Anda di halaman 1dari 10

Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.

2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen Dan Batu Gamping


Sebagai Agregat Pada Beton

Windi Desliono*1, Herman Parung*2, Suryanti Rapang Tonapa*


*1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar, Indonesia
deslionowindy@gmail.com
*2,3 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Indonesia Paulus, Makassar, Indonesia
parungherman@gmail.com dan suryantirt19@gmail.com

ABSTRAK
Fly Ash adalah limbah hasil pembakaran batubara dan salah satu mineral campuran pozzolan yang terdapat di
Indonesia. Inovasi teknologi beton yang ramah lingkungan untuk mengurangi penggunaan semen dan batu kali, yaitu
memanfaatkan fly ash sebagai substitusi semen dan batu gamping sebagai agregat kasar pada campuran beton. Tujuan
penelitian untuk mengetahui sifat mekanik beton dan persentase optimum pemakain fly ash pada campuran beton
dengan batu gamping sebagai agregat kasar. Persentase fly ash yang digunakan bervariasi, yaitu 0%, 10%, 15%, dan
20%. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 7, 21, dan 28 hari dengan mutu rencana 25 MPa. Sedangkan kuat tarik
belah dan kuat lentur dilakukan pada umur 28 hari. Penelitian ini menggunakan benda uji silinder ukuran 15 x 30 cm
sebanyak 48 buah dan balok ukuran 15 x 15 x 60 cm sebanyak 12 buah, dilakukan di Laboratorium Struktur dan Bahan
Teknik Sipil Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh
penggunaan fly ash sebagai substitusi semen dengan batu gamping sebagai agregat kasar pada campuran beton,
menghasilkan beton dengan kuat tekan, kuat tarik belah, kuat lentur beton yang maksimum berturut-turut adalah 27,56
MPa, 2,50 MPa, dan 4,68 MPa terhadap beton normal dengan persentase penggunaan fly ash optimum 15%.
Kata kunci : Fly Ash, Batu Gamping, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Kuat Lentur

ABSTRACT
This research is intended to Utilize Posi Mountain Stone as a Mixed Material of AC-BC. The methodology in this
research is to conduct a series of testing the characteristics of coarse, fine aggregate, and filler then design the
composition of the Laston AC-BC mixture and Marshall test to obtain the mixture characteristics and Marshall immersion
test to obtain an immersion index (IP) / residual strength index (IKS) / optimum durability of asphalt mixtures.The results
of research conducted at the Road and Asphalt Laboratory of the Faculty of Engineering, Department of Civil
Engineering, Christian University of Indonesia, Makassar Makassar, showed that the characteristics of pavement
materials in the form of Serang Tengnge mountain rocks, Kapalapitu District, meet specifications as road pavement
coating materials. Through the Marshall Test obtained the characteristics of the mixture Laston AC-WC with asphalt
content of 5.0%, 6, 0%, 6, 50%, 7.00%, 7.50%. The Marshall immersion test results of the laston AC-WC mixture with an
optimum asphalt content of 7.0% obtained an Immersion Index (IP) / Residual Strength Index (IKS) / Durability of
95.74%, which fulfill 90% compliance and meet 2018 Highways Quality Specifications.
Keywords: Aggregate Characteristics, LASTON AC-BC Composition, Marshall Test

PENDAHULUAN beton. Ini menyebabkan pengaruh agregat sangan


penting untuk kualitas dan mutu beton.
A. Latar Belakang Masalah
Keterbatasan tingkat kehalusan butir semen
Beton merupakan material konstruksi yang menjadi persoalan utama dalam menghasilkan
tersusun dari semen, air, agregat kasar, agregat mutu beton. Untuk itu berbagai penelitian
halus tanpa atau dengan bahan tambah lain jika dilakukan untuk mencari alternatif penggunaan
dibutuhkan. Beton menjadi salah satu pilihan semen sebagai material pembentuk beton.
utama dalam pekerjaan konstruksi karena memiliki Material-material yang diuji memiliki sifat kimiawi
banyak kelebihan antara lain harga relatif murah, yang sama dengan semen. Pada pembakaran
mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dan biaya batubara dalam PLTU, terdapat limbah padat yaitu
perawatan yang terbilang murah. Agregat pada abu terbang (fly ash) yaitu partikel abu yang
beton berguna sebagai bahan pengisi. Komposisi terbawa gas buangan yang halus berwarna abu-
agregat halus maupun kasar pada beton sekitar abu kehitaman. Di Indonesia, produksi limbah fly
70% - 80% dari keselurhan bahan pada campuran ash dari tahun ke tahun meningkat sebanding

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
1
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

dengan konsumsi penggunaan batubara sebagai 4. Dengan kuat tekan beton yang memenuhi
bahan baku pada industri PLTU. Hal ini yang standar yang diuji dengan fly ash dapat
menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan, memberikan konstribusi terhadap
karena limbah padat hasil dari tempat pembakaran perkembangan teknologi beton yang dapat
batubara dibuang sebagai timbunan. Fly ash ini diterapkan pada struktur pekerjaan konstruksi.
terdapat dalam jumlah yang cukup besar, sehingga
memerlukan pengelolaan agar tidak menimbulkan TINJAUAN PUSTAKA
masalah lingkungan, seperti pencemaran udara.
A. Pengertian Beton
Disisi lain, besarnya peningkatan akan
Berdasarkan SNI-03-2847-2013 beton adalah
kebutuhan material pembuatan beton
campuran antara semen Portland atau semen
menyebabkan banyak penambangan agregat
hidraolik lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan
sebagai salah satu campuran beton secara besar
air, dengan atau tanpa bahan tambah yang
yang menyebabkan kekurangan sumber alami
membentuk massa padat. Tolak ukur yang
yang tersedia semakin menipis untuk pembuatan
mempengaruhi kualitas dari suatu beton adalah
beton. Untuk itu, digunakan material alternatif
semen yang digunakan, maupun kekuatan dari
untuk pengganti agregat campuran beton dengan
agregat yang digunakan. Bentuk agregat bervariasi
material lain yang belum banyak dimanfaatkan.
mulai dari yang berbentuk bulat hingga pipih, hal
Dengan adanya produksi semen pada PT. inilah yang akan mempengaruhi workabilitas
Semen Tonasa yang berada di Pangkep Sulawesi campuran beton selama pencampuran dilakukan.
Selatan, menghasilkan banyak batu gamping Selain itu interaksi antara agregat dan mortar
sebagai bahan produksi semen. Hal ini menjadi menjadi salah satu penunjang kualitas beton.
alasan penulis untuk memanfaatkan ketersedian Semen adalah unsur kunci dalam beton, meskipun
batu gamping tersebut sebagai penganti agregat jumlahnya hanya 7-15% dari campuran. Beton
kasar pada pembuatan beton agar penggunaan dengan jumlah semen yang sedikit (sampai 7%)
agegat kasar tidak sepenuhnya menggunakan disebut beton kurus (lean concrete), sedangkan
batu kali, tetapi dapat memanfaatkan batu beton dengan jumlah semen yang banyak disebut
gamping yang ada. beton gemuk (rich concrete).
Berdasarkan jenisya beton di bedakan
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, menjadi beberapa jenis antara lain:
maka penulis melakukan penelitian di laboratorium 1. Beton mortar
mengenai “PEMANFAATAN FLY ASH SEBAGAI Beton jenis ini merupakan campuran antara
SUBTITUSI SEMEN DAN BATU GAMPING mortar, agregat halus serta air. Mortar yang
SEBAGAI AGRGAT PADA BETON” digunakan terdiri dari campuran semen, kapur dan
lumpur yang pasangan dengan anyaman tulangan
baja untuk memperoleh kuat tarik dan daktalitas
B. Tujuan Penelitian yang baik.
2. Beton ringan
Tujuan penelitian ini adalah : Beton ringan dibuat dengan menggunakan
1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan fly agregat yang cenderung lebih ringan. Biasanya
ash sebagai bahan subtitusi semen dan juga kedalamnya ditambahkan zat adiktif yang
penggunaan batu gamping sebagai agregat nantinya akan membentuk gelembung, hal inilah
kasar untuk mendapatkan sifat mekanik yang mebuat bobot beton ini lebih ringan
beton seperti nilai kuat tekan, kuat tarik, dan dibandingkan dengan beton lainnya dengan
kuat lentur beton. ukuran yang sama. Beton ini biasanya dipakai
2. Untuk mengetahui tingkat persentase pada diding non-struktur karena tidak sekuat
pemakaian fly ash yang masih aman untuk dengan beton jenis lain.
mendapatkan mutu beton yang optimum. 3. Beton non-pasir
Beton ini dibuat dengan menggunakan
C. Manfaat Penelitian campuran semen, kerikil dan air. Beton ini tidak
Adapun manfaat penelitian ini adalah : menggunakan pasir sehingga akan terbentuk pori-
1. Memanfaatkan limbah batubara sebagai pori kecil diantara kerikil yang menyebabkan beton
bahan campuran beton sehingga dapat ini lebih ringan pula. Beton ini digunakan pada
mengurangi pencemaran lingkungan. struktur ringan, balok atau kolom sederhana, serta
2. Memberikan data dan informasi mengenai bata beton.
persentase fly ash yang baik digunakan 4. Beton hampa
dalam pembuatan beton. Disebut beton hampa karena pembuatan beton
3. Memanfaatkan batu gamping sebagai agregat ini dilakukan dengan meyedot air pengencer
kasar pada campuran beton. adukan beton menggunakan alat vacum khusus.

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
2
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

Beton ini merupakan beton dengan kekuatan yang macam, yaitu agregat halus dan agregat kasar
sangat tinggi dan sering digunakan pada yang di dapat secara alami atau buatan.
bangunan-bangunan tinggi pencakar langit.
5. Beton bertulang
Beton bertulang merupakan perpaduan antara a. Agregat halus
campuran beton dengan tulangan baja. Beton Agregat halus menurut SNI 03-2847-2013, yaitu
memiliki sifat tahan terhadap gaya tekan namun agregat yang mempunyai ukuran butir terbesar 5
gaya tarik kurang. Sehingga ditambahkan tulangan mm. Agregat halus dapat berupa pasir baik berupa
baja untuk menambah gaya tarik pada beton. pasir alami yang diperoleh langsung dari sungai
Beton bertulang biasanya digunakan pada pelat atau tanah galian, ataupun pasir buatan dari hasil
lantai, kolom bangunan, jalan, jembatan, dan lain- pemecahan batu.
lain.
Gradasi agregat halus sebaiknya memenuhi
6. Beton pra-tegang
syarat di bawah ini :
Beton pra-tegang hampir sama dengan beton
1. Berupa pasir yang berfungsi sebagai bahan
bertulang, perbedaannya yaitu tulangan baja yang
pengisi, harus bebas dari bahan organik dan
akan dimasukan pada beton terlebih dahulu
lempung.
melewati proses penegangan agar dapat menahan
2. Mempunyai butiran yang halus.
beban lenturan yang besar. Beton jenis ini banyak
3. Tidak mengandung lumpur lebih dari 5%
digunakan untuk menyangga struktur bangunan
terhadap berat kering.
bentang lebar.
4. Agregat lolos pada saringan no.4 dan tertahan
7. Beton serat
pada saringan no.100, gradasi berukuran
Beton serat adalah beton yang menggunakan
n<100 dapat berusak campuran beton.
berbagai jenis serat kedalam adukannya. Serat-
5. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari
serat yang diapakai antara lain plastik, kawat baja
sumber yang sama).
hingga tumbuh-tumbuhan. Hal ini akan menambah
Persyaratan mengenai proporsi agregat dengan
daktalitas pada beton sehingga beton tidak mudah
gradasi ideal yang direkomendasikan terdapat
retak.
dalam standar ASTM C 33/03 “Standard
Spesification for Concrete Aggregates”.
B. Material Penyususun Beton
Tabel 1. Syarat Gradasi Agregat Halus
1. Portland cemen composite (PCC) Persen yang Lolos (%)
Ukuran
Saringan Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4
Menurut SNI 15-7064-2004, Semen Portland
(mm) (kasar) (Agak (Agak (Halus)
komposit merupakan bahan pengikat hidrolis hasil
Kasar) Haus
penggilingan bersama-sama terak semen Portland
dan gypsum dengan satu atau lebih bahan 9,60 100 100 100 100
anorganik. Bahan anorganik tersebut antara lain 4,80 90-100 90-100 90-100 95-100
terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, 2,40 60-95 75-100 85-100 95-100
senyawa silika, batu kapur, dengan kadar total 1,20 30-70 55-100 75-100 90-100
bahan anorganik 35% dari massa semen Portland 0,60 15-34 35-59 60-79 80-100
komposit. Semen Portland komposit dikategorikan
0,3 5-20 8-30 12-40 5-50
sebagai semen ramah lingkungan dan digunakan
untuk hampir semua jenis konstruksi. Menurut 0,15 0-10 0-10 0-10 0-15
Mulyono (2004), ada empat senyawa kimia utama Sumber : Tjokrodimuljo,2007
yang menyusun semen Portland yaitu : Tabel 2. Spesifikasi Karakteristik Agregat Halus
Karakteristik Interval Pedoman
No
2. Agregat Agregat halus Batas
1 Kadar lumpur, % 0,2-6 SNI 03-4142-1996
Agregat adalah butiran mineral yang
merupakan hasil disintegrasi alami batu-batuan 2 Kadar organik, <No.3 ASTM C40
atau juga hasil mesin pemecah batu. Kandungan warna
agregat sebagai salah satu bahan pengisi pada 3 Kadar air, % 3-5 SNI 03-1971-1990
beton kira-kira mencapai 70% - 80% dari volume 4 Berat volume
beton. Agregat sangat berpengaruh terhadap sifat- padat, kg/ltr 1,40-1,90 SNI 03-4840-1998
sifat beton, sehingga pemilihan agregat 5 Berat volume
merupakan suatu bagian yang penting dalam gembur, kg/ltr 0,20-2,00 SNI 03-4840-1998
pembuatan beton. Agreagt dibedakan menjadi 2 6 Penyerapan,% 0,20-2,00 SNI 1970-2008
7 Berat jenis (SSD) 1,6-3,2 SNI 1970-2008

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
3
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

8 Modulus Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium


kehalusan 2,20-3,10 SNI 03-1968-1990
Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium 3. Air
Air adalah bahan dasar pembutan beton.
Berfungsi untuk membuat semen bereaksi dan
b. Agregat kasar sebagai bahan pelumas antara butir-butir agregat.
Defenisi agregat kasar menurut SNI 03- Pada umumnya air minum dapat dipakai untuk
2847-2013, yaitu kerikil yang merupakan hasil campuran beton. Air yang mengandung senyawa-
disintegrasi alami batuan pecah atau bahan yang senyawa yang berbahaya, tercemar garam,
diperoleh dari industri pemecah batu dan minyak, gula atau bahan kimia lainnya bila
mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 digunakan untuk campuran beton akan sangat
mm. Adapun kualitas agregat yang dapat menurunkan kekuatannya dan dapat juga
menghasilkan beton mutu tinggi adalaha gregat mengubah sifat-sifat semen.
kasar memiliki partikel lebih besar dari pada 4,75 Air sebagai bahan bangunan sebaiknya
mm, agregat kasar harus bersih dari unsur organik, memenuhi syarat sebagai berikut (SNI 03-2847-
agregat kasar harus merupakan butiran keras dan 2013) :
tidak berpori, agregat tidak mengandung lumpur
lebih dari 10% berat kering. Lumpur yang 1. Air yang digunakan pada campuran beton
dimaksud adalah agregat yang melalui ayakan harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
diameter 0,063 mm, bila melebihi 1% berat kering merusak yang mengandung oli, asam, alkali,
maka kerikil harus di cuci terleih dahulu, agregat garam, bahan organic, atau bahan-bahan
mempunyai bentuk yang tajam. Dengan bentuk lainnya yang merugikan terhadap beton atau
yang tajam maka timbul gesekan yang lebih tulangan.
besar pula yang menyebabkan ikatan yang lebih 2. Air percampuran yang digunakan pada beton
baik, selain itu dengan bentuk tajam akan prategang atau pada beton yang didalamnya
memerlukan pasta semen sehingga akan mengikat tertanam logam aluminium, termasuk air
dengan lebih baik. bebas yang terkandung dalam agregat, tidak
oleh mengandung ion klorida dalam jumlah
Tabel 3. Analisa Proporsi Saringan Agregat Kasar yang membahayakan.
Persentase Lolos (%) 3. Air tidak dapat diminum tidak boleh digunakan
Ukuran Saringan pada beton.
Gradasi Agregat
(mm)
10 mm 20 mm 40 mm 4. Fly Ash (Abu Terbang)
78 100 - - Menurut ASTM C-618 (ASTM, 1995:304), abu
38 95 - 100 100 - terbang atau fly ash didefinisikan sebagai butiran
19 35 - 70 95 -100 100 halus hasil sisa pembakaran batubara yang digiling
9,6 10 - 40 30 - 60 50-85 halus. Bahan ini berwarna abu-abu dan butirannya
4,8 0-5 0 -10 0-10 berbentuk bulat dan bersifat pozzolanic yaitu bila
Sumber : SNI 03-2834-2000, Pembuatan terkena air akan mengeras. Fly ash diambil dari
Campuran Beton Normal tambang batubara yang digunakan sebagai
sumber bahan utama dalam sebuah stasiun
Tabel 4. Spesifikasi Karakteristik Agregat Kasar tenaga pembangkit yang dihancurkan terlebih
No. Karakteristik Interval Pedoman dahulu sebelum proses pembakaran. Fly ash
Agregat Batas sebagai bahan pozzolan mempunyai ketahanan
Kasar terhadap agresi sulfat dan air kotor. Bahan ini
1 Kadar lumpur, % 0,2-1,0 SNI 03- digunakan untuk penambah atau pengganti
4142-1996 sampai 70% semen. Bukti-bukti yang ada
2 Kadar air, % 0,5-2,0 SNI 03- menunjukkan bahwa kekuatan batas dengan
1971-1990 mengganti sekurang-kurangnya 20% dari semen
3 Berat volume 1,40-1,90 SNI 03- dengan pozzolan hampir tak beda dengan bila
padat, kg/ltr 4804-1998 semen saja yang digunakan. Di beberapa negara
maju, fly ash telah banyak digunakan sebagai
4 Berat volume 1,40-1,90 SNI 03-
campuran beton.
gembur, kg/ltr 4804-1998
5 Penyerapan,% 0,20-2,00 SNI 1969- 1. Sifat Kimia
2008
Sifat kimia dari fly ash dipengaruhi oleh jenis
6 Berat jenis SSD 1,60-3,20 SNI 1969-
batubara yang dibakar, teknik penyimpanan, dan
2008
penanganannya. Pembakaran batubara lignit dan

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
4
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

sub-bituminous menghasilkan abu terbang dengan 1. Kuat Tekan Beton (Berdasarkan SNI 1974-
kalsium dan magnesium oksida lebih banyak dari 2011)
pada jenis bituminous. Komponen utama fly ash
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per
batubara adalah silica (SiO2), alumina (Al2O3), besi
satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton
oksida (Fe2O3), kalsium (CaO); dan magnesium ,
hancur dibebani dengan gaya tekan tertentu yang
potassium, sodium, titanium, dan belerang dalam
dihasilkan oleh mesin tekan. Perhitungan kuat
jumlah yang sedikit. Komposisi dan klasifikasi Fly
tekan beton digunakan persamaan (1) :
ash dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Komposisi dan Klasifikasi Fly Ash
P
Komponen Bituminus Sub- Lignit Kuat tekan beton = ……………………….(1)
A
bitumis
SiO2 20-60 40-60 15-45
Keterangan :
Al2O3 5-35 20-30 20-25
P = Beban maksimum (N)
Fe2O3 10-40 4-10 4-15 A = Luas penampang benda uji (mm2)
CaO 1-12 5-30 15-40
MgO 0-5 1-6 3-10 P
SO3 0-4 0-2 0-10
Na2O 0-4 0-2 0-6
K2O 0-3 0-4 0-4
LO I0-15 0-3 0-5
Sumber : Ahmaruzzaman, 2010

5.  Batu Gamping
Batu gamping adalah batuan sedimen yang
utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO 3) Gambar 1. Uji Kuat Tekan
dalam bentuk mineral kalsit. Kebanyakan batu
gamping terbentuk di laut dangkal, tenang, dan 2. Kuat Tarik Belah Beon (Berdasarkan SNI
pada perairan yang hangat. Lingkungan ini 2491:2014)
merupakan lingkungan ideal dimana organisme
Kuat tarik belah adalah kuat tarik beton yang
mampu membentuk cangkang kalsium karbonat
ditentukan berdasarkan kuat tarik belah dari
dan skeleton sebagai sumber bahan pembentuk
silinder beton yang ditekan pada sisi panjangnya.
batu gamping. Ketika organisme tersebut mati,
Kekuatan tarik belah beton relatif rendah, nilai kuat
cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk
tekandan tarik belah beton tidak berbanding lurus.
membentuk sedimen yang selanjutnya akan
Tegangan tarik yang timbul sewaktu benda uji tarik
terlitifikasi menjadi batu gamping. Di Indonesia,
belah disebut split cylinder strength atau kuat tarik
batu gamping sering disebut juga dengan istilah
belah, yang dihitung dengan persamaan (2),
batu kapur, sedangkan istilah luarnya biasa
dengan mekanisme pengujian yang ditunjukkan
disebut "limestone".
pada gambar berikut.
Batu gamping (batu kapur) kebanyakan
merupakan batuan sedimen organik yang 2P
terbentuk dari akumulasi cangkang, karang, alga, T= …………………………………………(2)
πld
dan pecahan-pecahan sisa organisme. Batuan ini
juga dapat menjadi batuan sedimen kimia yang Dimana :
terbentuk oleh pengendapan kalsium karbonat dari
T = Kekuatan tarik belah (N/mm, MPa)
air danau ataupun air laut. Pada prinsipnya,
definisi batu gamping mengacu pada batuan yang P = Besarnya beban (N)
mengandung setidaknya 50% berat kalsium
L = Panjang benda uji (mm)
karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Sisanya,
batu gamping dapat mengandung beberapa D = Diameter benda uji (mm)
mineral seperti kuarsa, feldspar, mineral lempung,
pirit, siderit dan mineral-mineral lainnya.

C. KARAKTERISTIK BETON

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
5
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

Penelitian dilakukan di Laborarium Struktur &


Bahan Universitas Kristen Indonesia Paulus
Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental di laboratorium berupa pengujian
karakteristik agregat kasar dan agregat halus,
pengujian kuat tekan, pengujian kuat tarik belah
dan pengujian kuat lentur beton.
Gambar 2. Uji Tarik Belah
3. Pengujian Kuat Lentur Beton (Berdasarkan
SNI 4431-2011) C. Pengujian Karakteristik Agregat
Kuat lentur beton adalah kemapuan balok 1. Agregat Halus
beton yang diletakkan pada dua perletakan untuk Hasil pengujian karakteristik agregat halus
menahan gaya dengan arah tegak lurus sumbu dapat dilihat pada table berikut.
benda uji, yang diberikan padanya sampai benda
uji patah. Kuat lentur beton digunakan dengan Tabel 6. Hasil pemeriksaan Karakteristik Agregat
persamaan (3) berikut. Halus

PxL No. Karak- Hasil Interval Keterangan


f r= …………………………………..(3) teristik SNI
b x h2 1 Kadar Air 4,4933 00%-5,00% Meme-
Keterangan : nuhi
2 Zat Organik No.1 <No. 3 % Meme-
Fr = Kuat lentur benda uji (MPa) nuhi
P = Beban tertinggi pada mesin uji (ton) 3 Kadar 1,6 0,20%-6,00% Meme-
Lumpur nuhi
L = Jarak bentang antara dua garis perletakan 4 Berat Vo- 1,67 1,4-1,9 kg/Liter Meme-
(cm) me Padat nuhi
H = Lebar penampang lintang horizontal (cm) 5 Berat Vo- 1,55 1,4-1,9 kg/Liter Meme-
me Gembur nuhi
6 Berat 2,56 1,60-3,20 Meme-
Jenis SSD nuhi
7 Absorsi / 1,73 0,20% -2,00% Meme-
Penyerapan nuhi
8 Modulus 2,49 2,20-3,10 Meme-
Kehalusan nuhi
Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium

D. Pembuatan Benda Uji


Tabel 7. Komposisi Campuran Beton Subtitusi Fly
Ash Silinder dan Balok Metode ACI dalam
Gambar 3. Benda Uji, Perletakan dan 1 m3
Pembebanan Berat kg/ 1 m3 Silinder
Fly Ash
Material
METODOLOGI PENELITIAN 0% 10% 15% 20%
Fly Ash 0 0,25 0,38 0,51
A. Lokasi Pengambilan Material Semen 2,53 2,28 2,15 2,03
Agregat Halus 4,57 4,57 4,57 4,57
Lokasi pengambilan Fly Ash berada di PT. Agregat Kasar 6,54 6,54 6,54 6,54
Makassar Tene Jl. Ir. Sutami No. 38 Kompleks Air 1,02 1,02 1,0 1,02
Pergudangan Parangloe Indah Makassar, Berat kg/ 1 m3 Balok
Sulawesi Selatan, dan pengambilan batu gamping Fly Ash 0 0,65 0,97 1,29
berada di PT. Semen Tonasa, Desa Biringere, Semen 6,45 5,81 5,49 4,32
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Agregat Halus 11,64 11,64 11,64 11,64
Provinsi Sulawesi Selatan. Agregat Kasar 16,66 16,66 16,66 16,66
Air 2,59 2,59 2,59 2,59
B. Lokasi Penelitian Sumbr : Hasil Penelitian Laboratorium

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
6
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

490000
HASIL DAN PEMBAHASAN 15% 480000 17662,5 27,554
490000
A. Hasil emeriksaan Kuat Tekan Beton 420000
Prosedur pengujian dilaksanakan berdasarkan 20% 410000 17662,5 23,213
(SNI 1974-2011). Pengujian dilakukan pada saat 400000
benda uji berumur 7 hari, 14 21 hari, dan 28 hari Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium
dengan menggunakan Compression Testing
Machine. Uji kuat tekan bertujuan untuk
mengetahui kekuatan beton dalam menerima
beban tekan dalam satuan KN. Berikut merupakan
hasil perhitungan dari kuat tekan beton dari variasi
30.000
subtitusi fly ash 0%, 10%, 15% dan 20%.
Fly
25.000 Ash
0%

Kuat Tekan (MPa)


20.000 Fly
Ash
15.000 10%
Tabel 7. Rekapitulasi Perhitungan Kuat Tekan Fly
10.000 Ash
Umur Fly Beban A Kuat 15%
Pera Ash P (mm2) Tekan 5.000 Fly
watan (N) (MPa) Ash
(Hari) 0.000 20%
280000
Umur Beton (Hari)
0% 285000 17662,5 15,947
280000 Gambar 4. Hubungan Antara Umur Beton dengan
260000 Kuat Tekan Beton
10% 240000 17662,5 14,154
250000 Grafik di atas menunjukan hubungan antara
7
250000 kuat tekan beton terhadap umur beton dari
15% 250000 17662,5 14,060 beberapa variasi fly ash dimana kuat tekan
245000 rencana adalah 25 MPa. Subtitusi fly ash 20%
awalnya tinggi dari subtitusi yang lain pada umur 7
290000
hari, namun pada saat umur 28 hari tidak
20% 295000 17662,5 16,608 mencapai kuat tekan rencana. Begitupun
295000 sebaliknya dengan subtitusi fly ash 15% awalnya
390000 sangat rendah, namun pada saat umur 21 hari
0% 380000 17662,5 21,892 terus mengalami peningkatan dan pada umur 28
390000 hari mengalami pertambahan nilai dari kuat tekan
365000 yang direncanakan.
10% 370000 17662,5 20,854
370000 B. Hasil Pemeriksaan Kuat Tarik Belah Beton
21
420000 Pengujian kuat tarik belah beton dilakukan
15% 420000 17662,5 23,590 pada saat benda uji 28 hari dengan menggunakan
410000 Compression Testing Machine untuk mendapatkan
380000 beban maksimum yaitu beban pada saat beton
20% 375000 17662,5 19,910 hancur ketika menerima beban tersebut (P maks)
370000 dalam satuan KN.
28 450000
0% 460000 17662,5 25,761
455000
10% 420000 17662,5 23,968
420000
430000

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
7
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

Gambar 5. Hubungan Antara Variasi Fly Ash


dengan Kuat Tarik Belah
Tabel 8. Rekapitulasi Perhitungan Kuat Tarik
Belah pada Umur 28 Hari Grafik diatas menunjukan bahwa hubungan
antara variasi fly ash dengan kuat tarik belah beton
Beban Kuat Tarik awalnya mengalami penurunan di subtitusi fly ash
Fly Ash P (N) Belah ft 10%, namun pada saat variasi subtitusi fly ash
(MPa) 15% mengalami peningkatan, tetapi pada saat
170000 variasi subtitusi fly ash 20% terjadi lagi penurunan.
0% 165000 2,383
170000
160000 C. Hasil Pemeriksaan Kuat Lentur
10% 160000 Prosedur pengujian dilaksanakan berdasarkan
2,279
163000 (SNI 4431-2011), dengan benda uji berbentuk
180000 balok dengan ukuran 60 x 15 x15 cm. Benda uji
diletakkan pada alat uji lentur dengan dua titik
15% 170000 2,501
pembebanan.
180000
150000
20% 150000 Tabel 9. Rekapitulasi Perhitungan Kuat Lentur
2,147 Fly Ash P (Ton) Kuat Lentu fr
155000
(MPa)
Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium
3
0% 3,1 4,583
3
2.600
2
10% 2,1 3,072
Kuat Tarik Belah (MPa)

2.500
2
2.400 3
2.300 15% 3 4,684
3,3
2.200 2
2.100 fct 20% 1,8 2,720
1,6
2.000 Sumber : Hasil Penelitian Laboratorium
1.900
0% 10% 15% 20%
Variasi Fly Ash (%)

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
8
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

5.000
4.500
4.000
Kuat Lentur (Mpa)

3.500
3.000 Gambar 6. Hubngan Antara Variasi Fly Ash
2.500 dengan Kuat Lentur
2.000
1.500 fr
1.000 KESIMPULAN DAN SARAN
0.500 A. Kesimpulan
0.000
0% 10% 15% 20% Berdasarkan hasil penelitian “Pemafaatan Fly
Ash sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping
Variasi Fly Ash (%) sebagai Agregat pada Beton” dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Hasil pengujian kuat tekan dengan subtitusi fly
ash 0%, 10%, 15%, dan 20% berturut-turut
adalah 25,761 MPa; 23,968 MPa; 27,559 MPa;
23,213 MPa. Hasil pengujian kuat tarik belah
pada variasi yang sama berturut-turut adalah
2,383 MPa; 2,279 MPa; 2,501 MPa; 2,147
MPa. Hasil pengujian kuat lentur pada variasi
yang sama berturut-turut adalah 4,585 MPa;
3,072 MPa; 4,684 MPa; 2,720 MPa.
2. Berdasarkan hasil pengujian nilai kuat tekan
dari 0% sampai 10% mengalami penurunan
terhadap beton normal, namun dengan fly ash
3. 15% mengalami kenaikan. Akan tetapi pada
saat 20%, kembali mengalami penurunan.
DAFTAR PUSATAKA
Jadi, penggunaan fly ash dengan substitusi
15% masih aman untuk digunakan sebagai [1] K. C. S. Zein, “SUBSTITUSI FLY ASH PADA
bahan substitusi semen dalam pembuatan SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON
beton. MUTU TINGGI,”

B. Saran
[2] SNI 15-7064-2004. “Semen Portland Komposit”.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Badan Standardisasi Nasional. Bandung.
dilakukan maka sebagai bahan pertimbangan
disarankan :
1. Disarankan penelitian selanjutnya dengan
menggunakan kombinasi fly ash dan batu [3] Antoni dan Paul Nugraha, 2007.“Teknologi
gamping sebagai agregat kasar, lebih Beton”. C.V Andi Offset Penerbit,
bervariasi untuk mendapatkan suatu mutu Yogyakarta
beton yang direncanakan contohnya [4] Mulyono, Tri. 2004. “Teknologi Beton”. ANDI,
mengambil variasi fly ash di atas 10% dan Yogyakarta.
didawah 15%.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih rinci [5] Retnosari, Agustin. 2013: Skripsi, “Ekstraksi
mengenai variasi fly ash sebagai substitusi dan Penentuan Kadar Silika (SiO2) Hasil
semen yaitu antara variasi 10% - 15% dengan Ekstraksi dari Abu Terbang (Fly Ash) Batu
batu gamping sebagai agregat kasar, dengan Bara”. Fakultas Mipa Universitas Jember.
begitu akan lebih mengetahui nilai kuat tekan
yang lebih optimal.
[6] SNI 03-2847-2002. “Tata Cara Perhitungan
3. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung”
lanjut mengenai penggunaan fly ash
substitusi 15% dan batu gamping sebagai
agregat kasar untuk perencanaan beton mutu
tinggi.

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
9
Paulus Civil Engineering Journal Volume 2 No.2, Januari 2021
E- Jurnal Teknik Sipil UKI-Paulus Makassar ISSN Online : xxxx – xxxx
http://ojs.ukipaulus.ac.id/index.php/pcej

[7] I. R. Yanita, “MANFAAT FLY-ASH PADA


KINERJA BETON (THE BENEFIT OF FLY-
[10] N. Rochmah, “PEMANFAATAN BATU KAPUR
ASH ON CONCRETE PERFORMANCE),”
DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI
BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR
[8] M. Setiawati, “FLY ASH SEBAGAI BAHAN PADA CAMPURAN BETON,”
PENGGANTI SEMEN PADA BETON,”

[9] R. Gusrianto, “PENGARUH PENAMBAHAN


BATU KAPUR PADAT SEBAGAI AGREGAT
HALUS PADA KUAT TEKAN BETON
NORMAL,” vol. 3,

Pemanfaatan Fly Ash Sebagai Substitusi Semen dan Batu Gamping Sebagai Agregat pada Beton
10

Anda mungkin juga menyukai