan dan kewirausahaan. 9,0%; 9,5%; 9,3%; 8,9%; dan 8,9% yang masih
Pemerintah Kota Bekasi mengharapkan perlu dituntaskan (RPJM Kota Bekasi - Dinas
posdaya untuk mendukung program pem- Kesehatan Kota Bekasi, 2011).
berdayaan keluarga secara menyeluruh, dan Laju pertumbuhan penduduk Kota Bekasi
menugasi Kantor Pemberdayaan Masyarakat yang cukup tinggi, yaitu 3,5% yang hampir dua
(Kapermas) sebagai penanggungjawab pem- kali lipat dibanding Jawa Barat 1,9%, sedangkan
Vol. 1, No. 2, 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi… 89

Indonesia 1,9% (BPS Statistik Indonesia, 2010) program Bantuan Langsung Tunai (BLT),
menjadikan Pemerintah Kota Bekasi harus lebih program Inpres Desa Tertinggal (IDT) dan usaha
berpikir keras untuk menyejahterakan masya- meningkatkan kesejahteraan masyarakat lapis
rakat. Kepadatan penduduk dan lingkungan yang bawah masih belum maksimal.
kurang bersih dengan banyaknya pendatang, Kelima, faktor kepemimpinan dalam suatu
menyebabkan penyebaran penyakit yang cepat organisasi/wadah komunitas akan sangat
seperti hepatitis, demam berdarah, Infeksi menentukan keberhasilan dan berkembangnya
Saluran Pernapasan Atas (ISPA), dan sebagainya. posdaya. Diperlukan organisasi komunitas lokal
Data Dinas Kesehatan Kota Bekasi tahun masyarakat dengan kepemimpinan yang dapat
2010, diperoleh gambaran dari 56 kelurahan menggerakkan organisasi agar dukungan
dengan kejadian penyakit, dan persentase ke- terhadap program pemerintah, khususnya di
lurahan yang ada kejadian berbagai jenis bidang kesehatan dapat berhasil. Keenam,
penyakit, sebagai berikut: sumber daya manusia (SDM) dalam keseharian
merupakan mesin bagi organisasi komunitas
Muntaber : 14 kelurahan (25,0%)
lokal untuk dapat melaksanakan tugasnya dan
Demam berdarah : 36 kelurahan (64,3%)
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. SDM
Campak : 14 kelurahan (25,0%)
masih menjadi kendala.
ISPA : 11 kelurahan (19,6%)
Ketujuh, masyarakat saat ini dirasakan
TBC : 18 kelurahan (33,1%)
masih belum berpartisipasi sepenuhnya, ditinjau
Berbagai masalah yang berkaitan dengan dari keterlibatannya, tanggung jawab dan
pelayanan bidang kesehatan yang selama ini kontribusinya menuju hidup sehat dan mandiri.
dialami Kota Bekasi (RPJM Kota Bekasi, 2008- Masyarakat sebagai sasaran perlu lebih diber-
2013; publikasi BPS Kota Bekasi dalam Angka dayakan agar mereka dapat lebih menjaga
2011 dan 2010) adalah sebagai berikut: pertama, kesehatannya dan mempunyai pengetahuan yang
Pemerintah Kota Bekasi pada tahun 2013 luas tentang kesehatan. Kedelapan, dalam
mengharapkan seluruh masyarakat Kota Bekasi visinya, Pemerintah Kota Bekasi sangat meng-
sadar akan pentingnya kesehatan dengan perilaku harapkan bahwa setiap orang dan juga
hidup sehat, mudah mendapatkan informasi masyarakat bersama dengan pemerintah ber-
kesehatan, serta memiliki kemampuan men- peran, berkewajiban dan bertanggung jawab
jangkau pelayanan kesehatan yang bermutu untuk memelihara dan meningkatkan derajat
secara adil dan merata. Untuk mencapai tujuan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat dan
ini diperkirakan masih terjadi banyak hambatan, lingkungannya. Bagaimana peran masyarakat
diantaranya dinyatakan dalam RPJMD Kota perlu diteliti lebih jauh. Berbagai permasalahan
Bekasi 2008-2013. Kedua, untuk tercapainya tersebut di atas merupakan tema mengapa
perilaku hidup sehat, usaha pendekatan promotif penelitian ini dilakukan. Kota Bekasi merupakan
tentang pengetahuan dan masalah kesehatan salah satu kota di Jawa Barat dan sekaligus
dirasakan masih kurang oleh masyarakat. sebagai penyangga ibukota Indonesia dengan
Penyuluhan tentang kesehatan sampai ke level kepadatan tinggi, urbanisasi yang mengakibatkan
bawah, yaitu rukun warga (RW) dan rukun laju pertumbuhan tinggi, pendatang dengan
tetangga (RT) sampai saat ini dirasakan masih bermacam-macam sifat, lingkungan yang perlu
jauh dari harapan. selalu mendapat perhatian serius agar tetap
Ketiga, kualitas pelayanan kesehatan di Kota bersih. Berbagai kebijakan di bidang kesehatan
Bekasi masih perlu ditingkatkan sampai level perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak.
komunitas masyarakat lokal, yaitu puskesmas Dukungan peningkatan kesehatan dengan pem-
dan pos pelayanan terpadu (posyandu). berdayaan keluarga melalui forum posdaya
Puskesmas dan posyandu belum dimanfaatkan diharapkan mempunyai sumbangsih positif.
secara optimal, atau juga usaha promotif dan
preventif belum dilakukan secara maksimal Pembatasan Masalah
karena lebih bertugas pada tindakan kuratif. Posdaya selaku organisasi non formal dan
Keempat, saat ini, implementasi kebijakan di bersifat forum pemberdayaan keluarga merasa
bidang kesehatan masih ada kendala, sering tidak berkepentingan dan tergerak untuk menjadikan
terkoodinasikannya kegiatan antar instansi, masyarakat sadar hidup sehat, khususnya dalam
sehingga terjadi tumpang tindih, atau sebaliknya usaha preventif dan tergerak juga dalam usaha
ada yang tidak tertangani. Berbagai program promotif bagi masyarakat sekitarnya. Pem-
yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan, bangunan bidang kesehatan ditandai oleh ingin
seperti program desa siaga di bidang kesehatan, dicapainya peningkatan kesehatan melalui
90 BUDIANTI KESEJAHTERAAN SOSIAL

peningkatan harapan hidup dari 70,7 pada tahun untuk berhasilnya suatu pemberdayaan, yaitu
2009 menjadi 72,0 pada tahun 2014 dan pen- sebagai modal penggerak dan besarnya par-
capaian seluruh sasaran MDGs pada tahun 2015. tisipasi masyarakat. Kemampuan masyarakat
Cakupan masalah kesehatan cukup luas, dan untuk melakukan kegiatan secara bersama dapat
uraian dalam tulisan ini akan dibatasi pada usaha menjadikan pemberdayaan keluarga berhasil.
Pemerintah Kota Bekasi membentuk posdaya Masyarakat secara mandiri dapat melakukan
dalam kegiatan mendukung peningkatan derajat upaya untuk memecahkan masalah yang
kesehatan keluarga/masyarakat. Analisis akan dihadapinya untuk mewujudkan kesejah-
dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan, yaitu: teraannya.
analisis deskriptif untuk mengkaji bagaimana Apa yang dikemukakan di sini sejalan
profil posdaya dan kondisi posdaya, khususnya dengan apa yang diutarakan Koentjaraningrat
dalam kegiatan yang mendukung peningkatan (2009) tentang masyarakat. Masyarakat, adalah
derajat kesehatan keluarga; dan analisis deskriptif sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau
dan inferensial yaitu pertama, dari segi imple- dengan istilah ilmiah saling “berinteraksi”. Suatu
mentasi kebijakan, kepemimpinan dan SDM kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
pengelola posdaya, partisipasi masyarakat dalam agar warganya dapat saling berinteraksi dan
mendukung kegiatan posdaya untuk peningkatan mempunyai ikatan khusus. Dengan demikian,
kesehatan keluarga; dan kedua, dari segi kualitas sekumpulan manusia dikatakan masyarakat perlu
pelayanan di bidang kesehatan yang diberikan. mempunyai 4 ciri, yaitu interaksi antar warga;
Penelitian dimaksudkan untuk menggali, adat-istiadat, norma, hukum dan aturan-aturan
mengungkap dan menganalisa faktor-faktor yang khas; kontinuitas waktu; rasa identitas kuat yang
mempengaruhi kualitas pelayanan melalui mengikat semua warga. Definisi tersebut
pembangunan berorientasi komunitas masyarakat menyerupai suatu definisi yang diajukan oleh
di bidang kesehatan, yaitu posdaya. Faktor-faktor JL.Gillin dan JP.Gillin dalam buku mereka
yang diteliti meliputi: implementasi kebijakan; berjudul Cultural Sociology (1954) dalam
kepemimpinan; SDM pengelola; partisipasi Koentjaraningrat (2009) yang merumuskan
masyarakat, dan sebagai hasil akhir yang ingin bahwa masyarakat atau society adalah “… the
diteliti bagaimana kualitas posdaya dalam largest grouping in which common customs,
melaksanakan pelayanan dilihat dari keempat traditions, attitudes and feeling unity are
faktor tersebut. Hasil yang diperoleh dari operative”. Dengan demikian, masyarakat di
penelitian diharapkan dapat digunakan dalam lingkup posdaya merupakan individu yang
mendorong agar posdaya lebih berkembang. membentuk kelompok yang sistem organisasinya
Tujuan penelitian adalah: pertama, untuk disebut informal organization.
mengetahui dan menganalisis secara deskriptif Dalam hal ini, posdaya merupakan salah
tentang profil posdaya, situasi dan kondisi satu wadah yang dibentuk Pemerintah Kota
posdaya, pelayanan di bidang kesehatan dalam Bekasi untuk mendorong pemberdayaan keluarga
posdaya, yang saat ini telah dilaksanakan di Kota dengan moto dari, oleh dan untuk masyarakat
Bekasi; kedua, untuk mengetahui dan meng- sendiri, sehingga mampu menambah daya
analisis besarnya pengaruh implementasi kebijak- masyarakat di berbagai bidang. Wrihatnolo dan
an, kepemimpinan, SDM pengelola, partisipasi Nugroho (2007) menyimpulkan dari berbagai
masyarakat terhadap kualitas pelayanan di bidang pendapat, diantaranya Dubois dan Maley (1977)
kesehatan dalam posdaya di Kota Bekasi secara dalam Wrihatnolo dan Nugroho (2007) yang
sendiri-sendiri dan bersama; ketiga, hasil dikatakan bahwa pemberdayaan adalah proses
penelitian ini diharapkan dapat diperoleh menyeluruh: suatu proses aktif antara motivator,
pengembangan yang menyangkut konseptual, fasilitator, dan kelompok masyarakat yang perlu
teori dan implikasi praktis terhadap bagaimana diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan,
meningkatkan kualitas pelayanan posdaya untuk keterampilan, pemberian berbagai kemudahan
meningkatkan derajat kesehatan keluarga. serta peluang untuk mencapai akses sistem
sumberdaya dalam meningkatkan kesejahteraan
Pemberdayaan
masyarakat.
Pemberian kewenangan kepada masyarakat Suyono (2006), menyatakan bahwa kata
sampai komunitas lokal untuk berperan dalam kunci pemberdayaan terkait tiga hal, yaitu
pembangunan disesuaikan dengan kondisi dan pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan. Pem-
kepentingan lokal. Dalam kehidupan sehari-hari berdayaan penduduk miskin dengan komitmen
masyarakat Indonesia terkenal dengan budaya nyata pada akhirnya ditentukan oleh kemampuan
gotong royong, sifat ini menjadi modal dasar untuk mewujudkan pelayanan yang terbaik dalam
Vol. 1, No. 2, 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi… 91

bidang pendidikan dan kesehatan serta mem- bukan saja melayani atau dilayani, tetapi dapat
berikan peluang yang seluas-luasnya ke arah mengembangkan dirinya untuk berwirausaha
aktualisasi kewirausahaan masyarakat. Suyono untuk sekaligus meningkatkan kesejahteraannya.
memberikan penekanan yang sangat kuat
terhadap komitmen nyata dalam hal pem-
berdayaan penduduk miskin. METODE
Sumodiningrat (2009) mengemukakan perlu Penelitian yang dilakukan merupakan
ada paradigma baru penanggulangan kemiskinan penelitian kerjasama antara Yayasan Damandiri
melalui ”Community Based Development”. (Dana Sejahtera Mandiri) dan Yayasan Informasi
Paradigma baru penanggulangan kemiskinan Statistik (Instat). Penulis merancang, melakukan
menurut Gunawan Sumodiningrat adalah ber- serta menganalisis data. Dua pendekatan diguna-
dasarkan prinsip-prinsip adil dan merata, kan, yaitu pendekatan kelembagaan posdaya
partisipatif, demokratis, mekanisme pasar, tertib untuk mengetahui profil serta situasi dan kondisi
hukum dan saling percaya yang menciptakan rasa posdaya; dan pendekatan melalui anggota
aman. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, posdaya untuk menganalisis bagaimana kualitas
pendekatan yang harus digunakan dalam pelayanan yang dilakukan posdaya. Penelitian
penanggulangan kemiskinan adalah pember- dilakukan secara simultan (integrated design)
dayaan masyarakat yang menempatkan masya- dengan melakukan wawancara kepada pengurus
rakat sebagai pelaku utama dan pemerintah posdaya dan anggota posdaya.
sebagai fasilitator dan motivator dalam pem- Profil posdaya dikumpulkan dari posdaya
bangunan. yang aktif (151 posdaya). Sedangkan untuk
Pelayanan Publik situasi dan kondisi posdaya, dipilih 60 posdaya
dari 151 posdaya secara sistematik dari listing
Kebijakan Menteri Kesehatan dalam posdaya yang tersedia. Dari 60 posdaya
penyelenggaraan sistem kesehatan nasional selanjutnya dipilih 20 posdaya secara sistematik
(SKN) menyatakan bahwa pelaku pembangunan dan dari setiap posdaya terpilih dipilih 12
adalah masyarakat, pemerintah, badan legislatif, anggota posdaya, yaitu penerima manfaat dan
dan badan yudikatif. Oleh karena itu, masyarakat atau yang terlibat posdaya di bidang kesehatan
dan pemerintah wajib bahu-membahu di dalam dengan cara judgement/convenience sampling.
mensukseskan pelayanan kesehatan. Pelayanan Dengan demikian, total sampel responden
publik yang dipercayakan kepada posdaya salah anggota posdaya sebanyak 240 orang. Penarikan
satunya adalah ikut mendukung berpartisipasi sampel posdaya dilakukan secara sistematik
merangkum berbagai kegiatan peningkatan setelah terlebih dahulu menyusun kerangka
pelayanan kesehatan yang berada di wilayahnya, sampel posdaya sesuai kondisi posdaya saat
selain pelayanan publik lainnya. Dalam men- listing, yaitu dimulai dari: posdaya unggulan atau
jalankan dukungan tersebut, posdaya tidak dapat sangat berkembang atau berkembang; posdaya
terlepas dari kebijakan yang ditetapkan Pe- yang perkembangannya biasa saja; dan posdaya
merintah Kota Bekasi. Pembentukan posdaya di sulit berkembang.
Kota Bekasi melalui instruksi Walikota Bekasi
No. 09 Tahun 2008, yang selanjutnya digunakan Definisi Operasional Variabel
oleh pengelola posdaya sebagai acuan dukungan
terhadap pemberdayaan keluarga (implementasi Implementasi kebijakan
kebijakan). Kebijakan adalah setiap keputusan dari
Berbagai teori tentang implementasi ke- pemerintah sebagai strategi untuk merealisasikan
bijakan yang selanjutnya diikuti faktor-faktor lain tujuan negara. Kebijakan dapat berupa undang-
untuk keberhasilan dukungan, diantaranya yang undang, peraturan pemerintah, peraturan pre-
digunakan dalam penelitian ini adalah: siden, peraturan daerah dan selanjutnya disebut
implementasi kebijakan Edward III (1980); kebijakan publik. Implementasi kebijakan, adalah
kepemimpinan, Kouzes dan Ponser (1987); SDM cara bagaimana menjalankan, agar yang telah
pengelola, Robbins-Judge (2008); dan partisipasi ditetapkan dalam kebijakan berjalan sesuai
masyarakat, Davis (1955). Sedangkan, untuk dengan tujuan. Kebijakan terhadap posdaya di
mengkaji sumbangsih atau dukungan pelayanan Kota Bekasi diatur melalui instruksi Walikota
terhadap kesehatan dinilai melalui kualitas Bekasi dan ditindaklanjuti dalam implementasi-
pelayanan dari Zeithmal, Parasuraman, dan Berry nya dengan keputusan lurah. Dalam penelitian
(1990). Teori-teori yang digunakan tersebut ini, ingin diteliti bagaimana implementasi kebi-
paling cocok, karena posdaya dan anggotanya jakan yang berkaitan dengan bidang kesehatan
92 BUDIANTI KESEJAHTERAAN SOSIAL

telah dilaksanakan oleh posdaya yang dinilai dan masing-masing dimensi dijabarkan menjadi
berdasarkan kualitas pelayanan di bidang lima indikator.
kesehatan. Konsep Edward III (1980) digunakan
dalam penelitian ini, yang membagi variabel Partisipasi Masyarakat
implementasi kebijakan menjadi empat dimensi, Partisipasi masyarakat yang tinggi akan
yaitu struktur birokrasi, komunikasi, sumberdaya berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi,
dan disposisi. Konsep ini dianggap sesuai untuk karena mereka akan lebih loyal dan meng-
digunakan dalam penelitian ini. hasilkan kohesi kelompok, yaitu posdaya.
Partisipasi adalah keterlibatan warga dalam
Kepemimpinan
lingkungan posdaya dalam situasi kelompok
Kepemimpinan dalam posdaya paling tinggi yang mendorong mereka untuk memberikan
dijabat oleh ketua posdaya, yang harus menjadi kontribusinya, atau berbagai tanggung jawab
penggerak utama jalannya organisasi, atau se- pencapaian tujuan posdaya. Dinyatakan bahwa
bagai motor agar posdaya dapat melaksanakan partisipasi memiliki tiga dimensi penting, yaitu
fungsinya dalam pelayanan. Kepemimpinan keterlibatan, kontribusi, dan tanggung jawab
harus dapat mempengaruhi orang lain, agar mau (Davis, 1995). Dalam penelitian ini, variabel
bekerja atau berpartisipasi untuk mencapai tujuan partisipasi masyarakat dibagi menjadi tiga
yang diinginkan. Kepemimpinan yang diharap- dimensi dan selanjutnya dituangkan ke berbagai
kan adalah untuk dapat mendorong dan me- indikator.
ningkatkan kerjasama dengan orang lain dalam
Kualitas Pelayanan
suatu organisasi. Oleh karena itu, untuk dapat
menilai kepemimpinan, peneliti menuangkan Tujuan pelayanan adalah untuk memuaskan
variabel kepemimpinan ke dalam lima dimensi masyarakat sesuai dengan tugas pelayanannya.
yaitu: kepemimpinan dengan sikap berani Kepuasan masyarakat ditentukan oleh kualitas
menghadapi tantangan, mempunyai pandangan pelayanan yang dilihat dari berbagai sudut
ke depan yang baik (visioner), mempunyai pandang. Kualitas merupakan hasil suatu pe-
kharisma, pembuat gagasan, dan penyemangat. layanan yang diberikan, yang mampu memenuhi
Setiap dimensi dijabarkan ke dalam tiga indikator keinginan dari yang diberi pelayanan. Konsep
untuk mendapatkan data yang dapat meng- Zeithmal, Pasuraman dan Berry (1990) dengan
gambarkan dimensi. Variabel dan penjabarannya teori Service Quality digunakan dalam penelitian,
ke dalam dimensi berdasarkan kajian pustaka karena dalam era kemajuan seperti saat ini,
yang dianggap sesuai untuk digunakan adalah birokrasi pun harus mempunyai semangat
konsep Kouzes dan Posner (1987). kewirausahaan dalam menjalankan kegiatan
pelayanan publik. Berbagai variabel dan dimensi
SDM Pengelola pada berbagai penelitian ilmiah pada ilmu
Sumber daya manusia (SDM) pengelola pemerintahan, khususnya yang berkaitan dengan
posdaya yang dimaksud dalam penelitian ini manajemen dan pelayanan publik banyak
adalah ketua dan anggota pengurus posdaya. menyitir dari aspek bisnis, yaitu mewirausahakan
SDM pengelola yang pada pelaksanaan kegiatan birokrasi seperti yang dikemukakan Osborne dan
posdaya merupakan kunci dalam menjalankan Ted Gaebler (1996). Kualitas pelayanan di-
roda organisasi sehingga berjalan sesuai fungsi- jabarkan menjadi lima dimensi, yaitu yang
nya. SDM pengelola adalah pengurus yang berkaitan dengan fisik, empati, keresponsifan,
menangani bidang kesehatan termasuk kader- keandalan, dan keyakinan/kemampuan. Selanjut-
kadernya. Pengurus pada setiap bidang perlu nya penjabaran dimensi ke dalam indikator
mempunyai keahlian baik teknis, personal disesuaikan dengan kondisi lapangan.
maupun konseptual, sehingga dalam melakukan
Teknik Analisis
pelayanan dapat memuaskan. Konsep yang
digunakan, adalah konsep Robbins dan Judge Teknik analisis yang digunakan adalah
(2008) dan dianggap paling sesuai untuk analisis statistik deskriptif dan analisis
pelayanan di bidang kesehatan karena untuk inferensial. Sebelum kuesioner diaplikasikan,
melaksanakan tugasnya, SDM perlu mempunyai terlebih dahulu diadakan uji reliabilitas dan
kemampuan di bidang tugasnya, mempunyai validitas. Alat uji yang digunakan untuk
sikap pribadi untuk dapat melayani dengan baik reliabilitas adalah Alpha Cronbach. Uji validitas
dan dapat menggerakkan kegiatan agar ber- menggunakan korelasi Pearson (Product Moment
kembang. Oleh karena itu, dalam penelitian ini Correlation).
SDM pengelola dijabarkan menjadi tiga dimensi
Vol. 1, No. 2, 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi… 93

Analisis inferensial yang digunakan berupa nelitian sumber dana kegiatan posdaya yang
regresi linear sederhana dan berganda dengan bersumber dari masyarakat mencapai 50%, selain
empat variabel bebas dan satu variabel terikat. dukungan tenaga sebagai pengurus posdaya yang
Persyaratan penggunaan regresi linear terlebih dengan sukarela berpartisipasi dalam kegiatan
dahulu dilakukan uji, yaitu kenormalan, multi- posdaya. Prospek perkembangan posdaya sejak
kolinearitas, dan koefisien determinasi. SK posdaya dan peluang yang akan datang
seperti gambar 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kota Bekasi dan Profil Posdaya 80 75.00

Kepadatan penduduk Kota Bekasi di 70

wilayah Bodetabek kedua terbesar setelah Kota 60 55.00


Tangerang dengan kepadatan 10.939 jiwa per
50
Km2 (Kota Tangerang 11.685 jiwa per Km2)
(BPS - Kota Bekasi, 2011). Dengan penduduk 38.33
40
yang cukup padat dan kemiskinan yang masih
30
menjadi problema, keberadaan posdaya dianggap
penting oleh Pemerintah Kota Bekasi dan 20
11.67
Walikota Bekasi, telah mengeluarkan Instruksi 5.00 8.33
10 1.67
Nomor 09 Tahun 2008 tentang Fasilitasi Pem- 3.33 1.67
bentukan Pos Pemberdayaan Keluarga. Pem- 0.00
0
berdayaan keluarga menjadi penting dan secara Sangat Menurun Tetap Menaik Sangat
menurun menaik
rutin pemantauan perkembangan posdaya Sejak SK Peluang yad
menjadi tanggung jawab Kapermas. Posdaya di
Kota Bekasi pada umumnya merangkum (Sumber: Situasi dan Kondisi Posdaya Kota Bekasi 2012, Damandiri
dan Instat)
kegiatan pemberdayaan yang telah ada agar lebih
berkembang dan berhasil guna. Semua posdaya Gambar 2. Perkembangan Posdaya Sejak SK dan
Peluang yang Akan Datang
telah berpartisipasi dalam kegiatan bidang
kesehatan atau secara keseluruhan seperti
tercantum pada gambar 1 berikut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Pelayanan
120 Posdaya dalam melakukan aktivitas
100.00
94.04
100 pemberdayaan keluarga dinilai dari pelayanan
77.48 73.51
80 yang diberikan pada sasaran anggota posdaya.
60 Dalam penelitian ini dibatasi pada bidang
40
kesehatan. Penilaian oleh responden dibatasi
10.60 pada 5 variabel, yaitu implementasi kebijakan,
20
kepemimpinan (dalam hal ini ketua posdaya),
0
Pendidikan Kesehatan Wirausaha Lingkungan Lainnya
SDM pengelola, dan partisipasi masyarakat
dan Gizi terhadap kualitas pelayanan (4 variabel bebas dan
1 variabel terikat). Kelima variabel tersebut
(Sumber: Profil Posdaya Kota Bekasi, 2011, Damandiri dan Instat) dalam implementasinya dinilai baik oleh lebih
Gambar 1. Persentase Posdaya yang Melakukan dari 80% responden dan dengan nilai rata-rata
Kegiatan Berbagai Bidang skor per variabel di antara 3,8 dan 4,0 (mak-
simum skor 5, dengan penilaian menggunakan
skala Likert).
Situasi dan Kondisi Posdaya Uji reliabilitas kuesioner dilakukan dengan
Saat ini, keberadaan posdaya belum mandiri melakukan uji coba dan juga dari hasil penelitian
penuh, karena masih memerlukan dukungan dari dengan penggunaan Cronbach’s Alpha dengan
berbagai pihak termasuk dukungan dana. nilai lebih dari 0,8 untuk masing-masing variabel,
Meskipun demikian, sifat kegotongroyongan berarti kuesioner reliabel untuk mendapatkan
masyarakat cukup tinggi, pengurus posdaya dan informasi diperlukan. Uji validitas dari hasil
anggotanya berpartisipasi guna mewujudkan output SPSS versi 19.0 juga menyatakan highly
masyarakat sejahtera. Terbukti dari hasil pe- significant yang berarti kuesioner survei handal.
94 BUDIANTI KESEJAHTERAAN SOSIAL

Sebaran nilai skor dari kelima variabel ngantar masyarakat pada awal, memasuki
penelitian memenuhi syarat normal, dengan masyarakat pada masa transisi, untuk menuju
Kolmogorov Smirnov Z masing-masing lebih yang dicita-citakan. James Anderson (2004)
kecil dari Ztabel 1,96. Demikian juga, antar dalam Nugroho (2008) mendefinisikan: a relative
variabel bebas tidak terjadi gejala multi- stable, purposive course of action follow by an
kolinearitas, sehingga koefisien regresi tidak bias actor or set of actors in dealing of with a
dengan ditunjukkan melalui nilai Variance problem or a matter of concern. Kebijakan
Inflation Factor (VIF) untuk keempat variabel dibentuknya posdaya termasuk ke dalam
bebas 2,1-2,6 (di bawah 10). kebijakan yang menyangkut pelayanan publik,
Dari hasil penelitian, penggunaan model dan posdaya sebagai implementor kebijakan
regresi linear setelah memenuhi uji persyaratan diantaranya di bidang kesehatan. Kenyataan
analisis diperoleh model linear berikut: selama ini kebijakan publik sangat tergantung
pada pelaksana atau implementor kebijakan,
1. Model regresi linear sederhana
yaitu kepatuhan dalam melaksanakan kebijakan
Variabel implementasi kebijakan (X1)
dan tanggapan serta partisipasi masyarakat dalam
Ŷ = 2,340 + 0,433X1 dengan R2 = 0,368
mendukung kebijakan tersebut sehingga kinerja
Variabel kepemimpinan (X2)
kebijakan publik dapat terlaksana sesuai tujuan
Ŷ = 1,778 + 0,561X2 dengan R2 = 0,360
yang ingin dicapai, seperti diutarakan Van Meter
Variabel SDM pengelola (X3)
dan Van Horn (1975) dalam Nugroho (2008).
Ŷ = 1,738 + 0,586X3 dengan R2 = 0,406
Oleh karena itu, pada tahap awal berdirinya
Variabel partisipasi masyarakat (X4)
posdaya, keempat variabel tersebut perlu
Ŷ = 1,580 + 0,614X4 dengan R2 = 0,510
mendapat prioritas perhatian dan perlu
monitoring perkembangannya, serta evaluasi
2. Model regresi linear berganda
secara berkesinambungan. Kebijakan posdaya
Ŷ =1,104+0,112X1+0,119X2+0,132X3+0,375X4
yang telah diawali dengan Instruksi Pembentukan
dengan R2 = 0,575
Posdaya oleh Walikota Kota Bekasi, dalam
implementasinya perlu diikuti dengan berbagai
Nilai skor rata-rata untuk masing-masing
langkah lanjut, sehingga implementor dan
variabel, adalah:
masyarakat paham dan sadar akan tujuan
Implementasi kebijakan : 3,85
dibentuknya posdaya. Saat ini, Kapermas telah
Kepemimpinan : 3,98
ditugasi untuk melaksanakan monitoring dan
SDM pengelola : 3,86
evaluasi perkembangan posdaya yang dilakukan
Partisipasi masyarakat : 3,96
setiap tahun dan diharapkan hasil monitoring dan
Kualitas pelayanan : 4,00
evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyem-
punakan kebijakan lanjut. Diperlukan motor
Pengaruh Implementasi Kebijakan, Ke- penggerak, yaitu ketua posdaya (unsur
pemimpinan, SDM Pengelola, dan Par- kepemimpinan) dan yang menjalankan tugas
tisipasi Masyarakat terhadap Kualitas Pe- organisasi yaitu SDM pengelola dan partisipasi
layanan Bidang Kesehatan masyarakat, baik yang dilayani maupun yang
terlibat dalam organisasi. Keempatnya merupa-
Posdaya di Kota Bekasi dimulai dengan kan rangkaian yang tak dapat dipisahkan,
instruksi Walikota Kota Bekasi tentang pem- walaupun besarnya pengaruh terhadap kualitas
bentukan posdaya, dengan tujuan pemberdayaan pelayanan berbeda.
keluarga menuju keluarga sejahtera dan mandiri. Dari kajian di atas, telah dibahas bahwa
Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari variabel implementasi kebijakan, kepemim-
jajaran Pemda Kota Bekasi hingga level pinan, SDM pengelola dan partisipasi masyarakat
Kelurahan dan RW dengan kenyataan dapat dalam menganalisis besarnya pengaruh terhadap
dibentuk 180 posdaya dalam kurun waktu 2 kualitas pelayanan tidak dapat dipisahkan satu
tahun (tahun 2008-2010). Kebijakan tersebut sama lain, walaupun secara parsial perlu juga
merupakan kebijakan publik menuju masyarakat dilihat berapa besar pengaruhnya untuk mem-
sejahtera dan sangat diperlukan sebagai landasan perkuat kebijakan dalam menggunakan hasil
dari unit organisasi sebagai implementor, yaitu penelitian sebagai masukan penetapan kebijakan
posdaya. Kebijakan ini sejalan dengan apa yang serta menganalisis unsur-unsur yang paling
diutarakan Nugroho (2008): Kebijakan publik dominan berpengaruh terhadap kualitas pe-
setiap keputusan yang dibuat oleh negara. layanan. Unsur-unsur yang paling rendah
Kebijakan publik adalah strategi untuk me- nilainya merupakan prioritas untuk ditingkatkan
Vol. 1, No. 2, 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi… 95

dan yang cukup baik perlu dipertahankan, bahkan PKK, posyandu, atau organisasi sosial lainnya
bila mungkin ditingkatkan. sehingga lebih mudah dibina dalam melakukan
pelayanan. Dari hasil monitoring dan evaluasi
Faktor Implementasi Kebijakan posdaya oleh Kapermas, dapat dikaji lebih
Kebijakan terhadap posdaya diharapkan oleh mendalam keberadaan posdaya sesuai aktivitas
Pemerintah Kota Bekasi dapat mendukung kegiatannya, misal posdaya dengan kategori baik
mengatasi berbagai masalah, diantaranya me- yaitu posdaya yang kegiatannya cukup baik dan
ningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. rutin sampai ke posdaya yang kurang baik.
Kesadaran masyarakat Kota Bekasi diharapkan Sebagai organisasi sosial agar mampu berjalan
meningkat, dengan terus diadakan penyuluhan baik dalam mendukung usaha pemerintah salah
kesehatan oleh berbagai pemangku kepentingan satunya adalah memberikan penghargaan pada
terkait diantaranya oleh posdaya. Oleh karena itu, posdaya yang berhasil. Penghargaan ini merupa-
kebijakan yang terkait bidang kesehatan perlu kan ajang yang dapat memotivasi posdaya agar
terus dipromosikan dan disebarluaskan oleh lebih maju dan menjadi panutan posdaya lainnya.
Pemerintah Kota Bekasi secara jelas agar semua Memang tidak mudah dan memerlukan usaha
pihak memahami, melaksanakan dan me- keras untuk mewujudkan usaha tersebut. Seperti
matuhinya. Standard Operating Procedure yang diungkapkan oleh ketua posdaya dalam
(SOP) bidang kesehatan yang ditugaskan ke wawancara, diperlukan kesungguhan dari aparat
posdaya agar lebih disebarluaskan dan disem- terutama kelurahan, dukungan moril maupun
purnakan sehingga dipahami dan dapat material untuk posdaya.
dilaksanakan dengan patuh oleh semua pihak.
Faktor SDM Pengelola
Aturan-aturan kebijakan perlu jelas dan tidak
menyulitkan, khususnya untuk masyarakat level SDM pengelola berperan penting terhadap
bawah. Pengaruh variabel implementasi kebijak- jalannya organisasi untuk mendampingi ketua
an secara parsial baru mencapai 36,80% mampu posdaya. Hasil penelitian secara parsial me-
menjelaskan variabel kualitas pelayanan, nunjukkan besarnya pengaruh SDM pengelola
sehingga jelas perlu penyempurnaan penetapan terhadap kualitas pelayanan sebesar 40,6% yang
kebijakan dan tata cara implementasinya. nilainya lebih besar dari faktor kepimpinan.
Besaran pengaruh ini merupakan pembuktian apa posdaya dengan SDM pengelolanya dapat diberi
yang diuraikan dalam permasalahan, yaitu masih tugas untuk mendukung tumbuhnya perilaku
terjadinya kendala, sering tidak terkoordinasi- hidup sehat dan bersih lingkungan di masyarakat
kannya kegiatan antar instansi dan usaha melalui pemberdayaan, minimal pada anggota
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lapis sasaran posdaya yang diharapkan menjadi contoh
bawah masih belum maksimal. keluarga lainnya yang bukan anggota posdaya.
Pengaruh positif SDM pengelola terhadap
Faktor Kepemimpinan kualitas pelayanan menunjukkan peluang untuk
Ketua posdaya, sebagai pemimpin orga- dapat memanfaatkan kader-kader posdaya,
nisasi yang juga sebagai penanggungjawab sebagai tenaga penyuluh kesehatan di wilayah-
jalannya posdaya selaku implementor tak kalah nya. Bimbingan dan pelatihan yang diberikan
pentingnya dengan variabel lainnya, walaupun pada kader-kader kesehatan posdaya, serta
dari segi besarnya pengaruh dinyatakan oleh pengalaman sehari-hari tugas pelayanan keluarga
responden secara parsial terhadap Kualitas merupakan proses pembelajaran yang efektif.
Pelayanan mempunyai nilai terkecil dengan R2 Dalam dua tahun posdaya berdiri, telah terjadi
36,0%. Dalam bidang kesehatan peran pe- peningkatan jumlah sasaran yang dilayani pada
mangku kepentingan, khususnya yang terkait bidang kesehatan. Dengan makin banyak meng-
dengan bidang kesehatan perlu memotivasi ketua hadapi sasaran yang harus dilayani, juga akan
posdaya agar lebih perhatian terhadap pe- semakin meningkatkan pengalaman, yang secara
ningkatan kesehatan di wilayahnya. Sejak awal otomatis merupakan proses pembelajaran dari
dari dibentuknya posdaya, arti pentingnya peran para kader kesehatan. Hasil dari proses pem-
ketua posdaya perlu dijelaskan, agar ketua belajaran ini perlu dimotivasi terus oleh pe-
memahami benar visi dan misi posdaya. Dari apa mangku kepentingan, sehingga kader lebih
yang dinyatakan Kouzes and Posner (1987), semangat dan terampil. Kader yang memenuhi
peningkatan pengetahuan seseorang dapat syarat keterampilan diberikan sertifikasi, untuk
menjadikan seseorang menjadi pemimpin yang memotivasi dalam melaksanakan tugasnya.
baik. Ketua posdaya pada umumnya sudah Persyaratan sertifikasi perlu disesuaikan dengan
berpengalaman dalam berorganisasi, melalui bidang tugasnya dan dibuat ketentuan baku yang
Vol. 1, No. 2, 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi… 97

dengan menetapkan tata kelola dan ketentuan- Dari hasil penelitian, pengaruh kepemimpinan
ketentuan untuk kelancaran tugas posdaya. terhadap kualitas pelayanan bidang kesehatan
Pengaruh implementasi kebijakan, ke- tidak terlalu berbeda dibandingkan implementasi
pemimpinan, SDM pengelola dan partisipasi kebijakan. Ketua posdaya merupakan unsur
masyarakat secara bersama-sama 57,5% (R2) penerus dari implementasi kebijakan yang pada
terhadap kualitas pelayanan kesehatan, dengan proses berikutnya, implementasi diserahkan pada
persamaan regresi berganda: pengelola tugas masing-masing.
Ŷ = 1,104+0,112X1+0,119X2+0,132X3+0,375X4 Keempat, SDM pengelola berpengaruh
Dari model tersebut, dapat diintrepretasikan signifikan secara parsial (46,6%) terhadap
untuk masing-masing koefisien regresi variabel, kualitas pelayanan kesehatan dalam posdaya di
apabila terjadi perubahan persepsi terhadap Kota Bekasi. SDM pengelola merupakan faktor
masing-masing independen variabel, bagaimana penguat pertama dari partisipasi masyarakat.
perubahan persepsi kualitas pelayanan kesehatan. Besarnya pengaruh SDM pengelola terhadap
kualitas pelayanan di bidang kesehatan adalah
yang kedua, pengaruh terbesar adalah partisipasi
SIMPULAN masyarakat. SDM pengelola menjadi sangat
penting, karena berhubungan langsung dengan
Pertama, sebagian besar posdaya me- masyarakat yang dilayani.
nunjukkan prospek perkembangan yang cukup Keempat, partisipasi masyarakat ber-
baik. Posdaya cukup optimis untuk dapat lebih pengaruh signifikan secara parsial (51,0%) ter-
berkembang di masa mendatang, walaupun hadap kualitas pelayanan kesehatan dalam
posdaya masih mengharapkan pembinaan/ posdaya di Kota Bekasi. Partisipasi masyarakat
bimbingan secara lebih intensif. Diperlukan SOP merupakan faktor yang paling berpengaruh
yang lebih aplikatif sehingga lebih jelas, terarah terhadap kualitas pelayanan di bidang kesehatan,
peran dan implementasi kebijakan, pimpinan dan sehingga merupakan pendukung utama ke-
SDM pengelola serta partisipasi masyarakat, berhasilan pelayanan kesehatan yang dilakukan
sehingga posdaya dapat melakukan fungsinya posdaya. Dimensi dan faktor-faktor seperti
dengan baik dalam meningkatkan derajat keterlibatan dalam menetapkan program dan
kesehatan. memfasilitasi posdaya, tanggung jawab
Kedua, implementasi kebijakan berpenga- masyarakat terhadap hidup sehat dan bersih
ruh signifikan secara parsial (36,8%) terhadap lingkungan serta kontribusi dalam pemanfaatan
kualitas pelayanan di bidang kesehatan dalam layanan, pemecahan masalah kesehatan, merupa-
posdaya di Kota Bekasi. Dengan demikian, kan dukungan utama berhasilnya pelayanan yang
pembentukan posdaya dengan Instruksi Walikota diberikan. Partisipasi masyarakat dan kesadaran
Bekasi sebagai salah satu program strategik masyarakat pada kesehatan, berdasarkan
Pemerintah Kota Bekasi telah menunjukkan hasil indikator yang diteliti dapat dikelompokkan
yang positif, dimana instruksi tersebut ditindak- menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu yang tahu
lanjuti oleh lurah dengan mengeluarkan Surat tentang pentingnya kesehatan dan yang
Keputusan Kepengurusan Posdaya sebagai dasar tidak/kurang tahu tentang pentingnya kesehatan.
pengurus melaksanakan tugasnya dan Kapermas Kunci keberhasilan peningkatan kualitas pe-
sebagai penanggung-jawab monitoring dan layanan di bidang kesehatan adalah partisipasi
evaluasi. Kepengurusan posdaya terdiri dari masyarakat.
berbagai unsur masyarakat yang telah terbiasa Kelima, implementasi kebijakan, kepemim-
menangani pemberdayaan. Untuk bidang pinan, SDM pengelola dan partisipasi masyara-
kesehatan, pada umumnya embrio posdaya, kat secara bersama-sama berpengaruh terhadap
adalah posyandu yang diperluas dengan me- kualitas pelayanan kesehatan dalam posdaya di
ningkatkan sasaran, peningkatan usaha preventif Kota Bekasi, yang besarnya lebih dari lima puluh
dan promotif, peningkatan jumlah dan mutu persen (57,5%). Dengan demikian, dapat
sasaran serta peningkatan pengetahuan atau disimpulkan implementasi kebijakan, kepemim-
keterampilan bidang kesehatan. Perluasan pinan, SDM pengelola, dan partisipasi masyara-
kegiatan posdaya selain bidang kesehatan juga kat secara bersama-sama apabila mendapat
bidang lainnya, seperti PAUD dan bidang dukungan dari berbagai pihak akan meningkat-
kewirausahaan. kan kapasitas posdaya sebagai organisasi
Ketiga, kepemimpinan berpengaruh signi- komunitas masyarakat di tingkat wilayah kecil
fikan secara parsial (36,0%) terhadap kualitas dalam mendukung peningkatan pelayanan di
pelayanan di bidang kesehatan dalam posdaya. bidang kesehatan sehingga derajat kesehatan
98 BUDIANTI KESEJAHTERAAN SOSIAL

lebih cepat meningkat. Faktor yang paling mampu melaksanakan tugas pemberdayaan
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan di keluarga menuju keluarga sehat, cerdas, sejahtera
bidang kesehatan secara bersama-sama, adalah dan mandiri.
partisipasi masyarakat, diikuti, SDM pengelola, Kelima, dengan diperoleh model pe-
implementasi kebijakan, dan terakhir adalah ningkatan kualitas pelayanan bidang kesehatan
kepemimpinan. oleh posdaya dan dengan dasar, besarnya
pengaruh, maka faktor partisipasi masyarakat
Saran perlu didorong dan ditingkatkan dengan usaha
Berdasarkan simpulan dan temuan dari hasil peningkatan pengetahuan dalam hal preventif dan
penelitian, diajukan saran sebagai berikut: promotif di bidang kesehatan. Masyarakat terus
Pertama, penelitian telah menghasilkan model diajak untuk lebih berpartisipasi menuju hidup
yang akurat untuk diterapkan pada penetapan sehat dan bersih lingkungan. Pemerintah Kota
kebijakan pelayanan di bidang kesehatan. Model Bekasi perlu lebih menyebarluaskan dan
ini tepat untuk diaplikasikan serta tidak rumit menjelaskan kebijakan pembentukan posdaya
dalam analisisnya sejalan dengan organisasi kepada masyarakat luas. Khusus untuk keluarga
posdaya yang dibentuk di wilayah kecil. kurang mampu lebih diberikan akses dan fasilitas
Pimpinan dan SDM pengelola dalam me- kesehatan melalui posdaya, termasuk pe-
laksanakan tugasnya mampu saling membantu ningkatan pengetahuan dan penguatan ke-
dan kerjasama secara otomatis. Berdasarkan mampuan dalam usaha preventif dan promosi
model dan data hasil penelitian dapat dijabarkan bidang kesehatan. Bagi keluarga yang
sebagai penetapan penyempurnaan kebijakan, pengetahuan tentang kesehatan masih lemah,
ketentuan, peraturan atau SOP yang dituangkan diharapkan dapat belajar dari keluarga yang
secara konkrit guna mengembangkan posdaya, pengetahuan dan kemampuannya kuat pada
dan selanjutnya dilakukan penyuluhan, masalah kesehatan.
monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan. Keenam, faktor partisipasi masyarakat
Kedua, usaha promotif antara lain berupa merupakan faktor utama berhasilnya kualitas
posdaya secara terus menerus melakukan pelayanan kesehatan. Faktor kedua setelah
penyuluhan dengan memberikan penjelasan partisipasi adalah SDM pengelola. Dengan
tentang sebab dan akibat timbulnya berbagai kebijakan pembentukan dan pengembangan
penyakit, serta kekurangan gizi. Usaha promotif posdaya, Pemerintah Kota Bekasi perlu
diantaranya dilakukan melalui pendekatan medik, meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia
perubahan perilaku, dan pendekatan pendidikan/ pengelola posdaya, baik ditinjau dari kemampuan
peningkatan pengetahuan. Contoh usaha teknis, personal maupun konseptual dengan
preventif antara lain berupa mengajak individu memberikan pelatihan dan bimbingan pada
dan keluarga mengikuti program kesehatan yang kader-kader kesehatan di posdaya secara
telah dilakukan penyuluhan melalui usaha berkelanjutan, perlunya koordinasi dengan aparat
promotif. kelurahan, serta berbagai unsur yang menangani
Ketiga, peningkatan pelayanan oleh posdaya kesehatan di wilayah kerja posdaya.
perlu mendapat perhatian pemerintah, karena Ketujuh, posdaya di Kota Bekasi saat ini
secara adaptif berdampak luas dalam peningkatan jumlahnya terus berkembang hingga melebihi
derajat kesehatan keluarga bila diperhitungkan 300 posdaya pada bulan Oktober 2013, hampir
secara matematik, dengan memperhitungkan dua kali lipat dibandingkan kondisi tahun 2011.
jumlah desa/kelurahan yang cukup besar dan Posdaya-posdaya ini perlu terus dibina oleh
jumlah RW yang lebih besar lagi. Pemerintah Pemerintah Kota Bekasi, sehingga lebih berperan
dapat membentuk target peningkatan sasaran dalam pemberdayaan keluarga khususnya di
pada setiap posdaya dan memberikan peng- bidang kesehatan. Monitoring dan evaluasi yang
hargaan bagi posdaya yang berhasil melebihi telah dilaksanakan saat ini perlu terus
target dalam merealisasikan kegiatannya, ditingkatkan, dan sekaligus memotivasi posdaya
misalnya diberi piagam penghargaan, diangkat dalam beraktivitas.
sebagai posdaya percontohan, peningkatan
pengetahuan/pelatihan.
DAFTAR ACUAN
Keempat, faktor-faktor lain yang mem-
pengaruhi kualitas pelayanan di bidang kesehatan Badan Pusat Statistik. 2013. Survei Demografi
di luar implementasi kebijakan, kepemimpinan, dan Kesehatan Indonesia (SDKI), 2012.
SDM pengelola dan partisipasi masyarakat perlu Jakarta.
diteliti lebih lanjut. Hal ini penting agar posdaya
Vol. 1, No. 2, 2014 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi… 99

Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia Osborne D, Gaebler T. 1996. Mewirausahakan
2010. Jakarta. Birokrasi (Reinventing Government).
Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Daerah Penerjemah: Abdul Rosyid. Jakarta: PT
Kota Bekasi. Pustaka Binaman Pressindo.
Cochran WG. 1997. Sampling Techniques. USA: Robbins SP and Judge TA. 2008. Perilaku
John Wiley & Sons. Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Davis. 1995. Perilaku Dalam Organisasi Suyono H. 2006. Pemberdayaan Masyarakat.
[terjemahan]. Jakarta: Erlangga. Jakarta: PT Khanata.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sumodiningrat G. 2009. Mewujudkan
2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Kesejahteraan Bangsa. Jakarta: PT Elex
Dasar (Riskesdas) 2007. Media Komputindo.
Edward III, George C. 1980. Implementing Wrihatnolo RR, Nugroho R. 2007. Manajemen
Public Policy. Washington DC: Pemberdayaan. Jakarta: PT Elex Media
Congressional Quarterly Press. Komputindo.
INSTAT. 2011. Profil Posdaya Kota Bekasi. Zeithmal VA, Pasuraman A, Berry LL. 1990.
Jakarta: Yayasan Damandiri. Delivery Service Quality. New York:
_______. 2012. Situasi dan Kondisi Posdaya The Free Press.
Dalam Pemberdayaan Keluarga di Kota (Anonim). 2010. Peraturan Presiden RI No. 5
Bekasi. Jakarta: Yayasan Damandiri. Tahun 2010 Tentang Rencana
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Pembangunan Jangka Menengah
Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Nasional (RPJM) Tahun 2010-2014.
Kouzes JM, Posner BZ. 1987. The Leadership (Anonim). 2008. Pemerintah Kota Bekasi.
Challenge How to Get Extraordinary Instruksi Walikota Bekasi No. 09 Tahun
Things Done in Organization. San 2008 Tentang Fasilitasi Pembentukan
Frasncisco: Jossey-Bass Inc Publishers. Pos Pemberdayaan Keluarga. Bekasi.
Nugroho R. 2008. Public Policy. Jakarta: PT Elex
Media Komutindo.
100 BUDIANTI KESEJAHTERAAN SOSIAL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Anda mungkin juga menyukai