PROPOSAL PTK
JUDUL PTK
LOGO SEKOLAH
Di Susun Oleh :
Nama
NIP
NAMA SEKOLAH
ALAMAT SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN
CONTOH
HALAMAN PERSETUJUAN
Contoh
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh
salah satu guru….. dalam upaya pengembangan metode pengajaran pada proses
pembelajaran yang diselenggarakan di ….. telah selesai dikerjakan dengan harapan agar
proses pembelajaran yang dilaksanakan semakin berkualitas yang pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian yang telah dilaksanakan tersebut dengan judul
“……………………………………………………………………………………..”
Mudah-mudahan hasil penelitian tindakan ini dapat bermanfaat bagi guru, sekolah
dan dunia pendidikan sebagai alternatif metode dalam pelaksanaan pembelajaran demi
terwujudnya tujuan pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah :
Dari latar belakang masalah yang diparkan di atas maka rumusan penelitian ini
adalah:
a. Apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan prestasi
belajar Aqidah Akhlaq siswa Kelas IX-A MTs Negeri 6 Kerinci pada semester
gasal tahun pelajaran 2020/2021?
b. Apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan keaktifan
siswa Kelas IX-A MTs Negeri 6 Kerinci pada semester gasal tahun pelajaran
2020/2021?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis:
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara
pribadi dan sepihak.Sementara pembelajaran itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan
pesertadidik, yang di dalamnya mengandung dua unsure sekaligus, yaitu mengajar dan
belajar (teaching and learning).Jadi pembelajaran telah mencakup belajar. Istilah
pembelajaran merupakan istilah yang sebelumnya dikenal dengan istilah proses belajar
mengajar (PBM) atau kegiatan belajar mengajar (KBM).
Belajar menurut Morris (dalam Ismail, 2008:9) adalah perubahan yang menenap
dalam diri seseorang yang tidak dapat diwariskan secara genetis.Selanjutnya Morris
menyatakan bahwa perubahan itu terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi,
motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman
dalaam situasi-situasi tertentu.
Di samping pengertian tersebut, bila membahas tentang belajar setidaknya dakan
muncul beberapa dimensi dan indicator berikut:
1. Belajar ditandai oleh adanya perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan
ketrampilan yang realtif tetap dalam diri seseorang sesuai tujuan yang diharapkan;
2. Belajar terjadi melalui latihan dan pengalaman yang bersifat komulatif;
3. Belajar merupakan proses aktif konstruktif yang terjadi melalui mental proses. Mental
proses adalah serangkaian proses kognitif yang meliputi persepsi (perception),
perhatian (attention), mengingat (memori), berfikir (thinking, reasoning), memecahkan
masalah dan lain-lain.
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan (Tri Anni, 2004:2). Konsep
tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh beberapa pakar psikologi antara lain:
Gagne dalam buku The conditions of learning (1997) menyatakan bahwa “Belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian
rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi”. Gestalt menyatakan “Belajar adalah suatu
proses rentetan penemuan dengan bantuan pengalaman-pengalaman yang sudah ada”.
Witherington dalam buku Educational Psychologi mengemukakan “Belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaaan, kepandaian, atau suatu pengertian”
(Purwanto, 1992:84).
Dari beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang
penting yang mencirikan belajar yaitu bahwa: Belajar merupakan suatu perubahan yang
terjadi melalui latihan atau pengalaman (Perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan
atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar). Pertama, dalam belajar faktor
pemahaman atau pengertian (insight) merupakan faktor yang penting. Dengan belajar
dapat memahami/mengerti hubungan antara pengatahuan dan pengalaman. Kedua, dalam
belajar pribadi atau organisme memegang peranan yang paling sentral. Belajar dilakukan
secara sadar, bermotif, dan bertujuan. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena
belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti:
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan ataupun sikap (Purwanto, 1992:85)
D. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran menurut Hamalik (dalam Ismail, 2008:9) adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsure-unsr manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.Sedangkan
menurut Mulyasa (dalam Islamil, 2008:10), pembelajaran pada hakekatnya adalah
interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku
ke arah yang lebih baik.Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali factor yang
mempengaruhinya, baik factor internal yang dating dari diri individu, maupun faktor
eksternalyang datang dari lingkungan individu tersebut.
Secara umum pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.
Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus menurut: Behavioristik, Pembelajaran
adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan
lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respon (tingkah laku yang
diinginkan) perlu latihan dan setiap latihan yang berhasil harus diberi hadiah dan atau
reinforcement (penguatan). Kognitif, Pembelajaran adalah cara guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memehami apa yang
sedang dipelajari. Gestalt, Pembelajaran adalah usaha guru untuk memberikan materi
pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa lebih mudah mengorganisasinya
(mengaturnya) menjadi suatu Gestalt (pola bermakna). Humanistik, Pembelajaran adalah
memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dengan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Jadi pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
F. Hasil Belajar
Hasil Belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek–aspek perubahan perilaku tersebut
tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa.
Bloom dalam Sudjana (2002:50) berpendapat bahwa tipe hasil belajar dapat dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. Tipe Hasil Belajar Kognitif
Tipe hasil belajar ini berkenan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi.
a. Tipe Hasil Belajar Pengetahuan
(knowledge)
Pengetahuan hafalan dimaksudkan sebagai terjemahan kata “knowledge” dari
Bloom. Tipe hasil belajar ini termasuk tipe hasil belajar tingkat rendah jika
dibandingkan tipe hasil belajar yang lain.
b. Tipe hasil belajar pemahaman
(comprehensif)
Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari tipe hasil belajar
pengetahuan hafalan. Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau
arti dari suatu konsep.
c. Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstraksi suatu konsep, ide
rumus, hukum dan situasi baru.
d. Tipe hasil belajar analisis
Analisis merupakan tipe hasil belajar yang kompleks, yang memanfaatkan tipe hasil
belajar sebelumnya yakni pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi.
C. Kerangka Berpikir
3) Mengumpulkan data
Hipotesis merupakan jawaban sementara. Oleh karena itu, perlu ada
pembuktian untuk merumuskan benar tidaknya. Caranya adalah dengan
serangkaian pengumpulan data, yakni dengan:
a) Membaca berbagai dokumen;
b) Melakukan pengamatan lapangan;
c) Penelitian laboratorium
d) Melakukan wawancara; dan
e) Menyebarkan angket.
Dengan cara-cara tersebut, diharapkan siswa dapat memperoleh data yang
benar-benar faktual, kuat, dan meyakinkan. Data itu pun dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya karena mereka sendiri yang
mengumpulkan. Diharapkan data itu pun dapat memberikan jawaban atas
permasalahan sebelumnya dan dibandingkan pula dengan hipotesis yang telah
mereka rumuskan.
Data-data itu mereka cata dalam instrumen yang telah mereka siapkan
sebelumnya, baik itu yang berupa jurnal, lembar observasi/pengamatan
laboratorium, dan sejenisnya. Adapun jenis sumber data yang dihubungi,
diobservasi, dan dikumpulkan hendaknya disesuaikan dengan ketersediaan waktu,
biaya, dan tenaga ygn tersedia. Jangan pula penentuan sumber-sumber daya itu
malah membebani para siswa. Misalnya, narasumber yang perlu mereka hubungi
cukuplah yang berada di sekitar lingkungan sekolah ataupun yang berada di
tempat tinggalnya, demikian halnya dengan sumber-sumber dta lainnya.
4) Perumusan kesimpulan (generaliszation).
Setelah data terkumpul dan dianalisis, kemudian dikoreksi dengan rumusan
masalah yang dirumuskan sebelumnya. Data-data tersebut digunakan untuk
menjawab permasalahan tersebut. Kesimpulan itulah yang dimaksud dengan
penemuan di dalam rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan
Mengomunikasian
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan Data
Merumuskan
masalah
5) Mengomunikasikan
Temuan-temuan berharga para siswa jangan dibiarkan terhenti dalam
bentuk catatan-catatan berserakan. Hasil kegiatan mereka perlu ditindaklanjuti
dengan kegiatan mengomunikasikan. Temuan-temuan mereka perlu dihargai,
yakni dengan berupa kegiatan seminar. Masing-masing siswa, baik individu
ataupun kelompok, melaporkan hasil kegiatannya di depan forum diskusi untuk
ditanggapi oleh siswa lain. Dalam proses ini pun memungkinkan bagi para siswa
untuk saling memberikan masukan sehingga temuan yang mereka rumuskan
menjadi lebih penting dan bermanfaat.
c. Sistem penilaian
Kegiatan siswa selama dan setelah mengikuti kegiatan itu harus dinilai secara
komprehensif, yakni mencakup penilaian afektif, kognitif dan psikomotor. Aspek-
aspek yang dinilai disesuaikan dengan indikator yang dirumuskan sebelumnya oleh
guru. Bentuknya bisa lisan, tertulis ataupun melalui perbuatan.
Secara ringkas alur kegiatan pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning)
adalah sebagai berikut:
1. Memberi stumulus (Stimulation): guru memberikan stimulus masalah untuk
diamati dan disimak siswa melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau
melihat gambit, dan lain-lain;
2. Mengidentifikasi masalah (Problem Statemen): siswa menemukan permasalah,
mencari informasi terkait permasalahan, dan merumuskan masalah;
3. Mengumpulkan data (Data Collecting): siswa mencari dan mengumpulkan
data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah
yang dihadapi (mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah,
terutama jika satu alternatif mengalami kegagalan);
4. Mengolah data (Data Processing): siswa mencoba dan mengeksplorasi
kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata
(melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif);
5. Memverifikasi (Verification): siswa mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data melalui berbagai kegiatan, atau mencai sumber yang relevan baik
dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan;
6. Menyimpulkan (Generalization): siswa digiring untuk menggeneralisasikan hasil
berupa kesimpulan pada suatu kejadian atu permasalahan yang sedang dikaji
(Direktorat Pembinaan SMA: 2017:11).
D. Hipotesis Tindakan
Dari latar belakang masalah, rumusan masalah, dan pemecahan masalah yang telah
dipaparkan di atas maka hipotesis penelitian penelitian tindakan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut,
Jika Model Discovery Learning diterpakan,maka:
1. ada pengingkatan prestasi belajar Aqidah Akhlak materi ”Iman kepada Hari Akhir”
siswa kelas IX-A MTs Negeri 6 Kerinci pada semester gasal tahun pelajaran
2020/2021.
2. ada peningkatan keaktifan kelas IX-A MTs Negeri 6 Kerinci pada semester gasal tahun
pelajaran 2020/2021.
E. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran ditentukan dengan kriteria
sebagai berikut :
1. …
2. …
3. …
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian
1. Setting Penelitian
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX A yang berjumlah 20 orang yang
terdiri dari 5 siswa putra dan 15 siswa putri. Kelas ini bersifat heterogen
karena terdiri dari siswa yang berkemampuan, berlatar belakang sosial, dan
berkarakter beragam.
3. Waktu Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester Gasal tahun
pelajaran 2020/2021 dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober tahun
2020/2021
B. Sumber Data
Untuk mendapat data hasil belajar dalam penelitian ini digunakan Butir
Soal Tes sebagaimana yang terlampir (lampiran ….halaman…. ). Sedangkan
untuk mendapat data kualitatif tentang kegiatan guru dalam proses
pelaksanaan pembelajaran digunakan instrumen berupa lembar observasi
kegiatan guru sebagai berikut: ( tampilkan formatnya di halaman ini dan
jelaskan cara mengolah/kriteria hasilnya).
D. Analisis Data
Data kuantitatif yang diperoleh berupa nilai hasil tes siswa setiap pertemuan
dihitung reratanya, dianalisis jumlah siswa yang sudah tuntas dan yang belum
tuntas, nilai tertinggi maupun nilai terendah. Hasil-hasil analisis tersebut
direkapitulasi dan dihitung besar perubahan dan peningkatan yang terjadi dari
pertemuan ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus.
Data yang didapat dari siklus kedua dianalisis dengan cara yang sama, kemudian
dari hasil analisis akhir dari setiap siklus dihitung perubahan/ peningkatannya
dan diertai dengan deskripsi kritis tentang penyebab perubahan tersebut.
Data kualitatif berupa hasil observasi yang telah diisi oleh observer dalam setiap
pertemuan kemudian dianalisis secara deskriptif sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan pada instrumen. Hasil pengamatan tersebut juga dijadikan bahan
diskusi dan perbaikan pada tahap refleksi.
E. Indikator Kinerja
sebesar…..
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis PenelitianTindakan Kelas
yang terdiri dari …. Siklus (jangan lupa sebuah PTK minimal dilaksanakan
dalam dua (2) siklus)
PTK ini mengacu pada desain penelitian menurut Kemmis ( adaptasi dari Mc
Niff,1988:27) seperti berikut ini:
Menurut desain diatas, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dalam penelitian ini, setiap siklus
terdiri dari tiga kali (3X) pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari
pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pelaksanaan penelitian disusun
sebagaimana tabel di bawah ini. (Buat tabel yang memuat secara rinci siklus
I pertemuan 1 dilakukan pada hari, tanggal, bulan, tahun dan jam pelajaran
keberapa serta membahas materi apa dst).
DAFTAR PUSTAKA
Berisi foto kegiatan, surat menyurat dan lain-lain (Dokumen yang sekiranya
penting) sebagai bukti nyata tulisan hasil sendiri